"Dengarkan aku baik baik"kau harus membantu Pamanmu itu bekerja di bar sebagai gantinya kau tetap tinggal di sini.
"Tapi,bik"ucap bellanca yang menolak karena ayahnya semasa hidupnya berpesan kepada dirinya agar dia menjadi anak yang baik, selalu jujur dan megambil keputusan yang tepat selalu berjalan di jalan kebenaran,dan menjadi anak yang patuh dan penurut.
"Ngak usah pakai tapi-tapi malam ini kamu harus melakukannya, dengar pamanmu hari ini ngak ada dia sedang pergi ke luar kota jadi kamu ngak usah macem macem ngerti".
"Heyyy ngerti tidak"sambungnya
"Apa tidak ada pekerjaan lain bik? kenapa harus kerja di bar"
"Tidak ada dengar jika kau ingin patuh sesuai dengan pesan ayahmu sebelum mati itu maka patuhilah apa yang ku katakan,apa susahnya membalas Budi seseorang yang telah menumpang kang mu hidup"
Bellanca hanya diam sambil menundukan kepalanya.
"Kamu tau dengan dahan kayu singgah seperti itulah hidupmu sekarang ini yang kami harus tanggung"jelas intan sambil beranjak pergi meninggalkan Caca.
Bellanca atau sering di panggil dengan sebutan Caca itu nama panggilan yang diberikan oleh ayahnya kepadanya saat Bellaca masih kecil ayahnya memanggilnya dengan sebutan Caca.
"Ayah aku sangat merindukanmu,ayah kenapa kau cepat sekali perginya".
Hikssss ,,,,,,,,hiksssss tangis Caca pecah dia teringat dengan Ayahnya sama sekali tidak pernah berkata kasar dengan dirinya apalagi sampai bernada suara tinggi ketika berbicara dengannya bahkan ayahnya tidak pernah marah terhadapnya.
"Kenapa bibik jahat sekali ayah, dia berbeda dengan paman Harun,paman Harun baik bibik jahat sekali ayah dia memaksaku untuk bekerja di bar ayah.
Caca berbicara sendiri sambil menagis di dalam kamarnya dia mengadukan semua perlakuan yang dia dapat selama dia tinggal di sini kepada ayahnya semenjak ayahnya meninggalkannya Caca sama sekali tidak pernah mendapatkan perhatian dan kasih sayang sepertinya yang di lakukan ayahnya waktu dulu.
"Kenapa ayah cepet-cepet pergi meninggalkan caca apa ayah tidak sayang sama Caca"Caca pengen ikut ayah aja Caca ngak mau Tingal di sini. hikkkssss,,,,,,hiksssss Caca menagis sejadi jadinya Caca tengah duduk di lantai sambil menekuk kedua kakinya dan matanya sedang memandangi bintang-bintang di langit lewat cendela kamarnya.
"Caca"pangil intan sambil mengedor-gedor pintu kamar caca dengan keras
Owh kau pura pura tidak mendegar ya buka pintunya sekarang juga.
"Dasar anak ini"gerutu intan
Ceklekk suara pintu terbuka
"Ada apa bibik?"tanya Caca sambil mencoba menyembunyikan wajahnya yang tengah sembab karena terus menagis.
"Kamu habis nagis?"
"Ngak kok bik"
"Baguslah untuk apa aku menghawatirkan itu"sekarang kamu siap-siap kita harus pergi.
"Pergi ke mana bik?"tanya serius Caca yang tidak tahu kemana bibiknya akan mengajak dirinya.
"Kita akan pergi makan,saya mau makan diluar bosen masakan rumah".jelas intan
"Apa bibik menang 4 angka"
"tidak masang hari ini"emangnya
kenapa kamu nanya.
"Tidak,tapi bibiknya Sera tadi siang menang 2 angka"
"Sera teman kamu itu?"
Caca megangukan kepalanya
"Kalo kamu ketemu sama Sera bilang sama mamanya Sera kasih tau nomor togel ok"
"Iya bik"
"Sudah sana kamu siap siap kita akan makan malam"pinta intan
5 menit sudah Caca di dalam kamarnya dia tengah bersiap siap untuk pergi makan malam.
