NovelToon NovelToon

YOUR LOVE HURTS ME

BAB 1 Met Gala

Di sebuah hotel mewah, seorang wanita muda sedang dirias oleh penata rias laki-laki kemayu. Wanita itu diundang dalam acara amal met gala pembukaan mode pakaian tahunan, bertemakan pakaian tradisional. Ia merupakan salah satu dari beberapa tamu undangan yang diundang dalam acara tersebut.

Setengah jam kemudian, wanita itu sudah selesai dirias oleh penata rias. Penampilannya terlihat lebih natural nan elegan seperti wanita pribumi pada umumnya. Kecantikan natural wanita itu, tentu akan membuatnya semakin disorot oleh para awak media.

"Dena!"

Seorang wanita kisaran berusia 30 tahun tiba-tiba muncul dari balik pintu memanggil Denada.

Ya, wanita itu bernama Denada Wilims. Dena berprofesi sebagai seorang model berkat dukungan materi, dan kekuasaan dari kekasihnya. Dia merupakan anak yatim piatu. Karena sejak bayi, Dena sudah diasuh oleh pemilik panti asuhan. Tepatnya panti asuhan daerah terpencil pelosok Kolombia. Dena merantau, mengadu nasib ke Bogota untuk mewujudkan cita-citanya menjadi seorang model terkenal.

"Ayo cepat! sebentar lagi acaranya akan dimulai." ucap sang manajer sembari memperhatikan jam yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Tunggu sebentar, Mbak Gina." pinta Dena kembali memeriksa riasannya di depan cermin. Ia tersenyum tipis menatap penampilan natural nan elegannya, di depan cermin panjang kamar mandi hotel yang akan dihuninya untuk sementara waktu.

"Seperti biasanya...."

"Penampilan ini, dan wajah ini selalu terlihat sempurna." pujinya kepada dirinya sendiri.

Dena lalu memiringkan tubuhnya ke samping kiri, dan ke samping kanan. Ia lalu berputar memperhatikan pakaian adat yang Ia kenakan.

"Cantik."

"Baru kali ini aku mengenakan pakaian sopan dan tertutup seperti ini!" gumam Dena. Ia memuji penampilannya sendiri di dalam hati.

Dena menghembuskan napasnya pelan menghilangkan perasaan gugupnya. "Semangat Dena, tunjukkan pada dunia kalau kamu bisa menjadi apa pun yang kamu mau."ucap Dena menyemangati dirinya sendiri.

Dena kemudian melangkah keluar dari kamar hotel. Ia kemudian melangkah masuk ke dalam lift hotel menuju lantai satu. Banyak pasang mata yang terpukau, dan berdecak kagum melihat penampilan Dena. Para pengunjung dan penghuni hotel seakan terhipnotis dengan penampilan ayu Denada.

Jarak dari hotel yang Dena tempati ke gedung met gala tidak terlalu jauh. Karena gedung itu akan langsung terlihat, ketika kita berdiri di lobi hotel. Namun Dena tidak mungkin berjalan kaki menuju gedung itu. Ia lalu masuk ke dalam mobil sport mewah hadiah dari sang kekasih. Sang manajer terlihat sudah duduk di bangku kemudi dengan ekspresi sedikit suram.

#

#

Di depan gedung Met Gala

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Beberapa wartawan dan kameraman mengarahkan kamera cahaya flash canon kearah beberapa tamu undangan yang hadir ke acara amal tersebut. Para tamu undangan berasal dari kalangan para pengusaha, desainer, artis, aktor, model, seniman, penyanyi maupun selebritis. Beberapa artis, aktor, model, penyanyi dan selebritis mengenakan pakaian tradisional, sesuai dengan tema acara amal tersebut.

Brum Brum Brum

Cretttttt

Mobil yang ditumpangi Dena dan sang manajer berhenti di depan gedung. Red karpet sudah terpasang di samping pintu mobilnya. Dena kembali membuka cermin makeup yang ada di tasnya, memeriksa ulang penampilannya.

