Kota Biluo, rumah keluarga Gu.
Dia membuka dan mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Namun saat mata itu sudah terbuka sepenuhnya, dia justru sangat terkejut. Terkejut karena dia sama sekali tak mengenali tempat di mana dia berada saat ini.
Sekuat apapun dia mencoba mengingat apa yang terjadi, yang dia ingat hanyalah sebuah kecelakaan maut yang menimpanya. Tapi kenapa kini dia justru berada di tempat ini, tempat yang sangat asing baginya.
Di kala dia sedang bingung dengan apa yang terjadi, tiba-tiba saja serangkaian ingatan masuk ke dalam otaknya.
Bagh!
Bugh!
Bruk!
Dalam gambaran ingatan itu, terlihat seorang pemuda yang terpelanting dengan keras karena sebuah tendangan di perutnya.
Wajah tampannya di penuhi dengan luka dan lebam. Darah mengalir dari setiap luka di tubuhnya, mewarnai salju yang putih menjadi warna merah darah dengan bau anyir yang kentara.
"Aku akan segera membebaskanmu dari rasa sakit ini, Gu Lang." Pemuda itu menatap Gu Lang yang sudah terkapar tak berdaya dengan tatapan menghina.
Dia mencengkram erat kepala Gu Lang dan membenturkannya ke tanah dengan keras, "Matilah kau sampah!" serunya.
Boom!!
Pukulannya meninggalkan bekas cekungan besar di tanah, dengan tubuh Gu Lang yang sudah tidak bernyawa di atasnya.
Pria itu tertawa dengan tangan membentang seperti orang gila, berteriak bahwa dirinyalah yang akan menjadi kepala keluarga Gu di masa depan dan juga menikahi tunangan Gu Lang.
"Kau tidak bisa menyalahkanku atas kematianmu, Gu Lang. Di dunia ini, yang kuat akan memakan yang lemah! Jadi salahkan saja dirimu sendiri yang terlalu lemah."
Setelah ingatan singkat itu, beberapa ingatan lain yang berhubungan dengan dunia ini mulai masuk ke dalam kepalanya.
Di dunia ini, kultivasi menentukan segalanya. Bahkan kultivasi juga menentukan takdir dan hidup mati seseorang.
Seorang kultivator yang kuat akan di hormati dan disegani. Tapi untuk orang yang lemah, mereka hanya bisa menjadi mangsa bagi yang kuat. Hukum rimba masih benar-benar berlaku di dunia ini.
Jika kultivator yang lemah bisa menghancurkan batu besar, maka kultivator yang kuat mampu membelah gunung dan sungai.
Ada juga kultivator dewa, yang mampu mengetahui segalanya dan berdiri di puncak menara kultivasi.
Dalam dunia kultivasi terdapat 4 macam akar spiritual :
Yang pertama adalah akar spiritual alam, seperti : Api, Air, Es, Udara, Petir, dll.
Yang kedua adalah akar spiritual hewan, contohnya : Harimau api, Gorila besi, Ular sisik emas, Naga air, dll.
Yang ketiga adalah akar spiritual senjata, seperti : Pedang, Golok, Tombak, Panah, dll.
Dan yang terakhir adalah akar spiritual spesial yang juga adalah akar spiritual yang langka dan sangat kuat.
Namanya Hao Feng. Sebelumnya ini dia hanyalah seorang pelajar biasa, di SMA Harvey. Tapi sialnya dia mengalami kecelakaan lalu lintas saat pulang sekolah.
Namun yang lebih membuat Hao Feng terkejut adalah, dia tidak mati, melainkan bereinkarnasi dan masuk ke tubuh seorang tuan muda dari keluarga Gu, yang bernama Gu Lang.
Tuan muda pemilik tubuh ini sebelumnya, selalu mengalami penindasan dan penghinaan. Karena dia hanya di anggap sebagai sampah dan aib di keluarganya.
Bahkan saudaranya sendirilah yang sudah menindas dia sampai mati, dan di saat itulah jiwa Hao Feng masuk ke tubuh Gu Lang.
