"Tidak ...! kenapa harus Haryo" kata Cahyo dengan nada tinggi kepada ayahnya saat sang ayah mengumumkan siapa yang menjadi penerus perusahaan MENTARI MEGA JAYA
Cahyo Saputra Wijaya adalah anak pertama dan anak satu-satunya dari pasangan Sebastian Wijaya dan Ningrum Kusuma
Tapi tingkah lakunya sangat arogan, senang berjudi dan berfoya-foya berbeda dengan Haryo Putra Wijaya putra angkat dari Sebastian dan Ningrum.
Mereka mengadopsi Haryo saat masih berusia 5th dari sebuah panti asuhan BUNDA HARAPAN.
Tujuan Sebastian dan Ningrum mengadopsi karena Haryo anak dari sahabatnya Bramantyo yang mengalami kecelakaan saat akan berlibur ke Swiss yang menewaskan 1 keluarga tersisa 1 anak yang selamat karena tidak ada family maka Haryo di titipkan ke panti asuhan.
Berharap menjadi teman Cahyo bermain, tapi Cahyo kecil tidak suka dengan Haryo sehingga Haryo di asuh dengan pengasuh bayaran.
"Yah.., Haryo anak pungut tapi aku anak kandung ayah kenapa dia yang dapat posisi itu?!" kata Cahyo tak terima jika Haryo yang jadi CEO di perusahaan ayahnya.
"Karena cuma dia yang lebih kompeten di banding kamu." kata sang ayah.
Melihat tingkah laku Cahyo yang suka berjudi membuat Sebastian ragu memberikan posisi CEO buat anaknya, dan mengangkat Haryo karena Haryo lebih bisa di andalkan di perusahaannya dan semata ingin anaknya berubah menjadi lebih baik baru dia percayakan perusahaan itu kepada Cahyo.
"Aku gak terima yah seharusnya aku yang jadi CEO bukan Haryo"
"Ubah dulu perilakumu, bercermin apa yang udah kau berikan untuk perusahaan selain menghabiskan uang buat berjudi."
karena tersulut emosi Cahyo meninggalkan ruangan Ayahnya dan bersumpah akan memberi pelajaran buat Haryo karena merebut semua harta dan kasih sayang orangtuanya.
Disaat Haryo selesai rapat dengan para pemegang saham Cahyo datang ke ruangannya. "Tinggalkan perusahaan ayahku jangan merebut hal yang bukan milikmu!, Udah syukur kau di pungut dan hidup layak di keluargaku sekarang kau ingin merebut perusahaan yang bukan hakmu" Kata cahyo dengan emosinya.
"Kau bicara apa ka..? Siapa yang mau mengambil hakmu? Kau adalah kakakku aku sayang padamu ka." Haryo menjelaskan kesalah pahaman kakaknya.
Haryo heran kenapa Cahyo menuduh mengambil perusahaan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya, dan Haryo hanya membantu ayah sebastian di perusahaan karena anak kandungnya seolah sibuk dengan hobbynya yang menghambur-haburkan uang dengan berjudi.
"Apa? saudara? Aku bukan saudaramu kita berlainan darah kau anak punggut yang di besarkan ayah, Aku anak kandungnya tapi kau merebut semuanya dariku, kasih sayang bunda, Kasih sayang ayah, dan sekarang perusahaan yang seharusnya milikku."
"Aku tidak merebutnya ka, ayah hanya menitipkan padaku sampai kau benar benar mampu menjalankan perusahaan.
Tinggalkan pergaulanmu ka kalau kau mau jadi pemimpin perusahaan." Haryo terus menasehati kakaknya walaupun perkataannya tidak di anggap Cahyo.
"Ingat Haryo kalau kau tidak mau meninggalkan perusahaan ini aku bersumpah kau dan keluargamu tak akan bisa hidup dengan tenang!" ancam Cahyo sebelum pergi dari ruang kerja adiknya.