Sementara diluar mobil para wartawan dan kameraman terlihat berbisik-bisik. Menanti siapa kira-kira yang datang menggunakan mobil sport mewah itu.

Tempat itu tiba-tiba hening saat para wartawan dan kameraman melihat Dena turun dari mobil sport miliknya. Mereka memfokuskan pandangan mereka meneliti penampilan wanita itu mulai dari atas kepala hingga ujung kaki.

TAK

TAK

TAK

Suara hentakan high heels membentur lantai terdengar nyaring di pendengaran para wartawan dan kameraman. Para wartawan dan kameraman langsung mengarahkan kamera mereka kearah Dena, saat Ia berniat masuk ke dalam gedung. Pakaian tradisional negara Indonesia terlihat membalut tubuh proporsionalnya.

Bunyi jepretan kamera, disertai cahaya flash dari kamera beberapa wartawan dan kameraman terlihat berkilau, menghalangi penglihatan wanita itu.

Cekrek

Cekrek

Cekrek

Wanita itu tersenyum tipis saat para wartawan mengarahkan kameranya kearahnya. Para wartawan dan kameraman cukup takjub dengan pakaian yang dikenakan Dena. Pakaian adat itu terlihat unik dan menarik saat membalut tubuh kurus Dena. Karena ciri khas dan desain pakaian itu membuat penampilannya terlihat lebih elegan.

"Dena lihat kemari!"

Pinta seorang wartawan tabloid terkenal berusaha mengambil beberapa gambar pakai tradisional yang dikenakan Denada.

"Lihat kemari berpose-lah dengan beberapa gaya di depan kamera!" teriak kameramen yang lain. Ia tidak mau ketinggalan penampilan mengagumkan itu.

Dena kemudian melangkah mendekati kameraman yang lainnya. Tubuh Denada bergetar saat sekilas tatapannya tanpa sengaja melirik ke arah red karpet.

Senyum kebahagiaan yang sedari tadi terpancar di wajah cantiknya, dalam sekejap langsung meredup.

Bibir Dena terasa sedikit kelu saat ingin melabrak mereka berdua, dan mengeluarkan kata-kata sumpah serapah di depan wajah mereka.

“Meyer--” lirih Denada dalam hati. Setetes air mata luruh dari sudut matanya, namun langsung dihapus olehnya. Ia tidak mau wartawan membuat berita yang tidak-tidak tentangnya.

Dena berusaha fokus kembali berpose di depan kamera. Ia tidak mau cepat-cepat mengambil kesimpulan, sebelum tahu apa alasan Meyer tiba-tiba datang mengandeng perempuan lain. Dena percaya Meyer sudah berubah menjadi pria yang lebih baik. Meyer bukan pria casanova seperti dua tahun yang lalu.

Meskipun pada kenyataannya hati Dena sedikit nyeri dan sakit melihat Meyer datang dengan gandengan lain. Padahal sebelumnya, Dena sudah mengajak pria itu agar datang bersamanya. Namun pria itu beralasan sedang sibuk dan memiliki urusan penting.

Dena berlalu dari sana setelah beberapa kali berpose di depan kamera. Ia berusaha fokus dengan acara itu, namun pikirannya masih tetap tertuju kepada gandeng mesra saingannya di lengan Meyer.

Dari tadi, pikiran Dena berusaha mendoktrin hatinya untuk percaya dengan apa yang Ia lihat. Dena cukup risau dan cemburu melihat Meyer datang bersama wanita lain. Wanita yang selama ini menjadi saingannya di dunia model. Karena terlalu sibuk dengan perasaan gundah gulana di hati dan pikirannya. Dena tidak sadar seorang wanita tersenyum menyeringai melangkah ke arahnya.

