Pagi hari yang cerah, seorang pemuda anak Remaja yang berusia 20 tahun, berjalan Menuju Aula Utama, Kampus Universitas Ternama di Kota Gowe.
Pemuda itu Bernama Lemon, seorang anak Miskin yang berasal dari Desa.
Lemon yang kuliah dikota Gowe mendapatkan Beasiswa dari Pemerintah kota Gowe, sebagai Anak Tidak mampu.
Orang tua Lemon, bekerja sebagai Kuli di sebuah usaha Pertanian Pribadi di Desa.
Desa tersebut bernama Desa Tora, Lemon yang sampai di Kelasnya, menyapa teman yang sudah duluan.
"Hai Denis" Lemon menyapa Denis, Denis adalah sahabat akrapnya Lemon, Denis juga merupakan anak yang tidak mampu dari Desa, Sehingga dia mendapatkan Bantuan Beasiswa Anak Tidak Mampu.
"Hei Mon, kok kamu baru datang sih, tadi lama aku menunggumu di Halte" Denis menjawab.
"Saya tadi lama menunggu Angkot Den, sekitar setengah jam saya menunggu". Lemon berjalan disamping Denis Sembari Duduk dikursi Mahasiswa.
Dari Pintu Ruangan terdengar suara ketawa, suara tawa itu berasal dari Gadis-Gadis Cantik, Gadis pertama bernama Dewi, Dewi adalah gadis Cantik, berambut lurus halus, rambutnya panjang hingga pinggang, kulitnya putih dan wajahnya ayu, seperti bintang Korea.
Temannya bernama Lea wajahnya juga tidak kalah saing dengan Dewi, cuman saja Lea, sedikit Pendek dari pada Dewi.
Dewi adalah Gadis Lembut, tidak sombong dan sukar membantu sesama.
Sesampai Dewi dan Lea di dalam Ruangan Kelas, mereka melihat Lemon dan Denis, yang lagi Asyik Mengobrol.
Lemon dan Denis yang melihat Gadis-Gadis Cantik, sedikit mengernyitkan kening, namun apalah daya, seperti kata pepatah: ingin daku memeluk gunung, namun tangan tak sampai.
Lemon tersenyum ingin menyapa Dewi, Karna bagaimanapun, Dewi adalah anak orang terkaya dikota Gowe, walaupun Lemon ada rasa Suka kepada Dewi, namun dia sadar diri, ditambah lagi Lemon sudah memiliki Pacar yang sangat dia sayangi.
Melihat Lemon yang memancarkan senyuman, Dewi hanya tersenyum sinis, dan memandang sebelah mata saja, karna bagaimanapun dia merasa Lemon bukan tipe lelaki yang didambanya.
Sontak saja Lea yang melihat Lemon tersenyum, seketika marah kepada Lemon dan berkata: "weii, Lemon! Ngapain kamu senyum-senyum pada kita berdua, jangan kamu pikir, karna kamu pintar dikampus ini, kamu bisa selevel sama kita berdua, dan bisa senyum sesuka hatimu!".
Lea adalah termasuk anak yang sombong, karna dia berasal dari keluarga anak pejabat dikota Gowe.
Melihat Lea yang kesal, seketika Lemon terkejut ketakutan, dan dia hanya menundukkan Kepalanya, tanda dia merasa malu.
Dewi yang melihat kejadian tersebut, merasa sedikit kasihan kepada Lemon. Kemudian dia berkata kepada Lea "Sudahlah Lea, jangan marahin dia lagi, kasihan juga dia, lihatlah dia jadi ketakutan".
Lea hanya memutar bola matanya dan berkata "Dasar Cowok Culun, dibentak saja sudah ketakutan setengah mati, bagaimana dia bisa mendapatkan Pacar" Lea Membantin dalam hati, Lea dan Dewi Duduk di Kursi, didekat Pojok Pintu Masuk.
Tak berselang lama kemudian, terdengar suara kaki yang berjalan dari luar kelas.
Itu adalah Marko dan Yoel, Pemuda Sombong yang sering Pamer, karna orang tuanya adalah Pengusaha Besar Nomor 2 di Kota Gowe.