"Caca ayok buruan bibik sudah laperrr"teriak intan yang memperingatkan Caca agar tidak lama.
"Sebentar bik"sahut Caca dari dalam kamarnya.
Seketika mata intan terbelalak melihat wajah Caca yang begitu manis dan cantik terlihat sangat cocok dengan pakaian yang ia kenakan rambut yang di kuncir dan ada beberapa anak rambut yang di depan tidak ikut terikat.
"Ternyata aku memilih seseorang yang tepat"ucap intan (dalam kalbu).
Caca yang melihat bibiknya tidak berhenti memandangi wajahnya sampai tidak berkedip.
"Bik ada apa?,apa ada yang salah dengan pakaian yang aku kenakan aku tidak mempunyai pakaian lain yang bagus dari pada ini,aku hanya punya ini".
"Tidak ayok cepat apa kau ingin membuat ku mati karena kelaparan"ucap intan sambil pergi dan diikuti oleh Caca.
Di tengah perjalanan mereka Caca melihat keramaian kota Caca duduk di samping bibik intan matanya memandang ke arah depan sambil memperhatikan pengendara lain.
Tapi anehnya adalah mereka telah melewati banyak sekali restoran tetapi tidak sekalipun mereka berhenti,kerena penasaran menayangkannya pada bibiknya.
"Bik, Emangnya kita mau makan ke restoran mana?"tanya Caca yang ragu-ragu dia takut berbicara salah pasti bibiknya akan memarahinya.
"Terserah saya mau makan dimana"jawab singkat intan masih pokus dengan jalan dan tangan yang masih menyetir.
Setelah mendapat jawaban ketus dari bibiknya Caca tidak berani lagi untuk menanyakannya Caca lebih memilih untuk diam.
Tidak lama kemudian mobil mereka berhenti
Bibik Intan yang turun duluan tapi Caca masih belum turun Caca megamati tempat yang ingin mereka datangi memperhatikan tempat itu dari kaca jendela mobil dia merasa aneh dengan tempat yang ingin di kunjungi oleh bibiknya itu.
"Caca ayok buruan" pinta intan.
Mendegar bibik yang memangilnya Caca langsung buru buru turun dan menghampiri bibik intan
"Bramble"Caca membaca nama tempat itu
"Bibik sepertinya ini bukan restoran yang di maksud"
"Memang bukan"ayok masuk ajak intan sambil berjalan masuk.
Caca yang merasa aneh dengan tempat itu memilih untuk tidak masuk dia berfikir untuk menunggu di luar saja,di tambah lagi dengan bulu kuduk Caca yang merinding dengan tempat itu.
"Kenapa Dingin sekali, tempat apa ini"caca bergumam sendiri.
Melihat Caca yang masih mematung di dekat mobil.
"Ayok masuk"ucap intan sambil menarik tangan Caca mengajaknya supaya masuk ke dalam.
"Tapi bik, perasaan kuh ngak enak"jawab jujur caca.
Namun intan tidak memperdulikan perkataan Caca meskipun Caca tidak mau,intan masih saja tetap saja memaksakan kehendaknya.
Alangkah kagettnya Caca melihat semua orang yang berada di dalam tempat itu semua orang tengah bersenang-senang sambil memegang gelas berjoget-joget dengan pasangan Meraka masing-masing dan terdengar suara musik yang keras sehingga Caca sulit mendegar perkataan mereka.
"Bibik tempat apa ini,apakah ini bar?"tanya serius Caca.
Caca sama sekali tidak tahu dengan tempat seperti ini dia sama sekali belum pernah ke tempat seperti ini.
"Apakah kamu menikmatinya?"
"Bibik aku bertanya tempat apa ini?"
Tidak lama kemudian seseorang wanita mengenakan mini dress berwarna merah dress itu memperlihatkan seluruh lekuk tubuh wanita itu, menghampiri mereka.
Haii bos"sapa wanita itu
"Haii"jawab bibik intan
"Bos kau mau memperkejakan dia disini?"tanya wanita itu sambil memegang gelas yang berisi wine.
Bukankan kau tahu sendiri boss keaadaan bar ini,sambung wanita itu sambil meminum wine.
" Ya aku megerti Kenalkan ini Caca dan Caca ini rere"ucap bibik intan yang memperkenalkan mereka.