Sementara Meyer masih sibuk dengan rekan-rekan bisnisnya. Ia belum menyadari kalau Dena juga berada di tempat yang sama dengannya. Karena tadi Dena izin mau pergi ke sebuah acara amal tanpa menyebutkan nama acara itu. Meyer sama sekali tidak peka kalau acara amal yang di maksud Dena adalah acara yang sama.

Wanita itu menghentikan langkahnya di depan Denada, Ia tersenyum puas melihat wajah menyedihkan saingannya itu.

"Kasian nya dirimu...." ejek Katherine menghampiri Dena sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

"Mau-maunya menjadi pelampiasan calon tunanganku!" sambung Katherine Matthew mencemooh Dena.

Deg

"Tun-tunangan?" tanya Dena terbata-bata memastikan pendengarannya.

"Oh my god!" pekik Katherine dengan nada suara pelan.

"Apa Meyer tidak memberitahukan rencana pertunangan kami kepadamu?" sambung Katherine meledek Dena.

"Wow...."

"Aku tidak masalah kalau kau masih berniat mendekatinya. Asal kau jangan menggunakan hati kalau tidak mau terluka. Ingat meskipun kau sudah lama bersamanya. Namun akulah yang akan menjadi pemiliknya. Pertunangan kami akan segera dilangsungkan. Dan apa kau tahu...." kalimat Katherine terhenti ketika melihat wajah Dena berubah pucat. Wajah itu pucat bukan karena sakit, tapi wajah itu pucat karena Dena benar-benar terkejut mendengar ucapan Katherine.

"Keluarga Lendsky sangat bahagia mendengar berita menggembirakan ini. Mulai sekarang jangan berharap terlalu banyak kepada Meyer kalau kau tidak mau terluka!!" ungkap Katherine berbisik pelan di dekat telinga Dena.

"Dan aku sangat senang kali ini aku menang dari gadis miskin yang bekas pungutan seperti mu!" sambungnya tersenyum sinis lalu berlalu dari sana.

Sementara beberapa tamu undangan yang hadir di acara itu, mengalihkan perhatian mereka menatap ke arah Dena dan Katherine. Ada yang menatap Dena dengan perihatin karena menganggap hubungan Dena dan Meyer sangat romantis. Karena selama dua tahun ini pasangan itu merupakan salah satu pasangan favorit mereka. Mereka juga mencap Meyer dan Dena sebagai pasangan goals.

"Bukankah Tuan Meyer kekasih Denada? lalu mengapa Katherine berkata, kalau Tuan Meyer sudah bertunangan dengannya?" ucap seorang wanita muda bertanya kepada rekannya.

"Aku juga tidak tahu. Apa selama ini mereka tunangan diam-diam tanpa sepengetahuan awak media?" tutur rekan wanita itu membuat perasaan Dena semakin tidak karuan.

Namun ada juga beberapa orang yang menatap jijik ke arahnya. Karena sedari awal mereka sudah mencuri dengar perkata Katherine. Mereka menganggap Dena sebagai wanita penggoda dan perebut tunangan rekannya sendiri tanpa tahu kenyataan sebenarnya.

"Kalau memang benar Tuan Meyer dan Katherine sudah bertunangan...."

"Berarti selama ini, Dena diam-diam menjadi wanita penggoda dong? berani-beraninya Dia merebut tunangan dari rekan kerjanya sendiri!" sindir wanita lain menatap sinis bercampur jijik kearah Dena.

"Iya, kau benar Lus. Aku juga tidak menyangka Dena berubah setelah popularitasnya naik!" tambah teman wanita itu menyetujui ucapan teman dekatnya.

Sementara ada juga beberapa orang yang mendukung Dena. Menurut mereka Dena merupakan pribadi yang baik dan mau menolong orang lain. "Hey! bisa saja Katherine yang merebut Tuan Meyer. Karena setahu kita dan para awak media, hubungan Tuan Meyer dan Dena sudah berjalan selama dua tahun. Jangan asal menilai orang lain. Dan berasumsi sendiri." tegur wanita yang sedari mendengarkan obrolan mereka. Ia cukup kesal mendengar penilaian buruk orang-orang terhadap Denada.

