Selamat Membaca.
Dea mengatur nafasnya yang sesak ketika melihat siapa orang yang berada di hadapannya saat ini.
Wanita itu tentu saja sangat terkejut melihat pria yang dulu begitu ia dambakan, namun juga pria yang membuatnya patah hati karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
"Dokter Dea Amelia, ya?" sapa seorang wanita yang berdiri di sisi pria yang menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa Dea artikan.
Yang jelas pria itu sama sekali tidak mengalihkan pandangannya dari wajah Dea.
"Iya, saya Dokter Dea, apa keluhan ibu ...?"
"Tasya dok, saya Tasya Abimanyu, dan ini suami saya, Kenan Abimanyu," jawab wanita itu.
'Gue udah tau mbak, bahkan gue udah kenal banget sama suami lo, pria yang dulu nolak cinta gue!' batin Dea.
"Keluhan saya, ehmm .... sebenarnya saya ingin program kehamilan, kita menikah sudah Lima tahun tapi sampai sekarang saya belum hamil, saya dan Kenan juga sudah periksa kesuburan, dan hasilnya kami semua sehat, dok!" ucap Tasya.
Dea mengerutkan keningnya, 'berarti mereka sudah menikah selama Lima tahun, pacaran nya Lima tahun, duh, awet banget sih!! emang Kenan bucin banget ya sama si Tasya!'
Dea melirik Kenan sebentar, pria itu masih saja menatapnya, kemudian Dea memfokuskan perhatiannya pada Tasya kembali.
Tasya adalah wanita yang dulu membuat Kenan menolak Dea, wanita itu ingat jika saat itu Kenan menolaknya karena dia sudah memiliki pacar yang bernama Tasya Arsila.
"Sebenarnya program kita mewujudkan impian anda untuk memiliki momongan yaitu dengan tes terlebih dahulu, jika dulu kalian sudah pernah tes kesuburan, maka sekarang tidak masalah jika harus tes kembali, misalkan masih sama tingkat kesuburannya, nanti kita akan memberikan Vitamin untuk dikonsumsi agar bisa membantu proses," jelas Dea.
Kedua pasiennya itu masih diam dan mendengarkan penjelasan dari wanita yang bulan depan berusia 28 tahun itu.
'Duh, kenapa gue jadi ngeri ya, menjelaskan hal seperti ini, padahal biasanya juga baik-baik saja, apakah karena pasien gue si Kenan? pria yang udah bikin gue patah hati dan sialnya gue masih berdebar saat melihat dia setelah sekian lama! duh hati, jaga mental donk!'
"Misalkan selama proses ini belum berhasil membuat anda hamil, nanti kita bisa melakukan proses bayi tabung, meskipun banyak sekali resikonya," lanjut Dea.
Tasya menatap Kenan, berusaha untuk meminta pendapat suaminya, namun pria itu hanya mengangguk saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Bagaimana Ibu Tasya? Bapak Kenan? apakah kalian siap jika misal harus melakukan proses bayi tabung?"
Tasya terlihat meremas ujung bajunya, tentu saja dia merasa takut dengan resiko apa saja yang terjadi jika melakukan program itu, tapi Tasya harus segera hamil, dia tidak mau kalau di anggap wanita mandul dan tidak bisa memiliki keturunan dari Kenan.
"Baik dok, kami siap!" jawab Tasya lebih semangat.
Dea melirik ke arah Kenan yang sedang menatap istrinya, dia heran kenapa sejak tadi Kenan hanya diam saja, apakah pria itu tidak antusias dengan konsultasi ini.
"Sebelum proses kehamilan di luar tubuh ini dilakukan, Ibu Tasya perlu melakukan tes cadangan pada ovarium terlebih dahulu. Hal ini melibatkan pengambilan sampel darah dan pengujian terhadap tingkat hormon perangsang folikel. Hasil tes dapat memberikan informasi pada dokter tentang ukuran dan kualitas sel telur." Ujar Dea.
"Dokter juga akan memeriksa bagian rahim dengan metode USG untuk mendapatkan gambaran dari bagian tersebut. Selain itu, mungkin ahli medis juga memasukkan ‘teropong’ melalui jalan lahir hingga ke dalam rahim. Tes ini dapat mengungkapkan kesehatan rahim dan membantu dokter untuk menentukan cara yang paling baik saat penanaman embrio."
Kenan tampak mengerutkan keningnya, menatap wanita yang dulu pernah mengejar cintanya itu, jujur di mata Kenan, Dea terlihat semakin dewasa dan cantik.