"Aku, Rere"ucap Rere yang memperkenalkan dirinya
"Caca"balas caca
"Kamu terlihat sangat mudah sekali? berapa usiamu"taya Rere
"16thn"jawab caca
"Dengar boss apa kau sudah gila dia masih kecil sekali"bisik Rere di telinga intan
"Tapi tubuhnya juga bagus"jawab intan berbisik di telinga Rere.
"Iya boss dia cantik sekali,apa dia kau suruh?"ahh boss kau pintar sekali demi memikat pengunjung supaya bar mu ini tidak tutup.
Intan hanya tersenyum tipis
"Tapi boss kau menemukan dia darimana?"
"Dia keponakan suamiku"
"Apa"pekik Rere yang kagett dengan perkataan intan
"Jangan keras keras nanti dia dengar"
"Kau memang sudah gila boss bagaimana kalo, suami mu tahu kau memperkerjakannya di tempat ini"
"Maka dari itu kau harus megawasinya jangan sampai pak Harun melihat dia saat bekerja"pak harun mungkin akan pulang 1 Minggu lagi jadi ini kesempatan untuk kita
"Okeee siap boss"jawab Rere
"Aku titip dia ajarkan cara yang benar saat bekerja dan awasi dia jangan sampai kabur"
"Caca ayok ikut"ajak Rere
"Kemana ya kak ?"tanya serius Caca yang tidak tahu dia mau di ajak ke mana.
"Turuti saja perintahnya"tegas intan
"Tapi bik"tolak Caca
"Kita ke toilet sebentar untuk Menganti pakaianmu"kamu kan harus jadi pelayan Disini
"Aku tidak mau menjadi pelayan di sini"tolak Caca.
Intan yang geram dengan jawaban Caca yang tidak mau menjadi pelayan menarik paksa tangan Caca dan di ikuti oleh Rere.
Sesampainya mereka di toilet
"Dengar ganti pakaianmu itu dengan yang ini"pinta intan sambil megasihkan pakaian
"Aku tidak mau"tolak Caca, sambil menagis
"Aku tidak butuh air matamu"jelas intan sambil mendorong Caca untuk masuk ke dalam toilet agar Menganti pakaiannya.
"Kamu kasar sekali bos"ucap Rere pada intan.
"Anak itu benar-benar membuat ku pusing"jawab intan
"Biar aku yang mengurusnya"tawar Rere kamu silahkan tunggu saja aku yakin dia akan Menganti pakaiannya itu.
"Kamu yakin?"tanya serius intan
"Percaya sama Rere"jawab Rere
Mendegar perkataan Rere intan pun langsung meninggalkan tempat itu.
"Ca apa kau mendegar suara ku"pangil Rere.
"Iya kak aku mendegarnya"jawab Caca dari dalam.
"Apa kau tidak mau Menganti pakaianmu?"taya Rere pada Caca
namun Caca tidak menjawab, Rere yang sadar bahwa Tidak terdengar jawaban dari Caca mencuba membuka pintu toilet itu
Benar dia sedang mendapati Caca sedang berdiri sama sekali tidak Menganti pakaiannya.
"Aku tahu kau tidak mau bekerja di sini"karena bar ini mau tutup kan.
Sontak mendegar perkataan Rere yang mengatakan bahwa bar pamanya mau tutup Caca kagett.
Bukankah pamannya keluar kota untuk membicarakan bisnis tentang bar ini.
"Kenapa bar ini mau tutup kak?"
"Lo kamu tidak tahu tentang hal ini?"tanya serius Rere yang kagett Caca tidak tahu kabar bar ini
Caca mengelenkan kepalanya yang artinya dia memang tidak tahu sama sekali jangankan kabar bar ini mau tutup tempat bar aja dia baru tahu malam ini.
"Sudah tidak apa-apa biar ku kasih tau bar ini baru baru ini mengalami kebangkrutan akibat sepinya pengunjung semua pada pindah ke bar sebelah"jelas Rere
"Pindah bar sebelah?"
"Iya mereka lebih memilih bar sebelah yang katanya bar Disana lebih bagus daripada di bar ini"
"Tapi paman ke luar kota?"