Sesampainya didepan kelas, Marko melihat Dewi dan Lea, Marko langsung berjalan Menuju Kearah tempat duduknya Dewi dan Lea, Yoel juga ikutan dari belakang. " Haii.. Lea, Dewi? Bolehkah Saya Duduk disini kan? Biar saya bisa memandangin, Wajah Cantikmu itu...." Marko Menyapa Dewi dengan Senyuman menggoda, sambil Duduk dikursi kosong disamping Dewi.
Secara singkatnya, Marko sudah beberapa tahun mengejar Dewi, Karna Dewi merupakan Bintang Putri kampus, berturut-turut selama 2 tahun terakhir.
Namun Dewi tidak pernah, memberikan Peluang Kepada Marko, yang Marko semakin gila mengejarnya.
Alasan Dewi tidak menyukai Marko, karna Marko merupakan Pemuda Sombong yang Arogan dan Playboy peringkat Tinggi.
Dewi tanpa berkata sedikitpun, dia beranjak dari tempat duduknya, dan berjalan duduk disamping Lemon. Lemon yang sedari tadi merasakan Malu dan Takut, karna dibentak oleh Lea.
Sekarang Dewi duduk disampingnya, yang membuatnya semakin mengecilkan tubuhnya yang kurus itu.
Melihat hal itu, Marko yang merasa Kesal, Semakin Murka, melihat Dewi duduk disamping Lemon.
Marko bangkit dari tempatnya, dan rasa hawa membunuh menyelimutinya. Matanya memerah menunjukkan bahwa amarahnya meledak-ledak.
"Haiii...Si Miskin, Sampah Kurus, Enyah kau dari samping Wanitaku!" Marko berteriak Marah.
Melihat Marko yang amarahnya menggila, Denis langsung melompat dari kursinya, dan dia duduk dikursi yang ada di pojok belakang.
Sebelum dia beranjak, dia berteriak kepada Lemon: "Mon!!. Ayo kita pindah kebelakang, Cepat!".
Lemon yang baru tersadar dari keterkejutannya, dia langsung berdiri dan hendak pindah tempat duduk.
Namun sebelum dia beranjak dari tempat duduknya, tangan lembut Dewi menggegam lengannya.
Sehingga membuat hati Lemon semakin Bergetar hebat, sebaliknya Dewi juga merasakan hal yang sama.
"Kamu mau kemana?. Kalau kamu Lelaki Jantan!. Kamu harus tetap disini, disampingku".
Lea, Marko, Yoel terlebih Denis, merasa pusing dan terpaku ketika mendengar kata-kata yang keluar dari Mulut Dewi.
Setelah selesai berkata Dewi Melihat kearah Marko dan berkata: " Marko, apakah kamu tidak punya perasaan Malu, mendekati wanita yang sudah punya pacar!".
Mereka yang lagi-lagi mendengar Kata-kata Dewi, semakin tercengang, seakan rahang mereka terlepas dari tempatnya.
Diantara mereka, hanya Lemon yang semakin merasa Pusing Tujuh keliling dia berkeringat deras.
Dia takut Marko akan menghajarnya habis-habisan jika dia mengakui perkataan Dewi barusan.
Lemon yang merasa ketakutan berkata: "Maaf ya Dewi, saya sudah punya Pacar, jadi saya tidak bisa menghianati pacarku, saya tidak bisa berpura-pura menjadi pacarmu".
Lemon terus menundukan kepalanya, Sambil beranjak pergi dari tempat itu.
Dewi yang mendengar hal itu seketika wajahnya Muram merasa malu, dengan kecantikan yang dia miliki, tidak ada laki-laki yang berani menolaknya, walaupun sebenarnya Dewi tidak pernah berpacaran.
"Kamu memang dasar pengecut, tak kusangka kau lebih pengecut dari yang saya bayangkan".
Dewi menggerutu dan berpindah lagi dari tempat itu.
Waktu bersamaan Seketika Dosen yang mengajar pada jam mata pelajaran tersebut, telah memasuki kelas dan semua Mahasiswa mengambil posisi duduk masing-masing.
Marko yang sedang emosi melirik Lemon, dengan wajah garang dia mengacungkan jari tengahnya kepada Lemon.
Seketika wajah lemon menjadi pucat dan dia Gemetaran melihat Marko mengancamnya.
Waktu terus berlalu, jam mata pelajaran sudah berakhir.
