NovelToon NovelToon

Istri Simpanan Tuan Arga

Tersasar di sebuah desa

'' Kalian harus menikah!'' Tegas pak RT.

Seorang pria yang terjebak atau di jebak di sebuah gudang bersama seorang wanita yang samasekali tidak ia kenal.

Arga Wijaya. Seorang pria yang tampan bak Artis Bollywood. Adalah seorang CEO di Perusahaan milik Papanya. Arga telah mempersunting Istri lima tahun silam.

'' Tapi, Pak! Ini semua hanya salah paham pak. Saya mohon, saya tidak mau menikah dengan wanita itu. Saya sudah mempunyai istri Pak.''Ijar lelaki itu sambil memohon.

''Iya Pak. Ini hanya salah paham, tidak mungkin kami melakukan hal sekeji ini Pak.'' Sambung wanita itu tatkala memelasnya.

Andini Kusuma Pratiwi. Seorang pegawai di restauran, ia mengandalkan pekerjaan itu untuk mencukupi kebutuhannya serta adiknya.

'' Benar Pak. Saya rasa, ada yang sengaja menjebak Kami pak.'' Kata lelaki itu meyakinkan pak RT

Disinilah mereka sekarang, di balai desa. Mereka sedang di hakimi pak RT dan warga yang sudah ngumpul di balai desa.

' Pak, malam ini kita ada pertemuan penting dengan klien kita yang dari luar negeri pak.' Ucap sekretaris Arga dari sambungan telepon.

'' Yasudah. Saya akan menghadiri pertemuan itu, tolong segera sherlock tempat nya dimana dan jangan lupa, kamu harus menemani saya.'' Sahut Arga.

' Tidak bisa pak!' Katanya menolak.

'' Apanya yang tidak bisa? Kamu sudah bosan bekerja dengan saya?'' Tanya Arga kesal.

'Bukan begitu Pak. Tapi malam ini saya sudah janji sama Istri saya, untuk merayakan ulang tahun Anak Saya Pak. Sekali lagi Saya minta maaf pak. ' Ucap Revan tak enak hati.

'' Okelah. Saya akan pergi sendiri nanti.'' Arga langsung memutuskan panggilan secara sepihak dan ia langsung melesat dari parkiran menuju tepat pertemuan yang sudah dia atur oleh rekan bisnisnya.

'' Baru jam tujuh. Aku masih ada waktu untuk menemuinya sebentar. '' Gumam Arga.

Ting!!

Suara pesan masuk dari ponsel Arga.

' Ini alamatnya pak bos, sekali lagi saya minta maaf ya, pak bos. Saya tidak bisa ikut menemani pak bos.' Arga hanya

membaca pesan dari sekretaris-nya tanpa berniat membalasnya.

Saat menyusuri alamat yang di kirim sekretarisnya itu. Arga sudah mulai curiga dengan jalan yang di lalui nya ini, sebuah perdesaan dan apa ini? Apa jangan-jangan Arga tersesat?

'' Ini bener gak sih?'' Gumamnya, hampir dua jam dia di perjalanan. Tapi tak kunjung menemukan alamat, malah Ia tersesat di sebuah perdesaan yang entah macam mana Ia bisa sampai sini.

Karena tidak ingin terjadi sesuatu. Arga langsung menghubungi sekretaris nya itu untuk menanyakan alamat yang Ia kirim benar atau tidak.

'Halo pak bos, ada apa pak bos ? '' Tanya Revan.

'' Revan. Ini benar atau tidak alamat yang kamu kirim? kenapa saya rasa saya seperti tersesat? saya sudah dua jam lebih di jalan, tapi yang saya temui bukannya resort, malah perdesaan.'' Kata Arga kesal.

'' Ini benar apa tidak sih alamatnya Revan?'' Sambung nya lagi.

' Kalau soal benar atau tidaknya, saya kurang Tau pak bos, soalnya saya dapat alamat itu dari pak Rio, dia bilang itu alamat resortnya dia, yang akan bapak kunjungi bersama rekan bisnis kita Pak.' Ucap Revan tak enak hati.

'' Lain kali di cek betul-betul. Kalau begini kan susah. Yasudah lah. '' Arga langsung mematikan sambungan telepon.

Saat hendak melajukan mobilnya, samar-samar Ia mendengarkan suara wanita minta tolong. Sontak saja buku kuduk nya merinding.

'' Suara siapa itu, siiaall. Mana gak ada orang lewat lagi. '' Gumam Arga yang mulai ketakutan.

'' Tolong. Siapapun tolong Saya, saya terkunci dari luar. '' Teriaknya lagi dan itu masih di dengar di telinga Arga.

bersambung!!!!!

yuk pantengin terus perjalanan cinta Arga dan Andin 😊

Terjebak di dalam gudang tua

Entah hantu apa yang menghampirinya. Arga langsung keluar dari mobil dan langsung mengikuti asal suara wanita tersebut.

'' Tolong.... tolong saya. Siapapun di luar tolong. Saya terkunci dari luar. '' Suara wanita itu kian menambah kuat.