1 minggu berlalu semenjak pengangkatan Haryo sebagai CEO MENTARI MEGA JAYA Cahyo tidak pernah menampakan diri bagai hilang di telan bumi.
Bunda Ningrum bersedih memikirkan kemana anaknya itu dan sampai kapan kelakuannya berubah apalagi Cahyo tidak pulang semenjak kejadian itu.
"Cahyo kemana ya yah...? Dia tinggal di mana? udah makan apa belum sekarang?" kata bunda Ningrum kepada suaminya.
"Anakmu sudah besar bun dia udah pasti bisa hidup dan makan walaupun tidak kita suapin lagi." jawab sang suami santai.
"Kenapa gak kamu ngalah aja si yah? Biar Cahyo jadi CEO di perusahaan dan Haryo jadi pendampingnya." pinta Ningrum.
"Mau di bawa kemana perusahaan kita Bun? kamu lihat kelakuan anakmu. Yang ada perusahaan kita bangkrut di pakai buat berjudi sama dia. Udahlah bun ayah tau apa yang terbaik buat kita dan perusahaan."
Sebastian memberi pengertian buat istrinya bahwa Haryo lebih kompeten di banding Cahyo walaupun seharusnya perusahaan itu adalah hak penuh Cahyo karena dia pewaris tunggal atas semua kekayaannya.
☆☆☆☆☆☆
Di tempat perjudian Cahyo berhasil mememangkan taruhan sebesar 1 milyar karena udah terbiasa berjudi Cahyo selalu menang dan tak pernah terkalahkan.
"Hahaha.. kata siapa aku bakal sengsara kalau tidak menjalankan perusahan? Lihat aja hartaku tambah banyak dan aku akan bikin perusahaan yang jauh lebih berkuasa akan ku singkirkan semua orang yang sudah menjauhkan aku dari keluargaku sendiri." sambil meremas hasil perjudiannya dengan dendam di hatinya ingin menyingkirkan adik angkatnya itu.
"Gatot, ayo kita pulang sudah lelah aku berpesta dan ingin tidur dengan kemenanganku,!" mengajak supirnya pulang ke apartemen yang baru dia beli dari hasil judinya.
Disisi lain Haryo sedang bahagia-bahagianya mendapatkan kabar kalau istrinya Mawar Setyani hamil anak pertamanya saking senangnya Haryo membuat syukuran dan mengundang anak yatim piatu dari panti asuhan yang pernah mengasuhnya.
"Semoga kelak janinnya sehat ya bu dan selalu dalam perlindungan Tuhan aamiin" kata asisten rumah tangganya yang selalu ikut kemanapun majikanya pergi.
"Aamiin mbok.., Semoga jadi anak yang sehat ya mbok." jawab mawar sambil memegang perutnya yg belum kelihatan membuncit.
"Bu, di panggil Bapak acara mau di mulai." dan Mawar keluar dari kamarnya menuju ruang tamu tempat di langsungkan acara syukuran di mulai semua tetangga pada berdatangan dan memberi doa terbaik buat janin dan ibunya, dan anak anak yatim mendapatkan santunan di akhir acaranya.
"Pak, ibu lelah mau istirahat duluan ya" kata Mawar izin masuk kamar ingin istirahat karena seharian sibuk mengurus semua keperluan acara di bantu mbok Na pastinya.
"Ya udah Bu istirahat nanti bapak yang nemenin para tetangga." mawar segera masuk ke kamarnya dan Haryo masih berbincang bincang dengan para tetangganya.
Di kejauhan Cahyo mengamati semua dan tertawa licik. "Tunggu Haryo permainan belum di mulai puas-puaslah kamu ketawa dan bahagia sebelum kejutan itu datang menyambut kelahiran anakmu kelak hahaha.."
