NovelToon NovelToon

Dipaksa Menikah Dengan Tuan Muda

Bab 1.

Kisah berawal dari seorang perempuan bernama Karen. yang bekerja disebuah toko bunga bernama toko Berkah.

Suatu hari, ditoko bunga itu. datanglah seorang pria yang ingin mencari bunga untuk ulang tahun ibunya dan pria itu pun bertanya kepada Karen.

"Hello! namaku Hanan dan aku ingin bertanya, kira-kira karangan bunga seperti apa yang bagus untuk hadiah ulang tahun Ibuku?" Ujarnya.

Karen pun berfikir sejenak, lalu menunjuk sebuah karangan bunga mawar merah yang baru saja selesai dia buat, sambil berkata.

"Bagaimana kalau bunga yang ini saja, Pa'?" Ujarnya.

"Hmmm bunganya bagus, bisakah kamu menuliskan nama dibunga itu?" tanya Hanan.

"Bisa Pa' ditulis dengan nama siapa?" sahut Karen.

"Jangan panggil aku Pa' panggil saja aku Hanan dan hadiah bunga itu ditulis untuk Ibuku tercinta yang bernama Nilam Sari, bisa?" Tanya Hanan.

"Baik Pa' eeh maaf, Hanan. sesuai keinginanmu, nama beliau akan segera ditulis, mohon menunggu sebentar." Pinta Karen dengan sopan, dan tidak lama kemudian bunga pun selesai lalu dibayar.

"Apakah kamu punya nomor aktif yang bisa dihubungi? Karna mungkin saja suatu hari nanti aku ingin memesan bunga lagi dan bisa melalui ponselku langsung, jadi aku tidak perlu lagi menunggu, tinggal datang dan ambil." Ujar Hanan.

"Bisa." Sahut Karen, Karen lalu menulis nomor ponselnya diatas kertas, lalu dia memberikannya kepada Hanan, Hanan pun langsung mengambil kertas itu.

"Terima kasih." Ujarnya, Karen menganggu dan Hanan pun langsung pergi.

*****

Suatu hari.

Datanglah seorang pria yang sangat tampan dan juga menaiki mobil mewah, pria itu adalah anak tunggal dari pendiri perusahaan besar yang biasa disebut dengan nama Wijaya Grub dan nama pria itu adalah Narin Wijaya Kusuma, dia datang ketoko itu bersama dengan seorang wanita.

"Permisi, namaku Melan, aku mau bertanya kira-kira bunga apa yang bagus untuk dijadikan sebagai hadiah." Tanyanya.

"Hadiah? Dalam rangka apa?" Tanya Karen.

"Oh, hari ini adalah hari jadi pernikahan untuk kedua orang tuaku?" Ujar wanita itu dengan sopan dan sambil tersenyum kepada Karen.

Setelah berfikir sejenak Karen pun memberikan sebuah rangkaian bunga kepada wanita itu.

"Menurut saya, bunga jenis ini cocok," ujar Karen dengan ramah.

Wanita itu pun menunjukan bunga yang dia pegang kepada kekasihnya, sambil berkata.

"Narin sayang, bagaimana menurutmu, apakah bunga ini bagus?" tanya wanita itu kepada kekasihnya yang sejak tadi hanya duduk diam dan tidak berbicara sepatah kata apapun.

"Sangat bagus sayang, beli-lah jika kamu suka." sahut Narin sambil tersenyum manis kepada Melan.

Melan pun masih berkeliling mencari bunga lain sementara Narin hanya melihat saja dengan semua yang dilakukan oleh kekasihnya sambil sesekali tersenyum kepada kekasihnya itu.

Setelah selesai memilih bunga, Narin pun membayarnya lalu mereka pun pergi.

Keesokan harinya.

Narin pun datang lagi dengan wanita yang berbeda bernama Ketrin.

Ketrin yang tidak sopan pun dengan kasar langsung bertanya kepada Karen.

"Hey... cewek bunga! pilihkan bunga yang bagus untukku karna hari ini adalah hari ulang tahun temanku dan aku mau memberikan bunga yang terbaik kepadanya." ucap wanita itu setengah membentak, dia berbicara tanpa rasa hormat dan dia juga terlihat sangat angkuh.

Mendengar itu Karen pun langsung mengambil sebuah karangan bunga mawar yang bagus lalu memberikannya kepada Ketrin sambil berkata.

