"Sarah, mana sarapan buat ku?!," tanya mertua ku.
"Ini ma, masih aku buat kan, mama tunggu dulu ya," jawabku.
"Jangan lama-lama aku sudah kelaparan ini, kalo masak uda selesai jangan lupa bersihin sepatu Lidya karna dia pagi ini mau ada meeting ketemu klien besar di perusahaannya," ucap mama mertuaku.
"Iya ma," jawabku singkat sambil menyelesaikan masak buat sarapan.
Inilah keseharian ku di rumah mertua, masih hitungan bulan tinggal disini aku seperti pembantu di rumah ini.
Masak, bersih-bersih itu sudah menjadi tugasku. Belum lagi aku harus menyiapkan semua kebutuhan Lidya adek perempuan satu satu nya mas damar yg sangat manja, Lidya sendiri bekerja di perusahaan besar dengan posisi yg lumayan bagus. Sedangkan mas Damar amar suamiku juga berkerja di perusahaan yang sama dengan Lidya cuma saja mas Damar jadi bawahan Lidya. Maka nya Lidya selalu semena mena kepada ku.
Masakan sudah siap dimeja makan aku panggil mertua ku dan Lidya untuk sarapan, tak lupa juga mas Damar aku panggil biar bisa sarapan bersama.
Setelah semua sudah kumpul di meja makan, aku kembali kebelakang buat bersihin sepatu Lidya yang akan dipakai buat meeting Ketemu klien di perusahaannya.
"Sayang, sini sarapan bareng, kamu mau kemana?," tanya mas Damar.
"Uda Damar kamu sarapan aja dulu, pekerjaan Sarah belum selesai" ucap mertuaku .
" Tapi ma, Sarah juga harus sarapan dia hamil mudah loh dia nggak boleh capek capek, kasian dia sama bayinya yang ada diperut kalo capek-capek. Pagi ini dia uda masak, uda bersihin rumah, uda sini Sarah makan dulu," ajak mas damar sambil pegang tanganku.
Sedangkan ibu mertua melihat ku sambil melotot dan itu tandanya aku harus menolak ajakan mas Damar untuk sarapan bersama.
"Iya mas, abis ini aku sarapan ya.Tapi aku beresin dulu dibelakang tanggung mas. Janji kalo uda beres dibelakang aku langsung kesini buat sarapan dengan mas," ucapku pada mas Damar.
"Baiklah sayang, tp ingat kamu nggak boleh capek-capek karna di sini ada bayi kita," ucap mas Damar sambil elus perutku yg sudah agak muncul. Iya aku sudah delapan bulan menikah dengan mas Damar dan sekarang aq hamil enam bulan.
Selama delapan bulan tinggal seatap dengan ibu nya mas damar beginilah keseharian ku. Masak, nyapu, beres-beres rumah bahkan mencuci semua baju kotor Lidya dan ibu mertua.
Selama ini mas damar nggak begitu tau dengan kegiatan ku dirumah ini. Karena mas damar lebih sering diluar rumah. Hanya weekend aja dia dirumah, itupun sikap ibu mertua beda kalo aku lagi bersama mas damar.
Setelah semua pekerjaan rumah sudah selesai aku kembali lagi kemeja makan, tujuanku mau ikut sarapan bareng suami ,mama mertua dan Lidya tapi sayang setelah disana semua sudah selesai sarapannya.
Dan mas Damar uda buru-buru mau berangkat kekantor.
"Sayang, aku uda selesai sarapan nya. Maaf, kamu sarapan sendiri ya sayang biar ditemenin mama. Aku uda telat nih mau ketemu klien bareng Lidya," ucap mas Damar sambil mencium keningku.
"Iya mas," jawabku sambil senyum simpul.
"Ayo mas kita berangkat, uda telat kita. Hari ini jadwal kita padat banget loh mas," ucap Lidya sambil jalan keluar dari kamar nya.