Akhirnya Hao Feng pun memahami segalanya. Dirinya kini sudah bukan lagi Hao Feng, melainkan Gu Lang. Dia melintasi ruang dan waktu, mendapatkan kesempatan hidup untuk yang kedua kalinya.
Dunia kultivator? Benar-benar hebat. Itulah yang Hao Feng pikirkan saat dia mulai memahami dunia itu, dari ingatan Gu lang yang asli.
Gu Lang pun berusaha untuk duduk. Dia membuka telapak tangannya, dan mendapati akar spiritual pedang usang yang bahkan sudah patah dan cacat.
"Pantas saja Gu Lang selalu ditindas. Tubuh ini benar-benar lemah. Tapi karena aku sudah menjadi dirimu, maka aku tidak akan membiarkan kejadian itu terulang lagi!" Gu Lang mengepalkan erat tangannya.
Yang kuat memakan yang lemah. Yang kuat di hormati dan yang lemah akan di injak-injak. Maka dia harus menjadi yang terkuat, agar tidak ada lagi yang berani menindasnya.
kultivasi membutuhkan bakat. Tapi tekad dan keteguhan hati yang kuat, juga sangat berpengaruh dalam proses kultivasi.
"Aku berbeda denganmu, aku sudah pernah melewati gerbang kematian, dan juga kerasnya kehidupan yang membuatku menjadi lebih kuat! Aku akan menjadi yang paling kuat dan tak tertandingi!"
Setelah Gu Lang menyerukan tekadnya, sesuatu tiba-tiba saja muncul dari dalam tubuhnya dan membuatnya terkejut.
Aura berwarna hitam pekat tiba-tiba saja menyelimuti tubuhnya, membuat Gu Lang membelalakkan matanya kala melihat sesosok bayangan iblis hitam mengerikan yang muncul.
Aura yang terasa sangat menekan dan menakutkan, "Apa ini akar spiritual milikku sendiri? Jadi sekarang aku punya dua akar spiritual?" ucapnya, "Mulai sekarang aku akan memanggilmu dengan, Black Shadow!"
Gu Lang memakai bajunya dan beranjak keluar dari ruangan itu. Saat dia membuka pintu, dia melihat halaman yang sangat luas dengan beberapa buah boneka pelatihan yang ada di sana.
Boneka itu memiliki sepuluh garis tingkatan, yang akan menunjukkan berapa level yang dicapai oleh seorang kultivator.
Gu Lang memusatkan tenaga dan kekuatan akar spiritual pada tinjunya, lalu dia meninju boneka kayu yang di rancang khusus untuk pelatihan itu.
"Pukulan 9 matahari!"
Sinar kuning pun muncul pada boneka kayu itu, perlahan namun pasti sinar itu naik dan terus naik hingga berhenti pada sinar yang ketujuh.
Gu Lang tampak sangat senang melihatnya, Sekarang kekuatannya sudah meningkat, dia sudah mencapai tingkat prajurit level 7.
Di dunia ini, kultivasi di bagi menjadi 4 tingkatan yang bisa di ukur dengan menggunakan boneka kayu khusus untuk pelatihan, yaitu :
Tingkat Prajurit (Sinar warna Kuning)
Tingkat Jenderal (Sinar warna Biru)
Tingkat Raja (Sinar warna Merah)
Tingkat Kaisar (Sinar warna hitam)
Dan setiap Tingkatan di bagi menjadi 10 level.
Saat Gu Lang tengah merasa senang dengan peningkatan kekuatannya yang sangat pesat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.
"Xiao Lang," panggil seseorang dari arah belakang.
Gu Lang pun menolehkan kepalanya, dan dia mendapati sosok yang sangat familiar dalam ingatan pemilik tubuh asli. Dialah sang ayah, sekaligus kepala keluarga Gu saat ini.
"Ayah?"
Dia menatap Gu Lang dengan heran karena putranya itu terlihat sangat sehat, padahal saat dia dibawa pulang keadaannya sangat menyedihkan.
"Syukurlah kau sudah sembuh. Ayah kira kali ini, ayah akan Kehilanganmu," ucapnya dengan wajah sendu, "Serangan itu begitu brutal. Katakan pada ayah, siapa pelakunya!" tanyanya dengan tangan terkepal erat.