Sebelum Cahyo masuk ke dalam mobilnya dia meninggalkan puntung rokok di pohon yang habis dia ukir dengan pisau "KELUARGAMU AKAN MATI"
Setelah pada tetangga pulang Haryo menyusul istrinya ke kamar di lihat istrinya tertidur dengan lelapnya.
Sambil di usap perut istrinya Haryo berbicara pada anaknya. "Jangan nakal ya nak.. Jangan buat ibumu kesakitan, kau harus tumbuh menjadi anak yang kuat cerdas dan mampu berdiri di kaki sendiri tanpa bergantung pada orang lain." Setelah berbicara pada calon anaknya Haryo ikut terlelap menyusul istrinya ke alam mimpi.
Pagi menjelang Haryo bergegas berangkat ke perusahaan karena ada janji dengan pemegang saham. Dia bangun kesiangan lantaran lelah dan langsung mencomot roti di meja makan.
"Bu, Bapak duluan ya udah hampir telat." kata Haryo sambil meminum kopinya.
"Gak sarapan dulu Pak ibu udah masak nasi goreng kesukaan bapak" Balas sang istri.
"Gak keburu Bu udah telat." Sambil berlari ke parkiran mobilnya.
Di saat dia hendak melewati pagar Haryo sempet melirik pohon cemara yang di dekat pagar rumahnya "Perasaan ada yang aneh apa ya?" sambil mikir dia melanjutkan mobilnya, mungkin hanya perasaannya aja yang ada di fikirannya karena udah kesiangan dia gak sempat memeriksa pohon itu.
"Akhirnya datang juga lo Yo kirain gak masuk" kata Barra sang asisten pribadinya.
"Sorry Bar gue kesiangan habis lelah banget semalam tamunya banyak" sambil berjalan cepat menuju ruang mitting dan menyambut para pemegang saham.
"Selamat ya pak Haryo atas kehamilan istrinya semoga sehat sampai lahir ya pak." kata para peserta rapat pas Haryo tiba di dalam ruangan itu.
"Aamiin... Makasih ya pak" sambil menjabat tangan dia menjawab doa buat anaknya.
Para pemegang saham mengagumi cara Haryo memimpin perusahaan sehingga perusahaan MMJ maju pesat atas pimpinannya
Di tempat lain.
Cahyo akhirnya mendirikan sebuah perusahaan pasar gelap. Sikapnya yang dingin, Angkuh , Kejam menjadikan dia di takuti dari semua pesaingnya.
Kekejaman Cahyo terhadap lawannya sudah tidak di ragukan lagi, dia tidak peduli itu laki laki, Perempuan apa anak anak semua di bantai kalau menghalangi bisnisnya.
Cahyo merubah namanya menjadi MASTER C untuk menutupi jatidirinya. Cahyo dan Haryo di bekali berbagai ilmu beladiri dan juga cara mengunakan senjata sedari kecil untuk melindungi diri dari orang orang yang ingin mengincarnya.
Menjadi anak dari seorang pengusaha besar pasti banyak di incar dengan para pesaing bisnisnya untuk itu Sebastian melindungi ke 2 anaknya dengan beraneka ragam beladiri. Tapi di salah gunakan dengan Cahyo.
Bisnis Cahyo tak terendus oleh hukum karena kekuasaannya dari perdagangan senjata ilegal sampai narkotika dia lakukan .
Cahyo laki laki berusia 29 th beda 1 thn dari adiknya Haryo, walaupun dia memiliki wajah sangat tampan dan berkharisma tapi belum mau menikah, banyak gadis yang menyukainya tapi tidak di pandang sama sekali dengan Cahyo. Karena prinsipnya ia tidak mau punya keluarga karena hatinya udah beku dan tidak percaya akan arti kasih kasih sayang dari keluarga.
Berbeda dengan Haryo, sosok Haryo banyak di gemari kaum hawa, sopan, Tampan, romantis, Dan penuh tanggung jawab. Hampir semua pegawainya mengidolakannya dan bermimpi memiliki pasangan seperti Haryo. Tapi kesetiaan Haryo terhadap Mawar istrinya tidak di ragukan lagi.
