NovelToon NovelToon

My Perfect Husband

menikah?

Malam ini seperti biasa kami sekeluarga duduk bercengkrama satu sama lain. Hingga ketika hening, kami fokus pada siaran TV yg tadi sudah menyala. Tiba-tiba adikku mengatakan..

"Pak, Bu. Aku ingin menikah"

Deg

Bapak, ibu dan aku hanya melonggo dengan perkataan adikku itu. Hingga bapak bisa menyesuaikan diri

"Tapi, Nak. Kakakmu belum menikah" Aku tertunduk karena perkataan Bapak. Maluu, diusia sudah pantas menikah yaitu 23 tahun

"Tapi, aku bisa melangkahinya dulu kan pak?" ujarnya tanpa rasa bersalah

"Tidak bisa Nak. Hal begitu tak bisa dilakukan, bisa mempermalukan keluarga kita" Aku makin tertunduk, jujur aku belum siap.

"Pakk. Dari pada aku berbuat dosa yang tidak-tidak, aku hanya minta dinikahkan supaya tak berbuat dosa, dan lelaki itu ingin melamarku diwaktu dekat ini" Adikku memelas serta memasang wajah sedih, aku jadi tak tega padanya, sepertinya dia sangat mencintai pria itu.

"Pak.., tak apa adik menikah dulu. Lagian aku tak kelihatan seperti seorang kakak, lihat lah, bahkan Yuna lebih kecil dari dia. Hehe" Gurauku sambil menunjuk adikku. Sungguh aku sayang pada adikku tak mau dia sedih.

Bapak menghela napas kasar berpikir agak lama, hingga memutuskan..

"Baiklah, beri waktu 1 bulan untuk kakakmu menikah, bapak akan menjodohkannya dengan anak teman bapak"

"APA!!" Aku memekik kaget karna putusan bapak, sungguh ini bukan mauku

"Iya, Nak. Tak apa kan?" Tanya bapak lembut padaku. Berfikir sejenak untuk kebahagiaan adikku. Aku menghela napas kasar, sungguh ini sulit. Tolong akuu!!!

"Baik, pak" Tertunduk lagi. Semoga ini jalan terbaik.

Adikku tersenyum bahagia dengan raut bahagianya akan menikah dengan pria idaman

"Makasih kakakku, ummuaah" Gaya lebay adikku sungguh lucu, ingin kutarik bibirnya itu

"Masama, dik. jangan gitu napa ihh..." Balasku tak kalah lebay.

"Hahaha.." Setelahnya kami tertawa seakan kejadian tadi hanya angin lalu.

-----

Beberapa hari kemudian bapak menepati perkataannya dengan membawa keluarga dan si lelaki yang ingin dijodohkan denganku, yang kudengar namanya 'Yusuf' berumur 27 tahun anak ke 2 dari 3 bersaudara dan disini lah aku duduk diteras rumah dengan seorang lelaki.

Sungguh canggung aku tak tau mau bilang apa, seseorang, Tolong aku!!!

Eh?

"Ma'af ingin bicara apa?" Tanyaku gugup sambil menunduk, aku juga tak tau, tadi lelaki ini tiba tiba mengajakku untuk bicara berdua. Dan sekarang diam saja. Huffftt

"Ah ya, kenapa kau ingin menikah denganku? " tanyanya

"Maaf sebelumnya jujur memang aku belum ingin menikah, tapi aku menyayangi adikku, aku tak ingin dia sedih karena tak bisa menikah sebelum aku menikah terlebih dahulu" jelasku

Dia sempat terpaku, tak tau kenapa

" Begitu ya?"

" Maaf bang, aku tidak maksud apa2, aku akan belajar mencintaimu, dan memenuhi kewajibanku, kumohon ya?" Aku memelas, dia sejenak berpikir sesuatu

"Huft. Baiklah karna aku terlanjur melamarmu, apa boleh buat.." Ucapnya santai. Aku kira dia akan membatalkan, syukurlah. Selamat

"Sekali lagi aku minta maaf ya bang, aku takut berbohong, jadi kukatakan saja kebenarannya" terangku

"Tenanglah,"

"Kalau boleh tau kenapa abang mau menikah denganku?" Aku bertanya balik, sebenarnya karena penasaran. Hehe..

