Awal Mula
Pagi hari yang hujan...
Jalanan menjadi di penuhi kubngan air dan tanah berlumpur,sebagian orang baik pejalan kaki mau pun pengendara mobil maupun motor melaju dengan kecepatan lambat,untuk menghindari cipratan air yang menggenang di jalanan.
Terlihat seorang gadis berseragam SMA sedang berjalan penuh hati-hati menghindari jalanan yang terdapat banyak kubangan air dan lumpur.
Namun meski sudah hati-hati berjalan tiba-tiba sebuah mobil mewah melintas tanpa kenal ampun.
Cret....cprettt....
Ban mobil melintas di atas kubangan air kotor dan air tersebut menyembur mengenai Mentari yang saat itu berseragam putih Abu-abu,seragam putih tersebut langsung berubah menjadi bercorak coklat seketika.
Mentari yang mengetahui siapa pengendara tersebut langsung mengejar mobil tersebut yang dengan anggunnya teparkir di parkiran sekolah.
"Woi...tunggu lu"sentak Mentari saat seorang pemuda berseragam SMA turun dari mobil mewah terebut.
Pemuda tersebut tak memperdulikan Mentari dia malah berjalan santai menuju kelasnya.
Mentari yang tak terima langsung melepaskan sepatunya yang kotor dan melemparkannya ke arah pemuda itu dan tepat mengenai punggungnya hingga baju putihnya pun kotor dengan cap sepatu Mentari.
Pemuda tersebut langsung menoleh ke arah Mentari tatapannya sinis,namun Mentari tak takut dia malah melangkah menghampiri pemuda tersebut dan mengambil sepatunya yang terjatuh dekat pemuda tersebut.
"Kenapa ngeliatinnya kaya gitu nggak suka lu?"tanya Mentari ketus.
Pemuda tersebut mengepal tangannya karena kesal dengan tingkah brandal gadis ini.
Mentari memakai sepatunya dan berjalan menuju kelasnya namun tangannya di tarik oleh pemuda sombong tersebut,ini adalah tahun keduanya di bersekolah di SMA Negeri yang terkenal sangat elit Mentari bisa bersekolah disini karena jalur prestasi dia memdapat bea siswa karena selain pintar dia pun berprestasi dalam bidang olah raga dia selalu menjuarai turnamen karate tingkat provinsi dan saat dia bersekolah di sini dia juga sempat mejuarai karate tingkat Asia,oleh karena itu pihak sekolah menganggap Mentari adalah aset kebanggaan sekolah.
"Berani betul lu ngelempar barang murahan begitu sampai bikin baju gue kotor"ucap pemuda itu dingin.
Mentari berusaha melepaskan cengkraman tangan pemuda tersebut dengan menggoyang-goyangakan tangannya.
"Elu nggak tahu berurusan dengan siapa Hem?"nadanya masih sama dingin dan sinis.
"Nggak tahu dan nggak mau tahu lagi pula gue nggak perduli siapa elu"Mentari tak kalah sinis dan ketus.
sialan nih cewe pembangkang banget ya...
"Lepasin nggak kalo nggak elu yang bakalan nyesel"Ucap Mentari sinis.
"Oo ya...nyesel kenapa hem?"
"Gue benci banget dah sama cowo sok keren kaya elu"Mentari langsung menghentak tangannya keras hingga terlepas dan langsung memelintir tangan pemuda itu hingga pemuda itu jatuh tersungkur di lantai al hasil pemuda itu di buat malu oleh Mentari.
"Oscar...kau tidak apa-apa?"seorang pemuda lain menghampiri Oscar yang sudah tersungkur di lantai wajah Oscar sudah memerah malu + marah kepada Menatari.
"Udah gue bilang kan lepasin tangan gue kalo nggak elu nyesel,ini akibatnya kalo elu selalu anggap cewe itu lemah"ucap Mentari sinis.
"Tari kamu keterlaluan apa salah Oscar sama kamu?"ucap pemuda itu kesal.
"Heh Abi elu nggak liat apa baju gue belog begini,ya ini nih ulah dia nyetir mobil udah kaya di sirkuit ajah"Mentari sewot.
Abi melihat memang Mentari sangat kotor pagi ini mulai dari rambut hingga ke sepatunya semuanya kotor,apa separah itu Oscar mengendarai mobil fikir Abimanyu.