Setahu para tamu undangan yang hadir disana, Meyer memanglah kekasih Dena. Mereka cukup penasaran mengapa wanita lain yang notabennya adalah saingan Denada mengaku sebagai tunangan Meyer pikir mereka masing-masing. Sementara setahu publik, Dena merupakan wanita yang selama ini menjalin kasih dengan Meyer. Seorang pengusaha kaya raya sekaligus mafia kejam yang ditakuti oleh penduduk Kolombia.

Suara MC acara amal mengalihkan perhatian mereka dari pikiran masing-masing. Mereka kemudian mengalihkan pikiran mereka menikmati acara amal tersebut.

Katherine tersenyum puas menatap mereka dari kejauhan. Di dalam hatinya wanita itu bersorak gembira, karena rencananya berhasil.

......***Bersambung***......

...Sebelum membaca novel ini, lebih baik mampir dulu ke novel ITS YOUR BABY. Agar alur dan jalan ceritanya komplit. ...

BAB 2 Pertengkaran

Berita tentang hubungan Meyer dan Dena mulai menyebar luas sejak dua tahun silam. Namun kejadian hari ini cukup membuat orang-orang terkejut. Termasuk saat para hadirin melihat Meyer datang ke acara amal digandeng wanita lain tanpa menggandeng kekasihnya yaitu Denada sendiri.

"Meyer--"

"Apa yang sudah kau lakukan! kau benar-benar mempermalukan ku!" monolog Dena dalam hati.

Dena merasa Meyer dan Katherine benar-benar sudah menginjak-injak harga dirinya di depan umum.

Dena mengangkat kepalanya ke atas agar air mata yang sedari tadi sudah menggenang di matanya tidak terjatuh. Ia harus menjadi image-nya di depan publik.

Apa hatinya terluka?

Tentu saja hatinya benar-benar terluka mengalami kejadian hari ini. Padahal baru kemaren sore mereka pulang liburan dari luar negeri. Meyer terlihat sangat bahagia saat bersamanya. Mereka juga bersenang-senang selama seminggu hingga liburan mereka usai.

Ingatan Dena sekilas kembali ke beberapa hari yang lalu.

"Apa kamu bahagia dengan liburan kita kali ini?" tanya Dena.

"Tentu sayang! kebahagiaan ku hanya ada padamu! apa lagi saat aku mendengar suara merdu mu saat dibawah kungkungan ku." ungkap Meyer menatap Dena penuh cinta.

"Cih gombal!" balas Dena dengan wajah malu-malu.

Meyer langsung merangkul pinggang kekasihnya dari samping. Mereka duduk di balkon hotel yang langsung menghadap ke arah laut lepas.

"Aku berharap setelah menikah nanti kita kembali berlibur kesini dengan tambahan satu anggota baru."tukas Meyer penuh harapan mendekap tubuh ramping sang kekasih dengan erat.

#

#

Namun hari ini pria itu lagi-lagi bertingkat diluar batas. Dena benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah berubah-ubah Meyer. Kadang pria itu terlihat perhatian dan memberikan banyak cinta kepada Dena. Namun terkadang pria itu juga bisa menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping.

Ekspresi kesedihan terlihat kontras di wajahnya.

Seorang pemuda diam-diam mengarahkan kamera miliknya kearah Dena. Pria itu di sewa seseorang untuk menyebarkan foto menyedihkan Dena.

Cekrek

Cekrek

Pria itu lalu berlalu keluar dari sana setelah mendapatkan instruksi dari seseorang yang menyewanya.

#

#

Seorang wanita bertubuh langsing yang juga memiliki berprofesi sama dengan Dena sedari tadi mengamati ruangan itu. Gadis campur Indonesia- Amerika itu sedari tadi mencari-cari keberadaan Denada.