Usia kandungan Mawar saat ini sudah mencapai 8 bulan, badannya yang makin besar karena hobby makan di masa kehamilannya membuat Haryo makin gemez dengan istrinya,
"Pak lihat anaknya aktif banget nih" kata sang istri sambil menuntun tangan sang suami untuk mengusap perutnya.
"Iya bu lagi ngapain dia ya?, lagi main bola ya nak hahahhaha" sambil mencium perut istrinya.
"Huuus Bapak, Anak kita perempuan masa main bola sih Bapak mah aneh-aneh aja" kesal dengar pendapat suaminya membuat Mawar memukul tangan suaminya di atas perutnya.
"Perempuan juga banyak Bu yang main bola hahahhaha, yang penting anak kita masih ingat dengan kodratnya sebagai perempuan."
"iya sih semoga anak kita selalu sehat dan kuat ya Pak Aamiin"
Waktu kontrol pun Haryo tidak pernah absen untuk mengantar istrinya, tanpa mereka sadari ada seseorang yang selalu mengintainya setiap hari, Haryo tidak pernah membawa pengawal semua dia yg mendampingi istrinya dari kontrol, Belanja kebutuhan calon anaknya dan kegiatan lainnya di luar perusahaan pastinya.
Mendekati masa masa kelahiran putrinya Haryo sering bekerja di rumah sambil menjaga istrinya, dan Barra yang pasti di repotkan bolak balik antara rumah dan kantor. untuk minta tanda tangan bossnya. Urusan kantor Haryo menyerahkan sepenuhnya kepada Barra sang asisten sekaligus sahabatnya. Karena barra sangat jujur dan cekatan juga cerdas membuat Haryo menempatkan Barra sebagai asisten pribadinya.
Ayah Sebastian dan Bunda Ningrum juga begitu adil dalam menjaga calon cucunya, dia tidak sabar menanti kapan cucu pertamanya lahir dan menemaninya di masa-masa tuanya.
Bunda ningrum begitu perhatian sama Mawar dari pola makan, Kegiatan apapun dia yg mengawasinya langsung karena dia gak mau kalau nanti menantun dan calon cucunya celaka.
Hingga detik-Detik kelahiran putri pertama mereka tiba.
Di Markas Kla Lion
"Gawat Boss......!" Bimo datang sambil berlari menghampiri bosnya.
"Pengiriman kita terendus polisi, kayanya ada yang membocorkan transaksi kita Bos, untung kita masih bisa lolos jadi barang aman."
"Kurang Ajaaaaar...! Siapa yang mau bermain main denganku,? mau cari mati dia."
"Gatot periksa semua cctv tempat kejadian, kalau ada yang mencurigakan hubungi aku!, Bimo Kamu selidiki semua anak buah kita, pasti ada penyelusup masuk ke markas kita tangkap dan seret dia ke hadapanku.!" perintah sang penguasa kegelapan siapa lagi kalau bukan Cahyo si master C
Cahyo begitu geram saat transaksinya gagal selama dia beroperasi tak pernah sedikitpun terendus hukum.
Saat semua orang tegang karena boss mereka sedang murka tiba-tiba terdengar suara telpon berdering.
"Mmmm, Ada berita apa?"
"Boss.... Sepertinya Bu Mawar malam ini mau melahirkan" kata seseorang yang di utus untuk mengintai semua gerak gerik keluarga Haryo.
"Hahahahahhaha..... Bagus sebentar lagi drama anak mas akan di mulai, tunggu Haryo bagaimana rasanya kehilangan orang yang kau cintai." sambil mengengam gelas berisikan agur lalu di lemparkan gelas tersebut.
Di kediaman Haryo
"Pak... Perutku sakit, kayanya anak kita mau lahir pak."