Abi pun melihat Oscar juga pakaiannya kotor Abi menawarkan pakaiannya bertukaran saja dengan Oscar biar dia yang memakai baju kotor sedangkan Oscar memakai baju bersih miliknya,tapi Oscar tidak mau dia masih ada baju seragam olah raga dia akan mengenakan itu saja.
Bel masuk pun berbunyi semua murid berhamburan masuk kedalam kelas semenatara Oscar dan Tari pun berlari ke toilet mengganti seragam sekolah mereka dengan seragam olah raga,setelah itu mereka pun masuk ke kelas mereka yang hari ini adalah kelas baru mereka.
Oscar dan Mentari berdiri di depan kelas yang sama.
"Elu ngapaian disini?"ucap mereka sewot berbarengan.
"Ini kelas gue"sewot berbarengan lagi.
"Akh sial minggir lu"Oscar mendorong Mentari hingga Mentari melangkah mundur.
"Heuh...dasar kadal burik"jerit Mentari di depan kelas.
Tapi tak di hiraukan oleh Oscar,dia melanggang masuk mencari kursi yang kosong dan sialnya karena tadi dia harus berganti baju dia harus mendapatkan kursi di paling belakang dekat jendela.
Begitu pun dengan Mentari hanya kursi di belakang dan bersebelahan dengan Oscarlah yang kosong.Abi melihat Oscar nampak tidak suka duduk di tempat itu hingga Abi menawarkan Oscar untuk bertukar tempat dengannya tapi Oscar tidak mau biarkan saja dia suka duduk dekat jendela ucapnya ramah dan tersenyum kepada sahabatnya itu.
Saat guru mulai masuk kelas guru melihat Oscar dan Tari berpakain lain dari yang lainnya hingga mereka di panggil ke depan dan di tanyakan kenapa mereka berdua memakai seragam olah raga dan bukannya menjawab malah mereka berdebat saling menyalahkan hingga terjadi lah keramian di kelas guru pusing sendiri dan akhirnya membiarkan mereka berdua berpakaian berbeda dan mempersilahkan mereka kenbali ke meja mereka masing-masing.
Saat jam istirahat beberpa murid beristirahat di kantin sekolah,ada yang ke perpustakaan dan ada juga yang masih betah di kelas seperti Tari dia masih betah di kelas dan sibuk menterjemahkan pelajaran bahasa mandarin dari kamusnya.
Oscar yang baru saja dari kantin melihat Tari dengan mata malas dan terduduk di kursinya dengan kasar tapi Tari tak memperdulikannya.
"Oscar.....ini aku belikan lava cake untuk kamu"seorang murid wanita cantik menghampiri Oscar dengan membawa lava cake yang di beli di kantin tadi.
"Maaf tapi aku tidak suka makanan manis"ucap Oscar penuh sopan dan ramah hingga membuat yang memberikan lava cake tersebut melayang karena kelembutan Oscar.
"Hemft....elu nggak suka makanan manis ya?pantesan ajah senyuman elu pahit kaya sambiloto"celetuk Tari.
"Heh...anak pungut diem luh"Sentak Oscar.
"Apa lu bilang gue anak pungut gue anak kandung ayah ibu gue kali"Tari langsung berdiri dari duduknya.
"Maksud gue elu itu bisa sekolah disini itu karena elu di pungut bodoh,murid cuma ngandelin bea siswa ajah belagu luh"ucap Oscar sarkas.
"Heh kadal burik gue sekolah disini itu karena prestasi ya bukan ngandelin uang kaya elu,gue tahu kok elu anak orang kaya tapi belum tentu elu bisa bersaing masalah otak dan otot sama gue"Tari Sewot.
Sejak kejadian pagi itu maka terjadilah awal mula mereka menebar kebencian di hati mereka berdua padahal sekelas dan duduk bersebelahan tapi selalu bertegkar.
♡♡♡♡♡♡
Proposal
Menjelang ulangan smester klub karate mendapatkan undangan pertandingan antar SMA se provinsi.
Mentari sibuk membuat proposal untuk di ajukan kepada ketua osis dan kepala sekolah untuk mendapatkan sponsor.meski kesal.harus menghadapi ketua osis dahulu saat mengajukan proposal Mentari yang tidak ingin mengecewakan teman-teman satu klubnya tetap membuat proposal tersebut dan akan mengajukan proposal tersebut kepada ketua osis.