Gadis itu mengenakan gaun merah dengan belahan sebatas paha membalut tubuh seksinya. Ia juga mengenakan pakaian tradisional yang dirancang langsung oleh desainer tempatnya bekerja.

"Hey Dena--"

"Are you okey?" tanya Olivia tiba-tiba sudah berdiri di samping Dena. Ia menyeritkan dahinya menatap lama wajah sedih Denada.

"Aku baik-baik saja, Liv." sahut Denada dengan suara pelan nan sedikit bergetar menatap sekilas kearah meja Meyer.

"Aku tahu kau sedang tidak baik-baik saja. Apa kau mau menghibur diri setelah acara ini selesai?" tawar wanita itu membantu sahabatnya memenangkan diri. Ia melirik sekilas kearah meja yang di tempati Meyer dan rekan bisnisnya.

"Oliv--"

"Apa kau mau mengajakku berpesta lagi setelah ini?" tanya Dena memicing matanya menatap wajah Olivia.

"Aku tahu kau lagi marah dan kesal kepada kekasihmu. Bukankah lebih baik kita menghabiskan waktu kita pergi ke Club dan bersenang-senang." ujar Olivia tersenyum kecil menatap wajah sahabatnya.

Denada membenarkan perkataan sahabatnya itu. Ia pada akhirnya menyetujui tawaran Olivia.

"Club biasa." bisik Olivia di telinga Dena.

Gadis itu juga ingin menjernihkan pikirannya setelah seharian bekerja di depan kamera.

#

#

Di dalam Club

Dena dan Olivia berjoget di atas dance floor tanpa meminum alkohol. Karena mereka takut kebablasan kalau minum alkohol. Apa lagi besok mereka memiliki jadwal pemotretan yang cukup padat.

"Apa ada yang membebani pikiranmu?" tanya Olivia melihat wajah bahagia Dena. Sewaktu di acara amal tadi wajah Dena terlihat seperti orang yang sedang ditimpa masalah.

"Ternyata Meyer akan segera bertunangan dengan Katherine." lirih Dena tidak bisa menyembunyikan kesedihannya dari sahabatnya itu.

"What!!"

"Ap-apa Meyer sudah gila diam-diam main serong dibelakang mu?" tanya Olivia. Suara keras mereka tidak akan didengar oleh orang lain. Karena suara musik DJ terdengar cukup keras di dalam Club.

"Itu adalah kenyataannya." ujar Dena terdiam lama membayangkan apa yang akan terjadi dengan hubungan mereka.

"Lalu bagaimana dengan hubungan kalian? apa kau akan terus mempertahankannya setelah berulangkali pria brengsek itu menyakitimu?" tanya Olivia memicingkan matanya melihat raut wajah sedih sahabatnya.

"Untuk kali ini sepertinya aku harus menyerah! aku ingin menjalani hari-hari ku tanpa kekangan Meyer lagi." sahut Dena menatap sekilas ke arah botol wine yang baru saja diletakkan pelayan di atas meja mereka.

Pandangannya lalu beralih mengitari sekeliling Club dan mengamati kondisi sekitarnya. Matanya terpaku melihat tatapan tajam menusuk Meyer mengarah kearahnya dan Olivia.

"Sepertinya Meyer ada di sini juga." ujar Dena memutuskan tatapannya dari tatapan tajam menusuk Meyer. Ia mengalihkan pandangannya menatap kosong ke atas meja. Ia sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini.

Setibanya Meyer di meja Dena dan Olivia

"Apa kau tidak mendengarkan ucapan ku tempo hari?"

"Mengapa kau minum alkohol dan pergi ke Club dengan pakaian seperti ini!"

"Ayo pulang aku ingin berbicara denganmu." ujar Meyer penuh penekanan menatap wajah termenung kekasihnya.

"Pulang?"