"Pihak pria juga perlu melakukan tes dengan memberikan sampel air mani untuk dilakukan analisis. Jika diketahui sampel yang dihasilkan lemah atau banyak kerusakan, pria mungkin mendapatkan injeksi intracytoplasmic. Ahli medis akan menyuntikkan sampel langsung ke dalam sel telur yang merupakan salah satu proses dari bayi tabung." Lanjut Dea menjelaskan.
🌹🌹🌹
Dea meregangkan otot-otot tubuhnya, jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, sudah saatnya dia pulang.
"Sore Dokter Dea, udah mau pulang nih?"
"Iya Dokter Angga, selamat jaga malam, ya!" Dea melambai kepada Dokter Angga yang merupakan dokter umum di rumah sakit itu.
Dea berjalan menuju mobilnya, wanita itu menyalahkan kunci otomatis dari jarak lima meter.
"Dea, tunggu sebentar, aku mau ngomong!" Dea terkejut saat melihat seorang pria yang siang tadi datang menemuinya.
"Kenan? ada apa?"
Bersambung.
Hai, ini karya receh saya, mudah-mudahan kalian suka, ya.
Jangan lupa like, komen, subscribe dan kasih 🌟 5 yuukkk
Selamat Membaca.
Dea sangat terkejut ketika melihat Kenan saat ini berada di hadapannya. Sebenarnya kenapa Kenan Abimanyu berada di parkiran rumah sakit, tentu saja hal itu membuat Dea bertanya-tanya dalam benaknya
Dea bisa melihat Kenan menatapnya dengan tatapan yang tajam, namun penuh dengan berbagai macam rasa yang bergejolak di dalam bola matanya.
Entah itu apa Dea tidak tahu dan tidak bisa mengartikannya.
"Ada perlu apa-apa, Bapak Kenan?" tanya Dea dengan bahasa yang formal.
Berusaha menjaga mimik wajahnya agar terlihat baik-baik saja, jujur sebenarnya dia ingin sekali berlari atau bersembunyi dari pria itu.
Satu jam lebih dia berusaha mati-matian untuk menjaga hatinya agar tidak lagi sakit dan terluka, hanya karena melihat Kenan dan sang istri melakukan program kehamilan.
Ya, Apakah Kenan tidak bisa melihat bagaimana dirinya mencoba menghindari tatapan matanya saat pertama kali berjumpa kembali.
"Ambil ini, di situ ada nomor teleponku, kuharap nanti kamu menghubunginya!" ujar Kenan masih dengan tatapan yang tajam dan datar.
Dea sedikit linglung tapi kemudian dia tersadar kembali ketika melihat kartu yang dibawa oleh Kenan, sebuah kartu nama.
Dea bingung harus bersikap bagaimana ketika tiba-tiba Kenan bersuara kembali. "Ambillah, hubungi aku nanti malam!"
"Oh, ba-baiklah," Dea mengambil kartu nama yang tadi disodorkan oleh Kenan.
Setelah mengambil kartu itu, Dea buru-buru masuk ke dalam mobil dan pergi dari sana.
Dalam perjalanan menuju apartemen, Dea kembali menatap kartu nama yang diberikan oleh Kenan tadi.
"Apa sih maksudnya memberi gue kartu nama? dia juga nyuruh gue buat menghubungi nanti!" gumam Dea membolak-balikan kartu yang berada di tangan kirinya itu.
Dea mengedikkan kedua bahunya berusaha untuk cuek dan tidak peduli, bukankah dulu Kenan juga tidak peduli dengan perasaannya, bukan?
Sekarang Dea juga tidak mau terlalu memikirkannya, Kenan sekarang adalah seorang pria yang sudah beristri.
"Ya, dia sudah punya istri, dan aku tidak boleh memikirkan pria itu lagi, haram Dea!!"
Wanita berambut coklat lurus di bawah bahu itu langsung memarkirkan mobilnya di basemen, Dea langsung berlari menuju lift dan memencet angka di mana unitnya berada.
Setelah sampai di apartemen, Dea langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang, setelah seharian ini dia merasakan tubuh dan pikirannya sangat lelah. Apalagi dengan bertemu nya kembali dengan Kenan Abimanyu, pria yang dulu menolaknya.
Membuat Dea benar-benar harus bisa menjaga hatinya dari rasa sakit yang masih terasa diantara rasa cinta yang terselip di sudut hati.
Apalagi ketika dia harus berhadapan dengan istri dari pria itu, wanita itu Dea sangat ingat, Tasya, dia memang gadis yang sangat cantik, bahkan setelah 10 tahun berlalu, Dea melihat Tasya seakan tidak pernah berubah.