Tari berjalan kedalam kelas dan berdiri didepan meja seseorang yang sangat meyebalkan di dunia baginya.dia menyodorkan sebuah proposal di meja tersebut.
Oscar melirik kepada Tari.
"Apaan nih?"tanyanya ketus.
"Proposal dari klub karate"ucapnya santai.
"Terus?"Oscar pura-pura tidak mengerti padahal dia tahu maksud Mentari mengajukan proposal tersebut.
"Minta tanda tangan persetujuan ketua osis buat pertandingan"Tari menahan sabar menghadapi manusia yang menyebalkan ini menurut Tari.
"Kapan waktu bertandingnya?"
"Baca saja terus elu tinggal tanda tangan dan kasih stempel osis di situ"
Oscar memulai membaca proposal tersebut setelah dia melihat waktu dan tanggalnya Oscar langsung melempar proposal itu ke atas meja.
"Gue nggak mau tanda tangan"
"Ayolah Oscar kenapa sih ribet amat elu kalo berurusan sama gue selalu elu persulit"Tari masih menahan amarahnya.
"Elu nggak tahu apa-pura-pura nggak tahu pas tanggal segitu kita sedang mengadakan ulangan smester,elu mau buat teman-teman satu klub karate elu nggak ikut ulangan hah"Oscar kesal.
"Gue tahu Oscar tapi gue bisa atur jadwal mereka,mereka bisa ikut ujian lebih awal jadi bisa ikut pertandingan juga lagi pula tempatnya juga nggak jauh dari sekolah jadi bisa ke uber"Tari kesal.
"Nggak gue nggak setuju,elu kalo mau bodoh bodoh ajah sendiri jangan ajak yang lain"Oscar tetap kukuh tak menandatangani proposal yang di ajukan Tari.
Tari terus memohon karena ini kesempatan bagi teman-temannya untuk nantinya ikut ke kejuaraan nasional,bila mereka berprestasi sekolah juga akan bangga kan,begitulah bujuk Tari.
"Oke...tapi ada satu syarat"
"Apa"Tari terlihat antusias.
"Gue yang akan menjadi menager klub kalian pas tanding dan kalian termasuk elu harus nurut semua yang gue katakan"
"Elu yakin mau jadi menager klub karate?elu mau jadi anggota juga?"tanyanya polos.
"Gue nggak tertarik berkelahi gue cuma mau mastiin ajah kalau kalian benar-benar bertanding dan jadi juara"
"Oo begitu ya udah gue setuju"
Seminggu kemudian hari ulangan yang bentrok dengan hari pertandingan karate pun di mulai.
Dan sesuai kesepakatan Oscar lah yang akan menjadi manager klub,tapi Oscar bukannya membantu malah membuat Tari pusing pasalnya dia mengikuti ulangan normal tidak bersama dengan anak-anak klub.
"Aaaaa dasar kadal burik licik awas ajah lu ya sampe kita telat dan diskualifikasi elu yang akan gue ajak komite"Tari kesal menunggu kedatangan Oscar yang sangat lama di parkiran sekolah.
Tak lama yang di tunggu pun muncul Oscar berlari menghampiri anggota klub karate,wajahnya tanpa dosa dan tidak mengatakan maaf sama sekali kepada mereka.
Sedangkan wajah Tari sudah seperti balon di cemberut hingga pipinya menggembung. Oscar tersenyum tipis melihat wajah itu dia seolah menang melawan gadis keras kepala ini.
"Ayo kita berangkat ke gor"ajak Oscar.
Dan para anggota klub yang rata-rata anak laki-laki pun mulai menaiki sepeda motor mereka.
"Eh....cewe gila sini naik sama gue"panggil Oscar pada Tari.
Semua anggota klub pun menyarankan agar Tari cepat berboncengan dengan Oscar karena mereka sudah terlambat jangan mengulur waktu begitulah kata mereka.
Dan dengan terpaksa Tari pun naik di boncengan motor Sport milik Oscar.
Mereka pergi dari halaman sekolah dan menuju gor di daerah tersebut karena memburu waku mereka semua ngebut mengendarai motor tersebut tak terkecuali Oscar dia mengendarai motor tersebut seperti seorang pembalab di area sirkuit.hingga membuat Tari spontan memeluk tubuh Oscar dari belakang.
Sampai di parkiran gor Tari mencubit perut Oscar karena kesal hingga Oscar mengaduh.