Semua mahasiswa keluar tidak terkecuali Dewi dan Lea, Dewi yang sudah sangat emosi kepada Lemon langsung menuju Taman Kampus. Ketika Lemon keluar bersama Denis, mereka langsung dihadang Marko dan teman akrabnya Yoel.
Denis berkata: "Marko, Apa maksudmu menahan kami, kami mau lewat".
"Diam kau cecunguk busuk" Marko membentak Denis, seketika Denis menutup rapat Mulutnya.
Kemudian Marko mengalihkan pandangannya kearah Lemon.
"Kau sampah busuk, berani bersaing denganku, kalau kamu punya nyali kita fait satu lawan satu".
Lemon menjawab "Maaf Marko, diantara kita, tidak ada masalah ataupun Dendam, kenapa kamu harus membalasku".
Lemon tidak berani berbuat masalah di kampus, karena dia takut Beasiswanya akan dicabut.
"Hahaha... Saya Rasa kamu berani melawanku, ternyata kamu memang benar-benar pengecut" Wajah Marko sangat senang karna telah menghina Lemon.
Marko kemudian teringat dengan perkataan Lemon tadi, sewaktu dia menolak Dewi.
"Oh iya, tadi kamu bilang, kamu punya pacar? Memangnya ada Perempuan yang suka dengan Lelaki Miskin seperti kamu?".
Denis yang merasa kesal dengan perkataan Marko, seketika dia berkata: "Memangnya apa urusanmu, kalau dia punya pacar?".
"Aiiss.. Beraninya kamu menggertaku" Marko langsung menarik kerah baju Denis dan meninju bagian Perutnya, Denis merasa sakit, namun dia tidak berani membalas.
Karna Marko merupakan Anak Murid terbaik Taekwondo, dan sudah beberapa kali memenangkan Kejuaraan ditingkat Propinsi Toba.
Lemon yang melihat hal tersebut langsung menghentikan Denis. " Ayo Denis, lebih baik kita pergi, dia bukan tandinganmu".
Melihat Denis yang ditarik oleh Lemon, dia merasa bangga sambil berkata: "Denis, kamu bukan tandinganku, kalau kamu ingin membalasku, kamu harus belajar ilmu bela diri terlebih dahulu, kalau sudah hebat kamu boleh membalasku".
"Kalian Enyahlah dari sini" Yoel disamping mengusir Lemon dan Denis.
Lemon memapah Denis yang sedang memegang perutnya, beranjak pergi dari tempat tersebut.
Marko dan Yoel tertawa terbahak-bahak, melihat lawan mereka pergi. Mereka juga berbalik dan pergi.
Disisi Koridor Kampus, seorang gadis cantik berjalan menuju ruang kelas. Gadis itu memakai lipstik merah, dipadu dengan make upnya yang sangat merona, membuat gadis itu bagaikan Bidadari yang turun dari kahyangan, seperti pacarnya Jaka Tarub.
Hehehe.. Sekedar Hiburan..
Okey Lanjut.
Gadis itu bernama Vina, Vina adalah Pacarnya Lemon, yang barusan di ceritakan oleh Lemon.
Vina berpacaran dengan Lemon karna terpaksa, Vina mendekati Lemon hanyalah sebuah pertarungan.
Dimana Teman-temannya berjanji akan membawa Vina ke Kota Provinsi, dan boleh berbelanja, barang-barang Mahal.
Apabila dia berhasil berpacaran dengan Lemon, Pemuda simiskin kutu buku dari Desa Tora tersebut, selama jangka waktu 2 minggu.
Dipersimpangan koridor, marko dan Yoel sedang tertawa terbahak-bahak, tidak menyadari Vina yang kebetulan lewat, dan "Bam".
Tabrakan badanpun tak terhinggakan, sehingga buku-buku Kuliah yang ada dipegangan Vina pun terjatuh.
Dengan sigap Marko memegang tangan Vina, dan merangkul tubuhnya, sehingga mereka berdua dalam sekejab dalam posisi berpelukan.
Sepersekian detik, mata mereka tak lepas saling memandang.
Mata Marko memandang Wajah Cantik Ranum yang ada dipelukannya, tak kalah juga Vina memandangi Wajah Marko, yang ditumbuhi Kumis tipis, dengan Model Gaya Rambut Terurai dimatanya.