"Aku masih ingin disini bersama Olivia." ujar Dena menghiraukan tatapan tajam dan menusuk Meyer saat mendengar penolakannya.

"Jika kau tidak mau pulang sekarang juga. Aku akan menghancurkan karirmu!!" ancam Meyer menahan gerumuh dihatinya.

Dena berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar. Dena sudah terbiasa dengan tingkah pemaksa dan sesuka hati Meyer.

"Ayo aku yang akan mengantarmu pulang." ujar Olivia berdiri dari duduknya. Gadis itu tahu bagaimana bucin nya gaya pacaran mereka. Namun rayuan dan kelicikan wanita diluar sana membuat hubungan sahabatnya semakin kesini semakin berantakan.

“Tidak perlu!!”

“Ini urusan kami berdua! Kau juga pulanglah! wanita baik-baik tidak akan menginjakkan kakinya di tempat seperti ini!!” ucap Meyer dengan sinis menyindir Dena dan Olivia.

Meyer mencengkeram kuat pergelangan tangan Dena, dan menyeretnya keluar dari club meninggalkan Olivia.

Gadis itu cukup tersindir saat mendengar ucapan Meyer.

"Cih!!"

"Pria baik-baik juga, tidak akan mengkhianati wanitanya!!" gumam Olivia menatap kepergian Meyer dan sahabatnya Denada.

#

#

Di luar Club

"Lepas Meyer!!!" teriak Dena berusaha melepaskan cengkraman Meyer di pergelangan tangannya.

"Sakit!!"

"Tidak bisakah kau bersikap sedikit lembut?" teriak Dena dengan suara bergetar menghentikan langkah Meyer.

Pria itu tiba-tiba melepaskan tangan kekasihnya. Ia lalu mengalihkan pandangannya melihat pergelangan tangan Dena berubah menjadi warna biru keunguan.

"Ma-maafkan aku sayang, aku tidak bisa mengontrol emosiku." ucap Meyer mengenggam lembut pergelangan tangan Dena.

Dena menghiraukan permintaan maaf Meyer. Ia lalu melangkah masuk ke dalam mobil Meyer tanpa menunggu sang pemilik.

Mereka saling diam sepanjang perjalanan pulang ke apartemen yang selama ini mereka tempati.

#

#

Di Apartemen

Suara bantingan gelas terdengar nyaring di pendengaran Dena.

Pranggggg

"Apa putus!!!" teriak Meyer emosi menatap wajah sembab Dena.

Pria itu membanting gelas air minum yang baru saja ingin Ia teguk.

"Apa alasanmu mau putus denganku?" tanya Meyer memelankan suaranya saat melihat mata berkaca-kaca kekasihnya.

"Apa semua yang aku berikan kau anggap sampah?" tanya Meyer pelan menatap tajam bola mata berkaca-kaca kekasihnya.

......***Bersambung***......

BAB 3 Ungkapan Hati Dena

"Aku mendukung karirmu! aku mengajakmu liburan sebulan sekali! aku juga membelikan semua yang kau inginkan! aku juga menuruti semua kemauanmu! aku berusaha membahagiakan mu." cecer Meyer beruntun membela dirinya.

"Aku tidak bahagia menjalin hubungan seperti ini dengan pria tidak punya prinsip seperti mu!!" pungkas Dena meninggikan suaranya.

"Aku tadi sore mengajakmu pergi bersama ke acara amal itu. Tapi apa yang kulihat? kau datang bersama wanita lain. Orang lain tahunya aku menjalin hubungan denganmu. Tapi dengan santainya kau datang bersama wanita lain disaat aku juga datang ke acara yang sama!" sambung Dena.

"Kau menghancurkan hatiku dan juga images ku di depan banyak orang! apa kau tidak pernah memikirkan bagaiman perasaanku saat melihat tatapan iba bercampur jijik yang orang-orang layangkan ke arahku!!" ungkap Dena mengingat acara amal tadi.