"Iya lid, sabar. aku masih pamitan sama Sarah, kasian dia belum sarapan," jawab mas Damar. "
Aalah ..manja banget sih, kan bisa sarapan sendiri abis ini. Udah ayok kita berangkat," ajak Lidya pada mas Damar.
"Ya sudah biar aku yang nyetir Lid," ucap mas Damar sambil keluar. Saat mas Damar sudah keluar lebih dulu, Lidya balik lagi nyamperin aku.
"O yah mbak, abis ini jangan lupa ya beresin kamar ku ," bisik Lidya padaku
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Jangan lupa mampir di novel temanku ya
"O yah mbak, abis ini jangan lupa ya beresin kamar ku ," bisik Lidya padaku.
"Iya Lid," jawabku sambil mengangguk.
"Sebelum melanjutkan bersihin kamar Lidya, aku sarapan dulu ah.. perut rasanya uda keroncongan," batin ku.
Setelah aku menyendok nasi di piring dan mau menyuap ke mulut tiba-tiba mama datang.
"Hmm enak sekali ya kamu makan, disaat pekerjaan rumah belum selesai," ucap mertua ketus, sambil berkacak pinggang.
"Maaf ma, Sarah lapar banget, Sarah lemes ma kalo nggak sarapan dulu".
"Enak aja, nih bersihin rumah dulu dan beresin kamar Lidya abis itu kamu boleh makan," ucap mertuaku sambil melempar sapu dan lap di wajahku.
"Baiik ma," ku ambil sapu dan lap.
"Ingat ya kamu disini itu numpang, jadi jangan sok sok an jadi ratu dirumah ini. Sebagai ganti kamu makan disini ya kamu harus ngerjain semua tugas rumah. Oya satu lagi jangan sekali kali kamu ngadu ke Damar tentang ini."
"Iya ma."
Langsung kuambil sapu dan lap, ku mulai membersihkan semua ruangan dirumah ini dengan menahan rasa lapar ku, ku elusi perut ku.
"Sabar ya nak, adek nggak boleh rewel ya diperut mama, abis ini kalo pekerjaan mama uda selesai baru kita bisa makan," batinku.
"Alhamdulillah semua pekerjaan uda selesai sekarang waktunya kita makan ya dek," batin ku sambil ku elus perutku.
Ku ambil piring, ku sendok nasi dan lauk ke dalam piring. Dan tiba2 mertua ku datang.
"Jangan banyak-banyak kalo makan, kasian damar yang kerja, tau sendirikan kalo kamu nggak kerja," ucap sinis mertua.
"Iya ma," jawabku sambil mengangguk.
Tak terasa bulir air mata ini jatuh di pipi.
"Sebegini menderita nya mas jadi istri mu," ucapku dalam hati.
"***Mas, jangan lupa ya hari ini waktunya kita ke dokter kandungan***."
Ku kirimkan pesan ke mas damar buat ingetin dia kalo hari ini jadwal kontrol ke dokter kandungan.
"***Ya Tuhan, mas lupa sayang. Hari ini mas sibuk, meeting juga belum selesai. Kamu diantar mama aja ya Sarah?, biar abis ini mas telepon mama***," balas pesan mas damar
"***tapi mas,,, aku nggak enak kalo sama ma***,"
ku balas lagi pesan wa nya mas Damar.
"***Emang kenapa sayang? kamu harus menganggap mama ku seperti mama kamu sendiri. Jangan nggak enakan gitu***," balas mas Damar.
"***Iya mas***," balasku pasrah.
Aku siap-siap untuk pergi ke dokter kandungan, tiba-tiba mama muncul.
"Kamu udah siap Sarah? ingat ya kamu jangan malu-maluin disana, kalau bukan karena Damar yang minta nemenin kamu mama sih ogah," cerocos mertua sambil melengos.
"Sarah Uda siap ma, Sarah juga uda pesan taksi online. Mungkin sebentar lagi taksinya datang," jawab ku.
Taksi pun uda datang, dan kami berdua naik ke taksi. Setelah sampai di dokter kandungan kami masih menunggu antrian yang nggak begitu banyak karena aku tadi sudah daftar lebih dulu. Sekarang uda sampai ke nomer antrian ku dan kami pun masuk ke ruangan dokter.