*Ehem..hem.. Marko dan Vina baru tersadar, dari Lamunan Mimpi mereka berdua, ketika mendegar deheman Yoel.
"Sory.. Sory.. Saya tidak sengaja" Marko berkata sambil berdiri tegak.
"Iya tidak apa-apa, lagian saya juga tidak fokus berjalannya".
Marko dengan cepat mengumpulkan buku-buku kuliah, yang terjatuh berserakan dilantai.
Marko menyerahkanya kepada Vina. "Makasih" Vina mengucapkan rasa terimakasih.
"Iya, sama-sama" Marko menjawab.
Seketika Vina Terkejut dia berkata: "Namamu Marko kan?".
Marko yang sangat Angkuh, seketika dia menjawab "Kamu kenal denganku?".
"Ya ialah, siapa sih, yang tidak kenal dengan Lelaki tampan dan Terhebat, seperti kamu".
Dengan Perasaan Bangga Marko mengulurkan tangannya.
"Namaku Marko".
"Aku Vina, Jurusan Kewirausahaan".
Akhirnya mereka bedua berkenalan.
Melihat Kesempatan Emasnya Marko mengajak Vina "Nanti habis kuliah, boleh tidak, kita makan bareng".
"Boleh!.."
Jawab Vina dengan ekspresi senang.
Vina berasal dari keluarga sederhana, sehingga dia menginginkan lelaki yang tampan dan lebih khususnya, anak orang kaya yang bisa dia andalkan untuk masa depannya dan Keluarganya. Menurut Vina, Marko adalah lelaki yang cocok untuknya. Sesaat setelah Proses perkuliahan selesai, Vina langsung mencari keberadaan Marko dikantin sekolah. Sesampainya di Kantin, Vina melihat seluruh tempat sudah dipenuhi oleh Mahasiswa yang lain, namun dia tidak melihat Marko. Karna dia tidak menemukan keberadaan Marko, Vina langsung berbalik dan pergi, dia langsung menuju Taman Kampus, karna tempat itu adalah tempat dia dan teman-temannya selalu berkumpul. Disisi lain, Marko dan Yoel sudah menunggu begitu lama, sehingga mereka hanya bisa menggoda setiap gadis kampus, yang lewati di depan mereka. Yoel berkata kepada Marko: "Marko, kenapa kamu begitu ingin makan siang dengan Vina? Bukanya kamu sedang mendekati Dewi?". Mendengar hal itu, Marko menatap Yoel dengan perasaan menghina dan berkata: "Memangnya apa yang kamu tahu soal Wanita, kamu sendiri sampai sekarang masih Jomblo Abadi". Setelah berkata Marko tertawa bahagia. "Ini bukan soal Jomblo Marko, cuman saja, kamu jangan sampai kehilangan kesempatan untuk mengejar Dewi". "Apa Maksudmu?". Marko menatap Yoel dengan Serius. "Begini Marko, kalau sampai Dewi melihat kamu mendekati Vina, apakah dia mau lagi sama kamu?" Yoel berkata dengan jujur. "Uuhukk, Idemu Betul juga ya" Marko mengangguk. "Tumben Kamu Punya Pendapat Jitu, biasanya kamu hanya tau mengeong". "Ya iyalah Marko, saya hanya bisa mengingatkanmu, terserah kalau kamu ikuti kalau tidak" Yoel berkata pasrah. Tiba-tiba Marko berkata bahagia "Selagi Dewi tidak tau, kan tidak ada Masalah, Aman kan?". Yoel mengangkat bahu sambil berkata "Terserah Tuan Marko saja". Setelah selesai berkata Yoel langsung bangkit berdiri dan hendak pergi. Namun sebelum dia pergi, dia dihentikan oleh Marko sambil bertanya. " Yoel menurutmu, Vina itu cantik tidak? apakaha dia lebih cantik dari pada Dewi". "Hem, Lebih Cantik bunda Corla, ya sudah, saya pergi duluan ya" selesai bicara Yoel langsung meninggalkan Marko sendirian. Marko hanya menghela nafas kecewa, melihat Yoel pergi semakin jauh. Disisi lain diujung taman, Marko melihat Vina yang lagi berdiri sedang melihat sekeliling, ketika mata Vina menyapu Keberadaan Marko, gadis tersebut melemparkan senyum menggoda. Marko