"Sabar ya Bu kita akan segerah kerumah sakit, ibu harus kuat ya."Haryo menggendong istrinya sambil berteriak memanggil supirnya.
"Udiiiin..... Siapkan mobil, kita langsung ke rumah sakit malam ini!"
"Mbok Na... Hubungin Ayah dan Bunda ya kasih kabar Mawar mau melahirkan suruh segerah ke rumah sakit!"
Mobil mereka berlalu menuju ke rumah sakit terbesar di pusat kota, tanpa mereka sadari seseorang mengikuti mobilnya.
Di rumah sakit team dokter yang di hubungi Tuan Sebastian sudah menanti pasien kehormatan yang mau bersalin. Pas Haryo sampai mawar langsung di tangani team dokter hingga terdengar suara tangis bayi.
"Selamat ya Pak, Bu, Putrinya lahir dengan selamat cantik seperti ibunya." kata sang dokter yang menangani kelahiran cucu konglomerat itu.
"Alhamdulillah Yah... Akhirnya Bunda punya cucu sebentar lagi ada yang manggil bunda dengan sebutan oma." Bunda Ningrum berkata sambil menghayal sedang bermain bersama cucunya.
"Yuk Bunda kita masuk, jangan melamun trus kapan kita bertemu cucu kita." ucap sang ayah yang menyadarkan bunda dari hayalannya.
Kebahagiaan keluarga besar Tuan Sebastian menyambut kelahiran cucu pertamanya sehingga melupakan sejenak anak kandungnya yang tak kunjung pulang semenjak kejadian itu.
Sambil mengendong cucunya Bunda Ningrum menangis teringat putra kandungnya, Rasa kangen yang mendalam terhadap sang putra membuat dia tak henti hentinya menangis sambil menciumi cucunya.
"Seandainya Cahyo juga punya anak pasti Bunda merasa paling bahagia sedunia yah, kapan anak itu pulang? Bagaimana kabarnya sekarang? Bunda kangen yah...hik..hik...hik.."
"Sabar Bunda pasti suatu hari nanti anak itu kembali ke pelukan kita." ujar sang suami menenangkan istrinya.
"Oh iya Haryo apa kau sudah menyiapkan nama buat cucu opa yang cantik ini?" Pertanyaan ayah Sambil mencium cucunya di gendongan istrinya.
"Sudah Yah , kami memberi nama DIAH PERMATA NINGRUM, karena dia perhiasan di dalam rumah dan berharap memiliki kesabaran seperti Omanya." ungkapan Haryo yang begitu mengagumi sosok bundanya yang telah membesarkannya dengan kasih sayang tanpa membeda bedakan dirinya dengan putra kandungnya di aamiinkan oleh semua keluaga.
"Subhanallah... Nama yang cantik seperti wajahnya." bunda tak henti hentinya menciumi cucunya sambil mengendongnya.
Kebahagiaan itu menimbulkan iri sosok yang ngamatinya dari kejauhan Amarah dan Dendamnya semakin memuncak saat melihat kedua orang tuanya tersenyum bahagia seakan akan melupakan dirinya.
Mawar memandangi wajah polos putrinya yang sedang tertidur di sebelahnya, di usapnya pipi bayi munggil itu
"Pak lihat deh!" memanggil sang suami yang sedang duduk di sofa sambil meminum kopinya.
"Kenapa Bu?" Haryo menghampiri istrinya.
"Ko anak kita mempunyai tanda lahir seperti bulan sabit ya Pak," jari mawar menunjuk kebagian pundak putrinya, terlihat sebuah tanda seperti berbentuk bulan sabit berwarna hitam.
"Kaya tato ya Pak?" sambil mengusap usap tanda tersebut berharap akan hilang.
"Biarin lah Bu Kalau pakai baju gak kelihatan ini." ujar sang suami santai
DI TEMPAT LAIN
"Gatot... Bimo...! Nanti Pas saat anak Haryo pulang kita ambil anaknya,! siapkan anak buah kita yang cukup kuat aku tidak mau mendengar kata kegagalan!" Cahyo tersenyum licik dan membayangkan gimana perasaan haryo, ayah Dan bundanya saat kehilangan anak dan cucu yang mereka nanti - nantikan.