"Selamat siang ibu," sambut dokter dengan sangat ramah.
"Siang dok," balas ku sambil senyum ramah
"Silakan duduk ibu, tensi dulu ya ibu tekanan darahnya," ucap dokter sambil meletakkan alat tensi darah.
" Iya dok," ku ulurkan tangan ku.
"Kok tekanan darah nya rendah Bu? Ibu g boleh capek-capek ya, ibu harus makan yang banyak dan ibu hamil nggak boleh setres loh. Sekarang ibu berbaring ya di sana, biar ku periksa kandungan ibu," ucap dokter sambil menunjuk tempat tidur untuk periksa.
"Baik dok," jawab ku sambil melangkah ke tempat tidur.
"Berbaring ya bu." Ucap dokter dengan ramah.
Aku pun berbaring sesuai petunjuk dokter. Dan dokter mulai mengolesi cream di perutku dan menaruh alat USG.
"Bu, kok bayinya kecil? Dirumah pola makannya harus dijaga ya Bu. Nakan makanan yang bergizi dan ingat ibu nggak boleh setres harus istirahat yang banyak nggak boleh capek-capek," ucap dokter memberi nasehat.
"Kamu itu gimana sih Sarah?, mama kan uda bilang makan yang banyak dan istirahat yang cukup biar kamu dan bayi kamu itu sehat , kalau kayak gini kan kamu malu-maluin mama aja seakan-akan mama ngelarang kamu makan," ucap mertuaku ketus.
"Tapi ma..," belum selesai aku ngomong mertuaku mencubit lenganku sambil melotot.
"Auh....," reflek aku menjerit.
"kenapa Bu?," tanya dokter.
"Tidak kenapa-kenapa dok, ini tiba-tiba tangan ku kram," jawabku sambil pegang tanganku.
"Ya uda ini resepnya ibu bisa tebus di apotek dan vitamin nya harus diminum dengan rutin biar ibu dan bayi nya sehat," ucap dokter.
"iya dok".
"Kamu ini gimana sih Sar? kok bisa-bisanya kandungan mu kurang gizi. Jangan bikin malu mama gini dong," ucap mama.
"Tapi kan ma, mama yang suruh Sarah kerja trus bersihin rumah," jawabku agak jengkel.
"Kamu itu ya suka nya nyalahin mama, awas ya jangan sampai Damar tau tentang ini," ancam mama.
"Tapi mas Damar berhak tau ma tentang kondisi bayinya," jawabku.
"Nggak boleh, pokoknya Damar nggak boleh tau. Kasian dia nanti banyak pikiran karena uda kerja seharian," ucap mama.
"Iya ma,"
Jam sudah menunjukkan waktu nya mas Damar dan Lidya pulang. Tak lama kemudian suara mobil datang terdengar itu tandanya mereka sudah datang.
Ku sambut mas Damar dan ku ambil tas kerja nya dan kami jalan ber iringan menuju kamar.
"Mas Damar mandi dulu ya biar capek nya hilang" ucapku.
"Iya sayang," ia berlalu ke kamar mandi sambil mencium keningku.
Ku balas dengan senyum kecil yang manis.
Setelah selesai mandi dan ganti baju, dia langsung rebahan di atas tempat tidur.
"Gimana hari ini mas di kantor? lancar meeting nya?," tanyaku sambil beresin baju kotor yang tadi dipakai mas Damar ke kantor.
"Alhamdulillah lancar sayang" jawab mas Damar "Kamu sendiri tadi gimana di dokter kandungan? Bayi kita sehatkan?," tanya mas Damar.
"Alhamdulillah mas bayi kita sehat mas," jawab ku sambil mengelus perut ku.
"Jmm mas, boleh nggak kalo beberapa hari aku nginep dirumah ibu?," tanyaku.
"Emang kenapa sayang?, "
"Sarah lagi kangen aja sama ibu mas."