"Nona bagaimana kalau bunga yang ini saja? bunga ini baru saja selesai di rangkai pagi ini dan sepertinya bunga ini cocok," ujar Karen.

Dengan wajah cemberut wanita itu mengambil bunga dari tangan Karen dan dengan sombong dia berkata.

"Apa-an bunga jelek begini? kamu buta ya? lihat diriku dengan baik, kelasku tidak selevel dengan bunga murahan seperti ini!!!" bentaknya.

"Sudahlah Ketren sayang, jangan marah karna livel kita dan dia berbeda, kecantikanmu akan berkurang ketika kamu cemberut." Ujar Narin membujuk kekasihnya, tangan Narin pun mulai memegang dagu wanita yang berdiri di depannya itu.

"Emm...Narin sayang, kamu genit ih..!" ucap kertrin sambil memukul pelan dada kekasihnya dengan disertai suara yang manja.

"Pelayan, bawakan aku bunga yang lebih bagus dan jangan yang jelek seperti ini." ucapnya lagi tanpa etika.

Karen kembali membawakan puluhan macam karangan bunga didepan ketrin dan semua bunga itu langsung dilemparkan oleh ketrin, karna menurut ketrin semuanya jelek.

"Ayo sayang! kita pergi saja dari sini karna sepertinya tidak ada bunga yang bagus ditempat ini." Ujar Ketrin.

"Ayo sayang." Sahut Narin, mereka pun lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Maaf Tuan dan Nyonya, bagaimana dengan bunga-bunga yang rusak karna di lemparkan oleh Nyonya tadi? tolong ganti rugi kerusakannya." Pinta Karen, dan hal itu membuat ketrin langsung naik darah.

"Hy!! apa katamu? apakah bunganya aku bawa pergi? tidak-kan? jadi mengapa aku harus membayar?" sahut Ketrin dengan sombong.

Karen juga tidak mau mengalah dia pun langsung menjawab dengan tegas dan sedikit menaikan nada suaranya.

"Tapi Nyonya sudah merusaknya dan Nyonya berkewajiban untuk mengganti rugi." Ujar Karen.

Mendengar itu Ketrin yang emosi pun bermaksud ingin menampar wajah Karen, tapi tangannya langsung ditangkap oleh Narin sambil berkata.

"Sayang sudahlah, jangan marah karna kemarahanmu bisa menjatuhkan harga dirimu, ingatlah sayang, kita dari kalangan atas dan jika kita berurusan dengan orang seperti dia sama saja artinya kita yang berpendidikan ini melawan orang yang tidak terpelajar, pastinya hal itu hanya akan mempermalukan kita sekaligus menjatuhkan harga diri kita." Bujuk Narin.

Tetapi kata-kata Narin, tidak mampu menenangkan kekasihnya.

"Sayang! perempuan ini memerasku, apakah kamu tidak sadar?" sahut Ketrin dengan lantang, tapi Karen tidak suka di sebut memeras.

"Sepertinya anda tidak benar-benar kaya, karna menurutku bagi orang kaya jika hanya jumlah untuk mengganti rugi, harusnya tidak akan ada masalah ataupun merasa keberatan, karna semua bunga itu juga tidak terlalu mahal dan dengan sikap anda seperti ini anda sudah menunjukan bahwa sebenarnya anda adalah orang yang tidak mampu, tapi tenang saja karna saya akan kasih diskon jika Anda mau." sahut Karen sinis dengan nada meremehkan.

Ketrin yang emosi langsung melepaskan sepatunya dan bermaksud ingin memukul wajah Karen dengan sepatu itu tetapi Karen mengelak dan Ketrin pun terjatuh, dia berpura-pura menangis sambil mengadu kepada Narin.

"Sayang! wanita itu mendorongku," ucap Ketrin sambil menunjuk kearah Karen.

"Kekasihmu juga melihat, tadi itu kamu jatuh sendiri dan bukan karna aku." Bantah Karen.

Ketrin pun berdiri sendiri dan kembali ingin menampar Karen tapi tangan Ketrin langsung ditangkap oleh Karen.

"Kekasih anda yang kemaren datang bersama Anda Jauh lebih baik dari dia, dan juga tidak sombong seperti dia." ujar Karen sambil melirik kearah Narin kemudian melemparkan tangan Ketrin ketubuh Ketrin.

Mendengar itu Ketrin pun langsung melotot kearah Narin.