"SIAAAP BOSS" jawab mereka serempak
Cahyo memutar mutar anak panah kecil di jarinya sambil tersenyum licik di pandangi foto Haryo di hadapannya dan langsung melemparkan anak panah tersebut tepat menancap di hidung gambar itu.
"Kau tau Haryo bagaimana rasanya kehilangan, Kau sudah mengambil semua yang aku miliki, kini saatnya aku akan mengambil yang kau punya Hahahhaha"
Satu persatu anak panah itu di lemparkan ke wajah gambar foto Haryo hingga habis semua, Cahyo ingin membunuh anak itu dan menyerahkan bukti kematiannya kepada Haryo, supaya Haryo dan kedua orang tuanya mengalami kesedihan mendalam seperti yang di alami Cahyo saat pergi dari keluarganya.
Selama ini Cahyo tidak tau betapa sedihnya ayah dan bundanya saat anak semata wayangnya pergi dan belum kembali, Segala usaha sudah Tuan Sebastian lakukan untuk mencari di mana anaknya dan tidak menemukan titik temu keberadaan cahyo.
DI RUMAH SAKIT
Setelah 3 hari Mawar dan putrinya di rawat pasca kelahiran mereka sudah pulih dan di izinkan untuk pulang.
Bunda Ningrum yang paling sibuk mengatur kepulangan putri menantu dan cucunya, dari desain kamar bayi sampai pakaian yang harus di pakai pada cucunya semua dia yang mempersiapkannya.
Di rumah sakit bunda juga yang memakaikan pakaian cucunya dan ingin mengendongnya keluar dari rumah sakit, mereka cuma membawa 1 mobil untuk menjemput Mawar dan anaknya.
Pas di pertengahan jalan mobil mereka di hadang oleh 5 mobil hitam dengan persenjataan lengkap. Mawar dan bunda ketakutan mereka menangis sambil berpelukan , sedangkan ayah dan Haryo mengambil senjata yang selalu dia bawa buat jaga diri.
Haryo dan ayah keluar dari mobil berusaha melawan pada perampok itu tapi mereka kalah jumlah dan terjatuh dengan muka babak belur. Bayi Permata di ambil paksa dari gendongan Bunda. Setelah mendapatkan targetnya perampok itu pergi meninggalkan sang korban di jalanan.
"AYAAAAH... HARYO..., bangun sayang..." kata sang bunda mencoba menyadarkan suaminya dan putranya.
Mawar menangis histeris gak ada berhentinya melihat suaminya pingsan dan putrinya di culik oleh perampok itu Lama kelamaan mawar juga jatuh pingsan kecuali bunda tentunya, Karena dia berusaha tegar biar tidak ikut ikutan pingsan.
Di rumah sakit Haryo dan Ayah Sebastian sadar sambil mengingat ingat apa yang terjadi pada mereka ,matanya berkeliling melihat lihat dinding ruang kamar yang semua berwarna putih.
Ayah mengutus semua anak buahnya untuk mencari tau siapa orang yang sudah menculik cucunya, sambil berfikir apa dia atau Haryo mempunyai musuh/pesaing bisnis yang ingin menjatuhkannya.
☆☆☆☆☆☆
"Boss... Ini bayinya Haryo," Bimo menyerahkan bayi itu kepada Cahyo.
"Hahahahahahaa, bagaimana rasanya Haryo enakkan rasanya kehilangan?" di usapnya pipi bayi mungil yg ada di gendongannya, di pandangin wajah polos tak berdosa itu.
Tak terasa air mata Cahyo menetes di pipinya, dan langsung dia usap karena Cahyo gak mau terlihat cenggeng di depan anak buahnya, di ciumnya bayi itu lalu di berikan kembali kepada Bimo.