"Tapi kamu betahkan disini?," tanya mas Damar sambil menatap mataku.
"Iya mas, Sarah betah kok disini cuma nggak tau kenapa tiba-tiba Sarah kangen sama ibu."
"Ya udah kapan mas antar kamu kerumah ibu?," tanya mas Damar.
"Gimana kalo hari Sabtu besok mas, mas Damar kan libur nggak kekantor. "
"Oke sayang, hari Sabtu kamu aku antar ke rumah ibu dan kita nginep disana," jawab mas Damar.
Hari ini aku ada meeting bersama klien.
Saat aku keluar dari kamar kulihat istriku Sarah sedang memasak di dapur.
Nggak tahu kenapa setiap hari kulihat Sarah semakin lama semakin kucel.
"Sarah mana masakan untukku lama sekali kamu masaknya" teriak mamaku.
"Iya Ma ini masih Sarah siapkan Tunggu sebentar" jawab sarah sambil membawa makanan ke meja makan dimana kami bertiga sudah menunggu.
"Sayang Ayo kita sarapan bareng" ajak ku pada Sarah.
"maaf mas, Sarah beresin dibelakang dulu ya tinggal dikit. Mas Damar sarapan dulu aja abis ini Sarah nyusul" jawab sarah.
"tapi kamu jangan capek-capek ya sayang" ucapku sambil mengelus perut Sarah.
"Uda Damar jangan terlalu manjain Sarah" celetuk mama.
"Tapi Sarah kan hamil ma, kasian Sarah sama calon anak Damar kalo dia capek" jawab ku.
"iya, tapi kan orang hamil juga harus banyak gerak biar proses lahirannya nanti lancar" nasihat mama.
"Uda deh mas, mas Damar itu nurut aja sama mama, lagian mama kan yang lebih pengalaman " ucap Lidya membenarkan ucapan mama.
"ya Uda lah aku mengerti apa tentang ini" ucapku
"yuk mas, kita berangkat. kita hampir telat nih" ajak Lidya sambil berdiri dari tempat duduknya
"ok lid, tunggu bentar ya. aku pamit dulu sama Sarah" jawabku sambil berlalu mencari keberadaan Sarah di belakang.
"Sayang, mas berangkat kerja dulu ya. kamu jangan lupa sarapan dan nggak boleh capek-capek, inget ada anak kita disini" ucapku sambil mengelus perut Sarah
"Iya mas" jawab Sarah disertai anggukan kepala.
Aku pun mengecup kening nya dan berlalu pergi meninggalkan dia.
...****************...
Sesampainya di kantor aku dan Lidya langsung menuju tempat meeting. Sebelum klien datang kita harus mempersiapkan semuanya.
Dan beberapa menit menunggu akhirnya klien kita datang.
"selamat pagi Pak Damar dan Bu Lidya" sapa seorang wanita muda yang lumayan cantik
"Selamat pagi juga Bu" ku jawab sapaan nya dan ku menoleh pada nya.
Dan betapa terkejutnya aku ketika melihat dia. Ternyata dia Bianca teman SMA ku dulu. Ya, teman SMA yang pernah dekat dan terpisah karena dia harus kuliah ke Amerika.
Semenjak dia ke Amerika kita lost contact dan sekarang dia datang lagi yang langsung membuat hati ku berdebar hebat dan salah tingkah.
"Bianca?" sapa ku dengan keterkejutan yang membuat aku salah tingkah
"Damar? ya, kamu Damar kan? Damar Saputra?" tanya Bianca dengan ekspresi terkejut.
"iya Bi ini aku Damar Saputra temen SMA kamu. Keren kamu Bi, lama tak bertemu kamu jadi tambah cantik dan sukses" jawab ku dengan penuh kekaguman pada wanita yang pernah dekat dulu saat masa sekolah.