"Sayang! jangan salah faham, hanya kamu kekasihku dan aku tidak punya lain, dia berbohong hanya untuk menggodamu saja, karna kamu mengganggunya." Ujar Narin menjelaskan dengan gugup sehingga membuat Ketrin sadar bahwa Narin sedang berbohong.

"Seperti apa wanita itu?" Tanya Ketrin dengan mata yang melotot kearah Karen.

"Dia bernama Melan, dia adalah wanita yang sangat baik dan juga sangat cantik." sahut Karen dengan disertai senyuman lebar.

Bab 2 Salah Alamat

Dengan wajah kesal.

Ketrin melihat kearah Narin, membuat Narin jadi salah tingkah karna dipelototi oleh Ketrin, Dengan marah Ketrin berkata kepada Narin.

"Kita putus!!" bentak Ketrin dengan kesal, setelah berkata begitu Ketrin pergi jalan kaki meninggalkan toko bunga itu.

Narin pun langsung mengejarnya, sambil terus membujuk Ketrin untuk masuk kedalam mobilnya dan setelah susah pyah membujuk Ketrin pun bersedia masuk kedalam mobil kemudian mereka berdua pergi bersama.

"Rasain lu...," ujar Karen, dengan perasaan puas, tidak berselang lama bosnya datang dan melihat bunga yang berantakan di lantai, dengan marah bosnya pun berkata.

"Mengapa kamu membiarkan mereka pergi sebelum membayar ganti rugi?" ujar Bosnya, Karen pun terdiam sambil membersihkan lantai., karna dia tau ibu Diana tidak akan mau menerima penjelasannya.

"Aku potong gajimu nanti sebagai ganti rugi semua kerusakan ini." ucap Ibu Diana, setelah berkata begitu dia pergi dan Karen hanya berani mengumpat dalam hati saja, dalam hati dia juga berdoa semoga Narin dan Ketrin segera putus.

Keesokan harinya.

Toko itu kedatangan seorang pria berusia 45 tahun dan langsung bertanya kepada Karen.

"Selamat pagi Nona, maaf nama saya Romi Wijaya, kedatangan saya kemari karna saya ingin membeli bunga untuk ulang tahun anak laki-laki saya." ujarnya memulai percakapan.

Tapi, karna toko itu sedang ramai dan banyak pelanggan maka Karen pun menjawab.

"Maaf Pa' Bapa antri dulu ya Pa' karna saya masih sibuk, mohon ditunggu sebentar ya, Pa." pinta Karen.

"Maaf Nona, saya terburu-buru dan saya kemari karna ingin membeli karangan bunga untuk ulang tahun anak saya malam ini dan bisakah Nona mengirimkan bunganya nanti sore kerumah saya?" sahutnya.

"Iya Pa' bisa, silahkan Bapak tulis nama yang berulang tahun dan juga alamat Bapa'?" ujar akaren sambil memberikan pulpen dan juga selembar kertas putih.

Romi pun menuliskan apa yang tadi diminta oleh Karen, lalu memberikan alamat beserta nama anaknya yang tertulis di atas kertas itu kepada Karen, Karen pun menerimanya lalu meletakkankannya begitu saja diatas meja, sebelum sempat membacanya dan setelah membayar Romi pun pergi.

Disaat Romi ingin keluar, dia perpapasan dengan seorang wanita dan dia juga bertanya kepada Karen.

"Maaf Ade' nama saya Sulis dan apakah saya bisa memesan bunga untuk keluarga saya yang baru saja meninggal dunia? Dan apakah bisa anda mengirimkannya juga kerumah duka?" Tanya wanita paruh baya itu.

Karna masih sangat sibuk. Karen pun menjawab dengan terburu-buru.

"Iya Bu' bisa, silahkan Ibu tulis nama beliau dan alamat si penerimanya." sahut Karen seraya memberikan pulpen dan selembar kertas.

wanita itu pun menulis nama dan juga alamat yang dimaksut, lalu menyerahkannya kepada Karen.

"Ini De, semuanya sudah lemkap disini." Ujar siwanita itu.

"Iya Bu, letakan saja diatas meja." Pinta Karen, wanita itupun meletakan alamat itu ditempat yang sama dengan alamat yang ditulis oleh pembeli sebelumnya.

Setelah membayar diapun langsung pergi, Karen hanya melihat sekilas kedua kertas itu tetapi dia tidak langsung membacanya.

Setelah 1 jam berlalu akhirnya pembeli pun mulai sepi, tetapi Karen melupakan kedua pesanan itu, kedua pesanan itu pun terbang ketika Karen membuka kipas angin karna dia merasa gerah dan kedua kertas itu langsung ditemukan oleh Mita.