Upss

"Karenaa..." Dia nampak berpikir keras

"Aku mencintaimu" Lanjutnya, otomatis aku syok dong, aku melonggo seakan jika ada tupai terbang akan masuk kemulutku semua . Oh tidakk!!

"Haha. Aku bercanda" tawanya pecah melihat ekspresiku. Kan maluu...

Dia masih cekikikan, aku benar-benar malu. Bu. Tolong Anakmu ini!! Hiks.. hiks

Percakapan berlanjut hingga aku sedikit tau bahwa dia lelaki humoris padaku tak tau jika didepan orang lain, seakan dia sudah sangat mengenalku.

Apakah aku bertemu dengannya, kurasa tidak. Saat keluarga lelaki itu sudah pulang, aku kembali kekamar untuk istirahat. Suara pintu diketuk, kubuka ternyata adikku

"Kak, aku mau ketemu Bang Ian, temani ya?"

Deg.

Nama ituu....

Bertemu calon ipar

"Kak, aku mau ketemu Bang Ian, temani ya?"

Deg

Nama itu..? Ah mungkin perasaanku saja. Dulu dia tak pernah menyebut nama lelaki yg dia sukai itu dan aku pun maklum, kan banyak nama yang sama orangnya beda-beda, 'Tenang Yuna itu bukan dia.' Batinku

"Kak!!" Panggil adikku lagi

"Ah. ya dik, kapan kita perginya?"tanyaku

"Nantilah kak, agak sorean. Bisa?"

"Bisa kok"Jawabku cepat. Dasar adikku itu, ohya nama adikku itu Hana alias Nurhasanah, karena memang dari kecil dia dipanggil begitu. Ya begitulah.

-----

"Kak!. Buruan, ntar keburu magrib loh?" Omel Hana dari depan rumah

'Eeddaaah, punya adik gitu amat macam suara toak' gerutuku dalam hati

"Iya, Han. Tunggu napa?" Ucapku sambil beranjak keluar rumah

"Ini juga kutungguin kak" Balasnya sambil mengerucutkan bibirnya

" iya deh, ayukk!!" Kami bergegas pergi meninggalkan rumah

Rupa-rupanya ini ditaman toh, banyak orang berlalu lalang menghabiskan waktu sore, hingga tertangkap oleh pandanganku gerobak ice cream pasti enak, eumm yummy.

"Han, kakak pergi dulu ya, mau beli ice cream itu tuh" tunjukku.

" iya deh kak. Aku tunggu" Jawabnya sambil mengedipkan mata manja. Huft. Dasar adikku. Masih manja aja, tapi mau nikah. Hadeuhh

Ternyata orang yang beli ice cream cukup banyak, aku menunggu paling belakang. Baru beberapa langka maju untuk mengantri.

Bugh..

Seorang anak kecil menabrakku dengan ice cream ditangannya dan terkena di gamisku. Dan disusul oleh seorang dibelakangnya.

"Haduhh. Nak, kasian kakaknya, maaf ya dek"

" Gak papa kok bu"

" Ayo dong, minta maaf. Kasian kakaknya"

"Ma-maaf kak" Ucapnya gagap. Anak yang patuh, sopan pula mungkin juga soleh, jadi pengen.

eh?

"Iya gak papa kok adik manis" Jawabku mencairan suasana.

Aku menuju ketoilet untuk membersihkan sisa ice cream yg menempel. Bisa malu kalau gini cerita jumpa calon adik ipar. Hahaha...

Setelah usai membersihkan gamis warna navy-ku, bergegas menuju adikku, selera makan ice cream. Ambyar sudah.

Saat sudah nampak kulihat dari kejauhan Hana dengan seorang pria, ya tidak terlalu jelas karena dari sampingnya. Tak lama pria itu pergi, sampai aku didekat Hana.

"Ihh. Kok lama banget sih kak, beli ice cream doang"

"Padahal aku mau ngenalin tadi, Bang Ian juga sibuk jadi bentar aja tuh" lanjutnya disertai gerutu manja sambil menunjuk pada punggung seorang pria yang tadi tentunya.

"Gak papa deh, lain kali kan bisa"Kilahku, maklum adikku kalau kesel bisa berabe urusan.