" Jadi mas Damar kenal sama ibu Bianca?" tanya Lidya
"Iya lid, jadi Bu Bianca ini teman SMA mas dulu" jawabku
"wahhhh asyik nih, bakalan lebih mudah buat kita kerja sama dengan Bu Bianca" celetuk Lidya
"yuk Bu Bianca silakan duduk kita bisa mulai meeting nya,,, dan buat mas Damar nanti aja ya nostalgia nya setelah meeting selesai " goda Lidya padaku.
"Apaan sih kamu nih lid, bikin aku makin salah tingkah aja" jawabku sambil garuk kepala yang tak gatal ini.
Dan meeting pun dimulai.
...****************...
"Hebat kamu ya Bi, masih mudah cantik Uda punya perusahaan besar sendiri" ucapku pada Bianca.
"Aku cuma nerusin salah satu perusahaan papa aja mar, jadi 2bulan lalu aku disuruh pulang dari Amerika buat nerusin salah satu perusahaan papa ini. maklumlah papa sudah ber umur kasian kalo terlalu capek dan banyak pikiran" ucap Bianca
"Dan lagi aku disuruh pulang karena papa sama mama ingin aku cepat-cepat menikah, mereka ingin menimang cucu" katanya.
"Jadi kamu sekarang masih sendiri bi?" tanya ku dengan hati yang entah kenapa mendengar dia belum menikah rasanya bahagia sekali.
"Belum Damar, setelah dulu kita putus karena aku harus kuliah di Amerika. Aku nggak pernah lagi deket sama laki-laki lain" jawab Bianca dengan ekspresi wajah yang sedih.
Dari ekspresi wajah itu aku melihat bahwa dia masih menyimpan rasa untuk ku. tapi, ah... sudah lah aku nggak boleh berpikir yang aneh-aneh. Karena sekarang keadaan sudah berubah, aku sudah punya Sarah yang saat ini hamil anak ku.
Tapi kenapa dengan hati ini??
Tiba-tiba hape ku berbunyi membuyarkan semua lamunanku.
Ku ambil hp di saku kemeja, kulihat ternyata pesan dari Sarah.
"mas, jangan lupa sekarang waktunya kontrol ke dokter kandungan" pesan dari Sarah.
keasyikan ngobrol sama Bianca sampai lupa jadwal Sarah ke dokter kandungan.
"sayang, kamu kedokteran kandungan dianter mama aja ya. soalnya mas meeting nya belum selesai. abis ini mas bilang ke mama ya" kubalas pesan dari Sarah.
Entah kenapa aku nggak mau menyia-nyiakan waktu bersama Bianca. Banyak sekali kenangan yang tiba-tiba muncul waktu kita sekolah dulu.
"tapi mas, mas kan Uda janji kemarin kalo mau anter aku ke dokter kandungan" balas Sarah.
"iya sayang, tapi gimana lagi meeting mas belum selesai. mas janji deh lain kali pasti mas anter ke dokter kandungan" jawab ku.
"oke deh mas, aku pergi sama mama aja". balas Sarah.
Syukurlah kalau Sarah mengerti, emang Sarah itu termasuk istri yang penurut itulah kenapa aku bisa jatuh hati padanya. Dia penurut dan begitu polos, walau awalnya pernikahan ku ditentang oleh mama. karena menurut mama dia bukan dari keluarga yang berada. Tapi ku yakinkan mama kalau dia itu orang baik dan bisa disuruh ngebantu mama di rumah. Dan akhirnya mama setuju dengan pernikahan kami.
"Oya mar, kamu sendiri gimana? Uda menikah atau masih sendiri?" tanya Bianca setelah aku balas pesan dari Sarah .
"aku....... " aku bingung menjawab pertanyaan Bianca karena kalo aku jawab jujur, aku takut Bianca menjauhiku.
"Mas Damar masih sendiri mbak Bi" sahut Lidya menjawab pertanyaan Bianca.
"Oya??... jangan-jangan kita berjodoh mar?" celetuk Bianca yang membuat aku semakin salah tingkah.
"Aamiin...." sahut Lidya sambil melirik ku.
Aku menggaruk kepala yang tidak gatal sama sekali.
"yuk Bi di minum" ku alihkan omongan ini sambil mengambil segelas minuman yang ada di depan ku.