"Gu Feng."
Mendengar nama yang Gu Lang sebutkan, amarahnya pun terpancing keluar. Namun Gu Lang dengan cepat berusaha meredam amarah sang ayah.
"Ayah tidak perlu khawatir, serahkan masalah ini padaku. Aku yakin, aku bisa membalasnya dengan tanganku sendiri!" Gu Lang menatap mata ayahnya dengan percaya diri.
"Kau benar-benar pantas menjadi anakku, Gu Xing Yan. Kau sangat pemberani."
Gu Xing Yan tersenyum menatap putranya, namun dalam hati dia bisa merasakan perubahan Gu Lang yang menjadi lebih berani.
Namun Gu Xing Yan nampak terkejut, kala dia mengedarkan pandangannya dan mendapati salah satu boneka kayu di sana masih memancarkan tujuh tingkatan sinar kuning.
Dia memandang ke arah Gu Lang, karena tak ada orang lain di sana kecuali anaknya itu. Meskipun dia sendiri juga tidak yakin, jika Gu Lang lah yang menggunakan boneka pelatihan itu.
"Aku baru saja mencoba kekuatanku, ayah," ujar Gu Lang saat melihat kebingungan di wajah ayahnya.
Gu Xing Yan terkejut sekaligus senang, mendengar penuturan Gu Lang. Karena akhirnya Gu Lang sudah mencapai tingkat prajurit level 7.
Meskipun di satu sisi, dia juga bingung kenapa Gu Lang yang tadinya sudah lama terjebak di tingkat prajurit level 5, bisa tiba-tiba melesat naik ke level 7, dalam waktu yang terbilang singkat.
"Tapi bukankah kau sudah terjebak di level lima cukup lama, Xiao Lang? Bagaimana bisa tiba-tiba kau naik tingkat, bahkan dua tingkat sekaligus."
"Mungkin kejadian kemarin membangkitkan potensi dalam diriku, Ayah." Gu Lang mencari alasan yang masuk akal untuk di terima oleh ayahnya, karena dia masih belum ingin memberitahukan tentang kemunculan Black Shadow pada siapapun.
Gu Xing Yan merasa sangat senang. Anak kesayangannya itu, akhirnya bisa melampaui batasnya setelah sekian lama terjebak di tingkat prajurit level 5.
"Baiklah Xiao Lang, besok ikutlah dengan ayah ke pertemuan keluarga," ucapnya, "Kita akan lihat, bagaimana mereka akan mencoba menjatuhkanku, kepala keluarga Gu."
"Baik, ayah. Aku tidak akan mengecewakanmu."
Gu Xing Yan pun menyuruh Gu Lang untuk kembali ke kamarnya dan beristirahat. Tanpa membantah, dia kembali ke dalam kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang, sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Selama ini aku kira, dunia semacam ini hanya ada di dalam komik dan novel. Tapi sekarang aku justru mengalaminya sendiri." Gumamnya, yang sesaat kemudian membuatnya tertawa.
Gu Lang sangat senang, karena Akhirnya dia bisa hidup di dunia yang sudah dia impikan sejak dulu. Dia berjanji pada diri sendiri, dia akan memanfaatkan kesempatan hidup keduanya ini dengan baik.
"Mulai sekarang, namaku adalah Gu Lang. Dan orang-orang yang pernah menindasku, aku akan membalas kalian berkali-kali lipat!"
Gu Lang bersumpah akan membalas semua perlakuan buruk yang dia terima, satu persatu! Membuat mereka merasakan, pembalasan yang lebih kejam, dari seorang Gu Lang.
*
*
Hari pertemuan keluarga pun tiba. Seluruh anggota keluarga Gu sudah berkumpul di aula pertemuan keluarga Gu.
Baru saja Gu Lang dan ayahnya melangkah menuju aula keluarga, berbagai macam gunjingan sudah terdengar di sana-sini.
Mulai dari kejadian memalukan, di mana Gu Lang yang sekarat diantarkan pulang oleh orang dari sekte Bulan Sabit.