Tibalah Arga di sebuah gudang kosong. Suara itu semakin kuat, Arga pun semakin mempercepat langkahnya, hingga akhirnya Ia sampai di depan pintu gudang itu.

" Hallo, apa ada orang di sini?" Arga menyapa orang di balik pintu gudang itu.

" Iya... tolong saya tuan. Saya terkunci dari luar. Saya mohon tuan, keluarkan saya dari sini." Ucap wanita itu memohon.

"Ba-baik. Kamu menyingkir lah dari situ, Saya ingin mendobrak pintu ini. " ucap Arga memberi instruksi.

"Satu, dua, tii....gaaa..."

Brakk!!!

Pintu pun terbuka dan nampak lah seorang gadis yang sedang ketakutan.

"Apa kamu, tidak apa-apa?" Tanya Arga khawatir.

" Iyaa tuan. Saya tidak apa-apa. Terimakasih, telah menolong saya tuan. " Ucap Andin.

" Syukurlah kalau, kamu tidak apa-apa." Kata Arga lega.

"Yaudah kalau begitu, saya permisi dulu." pamit Arga.

Saat Arga hendak menuju pintu keluar. Tiba-tiba saja pintu tertutup dengan keras, seperti ada yang mendorong pintu itu dengan sangat-sangat keras.

Brakk!!!

" Astagfirullah! " Ucap gadis itu sambil mengelus dada.

" Siapa lagi ini yang nutup pintu. " Kata Arga agak kesal.

Saat hendak memutar handle pintu, tiba-tiba saja tidak bisa di buka.

" Ya ampun pintunya terkunci. " Ujar Arga panik.

" Ya ampun kok bisa terkunci tuan ?" Tanya Andin panik.

" Mana, saya tau." Sewot Arga.

Arga terus menggedor-gedor pintu. "Buka pintunya, siapapun di luar, tolong bukain.''

Tiga puluh menit sudah, mereka di dalam. Tapi tak kunjung di buka juga pintunya.

Arga maupun Andin sudah pasrah. Jikalau ada malaikat yang di turunkan sang tuhan, maka mereka berdua pasti sudah berada di rumah sedang tidur manis.

Hingga larut malam. Mau tidak mau mereka harus bermalam di gudang tua ini, agak sedikit aneh sih. Kenapa bisa mereka terjebak di sebuah gudang kosong yang hanya cuma mereka berdua?

Malam yang siiiiaaallll, bagi mereka di tambah cuaca yang tidak mendukung. Angin sudah kencang di luar dan itu membuat ke dalam gudang. Angin yang di sertai petir yang tak lama turun lah hujan yang deras.

Malam semakin larut, angin pun tak bisa lagi di tolak untuk berhenti.

" He-hwehh, dingin banget. " Gumam Andin gemetaran menggigil menahan dinginnya malam hari ditambah hujan yang semakin deras.

Kejadian itu tak luput dari perhatian Arga. "Nih, pakai saja, jas saya, biar Kamu tidak kedinginan"

"Terimakasih, tuan."

" Hmmm."

Keesokan harinya, mereka telah terbangun dari tidurnya. Saat mereka hendak menggedor pintu, berharap ada orang yang ingin membantu mereka untuk terbebas dari sini.

Belum sempat Arga ingin menggedor pintu. Pintu sudah terlebih dulu terbuka dan dari luar sudah banyak sekali orang-orang yang mengerumuni mereka.

" Sedang apa, kalian di sini?" Tanya salah satu warga.

" Ka-kami, terkunci di sini. " Jawab Arga.

" Bohong. Jangan-jangan, kalian berbuat mesum di kampung Kami?"

"Apa tidak ada tempat yang bagus untuk kalian seperti ini?"

Para warga sudah tersulut emosi melihat pemandangan di depan mata mereka, padahal ini semua tidak seperti yang mereka pikirkan.

"Ti-tidak. Pak, bu. Kami tidak melakukan apapun di sini, kami hanya terkunci saja di sini. Kami tidak berbuat yang tidak-tidak pak, bu." Bela Andin.

"Benar bapak-bapak, ibu-ibu. Kami tidak melakukan hal yang tidak senonoh. Saya di sini hanya ingin menolong dia, yang sedang terkunci dari luar, jadi saya berniat untuk membantunya dengan cara mendobrak pintu ini.

Setelah pintu terbuka tiba-tiba saja pintunya terkunci dari luar, Pak, Bu. Saya berani sumpah, saya tidak ngapa-ngapain dengan gadis ini." Berharap bakal di maafin dari warga, tapi malah sebaliknya.

" Tidak mungkin. Aneh sekali cerita kalian, yang tiba-tiba saja terjebak di dalam gudang. "

"Udahlah, kalian jangan ngeles lagi. Pak RT tolong hakimi mereka jangan diam saja dong. gimana sih pak RT. Kami tidak mau kampung kami terkena siiiiaaallll gara-gara perbuatan yang menjijikkan yang di lakukan mereka ya pak RT.'' Ancam warga.