Bianca pun langsung mengambil gelas didepannya dan langsung meminum nya.
"Oya mar, aku boleh minta nomer kamu? biar kalo ada apa-apa tentang kerja sama kita ini lebih mudah menghubungi kamu" ucap Bianca.
Tanpa menunggu lama aku mengambil handphone yang ada di saku kemeja, dan langsung memberikan nomerku pada Bianca.
"oke mar, aku save ya. Dan sekalian aku pamit soalnya aku ada janji sama mama mau makan malam diluar" pamit Bianca
"oke Bi, hati-hati dijalan ya" ucapku
"makasih untuk hari ini ya mar" ucap Bianca sambil pegang tanganku, yang langsung membuat ku salah tingkah.
ku jawab anggukan kecil dan senyum manis pada Bianca.
Bianca pun berlalu pergi meninggalkan kami berdua dan aku masih menatap kepergian nya.
"cie yang lagi CLBK ( cinta lama bersemi kembali)" celetuk Lidya sambil menepuk pundakku membuat Aku kaget dan tersadar dari lamunanku.
" Ih apaan sih kamu lid bikin kaget mas aja" jawabku sambil menyembunyikan wajah ku yang agak gugup ini karna candaan Lidya.
"ya Uda mas, yuk kita pulang. Uda sore ini" ajak Lidya.
"ayo..." jawabku
Didalam mobil pun Lidya masih menggoda ku.
"seandainya aja mas Damar nikahnya sama mbk Bianca bukan sama mbk Sarah, mungkin hidup kita akan lebih dari ini mas. Mas Damar pasti Uda punya perusahaan sendiri" ucap Lidya
"tapi yang namanya jodohkan kita g tau lid" jawab ku sambil konsentrasi nyetir mobil.
"ya siapa tau aja mbk Bianca jadi jodoh kamu mas" celetuk Lidya yang sontak membuat ku tertawa terbahak-bahak.
"ah...kamu bisa aja lid. trus Sarah mau dikemanain???" ucapku
"kalo mbak Sarah mah itu masalah gampang mas, serahkan aja sama lidya" sahut lidya
"kamu ini ada-ada aja lid" jawab ku sambil senyum.
Sampai rumah Sarah menyambut ku dengan membawa kan tas kerja ku. Dan kami pun bersama menuju kamar.
Setelah membersihkan badan karna seharian bekerja, aku langsung merebahkan badan ini diatas tempat tidur. Ingin beristirahat karena badan ini terasa lelah sekali. Tapi baru ingat kalau Sarah tadi siang pergi ke dokter kandungan.
"sayang gimana tadi di dokter kandungan? gimana bayi kita?" tanya ku pada Sarah yang sedang beres-beres baju kotor ku tadi setelah pulang kantor.
"Alhamdulillah mas, bayi kita sehat" jawabnya sambil senyum dibarengi tangan mengelus perutnya yang mulai agak kelihatan membuncit.
"syukurlah, anak papa sehat" ku berdiri sambil mencium perut Sarah.
"Oya mas, tiba-tiba aja aku kangen ibu. jadi pingin nginep dirumah ibu mas" ucap Sarah.
"Emang kenapa sayang? kok pingin nginep disana? tanyaku.
"tiba-tiba Sarah kangen mas sama ibu, bolehkan mas?" rengek Sarah.
"Tapi kamu nggak apa-apa kan? kamu betah kan disini?" tanyaku pada Sarah karena kulihat tak begitu banyak senyum di wajahnya seperti sebelumnya.
"Sarah nggak kenapa-kenapa mas, cuma Sarah lagi kangen ibu aja" jawab Sarah menyakinkan ku.
"Ok sayang, kapan kita kesana?" tanyaku
"gimana kalo Sabtu mas? kamu kan g kekantor." usulnya.
"Ok, Sabtu kita nginep dirumah ibu, sekarang mas mau istirahat dulu" ucapku.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
jangan lupa mampir di karya teman ku yagesya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!