"Eh. Wait. Ice creamnya mana?" Tanyanya bingung

"Gak jadi dek" Jawabku cengegesan

Jadilah Hana kesal, cuma hal sepele. Ah sudah lah, memang gitu orangnya.

----

Sampai rumah 20 menit lagi maghrib. Ada waktu buat istirahat plus mandi sebentar.

Saat masuk waktu maghrib aku shalat dikamar berlanjut membaca Al-Qur'an beberapa halaman. Waktunya makan malam. Makan bersama keluarga is the best.

Uwaahhh. Aku senang, masakannya semua kesukaanku. Aku mengambil satu persatu menu makanan, hingga memenuhi piring. Porsi makanku memang banyak, tenang gak bakalan gendut kok. Aku sangat bahagia. Eh? Maap-maap yak. Soal makan emang aku gak kira-kira. Semua makan dalam diam.

Selesai makan masuk waktu shalat isya. Shalat dulu gitu. Habis shalat, aku berbaring dikasur, memikirkan perjodohan yang akan mengikatku beberapa minggu lagi. Entahlah aku bingung sendiri antara kebahagiaanku atau kebahagiaan semua orang, akan bisakah aku menyembunyikan perasaanku sendiri karena mungkin tak bahagia. Ya sudahlah masih ada hari esok untuk berfikir. Sekarang waktu tidur. Ooh kasurku yang nyaman. Semoga mimpi indah malam ini Yuna. terlelap. Melayangg....

-----

Dingin udara shubuh menyapa, Ah habis shalat shubuh memang waktu yang tepat untuk jalan-jalan pagi, dingin-dingin gitu, ditambah dengan embun yang ada direrumputan depan rumah ini menyenangkan.

Aku berlari-lari kecil separti sedang bermain kejar-kejaran dengan seseorang tanpa memperdulikan orang sekitar yang melihat sikap konyolku. Aku tak melihat jalan didepanku hingga menabrak sesuatu,Ah aku memang gitu orangnya, hingga terduduk di trotoar

Bugh

"Aww.." Ini benar-benar sakit. meringis sambil menunduk melihat mungkin ada luka.

"Kau tak apa?" ....

Pernikahan

Aku berlari-lari kecil separti sedang bermain kejar-kejaran dengan seseorang, aku tak melihat jalan didepanku hingga menabrak sesuatu,

Bugh

"Aww.." pekikku, ini benar-benar sakit. meringis sambil menunduk melihat mungkin ada luka

"Kau tak apa?" .ucap seorang lelaki, sepertinya aku kenal suara ini. Mendonggak, eh ternyata oh ternyata dia. Bang Yusuf. Hadeuh

Dia mengulurkan tangannya, lupakan. Aku tetap berusaha berdiri sendiri.

"Ah ya. Maaf!" Menarik kembali tangannya, sepertinya dia sangat cepat pikun. Menyebalkan bagaimana dia bisa disini.

"Ngapain Abang disini?" Tanyaku sebal, sebenarnya agak malu sendiri gitu.

"Ya jalan pagi lah, ngapain lagi coba?" Tanyanya kembali dengan muka mengejek

"Mana tau aku, kan cuma nanya"

Ck.. menyebalkan. Aku berlalu melewatinya, dongkol sebenarnya. Tapi memang lah begitu dia sejak pertama bertemu. Menghela napas kasar, kulihat Dia mensejajarkan langkah.

"Kau tak tau?" Tanyanya

" Ya iyalah, kan belum dikasih tau" timpalku

" Ah iya, Rumahku tak jauh dari sini sebenarnya" jelasnya.

"Aku tak tanya" pura-pura tak mau tau gitu. Tapi bagaimana bisa? hampir tiap pagi aku lewat sini baru kali ini aku melihatnya,

"Rumah orang tuaku berjarak sekitar 30 rumah dari rumahmu dan ya, aku baru pulang beberapa hari lalu"jelasnya. Padahal aku tak bertanya.