Wajahnya baby face, imut, cantik banget pokoknya, sampai Dea merasa jatuh cinta pada gadis itu jika dia juga seorang pria.
Mata Dea tiba-tiba terasa memanas, entah kenapa hanya memikirkan hal itu membuat Dea sedih, sekali lagi Kenan menyakitinya secara tidak langsung.
Tapi bukankah Kenan tidak bersalah sama sekali? di sini Dea yang salah karena mencintai pria yang sudah memiliki kekasih. Dan setelah itu Dea selalu membenci Kenan karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan.
"Kenapa lo harus muncul lagi!! Dasar pria sialan!! Gue benci sama elo, Kenan Abimanyu!!"
Dea melampiaskan kemarahannya pada sebuah boneka beruang berukuran besar, boneka yang sudah sejak dulu dia buat samsak saat merasa ingin memukul orang.
"Kenapa hidup lo masih bahagia? Hah, padahal lo udah nyakitin gue!! Sialan! Dari dulu lo bisa hidup dengan wanita yang lo cintai!! Dan sayangnya wanita itu juga cinta sama elo!" tiba-tiba mata Dea sudah banjir dengan air mata.
Dadanya terasa sangat sesak saat teringat akan kisah hidupnya yang begitu tragis. Semenjak cintanya ditolak oleh Kenan, Dea tidak pernah bisa serius ketika menjalin hubungan dengan mahluk yang namanya pria.
Di masa kuliah, dia pernah dua kali pacaran dan keduanya sama sekali tidak bisa membuat hatinya bergetar.
Ketika awal bekerja, dia juga sempat berpacaran dengan dokter senior di rumah sakit yang dulu. Namun lagi-lagi hubungan mereka kandas karena Dea merasa jenuh. Kekasihnya sangat sibuk dan hampir tidak ada waktu untuk Dea.
Meskipun keduanya sama-sama sibuk tapi Dea selalu ada untuknya, tapi kekasihnya itu sama sekali tidak bisa mengerti dirinya.
Di bulan ke tujuh, Dea meminta putus dengan alasan yang sama, dia ingin fokus terhadap karirnya.
Padahal semua itu hanyalah alasan karena Dea belum juga merasakan getaran di dadanya.
Wanita itu meraih tasnya dan duduk bersandar di head board, dia membongkar tas itu dengan cara menumpahkan segala isinya di atas tempat tidur.
Dea mengambil kartu nama Kenan, sungguh dia tidak tahu apa yang diinginkan pria itu, apakah dia akan berkonsultasi dengannya ketika di malam hari.
"Apa pria itu tidak tahu bagaimana perasaanku selama ini? bagaimana hancurnya hatiku ketika dia dengan tidak ber perasaan menolak pernyataan cintaku? lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?"
Dea memejamkan matanya, setelah beberapa detik akhirnya wanita itu membuka kembali, kemudian dia menyobek kartu nama itu menjadi bagian kecil-kecil.
"Tentu saja aku tidak akan menuruti permintaanmu, Kenan Abimanyu, melihatmu saja membuat darahku langsung mendidih! kalau bukan karena konsultasi itu kita tidak akan pernah bertemu!"
Bersambung.
Hai akak reader semuanya 🥰🥰
jangan lupa dukungannya ya.
Selamat Membaca.
Tasya menatap suaminya yang sejak tadi sore terlihat muram, wanita itu tidak bisa menebak apa yang ada di dalam pikiran sang suami, biasanya Kenan akan diam saja kalau memang sedang menghadapi masalah di kantornya.
Makanya wanita itu tidak terlalu memusingkan sang suami yang seperti itu, karena dia sudah sangat hafal bagaimana sikap Kenan selama ini.
"Apa kamu tidak mengantuk, sayang? ini udah jam 10 malam," ucap Tasya mendekati Kenan yang saat ini tengah termenung di teras belakang.
Kenan menggeleng, "tidurlah dulu, aku ada urusan di luar sebentar, kamu tidak perlu menungguku, setelah selesai aku akan segera kembali," Kenan menyambar jaket dan kunci mobilnya tidak lupa handphonenya dia kantongi dan segera pergi keluar dari rumahnya.
Pria itu melajukan mobilnya membelah jalanan yang sudah lenggang di malam hari, pada jam-jam seperti ini kebanyakan para penghuni bumi yang lain sudah tidur terlelap dan masuk ke dalam alam mimpi.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 15 menit pria itu membelokkan mobilnya ke sebuah jalan yang sedikit sempit.