Lalu kemungkinan adanya pergantian kepala keluarga, karena masalah itu dan masih banyak lagi hal yang mereka gunjingkan.
Berbagai desas-desus mulai terdengar dari beberapa anggota keluarga Gu. Mereka sudah memprediksi apa yang tujuan dari pertemuan kali ini, diadakan.
Tiba-tiba saja, seorang pemuda yang berdiri tak jauh dari Gu Lang pun angkat suara.
"Cih! Ternyata sampah ini belum mati?" ucapnya dengan nada arogan, "Seharusnya kau mati saja. Kau hanyalah sampah yang membuat malu keluarga! Dan kau bahkan masih punya muka untuk datang ke pertemuan keluarga? Benar-benar tidak tau malu! Apa kau tidak takut menjadi bahan tertawaan!?"
Pemuda itu berbicara sambil melipat tangannya di depan dada, dan memandang remeh pada Gu Lang.
Baru saja Gu Lang akan menanggapi ejekan Gu Ming, sang ayah langsung memegang tangannya dan menggeleng pelan.
Menurut Gu Xing Yan, percuma saja berbicara dengan orang seperti Gu Ming. Sebaiknya mereka menunggu pertemuan keluarga selesai, dan membungkam mulut orang-orang itu dengan tindakan yang nyata.
Gu Lang pun mengangguk dan menuruti perkataan sang ayah, lalu kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk ke aula keluarga.
"Kau hanya bisa bersembunyi di balik ketiak! Dasar anak ayam!" sarkas Gu Ming, menghina Gu Lang dengan kejam.
Saat yang di tunggu-tunggu oleh semua orang, akhirnya tiba. Pertemuan keluarga pun di mulai.
Tetua ketiga keluarga Gu memulai pembicaraannya, "Para tetua, beberapa hari yang lalu sekte Bulan Sabit datang dan berkunjung dengan membawa seonggok bangkai busuk. Dan ini sangat mencoreng nama keluarga Gu! Jadi saya harap, Gu Lang segera di usir keluar dari keluarga Gu!"
Baru saja Gu Xing Yan akan bicara, seorang penjaga gerbang datang dengan tergesa-gesa untuk menghadapnya. Dan tentu saja hal itu membuat tetua ketiga marah, dan bahkan hampir membunuhnya jika saja Xing Yan tidak mencegahnya.
"Katakanlah, ada apa?" tanya Gu Xing Yan.
"Kepala keluarga Meng dan nona Meng Yixue ada di depan, tuan. Mereka meminta untuk bertemu dengan anda, kepala keluarga. Saya sudah bilang jika masih ada pertemuan keluarga, tapi mereka tetap memaksa masuk."
"Meng Wan? Mau apa dia datang kemari?" batin Xing Yan merasa bingung, kenapa calon besannya itu datang di saat yang tidak tepat seperti ini.
Namun berbeda dengan Xing Yan dan juga Gu Lang yang kebingungan dengan kedatangan keluarga Meng, tetua ketiga justru tersenyum senang mendengar kedatangan mereka.
Akhirnya Xing Yan pun memerintahkan penjaga gerbang, untuk mengizinkan keluarga Meng masuk.
Namun belum juga sempat penjaga itu memberitahukan hal itu pada keluarga Meng, mereka justru sudah lebih dulu masuk ke dalam ruang pertemuan.
"Maaf jika kedatanganku mengganggu, Gu Xing Yan. Aku datang hanya ingin membatalkan pertunangan Meng Yixue, dan Gu Lang."
Perbedaan raut wajah begitu terlihat antara tetua ketiga, Gu Lang, juga Gu Xing Yan.
Jika Gu Xing Yan pastinya merasa sangat marah dengan keputusan sepihak itu. Namun tetua ketiga justru sebaliknya, dia mendukung penuh keputusan Meng Wan untuk membatalkan pertunangan antara Gu Lang dan Meng Yixue.
Sedangkan Gu Lang terlihat biasa saja karena dia bahkan baru kali ini bertemu dengan tunangannya, yang sebentar lagi akan menjadi mantan tunangan.