"Selama ini banyak foto-foto masa lalu mu tidur dengan banyak wanita dikirim ke nomor ponselku. Aku diam dan aku masih bertahan tanpa memberitahu semuanya kepadamu. Itu aku lakukan, karena aku mencintaimu Meyer!!!"

"Aku mencintaimu!!!" teriak Dena nyaring

"Aku sangat mencintaimu...." lirih Dena memukul-mukul dadanya mengurangi rasa sesak di dadanya.

"Aku diam saat banyak nomor asing yang meneror ku!" ujar Dena sesenggukan.

"Aku berharap pria yang selama ini mendukung karirku dan mengabulkan semua yang ku inginkan akan berubah seiring berjalannya waktu. Namun apa yang aku lihat hari ini memperjelas semuanya. Kau tidak akan berubah!! selama ini kau juga tidak pernah memikirkan bagaimana perasaan ku saat melihat kau dirangkul wanita lain!" papar Dena menatap sinis ke arah kekasihnya.

Meyer tertegun mendengar ungkapan kekasihnya. Bagaimana mungkin pria itu bisa kecolongan dengan aib-aibnya dimasa lalu.

"Lalu hari ini--"

"Mendengar rencana pertunangan kalian cukup mengejutkanku! Katherine berkata ka-kalau kau dan dia sudah merencanakan pertunangan. Pertunangan itu juga atas persetujuan keluargamu! bukankah itu sangat-sangat mengejutkanku!!" sambung Dena dengan suara bergetar menatap tajam Meyer.

"Apa benar kau sudah merencanakan pertunangan dengan Katherine? apa selama ini peranku hanya sebagai pelampiasan nafsu mu? apa aku hanya wanita yang kau jadikan sebagai tempat pelampiasan mu!!!" cecer Dena bertanya kepada Meyer.

"Jawab!!!"

"JAWAB BRENGSEK!!! teriak Dena mengeluarkan semua rasa sakit yang selama ini Ia pendam di dalam hatinya.

Dena memukul-mukul dada bidang Meyer, meminta penjelasan atas semua kejutan menyakitkan yang selama ini Ia terima.

"Itu tidak seperti yang ka-kamu pikirkan sayang! percayalah!" ujar Meyer mengenggam kedua tangan Dena untuk menyakinkan wanitanya.

Dena tertawa mendengar pembelaan kekasihnya. Wanita itu kemudian menghempaskan tangan Meyer, lalu memperlihatkan layar ponselnya ke arah Meyer.

"Kau lihat pesan itu!! lihat foto ini! dan kau baca baik-baik isi pesan ini!! bagaimana perasaan mu melihat semua itu!"

"Bagaimana--" Dena menghentikan perkataannya saat memikirkan ucapan menyakitkan yang akan keluar dari mulutnya.

"Bagaimana kalau aku melakukan hal yang sama dengan apa yang kau lakukan di luar sana bersama wanita lain. Mungkin kita bisa impas!" sinis Dena.

"Bagaimana perasaan mu kalau aku tidur dengan pria lain diluar sana?"

Dena terkekeh kecil melihat rahang Meyer mulai mengeras mendengar perkataannya.

"Aku terlalu berharap seorang Meyer bisa cemburu dan marah melihat tingkah diluar batasku!" dengusnya menghapus bekas air matanya.

Dena menghentikan langkahnya saat ingin keluar dari apartemen Meyer. "Aku akan menginap di apartemen Olivia malam ini."

"Jika kau berani keluar dari apartemen ini—“

"—Maka jangan salahkan aku, aku benar-benar akan menghancurkan karirmu!! aku juga akan menghancurkan orang-orang yang ada di sekitar mu!!" ancam Meyer berusaha menahan amarahnya. Pria itu takut kalau Dena benar-benar meninggalkannya.

Dena menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya saat mendengar kalimat ancaman kekasihnya.