Seperti sebuah gang kecil yang padat dan banyak mobil-mobil mewah yang lewat di sana, tidak lama setelah itu Kenan memarkirkan mobilnya di depan tempat yang cukup sepi.
Pria itu melepaskan seatbelt dan segera membuka pintu, keluar dari dalam mobil dan segera berjalan masuk ke arah pintu yang sudah ada dua penjaga di sana.
"Selamat malam, Tuan Kenan," sapa dua penjaga itu sambil sedikit membungkuk.
Kenan hanya mengangkat tangannya dan segera masuk di dalam setelah dibukakan pintu oleh salah seorang penjaga.
Ya, Kenan memutuskan untuk pergi ke sebuah bar yang ada di tengah kota. Pikirannya begitu kalut dan perasaannya gundah gelisah.
Sejak melihat kembali wanita itu membuat pikiran Kenan menjadi sangat tidak menentu, wanita yang sudah 10 tahun lamanya pergi dari kehidupannya.
Menghilang tanpa jejak setelah hari kelulusan itu, membuat Kenan begitu bingung dan merasa begitu kehilangan.
Meskipun Kenan tahu jika perginya Dea disebabkan olehnya.
Dea Amelia, juniornya selama di SMA Taruna, dia pertama kali mengenal sosok Dea saat gadis itu ikut MOS dan waktu itu dia menjadi panitia.
Entah sejak kapan Kenan memperhatikan Dea, tapi senyum gadis itu tentu tidak dapat dia lupakan begitu saja. Dea gadis yang ceria dan ramah, anaknya supel dan suka bergaul.
Apalagi semenjak mereka sering dekat ketika pelajaran ekstrak basket, Dea mengatakan jika dia suka basket karena Kenan dan tentu saja hal itu membuatnya sangat terkejut.
Kenan sudah menganggap Dea sebagai adiknya sendiri, mereka sering jalan dan nongkrong bersama, sampai waktu itu ketika Dea sudah kelas 11 dan Kenan kelas 12. Gadis itu mengungkapkan isi hatinya dan juga meminta Kenan untuk menjadi kekasihnya.
Tentu saja Kenan sama sekali tidak pernah mengira jika selama ini Dea menyukainya lebih dari sekedar sahabat. Sejak saat itu, ketika Kenan menolak cinta Dea, mereka sudah jarang bertemu. Dea menghindari nya.
Saat itu juga Kenan sedang sibuk menghadapi ulangan-ulangan dan juga ujian nasional. Dia sempat beberapa kali bertemu dengan Dea, karena Kenan juga sudah tidak mengikuti ekskul basket lagi setelah kelas 12.
Dea sama sekali tidak pernah menyapanya lagi, bahkan ketika mereka berpapasan, Dea sama sekali tidak melihat ke arahnya.
Sebenarnya Kenan bukan tidak menyukai Dea, tapi saat itu hatinya memang sudah ada yang memiliki, yaitu Tasya Arsila. Queen of school dari SMA sebelah.
Dia sudah 2 tahun menjalin hubungan dengan Tasya karena Kenan memang mencintai gadis itu. Tapi Kenan dan Tasya sempat putus saat pertengahan kuliah.
Dan baru bertemu lagi 6 tahun yang lalu ketika mereka mendatangi pesta salah satu sahabatnya.
Disitu Kenan dan Tasya menjalin hubungan kembali di bawah bayang-bayang seorang gadis yang selalu dirindukan oleh Kenan.
Ya, gadis itu adalah Dea Amelia, semenjak Dea lulus dari SMA Taruna, Kenan sama sekali tidak pernah bertemu lagi dengan gadis itu.
Pria itu mencarinya kemana-mana, sampai mencari alamat rumah Dea yang ternyata sudah kosong. Hal itu pula yang menjadikannya sempat putus dengan Tasya karena Kenan tidak perhatian lagi dengan wanita itu.
Lalu setelah sekian lama, akhirnya dia dipertemukan lagi dengan gadis yang sudah membuat perasaan nya tidak menentu, kali ini dia bahkan tidak bisa berbuat apa-apa, karena mengingat Kenan sudah memiliki istri.
"Mau koktail atau wine?" tanya seorang pria menepuk bahu Kenan.
"Wine," jawab Kenan singkat sambil menatap layar ponselnya.
Berharap ada pesan dari seseorang yang membuatnya resah sejak tadi.
'Dea, aku masih menunggu pesan darimu!'
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!