"Bagaimana bisa kau membatalkan pertunangan secara sepihak seperti ini!? Apa alasannya kau membatalkan pertunangan anak kita, Meng Wan? Perjodohan ini sudah diatur oleh kakek mereka berdua sejak dulu."
Meng Wan menghela nafas panjang kemudian berkata, "Seharusnya kau tidak perlu bertanya alasannya, karena aku tak ingin mempermalukanmu. Tapi jika memang kau ingin tau alasannya, maka akan aku katakan."
Raut wajah Gu Xing Yan semakin merah padam mendengarnya, "Anakmu itu tidak pantas untuk putriku, apalagi Yixue akan segera menjadi murid di sekte Burung Surgawi."
Semua orang begitu tercengang mendengar nama sekte terkuat di kota itu di sebutkan oleh Meng Wan, tidak semua orang bisa masuk ke sekte itu.
Hanya orang-orang berbakat dan istimewa yang akan diterima di sekte Burung Surgawi, dan Yixue adalah satu yang diterima di sana karena dia memiliki tubuh Surgawi yang memenuhi syarat untuknya diterima di sekte itu.
Belum sempat Xing Yan mengatakan hal lainnya, Gu Lang sudah lebih dulu melangkah maju dan berkata, "Baiklah jika itu yang kau mau, mulai hari ini aku Gu Lang sudah membatalkan pertunanganku dan Meng Yixue. Mulai detik ini, tidak ada lagi ikatan di antara kami."
Sontak saja Gu Xing Yan terkejut mendengarnya, pasalnya selama ini Gu Lang sendiri lah yang sangat ingin mempertahankan perjodohan itu.
Dan kini tanpa ragu dia malah mengakhirinya sendiri, dan membuat seolah dirinya lah yang sudah membuang Yixue dan bukan sebaliknya.
"Xiao Lang, apa kau yakin dengan ucapanmu?"
"Aku yakin, ayah. Lagipula aku tidak membutuhkan sesuatu yang tidak berguna, terlebih sesuatu itu adalah barang bekas!" Gu Lang melirik sinis kearah Yixue, dengan senyum mengejek.
Perkataan Gu Lang itu, tentu saja membuat semua orang semakin terkejut terlebih lagi Xing Yan, Meng Wan dan juga Yixue yang merasa Gu Lang saat ini berbeda dengan Gu Lang si pengecut yang dulu itu.
"Kenapa aku merasa Gu Lang sedikit berbeda?" batin Yixue bingung.
"Apa maksudmu Gu Lang, kau berani menghina anakku!?" Meng Wan yang terpancing amarah, langsung membentak Gu Lang dan menggunakan auranya untuk menekan Gu Lang.
Meskipun sempat terkejut, namun Gu Lang dengan sigap mengeluarkan black shadow dan melawan tekanan itu membuatnya seolah tak berpengaruh sama sekali padanya.
Karena orang lain tak bisa melihat aura hitam yang menyelimuti tubuh Gu Lang, mereka pun terperangah terlebih lagi Meng Wan.
Dia tak mempercayai apa yang dia lihat itu, bagaimana bisa orang yang selama ini dia rendahkan dan hina justru tampak tidak terpengaruh sama sekali mendapatkan tekanan darinya.
Padahal orang lain yang kekuatannya berada di bawahnya, ada sebagian yang sampai berlutut dan ada juga yang menahannya dengan susah payah.
Xing Yan kagum melihat perubahan putranya yang kini bukan lagi seorang pengecut, "Paman Meng bisa tanyakan sendiri pada putri paman, tentang apa yang sudah dia lakukan bersama Gu Feng."
Setelah mengatakan hal itu, Gu Lang mengajak sang ayah untuk meninggalkan aula pertemuan yang memuakkan itu.
Namun saat mereka sampai di pintu keluar, Gu Lang berhenti dan berbalik untuk mengatakan sesuatu.
"Untuk masalah kalian yang ingin mengusirku, aku tidak keberatan. Tapi semuanya akan di tentukan dengan kompetisi keluarga. Jika aku tidak sanggup memenangkan pertandingan itu, maka aku akan pergi dari keluarga ini dengan senang hati."