"Pamanmu ke luar kota bukan urusan pekerjaan melainkan dia ingin menjual bar ini kepada orang-orang kaya di sana"
"Jadi paman berbohong kepada ku"ucap Caca (dalam kalbu)
"Apa bibik mempekerjakan ku hanya untuk memikat pengunjung"tanya serius Caca apa kah benar yang dia katakan
"Kurasa begitu dia tidak mau kalo sampai bar nya ini di tutup"mangkanya dia menghalalkan segala cara untuk membuat bar ini tetap buka.
Rere menjaskan semuanya dan akhirnya caca setuju untuk melakukan pekerjaan nya dengan syarat dia tidak ingin melakukan hal yang tidak ingin dia lakukan dia cuman akan mengatar minuman yang di pesan saja selebih dari itu Caca tidak mau melakukannya.
Rere setuju dengan syarat Caca
Mereka berdua pergi untuk menghampiri intan,Caca yang sudah mengganti pakaiannya dengan pakaian yang di kasih intan.
Intan yang melihat Caca telah mengenakan pakaian yang ia suruh tersenyum tipis,tidak memungkiri Caca memang begitu manis,dan juga berkulit putih bersih jadi pakaian apa saja yang ia kenakan begitu cocok dengan tubuhnya.
"Bos"sapa Rere sambil memberikan kode bahwa dia sudah melakukan tugasnya dengan baik.
"Aku tau itu kau tidak akan mengecewakanku"jawab intan yang mengerti kode dari Rere.
"Baiklah bos izikan saya untuk mengajarinya bekerja bos bisa pulang ke rumah".ucap Rere
"Tapi Caca"Jawab intan
"Caca pulang sama aku aja,aku akan menjaganya kau tenang saja"ucap Rere yang meyakinkan intan
"Baiklah saya pulang dulu,jangan lupa untuk membawa pulang wanita itu"ujar intan sambil berjalan pergi meninggalkan mereka.
Rere menjaskan semuanya tugas yang harus di lakukan oleh Caca dengan sedetail mungkin,Caca juga orangya pintar jadi dia cepat sekali megerti.
"Kamu megerti sekarangkan"tanya Rere yang penasaran apakah Caca bebar-benar megerti.
"Iyah kak"jawab Caca
Mendengar jawaban Caca Rere lega
"sekarang kamu bisa melakukannya tanpa aku kan aku mau melayani pengunjung,owh Iyah kau harus berada di sekitaran sini ketika tugas kita selesai aku akan menemuimu untuk mengantarmu pulang".uajar Rere sambil beranjak pergi meninggalkan Caca
"Untuk pertama kalinya Caca mengantarkan minum kepada pengunjung yang memesan minuman beralkohol dia melakukannya dengan baik"
Sampai jam menunjukkan pukul 01:00malam Caca melakukan tugasnya tanpa adanya kesalahan sama sekali.
Caca yang ingin pergi ke toilet sebentar karena dia ingin buang air kecil, setelah selesai Caca ingin kembali namun sayangnya ada pria yang menghalangi jalannya pria itu di duga mabuk berat.
Sedangkan di lantai atas ada seseorang laki laki yang begitu misterius tengah mengadakan pertemuan dengan seorang klien dan di ikuti beberapa anak buahnya mereka semua mengenakan jas berwarna hitam semua.
Nampaknya mereka tengah serius untuk membicarakan tentang bisnis mereka
Rere yang tengah melihat ke arah mereka
"Nampaknya mereka semua pria kaya"ujar Rere sambil meluncurkan rencana
Rere menghampiri mereka Dengan membawa nampan yang berisi botol wine dan juga gelas-gelas seharusnya ini tugas Caca namun, karena Caca tidak ada Rere memilih untuk melakukannya sendiri.
Rere yang kagett dengan banyaknya pria yang mengenakan jas berwarna hitam,dan berwajah tampan semua.
Astaga mereka semua pria tampan, kecuali bapakk yang satu itu,tapi lebih tampan bos-nya, kayaknya dia pengunjung baru.ujar Rere (dalam kalbu)
Sepanjang perjalanan Rere di buat kagett dengan banyaknya pria yang bertubuh kekar sedang berdiri dan berbaris yang rapi mereka berdiri di dekat 2 orang yang tengah duduk.