"Karen, apakah pesanan mereka sudah diurus?" Tanya Mita, Karen langsung ingat dan dengan panik dia berkata.

"Ooohhh... ya ampun, aku lupa." Ujarnya.

"Biar aku urus satu dan kamu urus yang satunya." sahut Mita.

Karen mengangguk, tetapi sesaat kemudian dia kebingungan dengan kedua kertas itu, karna dia lupa melihat kertas yang mana untuk bunga duka dan yang mana untuk bunga ulang tahun, akhirnya bunga duka dikirimkan kepada yang berulang tahun, dan sebaliknya bunga ulang tahun di kirimkan ke rumah duka.

Ternyata oh ternyata anak dari Romi adalah Narin, ketika melihat bunga itu Narin sangat kesal, karna bunga itu bertulisan turut berduka cita atas meninggalnya Narin Wijaya Kusuma.

Narin langsung tertegun didepan bunga itu, dan disaat yang sama, ayahnya juga datang dan dia juga terkejut saat melihat tulisan dibunga itu.

"Apa-apa-an ini?" Gumamnya.

"Ayah, siapa yang membeli bunga ini?" Tanya Narin dengan kesal, ayahnya sedikit bingung lalu berkata.

"Ayah memang membeli bunga tadi pagi dan minta penjaga toko itu untuk mengirimkannya kesini, tapi bukan bunga duka." Sahut Ayahnya.

"Dimana ayah membelinya?" tanya Narin dengan kesal.

Ayahnya pun mengatakan alamat tempat dia membeli bunga itu dan tentu saja Narin langsung tau tentang alamat itu karna alamat itu ada didalam kepala Narin bahkan sudah bertanda merah.

"Pasti wanita itu yang sengaja melakukan semua ini." Umpat Narin dalam hati.

Disaat yang sama para tamu undangan pun berdatangan, Narin langsung menyuruh pelayannya untuk membuang bunga itu, tetapi bunga itu sempat dilihat oleh beberapa orang teman-temannya dan dia pun langsung di tertawakan oleh mereka.

"Kapan kamu mati?" tanya paisal sambil tertawa terbahak-bahak.

"Kesalahan pemilik toko, dalam menulisnya." Ujar Narin sambil cemberut.

Kesalnya memang tidak seberapa, tetapi malunya itu sampai mencapai langit ketujuh dan beberapa tamu yang baru datang juga terlihat tertawa, meski mereka mentertawakan tentang hal yang lain tapi yang ada dipikiran Narin hanyalah, mereka sedang mentertawakan tentang bunga itu dan dia merasa seperti orang b0doh diacara ulang tahunnya sendiri.

Pesta pun berakhir ditengah malam, tapi malam itu Narin tidak bisa tidur karna dia sangat gelisah menunggu pagi datang.

Keesokan panginya, bahkan pagi-pagi sekali Narin sudah tiba didepan toko bunga itu, tetapi karna terlalu pagi toko bunga itu pun belum buka.

Beberapa saat kemudian datanglah seorang perempuan yang kemaren membeli bunga duka, lalu dia bertanya kepada Narin.

"Tokonya belum buka ya...Mas?" Tanyanya.

"Iya Bu." sahut Narin dengan sopan.

Setelah menunggu 15 menit, pemilik toko pun akhirnya datang.

Ibu Diana, pemilik toko itu mulai membuka tokonya dan disaat yang sama, Karen datang bersama dengan Mita dengan naik ojek, Ibu Diana pun langsung didatangi juga oleh Narin dan Sulis.

"Bu! Siapa pemilik tempat ini?" tanya Sulis kepada ibu Diana, dan dengan bingung Ibu Diana pun menjawab.

"Saya Bu! Ada apa ya, Bu? Apakah ada yang bisa saya bantu?" Ujarnya.

"Saya kesini mau meminta ganti rugi karna anak buah ibu sudah salah mengirimkan bunga." Ujar Sulis.

"Maaf Bu, saya masih belum faham, apakah bisa dijelaskan apa masalahnya?" Tanya ibu diana.

"Kemaren saya memesan bunga duka untuk keluarga saya yang sudah meninggal dunia, tetapi yang datang adalah bunga dengan ucapan selamat ulang tahun dan karna hal itu saya merasa sudah tertipu." ujar Sulis dengan kesal, ibu Diana yang kebingungan pun kemudian melihat kearah Narin.