Meng Wan yang merasa malu juga langsung mengajak Yixue untuk pulang bersamanya, dan akan menginterogasinya tentang apa yang tadi Gu Lang katakan saat mereka sudah sampai di rumah.
Sedangkan tetua ketiga merasa kesal, namun juga senang di saat yang sama. Dia akan segera menghubungi Gu Feng tentang taruhan yang Gu Lang buat sendiri.
Yang tentunya hal itu akan membuat Gu Feng sangat senang, karena dia merasa jika Gu Lang sudah pasti akan kalah dari anak kebanggaannya itu.
*
*
Sesampainya di halaman tempat tinggal mereka, Gu Lang mengutarakan maksudnya pada sang ayah. Dia ingin kembali ke sekte Bulan Sabit untuk berlatih lagi.
"Xiao Lang, Kenapa kau harus kembali ke sekte?" tanyanya.
"Aku harus ayah. Aku tidak mau terus di cap sebagai katak dalam tempurung. Ayah selalu melindungiku, dan itu akan membuatku tidak bisa berkembang. Jadi aku harus kembali ke sekte untuk berlatih dan menjadi lebih kuat lagi," ucap Gu Lang.
"Baiklah, aku juga tidak bisa menghalangimu. Kalau kau memang ingin kembali ke sekte, maka kembalilah. Berusahalah dan berlatih dengan baik."
Akhirnya Gu Lang pun memutuskan untuk kembali ke sekte. Gu Xing Yan mengantarkan kepergian putranya sampai di depan gerbang rumahnya.
Gu Lang menunggangi kudanya dan melesat dengan cepat meninggalkan rumah keluarga Gu, setelah berpamitan dengan sang ayah yang tampak begitu berat melepas kepergiannya.
Jarak dari rumahnya menuju ke sekte Bulan Sabit cukup jauh, Gu Lang membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai di sana.
Dan sesampainya di sekte, Gu Lang langsung menuju ke paviliun Awan untuk meminjam buku jurus kultivasi. Dia sangat kekurangan jurus saat ini, dia membutuhkan buku jurus untuk berlatih.
Kini sampailah Gu Lang di sebuah bangunan yang amat besar dan megah. Namun anehnya, di sana hanya ada satu penjaga saja yang bertugas. Gu Lang turun dari kudanya dan berjalan menuju tempat itu.
"Salam hormat senior," ucap Gu Lang sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada, membuat penjaga paviliun menatap ke arahnya.
"Senior, namaku Gu Lang. Aku kemari untuk meminjam buku jurus," ujar Gu Lang mengutarakan maksud kedatangannya.
"Level 7?" gumamnya, "Kau hanya boleh meminjam buku di lantai satu, dan maksimal hanya dua buku. Setelah memilih buku yang kau mau, temui aku."
Gu Lang beruntung karena tebakannya sangat tepat. Tempat sebesar itu hanya di jaga oleh satu orang, dan itu artinya hanya satu, yaitu orang itu sangat hebat.
Pengetahuan dua kehidupan miliknya benar-benar berguna. Orang itu bahkan bisa mengetahui kekuatannya hanya dengan melihat sekilas saja, entah seberapa kuat orang itu.
Gu Lang pun mengangguk pada penjaga paviliun, kemudian masuk ke dalam sana sambil berpikir. Benar kata pepatah, di atas langit masih langit. Jadi dia benar-benar harus berusaha lebih giat, untuk menjadi lebih kuat lagi.
Di dalam paviliun Awan, Gu Lang tengah memilih buku yang ingin dia pelajari.
Yang pertama, dia menemukan buku jurus 5 Petir pencabut nyawa. Sekali mengeluarkan jurus, 5 nyawa akan melayang. Jurus itu cocok untuk pemilik akar spiritual petir.
Yang kedua adalah jurus pedang Api Yin Yang. Menggunakan api untuk membentuk sebuah pedang sebagai senjata, ini cocok untuk pemilik akar spiritual api.
Lalu ada juga jurus Beruang Baja yang menggunakan kekuatan fisik, untuk membentuk pelindung tubuh yang sangat kuat. Jurus yang sangat cocok untuk pemilik akar spiritual hewan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!