"Bunuh Bayi itu Bawa buktinya dan serahkan kepada Haryo dan keluargaku."
Bimo langsung bergegas pergi membawa bayi itu atas perintah Bossnya yang kejam itu, di sepanjang perjalanan menuju hutan Bimo terus memandang bayi yg sedang tertidur di pangkuannya.
"Kau lucu, cantik dan tak berdosa, apa aku tega membunuhmu Nak." Bimo bimbang dengan hatinya antara perintah dan kasihan berperang di dalam hati Bimo. Menginggat Bossnya yang kejam dan tak memberi ampun bagi siapapun yang menentangnya membuat Bimo terpaksa melaksanakan tugasnya.
Sesampainya di tengah hutan di saat dia ingin membunuh bayi itu Bimo teringat akan adik perempuannya dimana dia hanya memiliki 1 orang adik dalam hidupnya yg meninggal karena bunuh diri di saat anaknya lahir dan meninggal.
Bimo jadi mengurungkan niatnya dia memerintahkan temannya untuk berburu binatang dan darahnya di kucurkan ke pakaian sang bayi yg sudah dia sobek2 sebagai bukti kalau dia sudah membunuh bayi itu.
Sedangkan Bayi Permata di bungkus pakai daun pisang di masukkan ke kerdus dan di hanyutkan ke sungai.
"Hanya ini yang bisa paman lakukan nak, semoga ada seseorang yang menemukanmu dan merawatmu dengan kasih dan sayang."
"Dan kamu, Jangan pernah menceritakan apapun yang kamu lihat hari ini pada siapapun termasuk kepada Boss kita, karena bukan hanya aku yang bakal mati tapi kamu juga karena gak menjalankan perintahnya."
"Iya bang saya akan menjaga rahasia ini, saya juga gak tega kalau harus membunuhnya."
Setelah menjalankan perintahnya Bimo dan 1 temannya kembali ke markas Master C menyerahkan bukti kalau dia sudah menjalankan perintahnya.
"Bayi itu aku tinggalkan di hutan dan di mangsa binatang buas Boss." kata Bimo sambil menunjukan baju bayi yang berlumuran darah itu.
"Bagus serahkan bukti ini kepada Haryo dan Keluargaku, beri kata pesan ( ini belum seberapa di banding yang sudah kamu lakukan kepadaku ), Hahahahahaha"
Bimo segera melaksanan tugasnya, dia memaketkan baju bayi itu dengan di bungkus kertas kado.
DI KANTOR MENTARI MEGA JAYA
"Bagaimana hasil penyelidikanmu Barra,
siapa yang sudah menculik anakku?"
"Dari plat nomor yang sempat kerekam cctv, aku menyelidiki siapa pemilik mobil itu Yo, mobil itu di jual 1 tahun yang lalu dan pemiliknya membeli 20 unit mobil yang sama, dan dia seorang mafia yang paling di takuti Yo." kata Barra sambil menunjukan bukti cctv yang dia ambil di tempat perkara.
"Mafia.... Apa hubungannya dengan keluargaku ya? Apa ayah pernah punya masalah sama mafia itu? Aku harus membahas masalah ini sama ayah."
Haryo segera pergi meninggalkan kantornya dia sudah tidak sabar ingin cepat cepat bertemu dengan ayahnya.
Sepulang dari rumah sakit Haryo dan Tuan Sebastian langsung mencari siapa pelaku penculikan itu dan apa motifnya hingga dia tega membawa bayi tidak berdosa itu.mereka melupakan rasa sakit di tubuhnya .
"Assalamualaikum Ayah," Haryo langsung masuk ke dalam rumah tanpa mengetuk pintu lagi, tanpa berbasa basi dia menunjukan berkas yang di berikan Barra kepada Tuan Sebastian.
"Yang menculik anakku seorang mafia ayah"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!