"Dan, Mas ini apa masalahnya?" Tanya Ibu Diana.

"Saya yang menerima bunga duka itu." sahut Narin, repleks Sulis pun melihat kewajah Narin.

"Anak buah ibu sepertinya tidak bisa diandalkan, pekerjaannya tidak becus." umpat Sulis dengan nada yang nyaring, Ibu Diana pun melihat kearah Karen dan Mita yang sejak tadi juga sudah berdiri dibelakang Narin dan Sulis.

"Mereka berdua adalah anak buah saya, jadi, diantara mereka yang mana anak buah saya yang sudah melakukan kesalahan seperti itu?" tanya ibu Diana sambil menunjuk kearah Karen dan Mita.

"Dia orangnya, Bu." Ujar Sulis sambil menunjuk kearah Karen.

Setelah menarik nafas panjang, Ibu Diana pun berkata kepada Sulis dan Narin.

"Saya minta maaf, silahkan masuk kedalam karna saya bersedia mengganti semua kerugian kalian." ucap ibu Diana, pintu dibuka dan mereka semua langsung masuk.

Bab 3 Dipecat Lagi!!!

Setelah mereka semua masuk ke dalam kemudian Ibu Diana mengganti rugi dan Sulis pun pergi bersama Narin juga, kemudian Ibu Diana memanggil Karen.

"Karen! kemari!" perintah ibu Diana dan Karen pun sudah mencium aroma pemecatan nya, dia pun sudah merasa takut mendekati ibu Diana, kemudian setelah di depan ibu Diana Karen berkata.

"Maaf Bu! ini tidak akan terjadi lagi, saya janji." ucap Karen sambil menundukkan kepala nya kemudian Ibu Diana berkata.

"Ya hal seperti itu pasti tidak akan terjadi lagi karna mulai hari ini kamu di pecat!" ucap nya sambil berteriak.

"Bu, tolong jangan pecat saya bu! karna saya harus membiayai ayah saya yang sakit di kampung," Karen mencoba memohon, tapi alasan apa pun tidak berguna karna ibu Diana dia langsung berkata.

"Pergi dari sini sekarang!" bentak ibu Diana kemudian Mita datang dan memegang pundak Karen lalu Karen pun diam kemudian dia pun pergi meninggalkan toko bunga dan kembali ke kost.

Sore hari Mita datang ke kost dan melihat Karen tidur lalu dia membangun kan Karen dan bertanya.

"Karen! apakah kamu sudah makan? aku bawa makanan untuk mu juga,ayo makan bersama," Karen pun bangun dan terlihat tidak bersemangat lalu Mita berkata.

"Jangan putus asa, aku punya lowongan pekerjaan baru untuk mu," mendengar itu Karen jadi bersemangat kemudian dia mengikat rambut nya dan datang mendekati Mita lalu Karen bertanya.

"Benar kah? dimana? pekerjaan apa?"

"Makan dulu sayang, baru nanti aku beri tahu." sahut Mita, kemudian Karen makan nasi bungkus yang di bawa Mita, setelah selesai makan kemudian Mita bercerita.

"Tadi di toko bunga aku bertemu teman ku yang bernama Alisa,kemudian aku nanyain dia sekarang kerja di mana kemudian dia cerita kalau sekarang dia kerja di mall dan aku bertanya apakah ada lowongan kerja dan dia bilang ada lowongan, jadi kamu besok datang ke alamat ini dan cari wanita bernama Alisa bilang pada nya kamu adalah teman nya Mita,"

Setelah menyerah kan alamat kepada Karen kemudian Mita masuk ke kamar nya dan Karen menyiap kan lamaran pekerjaan.

Keesokan pagi nya Karen pergi ke alamat itu dan mencari Alisa dan kemudian bertemu dengan Alisa lalu Karen berkata.

"Alisa, aku adalah Karen teman nya Mita dan tolong bantu aku," ucap Karen setengah memohon, kemudian Alisa mengangguk lalu membawa Karen bertemu atasan nya Ibu Maya dan setelah itu Karen keluar dari ruangan Ibu Maya dengan senyuman bahagia karna mulai besok dia akan bekerja.

Karen pun pulang ke kost dan bertemu Mita yang sedang memasak mie instant kemudian Karen memeluk Mita dari belakang sambil berkata kepada mita.

"Mulai besok aku akan bekerja di tempat baru."

Mita pun ikut senang dan Karen melepas kan pelukan nya kepada sahabat nya.