" Sudah-sudah. Kalian jangan berisik.''

" Ayo pak, bu. Ikut saya ke balai desa. Kita selesaikan masalah ini dengan kepala dingin." ajak pak RT memberi solusi.

'' Tapi kami, tidak melakukan itu pak.'' Arga masih berusaha sekuat tenaga untuk tidak di bawa ke balai desa.

'' Saya tidak bisa menjamin, kalau yang bapak ucap kan itu benar atau tidak. Maka dari itu, ayo ikut saya ke balai desa, kita selesaikan masalah ini. ''

Bersambung....

Terpaksa harus menikah

Mau, tidak mau. Mereka ikut dengan Pak RT, serta warga ke balai desa, untuk di interogasi.

'' Kalian, harus menikah!'' Tegas pak RT.

" Tak ada pilihan lain. Kalian harus menikah secepatnya." Tekan pak RT.

'' Tapi, pak! Ini semua... hanya salah paham pak! Saya mohon, saya tidak mau menikah dengan wanita itu. Saya sudah mempunyai istri Pak!'' Ujar Arga sambil memohon.

''Iya Pak. Ini hanya salah paham. Tidak mungkin Kami melakukan hal sekeji ini pak.'' Sambung Andin tatkala memelasnya.

'' Saya tidak bisa kasih pilihan lain. Sekarang bersiap-siap, sebentar lagi ijab qobul kalian akan di mulai. Saya harap kalian bisa menerima ini." Pak RT langsung menyuruh warga untuk membawakan penghulu dan beberapa orang penting atau petuah di desa ini sebagai saksi pernikahan mereka.

Apa boleh buat nasi sudah jadi bubur Satu kata yang ingin mereka ucap kan yaitu Siiiiaaallll!!!!.

'' Saya menyesal, telah menolong mu! Lihat lah sekarang, kenapa saya yang harus kena getahnya.'' Kesal Arga.

'' Maaf Tuan, saya minta maaf karena Saya, tuan jadi kena masalah.'' Ucap Andin tak enak hati.

'' Sudah lah, nasi sudah jadi bubur. '' Selang dari percakapan itu penghulu dan beberapa saksi yang di panggil warga pun sudah datang dan pernikahan mereka siap akan di laksanakan.

Sahh?

Sahhh!!!

Akhirnya, pernikahan paksa ini pun terjadi, tanpa kehendak mereka berdua. Ikatan ini melingkar di diri mereka berdua.

''Selamat. Kalian sudah menjadi suami istri.'' Ucap pak Penghulu memberikan selamat.

Di dalam mobil, nampak kedua pengantin yang baru beberapa menit melangsungkan pernikahan paksa, tampak berpikir.

Ingin ku taruh dimana wanita ini? Kalau aku jujur sama istriku, pasti dia akan marah besar. Pikir Arga.

'' Saya bingung. Kamu mau saya taruh dimana? Kalau saya bawa Kamu ke rumah, pasti istri saya akan marah besar. Akhh!! Kenapa ini semua terjadi? '' Arga berteriak prustasi.

'' Saya akan tetap, tinggal di rumah saya, tuan.'' usul Andin.

'' Apa Kamu, sudah tidak warrass? Saya tidak ingin berurusan dengan warga lagi. Ini saja sudah cukup membuat kepala, saya sakit.'' Kesal Arga dengan usulan yang tak masuk logika yang di lontarkan Andin.

Sedangkan, Andin dia hanya terdiam, dia kalut sama pikiran nya sendiri. Bagaimana dengan masa depan nya dan adiknya? Kalau sekarang dia sudah seperti ini.

Tiba-tiba saja, terlintas ide di dalam otak Arga.

'' Bagaimana kalau Kamu, pura-pura jadi pembantu di rumah saya? Agar istri saya, tidak curiga dengan pernikahan kita ini. Lagipula di rumah saya. Saya lagi mencari pembantu, jadi Kamu mau atau tidak?'' Tanya Arga.

'' Saya ikut apa kata, Tuan saja, selagi saya masih ada tempat untuk saya tinggalin. Tapi Tuan bagaimana dengan pekerjaan saya?'' Bingung Andin.

'' Kamu kerja di mana, rupanya?'' tanya Arga.

'' Di Resort. Rio Andiguna, tuan.'' Jawab Andin.

'' Apa! Itu Resort yang akan, saya datangi untuk pertemuan dengan klien saya dan yang punya Resort itu teman saya.'' Kata Arga.

'' Masalah pekerjaan kamu, nanti kita pikirkan. Sekarang kita harus pulang ke rumah saya dulu. Saya ingin kamu bisa menutup rahasia ini rapat-rapat dan bersikap lah seperti biasa Seolah-olah tidak ada kejadian aneh yang sedang menimpa kita. Kamu paham?'' Andin pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti

Bersambung

jangan lupa dukungan nya ya Kaka abang-abang, biar Akunya semangat bikin ceritanya dan semoga bisa menghibur kalian yaa!!!

babayy see you next time 😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!