"Aduh...sakit gila lu ya?"Oscar sewot.
"Elu yang gila bawa motor kaya pembalab ajah elu sengaja kan biar gue peluk elu"Tari sewot.
Mereka jadi bertengkar mulut di area parkir hingga semua anggota klub hanya menggelengkan kepala dan menepuk jidat mereka karena tak habis fikir mereka masih saja sempat-sempatnya berkelahi di saat waktu yang sangat mepet seperti ini.
"Tari sudah lah hayu...lagi pula kalau tadi kita jalan dengan kecepatan biasa kita nggak akan sampai tepat waktu hayu masuk jangan bertengkar terus dengan Oscar nanti jatuh cinta loh"ledek salah satu teman satu klubnya yang bernama Artur.
"Apa?! Nggak mungkin gila ajah kali kaya nggak ada ajah yang lain"kata mereka berbarengan sambil membuang muka mereka ke arah berbeda.
Para anggota klub pun masuk ke dalam gor dan bersiap mengganti pakaian mereka dengan seragam karate begitu pun Tari dia sudah mengganti pakaian dan mulai pemanasan dirinya bertanding di partai ketiga.
Oscar melihat Tari sedang melakukan pemanasan sendiri di dekat pintu masuk gor .
Hemft dasar cewe brandal ga ada sisi feminimnya sama sekali apa lagi di balut dengan pakaian seperti itu ckckck.
Batin Oscar.
"Woi Tari bentar lagi giliran elu"teriak Oscar mengingatkan.
Tapi Mentari bukannya menjawab malah asik mengobrol dengan seorang cowo dari sekolah lain.
Senyum semuringah terlihat di wajahnya saat sedang berbicara dengan cowo tersebut,dan itu membuat Oscar kesal bukan karena cemburu tapi karena Mentari mencuekinya.
Oscar mendekat pada Mentari dan mencolek pinggang gadis tersebut hingga di terlonjak kaget.
Tari menatap kesal pada Oscar.
"Bentar lagi giliran elu jangan pacaran ajah"ucapnya ketus dan langsung berlalu dari mentari dan cowo tersebut
Cowo yang sedang mengobrol dengan Tari tertawa melihat reaksi Oscar yang seperti itu kepada Tari.
"Ri...kayanya dia suka deh sama kamu"ucapnya.
"Nggak nggak mungkin kak dia suka sama aku,kalau benci iya dia memang benci banget sama aku"
"Masa sih tapi yang aku lihat nggak gitu ah...mungkin dia menyembunyikan rasa sukanya di balik rasa bencinya sama kamu Ri..."cowo itu mengacak-acak rambut mentari karena gemas.
Cowo yang di ajak bicara dengan mentari adalah seniornya di karate mereka pernah pergi bertanding mewakili negara saat kejuaraan asia,dan Tari sangat menganggumi dirinya yang sangat berbakat.
"Kak Iwan Tari masuk dulu ya si kadal burik dari tadi melotot ajah ngeliatin aku"Tari pamit pada seniornya Iwan.
Dan Iwan melihat ke arah Oscar yang menatap tajam.dan tidak suka pada Iwan,Iwan hanya tersenyum dan menggelengkan kepala saja saat tatapan Oscar begitu menusuk ke arahnya.
♡♡♡♡♡♡♡♡
Sandwich
Bel Jam istirahat telah berdering semua murid berlarian keluar termasuk kedua anak manusia yang tiada pernah akurnya walau duduk bersebelahan.
Kantin di saat jam sekolah selalu ramai,Oscar memilih duduk di bangku di bawah pohon yang letaknya agak jauh dari kantin,dia ingin membuat sketsa gambar entah apa yang dia gambar di kertas putih polos itu dia masih mencari ispirasi disana.
Tapi inspirasinya jadi rusak saat seorang gadis berambut hitam panjang sebahu itu duduk tak jauh darinya sambil membawa sebotol air mineral dan meragang-regangkan otot-ototnya tapi mulutnya berisik mengoceh ocehan yang tidak jelas.
"Ck...ganggu ajah kenapa sih nih anak bisa muncul begitu di sini"Oscar kesal dan menaruh pensil dan buku lukisnya di samping bangkunya.
Tiba-tiba dia tersenyum melhat tingkah laku gadis itu karena bergulingan di rerumputan.