"Dengan anggunya Rere melewati semua pria,dan meletakan nampan yang berisi botol wine dan juga gelas-gelas"Rere menuangkan wine ke dalam gelas yang pertama kali ia berikan kepada seorang laki-laki paru baya,sambil tersenyum.gelas yang kedua ia berikan kepada laki laki yang sedang duduk memiliki bola mata kecoklatan dan rambut yang berwarna hitam pekat,di tambah hidungnya yang mancung,berpustur tubuh kekar dan juga tinggi.
Rere melakukan tugas dia seperti yang biasa ia lakukan pada tamu yang lain
"Di sekitar sini ada hotel"tawar Rere berbisik di telinga pria itu sambil meraba-raba dada bidang pria itu dari belakang.
Ethan yang melihat tuannya merasa tidak nyaman dengan keberadaan perempuan itu, berusaha untuk menjauhkan wanita itu dari tuannya.
Tapi Arnold mengehentikannya Arnold megasi kode dengan cara megankat tangannya,melihat kode dari tuannya itu Ethan mundur untuk tetap berada di posisinya.
Arnold sama sekali tidak merespon apa yang sedang wanita itu lakukan kepadanya, Arnold masih saja memasang wajah datarnya,dia membiarkan wanita itu melakukan apa yang ingin dia lakukan
Rere yang mulai kesal karena tidak mendapat respon dari pria itu memayukan bibirnya tapi dia tidak meyerah pada akhirnya tangan Rere turun menyentuh paha Arnold
Pria paru baya yang tengah melihat itu tersenyum smirk.
Seolah sudah tahu dengan sikap Arnold.
Arnold Rafeyfa Adibrata semua orang tahu bahwa Arnold sama sekali tidak pernah menyukai wanita,dan dia juga dikenal sebagai pria Dingin dan juga kejam terhadap orang.
Arnold yang tiba-tiba merasakan area sensitifnya di sentuh, seketika langsung membuang tangan Rere dari pahanya yang membuat gelas yang di pegang Rere wine itu tumpah megenai jasnya.
Rere yang mendapati perlakuan kasar dari Arnold tidak meyangka bahwa dia telah salah orang untuk di ajak bersenang-senang.
"Maaf-maaf kan aku tuan"ucap Rere sambil mencoba membersihkan jas Arnold
Arnold menjauhkan tubuhnya dari tangan Rere,dan memilih untuk membersihkannya sendiri.
"Kau urus dia"ucapnya menepuk pundak yang ada di depannya lalu pergi meninggalkan, tempat itu lebih dulu dengan beberapa anak buahnya.
Pria yang di tepuk pundaknya oleh Arnold bernama Ethan,dia adalah tangan kanan dari Arnold.
"Baik tuan"
Ethan langsung megerti apa yang harus dia lakukan tanpa harus Arnold bicara panjang lebar,dia langsung berjalan mendekati Rere yang berada di dekat sofa.
"Apa yang mau kamu lakukan"ucap Rere yang ketakutan dia mendegar bahwa pria tadi mengatakan sesuatu pada pria ini.
"Jangan mendekat,atau nanti saya berteriak"ancam Rere
Ethan semangkin mendekat ke arahnya,Rere yang ketakutan berniat untuk kabur,tapi sayang Ethan berhasil menarik tangan Rere.
"Lepasss"teriak Rere dengan sekuat tenaga yang ia punya tangan yang satunya ia gunakan untuk melepaskan tangannya tapi sayangnya tangan Ethan lebih besar dari tangannya dan juga tenaga Ethan lebih kuat darinya.
Pria paru baya itu yang tengah duduk di sofa seolah tidak melihat dia hanya pokus dengan handphonenya.
Ethan langsung membawa Rere untuk ikut dengannya dan di bantu oleh anak buah yng lainnya.
Arnold yang sedang berjalan di tengah lorong menuju toilet sambil membersihkan jasnya yang terkena noda,tidak segaja mendegar suara seseorang yang tengah mengis.
"Lepaskan aku hikkkssss"
"Ayolah mari kita bersenang-senang"kulihat tubuhmu ini sangat menggoda ucap seseorang lelaki, itu sambil membelai wajah wanita itu.