Aku berbalik ingin pulang dia mengikuti, sambil celoteh seperti anak kecil. Kenapa dia Aneh sekali, kukira dia seperti lelaki dalan Novel, yang cool gitu kan keren, sungguh diluar dugaan

Aku hanya menimpali singkat pertanyaan. Sempat bertanya kenapa dia mengikutiku, 'aku ingin mengantarkan calon istriku dengan selamat' katanya, aku ingin muntah. Sungguh, dia diluar bayanganku. Sikapnya berbanding terbalik dengan tampangnya

-_-

Hari ini waktunya kerja, sudah rapi dengan setelanku, kalian tak taukan aku sudah bekerja. Ck..ck...Ah ya kalian belum kenal aku kan?. Kenalkan Aku 'Ayuna putri' anak pertama dari 2 beraaudara, umurku baru 23 tahun. karyawan baru disebuah perusahaan, ya walau dapat jadi karyawan rendahan. Setidaknya belajar lagi dan lagi.

Kerjaanku membosankan, jadi jangan kepo ya. Hoho

-----

Pulang kerja sore hari, sampai dirumah seperti biasa, akan bersiap mandi dan istirahat

Disinilah aku berkumpul bersama. Hening hanya suara TV terdengar

"Yun?" Aku menoleh pada Bapak yang berdampingan dengan Ibu. Dengan ekspresi bertanya. 'Ada apa??'

"Tadi keluarga Yusuf datang, dan menetapkan pernikahan 1 minggu lagi" ujar bapak santai.

"A-apa?" Pikiranku masih syok guys, susah mikir . Aku panas dingin jadinya. ngeri euyyy.

"Iya, bener kamu gak salah dengar" jawab bapak masih dengan asik mencomot keripik didepannya.

"Bener pak, wahh selamat ya kak!"

"I- iya dik"

"Waahh. Gak sabar supaya cepet punya mantu" Ibu tak kalah senang, aku hanya tersenyum terpaksa, beranikah menghancurkan kebahagiaan ini, jawabannya tentu 'tidak'. Positif thinking Yuna kamu bisa. Kamu bisaa!!

----

Hari berlalu begitu cepat, semua sudah disiapkan. Hanya menunggu akad dari pembelai pria. Bang Yusuf nampak begitu tampan dengan setelan serba putih, begitupun denganku, gau panjang ini sangat berat kalau kalian tak tau. Bang Yusuf mengucapkan akad dengan sekali tarikan nafas. Hebaatt

Dengan acara sederhana tapi mewah aku telah resmi menjadi seorang istri dari seorang Yusuf Mahendra , huaaaaa. Pengen nangis sambil guling guling hiks...hiks... eh?

Maluu

Seperti pasangan lain selesai akad nikah, tanganku ditariknya untuk menyematkan cincin, begitupun sebaliknya, aku menyalami tangannya dan dia mencium keningku. Kok malu ya, deg-degan lagi. Aku bener-bener maluuu

Satu persatu tamu menyalamiku,dari kejauhan ku lihat adikku bersama seseorang dibelakangnya menuju ke arah ku dan Bang Yusuf. Sempat penasaran, tiba-tiba Bang Yusuf mengenggam tanganku, aku terpaku melihat tanganku digemgam. Rasanya, dag dig dug...

"Kak?"sentak adikku agak keras tepat didepan wajahku sepertinya dia bingung kenapa dari tadi aku menunduk

"Eh. Iya. Apa sih kagetin aja," kaget, ya tentu, untung gak jantungan.

"Ini aku mau kenalin kakak sama calon suamiku. Hehe"

"Mana gak da pun?"penasaranku. Padahal ada dibelakang adikku, walau mukanya tak terlihat semua, karena memang adikku aslinya tinggi pakek higheels lagi

"Aduuh!. Makanya tinggi dikit napa, masa tingiian aku" ia menepuk kepalanya sendiri, walaupun sudah pake heels tetap juga cebol aku, tak apa lah. Adikku menyuruh calonnya supaya berdiri berdampingan dengannya. Dan sedikit menepi memberi ruang untukku melihat calonnya

Deg..deg

Sejenak aku terpaku, orang yang kucari selama ini, hilang bak ditelan bumi. Kini dengan tampilan baru tapi aku tau betul itu dia. Seolah mataku hampir copot dari tempat, berulang kali kukedipkan masih sama, kulihat dia juga tak berkedip sama terkejut. Apa inii??

Tenggorokanku tercekat tak sanggup berkata lagi

"Di-dia?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!