"Hemmm rasanya nyaman banget ya...bisa ngelurusin pinggang"ucapnya yang tak sadar kelakuannya di perhatikan seseorang.
"Tari...."Tergur seorang siswi yang berjalan mendekat padanya.
"Hei...Cel...ada apa?"sahutnya malas sambil menatap awan-awan yang berjalan di atas langit biru.
"Nih...buat elu"Recel memberikan sebungkus roti kepada Mentari.
"Wah...Thanks banget ya...elu tahu ajah gue belum sarapan hahaha"tanpa banyak fikir lagi Tari langsung membuka plastik pembungkus roti itu dan langsung mencaploknya dengan lahap.
"Makannya pelan-pelan nanti keselek"ucap Racel lembut.
"Hehe habis laper banget,gue mau jajan duitnya nggak cukup,cuma bisa beli air doang hahaha untung gue punya temen yang baiknya kaya elu Cel hahaha"Tari tertawa lepas.
Oscar tak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka,mendengar Tari jarang jajan dan lebih memilih menahan lapar dari pada jajan karena uang jajannya dia kumpulkan untuk membeli buku dan lain-lain yang di perlukan untuk sekolah,oleh karena itu Racel selalu mentraktirnya makanan atau kalau dia betah di kelas dia lebih memilih duduk di kelas dan belajar meski pun itu jam istirahat,oleh karena itu dirinya selalu mendapatkan nilai terbaik di sekolah,dan saat ini saja dia berada di kelas yang isinya adalah anak-anak terbaik di sekolah.
Saat sedang asik medengarkan pembicaraan Tari dengan Racel tiba-tiba fans Oscar datang menghampirinya.
"Oscar...."tergur siswi tersebut histeris.
Membuat Tari dan Racel menoleh ke arah suara tersebut.
"Ini aku beli sandwich daging sapi untuk kamu,kesukaan mu"ucapnya riang sambil memberikan Sandwich tersebut kepada Oscar.
"Oo iya terima kasih"Oscar menerimanya dengan ramah dan tersenyum.
Di mata semua siswa Oscar itu sosok yang ramah,tampan,dan pintar oleh karena itu dirinya sangat di kagumi oleh semua siswa dan siswi di sekolah kecuali ya...Mentari karena Tari menganggap Oscar itu cowo munafik karena apa karena hanya mentari yang selalu berdebat dan bertengkar dengannya setiap kali bertemu.
Tapi meski ramah dan banyak yang suka Oscar tidak mempermainkan hati mereka dia tetap tidak mau berpacaran atau tertarik dengan siswi yang selalu mengucapkan cinta padanya,dia selalu menolak dengan halus dan ramah hingga pesonanya tak luntur,dia bukan cowo dingin dan sombong seperti kebanyakan cowo-cowo berwajah tampan dan kaya raya Oscar adalah cowo yang super ramah.
Para siswi itu pergi dengan riang setelah pemberiannya di terima dengan ramah oleh Oscar.
Racel pun meninggalkan Mentari sendirian di sana karena dirinya ingin ke toilet,Oscar melihat isi roti tersebut wajahnya nampak tidak senang,dia lalu melihat ke arah Mentari yang masih duduk di atas rumput itu sambil meneguk air meneralnya.
Entah apa yang ada difikirannya Oscar lalu menghampirinya dan tiba-tiba menyodorkan sandiwich itu dihadapannya.
"Buat elu ajah"ucapnya datar.
Mentari bingung.
"Kenapa kan kata mereka itu ke sukaan elu?"tanya Tari polos menunjuk ke arah bungkusan Sandwich.
"Iya emang itu kesukaan gue tapi yang gue suka itu yang pedas bukan yang ada mayonaisenya nih ambil"
Mentari lalu mengambil sandiwich tersebut dari tangan Oscar.
"Makasih tau ajah orang lapar hehe"Tari langsung melahap sandiwich tersebut tanpa malu-malu dan entah kenapa Oscar pun duduk bersamanya disana,tapi Tari tak memperdulikannya dan malah cuek dia menikmati sandiwich itu.
"Elu nggak suka mayonasie?"tanya Tari tiba-tiba.
"Iya asem gue nggak suka yang asem-asem"Oscar menjawab tanpa menoleh kearahnya dia membuat sketsa sepertinya dia sudah menemukan ide untuk melukis.