melambaikan tanganya, seketika Vina langsung menghampirinya. "Maaf ya sudah menunggu lama" Vina berkata dengan wajah sedikit bersalah. "Aahh.. Tidak masalah, saya kebetulan lagi ada waktu luang hari ini" Marko menjawab dengan rasa bahagia terpancar diwajahnya. "Oh iya, kalau kamu tidak mata kuliah lagi, bagaimana kalau kita makan siang". " Boleh, kalau kamu yang mentraktirku" Vina berkata dengan suara menggoda. "Suatu keberuntungan jika makan bersama, Untuk wanita secantik kamu". Setelah berkata, Marko membawa Vina pergi dengan Mobil Mewahnya, BMW keluaran terbaru. Marko membawa Vina di Rumah Makan Soechi, dimana Rumah Makan Soechi merupakan salah satu rumah makan terMewah dikota Gowe. Setelah selesai makan siang, Marko mengajak Vina ke Mall untuk Shooping. Sekitar pukul 5 sore, diperpustakaan Lemon baru saja selesai belajar, karna jika ada waktu kosong, Lemon hanya menghabiskan waktunya untuk belajar. Lemon berjalan ke Halte, menunggu Bus Angkutan Umum yang membawanya keasrama. 2 Hari telah berlalu, Lemon bertanya-tanya kenapa dalam waktu 2 hari ini, Vina tidak pernah menelponnya, sementara sms Lemon tidak pernah dibalas, nomornya juga tidak bisa dihubungi. Dikantin Kampus, Lemon berjalan dengan santai menghampiri meja kosong, dia melihat Vina bersama Marko, sedang Makan bersama teman-temannya Vina. Lemon yang mengetahui keberadaan Marko, Lemon tidak berani mendekati Vina, dia lebih memilih duduk di meja kosong, yang berseberangan dengan Meja tempat duduknya Marko. Teman Vina, 'Adel' yang melihat Keberadaan Lemon di Meja sebelah, seketika dia berkata "Hei Vina, itu Pacarmu disana, kenapa kamu tidak menemaninya". Adel adalah teman Vina yang membuat taruhan dengannya, untuk mendekati Lemon dan menjadikannya Pacar. Vina yang mendengar perkataan Adel, seketika tercengang. Vina takut kalau Marko salah paham dengan ucapan Adel barusan. Marko yang mendengar perkataan Adel, langsung menoleh kebelakang, dan melihat Lemon yang sedang duduk disebelah mereka. Marko terkejut dan berkata "Maksudmu? Vina pacarnya Pecundang itu, si Miskin kurus". "Ya ialah, masa kita bohong" Adel menjawab dengan rasa bangga. "Dasar si Adel Wanita ******" Vina membantin dalam hatinya. Dengan Ekspresi wajah masam, Vina buru-buru menjawab "Marko, ini hanya salah paham, sebenarnya Lemon itu hanya sekedar Pacar taruhan, saya tidak menyukainya". Mendengar hal itu Marko hanya mengerutkan keningnya. "Pacar Taruhan? Apa Maksudnya ini, saya tidak mengerti". Setelah Marko selesai bertanya, Adel langsung menjawab, dia menceritakan seluruh alur ceritanya, hingga Vina dan Lemon Jadian. "Ceritanya seperti itu, tapi kenyataannya, mereka selalu bersama dalam waktu 2 minggu terakhir, saya takut mereka berdua sudah melakukan hal-hal yang tidak baik" Adel berkata dengan menggertakan giginya, dia dipenuhi rasa cemburu, karna Adel juga menargetkan Marko sebagai Pasangannya, tidak disangka Vina malah dipilih oleh Marko. Mendengar kata- katanya Adel, Vina seketika menjadi Murka. "Bruuk"!. Vina memukul meja. "Dasar kamu wanita ******, beraninya kamu memfitnahku seperti itu, Asal kamu tahu, jangan melakukan hal yang tidak baik dengannya, memegang tangannya saja saya sangat jijik". Vina terlihat Marah, teman-teman mereka yang lain juga buka suara untuk menghibur Vina.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!