"Tidak sekali ataupun dua kali kau menyakitiku ataupun mengancam ku! apa semua ini belum cukup!! apa lagi yang ingin kau pertahankan dari hubungan toxic seperti ini Meyer!" tanya Dena beruntun dengan nada suara bergetar sembari memundurkan langkahnya.

"Apa karena aku tidak punya ibu dan ayah? makanya kau memperlakukan-ku seperti ini?"

"Apa karena aku anak yatim piatu dan dibesarkan di panti asuhan makanya kau bebas memperlakukan semau mu?" tanya Dena menatap kosong kearah Meyer.

Meyer menghiraukan pertanyaan Dena, pria itu malahan melangkah mendekati kekasihnya. Ia lalu mengangkat tubuh kekasihnya ala bridal style. Meyer membanting pelan tubuh Dena ke atas ranjang. Setelah itu Meyer mengikat tangan dan kaki Dena agar wanita itu tidak keluar dari apartemennya.

"Lepaskan!!"

"Apa yang kau lakukan!!" teriak Dena berusaha melepaskan ikatan Meyer di tangan dan kakinya.

"Aku melakukan semua ini karena aku mencintaimu!!" teriak Meyer naik ke atas ranjang. Ia membaringkan tubuhnya di samping Dena.

"Apa yang kamu lihat di foto itu hanyalah editan dari seseorang yang berusaha memisahkan kita. Apa kau tidak bisa merasakan cinta yang selama ini aku berikan?"

"Aku sangat mencintaimu! percayalah ke kepadaku! hem!" mohon Meyer dengan suara bergetar mendekap tubuh ramping Dena.

"Coba kamu dengarkan detak jantung ku. Detak jantungku juga mengatakan hal yang sama." sambung Meyer meyakinkan Dena.

Pria itu meletakkan telinga Dena di dada bidangnya sehingga Ia bisa mendengar detak jantung Meyer.

"Percayalah hanya kamu yang ada di hatiku Dena!" tegas Meyer dengan suara serak, setetes air mata mengalir dari sudut matanya.

Sementara Dena tertegun mendengar suara bergetar Meyer. Untuk kesekian kalinya Dena mendengar perkataan itu.

"Bisakah kamu menjauh dari semua wanita penggoda di luar sana?" pinta Dena dengan suara bergetar. Air mata mengalir deras membasahi pipi tirusnya.

Sebelum kejadian malam panas mereka dulu, Dena sudah jatuh cinta kepada Meyer. Saat itu adalah saat dimana Dena baru saja merintis karirnya menjadi seorang model.

Saat dimana Ia diremehkan oleh orang-orang disekitarnya. Meyer hadir mengulurkan tangannya menjadi penyemangatnya.

Dena tahu Meyer merupakan pria casanova yang suka bergonta-ganti wanita. Tapi hatinya terlanjur tersentuh dengan kebaikan pria itu. Apa lagi Meyer sudah menyelamatkan dirinya dua tahun lalu dari kelakuan gila saingannya.

#

#

***Flashback On***

2 tahun lalu

Katherine Matthew merupakan salah satu rekan modeling Denada Wilims. Mereka berkarir mulai dari nol. Namun karena kegigihan dan bakat Dena membuat Katherine merasa tersaingi. Apa lagi saat Katherine tahu, pria yang Ia cintai sudah menjalin kasih dengan gadis yang selama ini menjadi saingannya. Katherine juga selalu iri melihat Dena selalu dipuja-puja di artikel dan juga media masa di luar sana.

Katherine berniat menjebak Dena dan menghancurkan karir nya sebagai model. Namun Meyer datang sebagai malaikat penolong bagi Dena.

Kebetulan dua tahun yang lalu, pria itu berada di tempat yang sama bertemu dengan rekan bisnisnya. Meyer tanpa sengaja melihat tindakan diluar batas Katherine. Karena kebetulan Katherine dan Dena bekerja di agensi perusahaan miliknya.

...***Bersambung***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!