"Ooo begitu kalo gue apa ajah asalakan masih bisa di makan ya gue makan hehe"
"Dasar tong sampah"cetuk Oscar asal masih sibuk menggambar.
"Terserah elu mau bilang apa tapi bagi gue makanan itu berharga,orang kaya yang nggak pernah ngerasain susah kaya elu mana ngerti"sahut Tari ketus.
"Oo iya gue lupa elu cuma anak pungut yang kebetulan bisa sekolah disini"singgung Oscar masih dengan posisi yang sama,dia sudah memulai mematik api peperangan.
"Elu kalo mau menghina itu sejak awal ajah nggak usah nyogok pake makanan mana makanan dari orang elu kasih lagi ke orang lain nggak sopan tahu lu"Tari sewot.
"Tahu apa elu tentang sopan santun?elu ajah nggak pernah ada sopannya kalo ngomong sama gue?!"Oscar ngotot dia lalu menghentikan aktifitasnya dan melihat kesal ke arah Tari.
"Astaga kadal burik gue udah sopan ya sama elu gue udah bilang terima kasih sama elu meski elu menghina gue masih ajah elu bilang gue nggak sopan"Tari berdiri dari duduknya karena kesal.
"Siapa yang kadal burik hah...dasar tong sampah"maki Oscar,dia juga berdiri dari duduknya dan menantang Mentari.
Racel yang sejak tadi sudah kembali dari toilet memperhatikan mereka awalnya Racel membiarkan mereka berdua karena terlihat damai tapi...suasana jadi memanas,entah kenapa kedua oraang ini tidak pernah akur fikirnya.hingga akhirnya Racel menghampiri Tari dan menarik tangan temannya itu untuk menjauh dari Oscar agar tidak terjadi perdebatan berkepanjangan.
Ke esokan harinya.
Saat jam istirahat Racel mengajak Tari ke kantin sekolah,Racel dan Tari sedang mengantri membeli makanan di kantin.
“Ri mau makan apa?”tanya Racel saat sudah mendapat giliran.
“Mau somay ajah dah”ucap Tari.
“Ya udah gue juga sama dah kaya elu,pak somay dua ya...”Teriak Racel pada petugas kantin.
Tari mengeluarkan uangnya dari saku seragam sekolahnya dan membayar somay tersebut.
Racel mengajak Tari duduk di bangku tak jaub dari Stand-stan makanan tersebut.
Tiba-tiba terdengar seseorang memesan sesuatu tak jaub dari meja mereka.
“Pak sandiwich daging sapi ya biasa yang pedas”ucap Oscar.
“Oke Oscar pedas tanpa mayonaise kan?”ucap pelayan panjaga stand tersebut.
Oscar tersenyum kepada pelayan tersebut.
Tari dan Racel asik menikmati somay di piring mereka,dan tiba-tiba Oscar ikut nimbrung di meja yang sama.
Tari cuek saja tak memperdulikan kehadiran Oscar dia sedang asik mengisi perutnya yang sejak pagi belum di isi.
“Punya duit buat jajan?”singgung Oscar.
Racel lalu mencubit tangan Oscar tapi Oscar tidak marah,karena sebenarnya mereka itu masih saudara sepupu.
“Maksud lu apa”Tari masih menyuap somay itu kedalam mulutnya,nadanya masih santai.
“Apa ya...soalnya gue nggak biasa ngeliat anak pungut jajan dan duduk disini”singgungnya.
Racel benar-benar gereget dengan sepupunya ini,karena dia yakin sebentar lagi Tari pasti meledak karena tidak terima perkataan Oscar.
Tari masih santai sampai menghabiskan somay di piringnya itu.
“Car piring gue kosong nih?”ucap Tari santai.
“Terus maksud lu?elu minta traktir gue beliin somay gitu?”singgung Oscar lagi.
“BUKAN tapi kayanya piring ini mau melayang ke muka jelek elu itu kadal burik”Tari mulai berteriak.
Racel hanya menepuk dahinya karena mereka pasti membuat keributan lagi.
“Sialan lu ngatain gue jelek,Berani lu sama gue?!”tantang Oscar.
“Lu fikir gue takut sama elu?!”Tari sewot.
Racel langsung menahan Tari dan membawa Tari keluar dari kantin dan dia sempat mencubit Oscar lagi.
Dia itu pusing karena Oscar selalu memancing emosi Tari.
...♡♡♡♡♡♡♡
...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!