"Selamat ya...," ucap Mita, kemudian mie instan pun matang dan mereka makan bersama.

Ke esokan pagi nya Karen memulai pekerjaan nya dengan baik sampai beberapa hari kemudian terjadi masalah yang tidak terduga.

Hari itu Karen memergoki seorang pria sedang mencuri di toko tempat dia bekerja dan Karen teriak.

"Maling!!"

Kemudian orang itu lari dan di kejar Karen sampai keluar lalu Karen melepas kan sepatu nya sebenar nya dia bermaksud melempar kan sepatu nya kepada pencuri tapi pencuri itu tiba tiba jatuh ke lantai dan di saat yang sama ada Narin bersama kekasih baru nya lewat di depan pencuri dan sepatu Karen mengenai wajah Narin tepat di pipi kanan nya.

kemudian Narin memungut sepatu itu sambil mencari pelaku nya kemudian Karen pura pura tidak bersalah dan bermaksud mau kabur tapi Narin sudah menemukan nya karna dia hanya memakai sepatu sebelah saja, Narin langsung berteriak memanggil nya.

"Hey! kamu lagi? entah mengapa setiap bertemu kamu aku merasa selalu saja sial,apakah tidak ada lagi orang lain yang bisa kamu jahili? atau apakah kamu memang di ciptakan dengan memiliki tujuan hidup sebagai wanita pembawa sial bagi ku?"

Karen pun berusaha mengelak dengan berkata.

"Bukan aku pelaku nya," kemudian Narin melihat ke arah kaki kanan Karen dan Karen juga melihat sepatu nya di tangan Narin, membuat karen mulai gugup.

"Entah dosa apa yang aku lakukan di masa lalu sehingga sekarang aku di pertemuan kan dengan orang seperti kamu." ucap Narin kesal, Karen mulai kebingungan dan berusaha mengalihkan kan perhatian dengan berkata.

"Pencuri nya kabur!!!"

Karen mau pergi mengejar pencuri tapi tangan nya di tangkap Narin, kemudian untuk menghindari kemarahan Narin, Karen pun melirik wanita baru Narin sambil bertanya.

"Perasaan aku belum pernah melihat wanita ini? kamu punya kekasih baru ya?" ucap Karen dan membuat Narin jadi gugup hanya mampu berkata.

"Kamu...!" sambil Narin melirik wanita di sebelah nya dan berkata.

"Anggel jangan salah faham karna kamu satu satu nya wanita dalam hidup ku."

"Dia punya wanita lain, aku kenal ko' sama ke dua kekasih nya yang lain," ucap Karen lagi sambil dia tersenyum ke arah Narin tapi Narin mulai pucat dan gugup.

Anggel mulai menunjukan wajah kesal kepada Narin dan pergi meninggalkan Narin tanpa berkata apa pun kemudian Narin menyusul Anggel.

Tapi kejadian pencurian itu membuat Ibu Maya meragu kan kemampuan Karen sehingga Karen pun di panggil atasan nya kemudian atasan nya Menyerah kan amplop kepada Karen dan berkata.

"Mulai hari ini kamu di pecat!" Karen kaget dan bermaksud mau menjelas kan tapi ibu Maya tidak memperdulikan nya, Karen pun putus asa kemudian dia pergi meninggal kan tempat itu kemudian pulang ke kost lalu tidur.

Sore hari nya Mita datang dan melihat Karen tidur dia bertanya.

"Karen! apakah hari ini kamu tidak bekerja?"

"Aku di pecat." sahut Karen dengan nada hilang semangat.

"Lagi???" sahut Mita dengan kaget kemudian Mita mendekati Karen dan bertanya.

"Apakah ada masalah?"

Karen pun menceritakan masalah kepada Mita, setelah itu Mita tertawa karna dia merasa lucu dengan keberadaan Narin yang di katakan pembawa sial bagi Karen lalu Mita menasehati Karen yang sedang putus asa itu.

"Sudah lah jangan sedih, aku janji akan mencari kan pekerjaan baru untuk mu," ucap Mita menghibur Karen dan Karen pun kembali tidur.

Keesokan pagi nya saat Karen pergi ke pasar di sebuah tiang listrik Karen menemukan kertas yang bertulisan mencari pelayan restoran dan lengkap dengan alamat nya, Karen segera menuju ke alamat itu lalu melamar pekerjaan di tempat itu dan dia akan mulai bekerja besok.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!