"Aku tidak mau"pekiknya lepaskan sakitt sambungnya.
"Beraninya kau menolakku"ucap laki laki itu yang geram Dengan penolakan dari wanita itu,laki-laki itu semangkin memperkuat tangannya untuk menarik rambut wanita itu.
Plakkk...
satu tamparan mendarat di wajah wanita itu,sampai ujung bibir wanita itu mengeluarkan darah.
ia yang mendapati Tamparan dari wajahnya hanya bisa menahan rasa sakitnya sambil memegang pipinya yang terasa perih.
Setelah merasa puas dan melihat wanita itu tidak melakukan perlawanan lagi laki laki itu mendekatkan tubuhnya dengan tubuh wanita itu yang sudah mentok dengan tembok.
Wanita itu sudah mempahsarakan dirinya atas apa yang akan laki-laki itu lakukan kepadanya.
Tiba-tiba Seseorang menarik baju laki-laki itu, tatapan mata yang penuh dengan Amarah memukul wajah laki laki itu.
Bungg....
Arnold menghajar laki-laki itu habis-habisan tanpa ampun,dia melayangkan pukulan dengan keras di wajah laki-laki itu,dan lututnya menendangi perut laki-laki itu tanpa henti.
Bungg......
Caca yang melihat betapa berigasnya pria itu menghajar laki-laki yang berusaha melecehkannya,mecoba untuk menghentikan perkelahian mereka Caca takut pria itu akan membunuh laki-laki itu.
"Stop"Teriaknya yang masuk ke tengah-tengah mendorong tubuh Arnold untuk menjauh dari laki-laki itu.
Laki-laki yang mendapat pukulan bertubi-tubi dari Arnold megusap darah yang mengalir keluar dari hidung dan ujung bibirnya yang juga terluka.
"Apa kau mengenal pria itu?"tanya Arnold sambil memicingkan matanya
Caca menggelekan kepalanya.
Tidak lama kemudian sekelompok pria ber jas hitam datang menghampiri mereka.
"Maaf tuan kami terlambat"ucap salah dari mereka.
"Urus dia"jawab singkat Arnold
Tidak lupa Anak buah Arnold megankat tubuh laki-laki itu dan megajaknya pergi.
"Hey kau mau bawa dia kemana?"
Sontak anak buah Arnold menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang menatap lekat ke arah Caca dengan sorot mata yang tajam,Caca yang melihat semua orang menatap lekat kearahnya,cegigisan di balik itu ada rasa ketakutan yang luar biasa dalam dirinya.
"Aku cuman bertanya"ucapnya dengan nada suara yang menciut, mereka menatapnya dengan tatapan mata tajamnya.
"Baiklah kalian bawa saja dia" aku juga mau pergi, terimakasih banyak pak bapak meyalamatkan saya dari pria mesum itu sambil menunjuk ke arah laki-laki yang tengah di bopong oleh anak buah Arnold.
Mendapat tatapan tajam dari dari laki-laki itu Caca menyembunyikan wajahnya dari balik badan Arnold.
Sesekali ia melihat ke arah laki-laki itu yang sedang di bopong.
"Mereka menakutkan"ujar Caca dari balik badan Arnold.
Arnold memberikan kode kepada anak buahnya untuk segera pergi,barulah anak buahnya pergi meninggalkan mereka berdua.
Caca yang mengintip dari balik badan Arnold melihat bahwa tidak ada lagi mereka merasa lega.
Uhhh.....
Caca merasa lega sambil memegang dadanya.
"Kau mau pergi kemana?"
"Pulang"ujar Caca
"Kau tidak akan pulang"
Perkataan Arnold membuat Caca kagett, mendegar perkataan dari pria itu tidak memperbolehkan dia pulang.
"kenapa?,aku sudah menyelesaikan pekerjaan ku"
"Kau harus ikut denganku"
"Apa maksud dari perkataan bapakk?"
Caca yang merasa aneh kenapa tiba-tiba pria asing ini yang menyelamatkan dirinya malah ingin mengajaknya ikut bersamanya.
Ini namanya lepas dari mulut harimau masuk ke dalam mulut buaya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!