Hari itu Nafa harus cepat mengantarkan paket ke alamat Jl. Kenangan nomor 10, Ia sedikit tergesa-gesa Karena cuaca sudah terlihat mendung tebal dan sebentar lagi turun hujan.
"Aduh ... mana mau hujan lagi, Aku harus cepat." Nafa melajukan motor nya secepat mungkin, hingga tanpa Ia sadari sepeda motor yang Ia tumpangi sedikit oleng karena Nafa tak sengaja melewati jalanan yang berlubang, tentu saja motor yang membawa banyak paket itu oleng dan akhirnya menyerempet sebuah mobil Mercedes Benz yang sedang berhenti di lampu merah.
"Waduh gawat kenapa nih motor! Huuwaaaa." Nafa mencoba mengerem sepeda motornya agar tidak sampai menabrak sebuah mobil yang berada tepat di depannya, karena terlambat Ia mengerem, maka Ia pun tidak sanggup menahan laju motor yang terlanjur melaju dengan kecepatan tinggi, dan akhirnya motor Nafa menyerempet bodi mobil super mewah itu.
"Kraaaaatttttt."
Terdengar suara yang cukup keras dari arah goresan yang mengenai bodi mobil yang pastinya mobil itu bukan milik orang sembarangan. Nafa terjatuh dari motornya, meskipun tidak parah tapi cukup membuat Nafa kesusahan karena tentu saja semua paket yang akan Ia kirimkan menjadi berceceran.
"Aduhhh! Pinggang ku, sial banget sih hari ini." pekik Nafa sambil memegangi pinggang nya yang sakit.
Disisi lain, seorang pria keluar dari mobil mewah itu dan langsung memeriksa kondisi mobil itu, seketika pria yang keluar dari pintu kemudi itu, Ia sangat terkejut saat melihat keadaan cat mobil yang terkelupas cukup dalam, "Alamak! Ini parah ... cat nya terkelupas, bos harus tahu ini." pria yang diketahui bernama Jamil, asisten pribadi seorang pria pemilik mobil Mercedes Benz itu langsung mengetuk jendela mobil belakang, dimana sang bos tengah duduk di sana.
Dengan wajah cemas, Jamil berusaha memberi tahukan kepada Bos nya jika mobil mewah itu rusak catnya karena ulah gadis pengantar paket.
Tak berselang lama, jendela mobil mulai terbuka, terlihat wajah seorang pria tampan dengan sejuta pesona tengah serius menatap sang asisten.
"Apa yang terjadi?" tanya pria tampan yang diketahui bernama Dion Mahesa, seorang CEO perusahaan terkenal di kota nya.
"Itu Bos! Mobil kita." jawab Jamil terbata-bata.
"Ngomong yang jelas, apa yang terjadi?" bentak Dion dengan suara kerasnya, seketika membuat Nafa tanpa sengaja mendengarnya.
"Ya ampun! Tuh orang ngapain marah-marah nggak jelas, aduhh Kakiku!" Nafa pun berusaha untuk berdiri dan memungut paket yang berjatuhan di atas tanah. Dan tiba-tiba saja terdengar suara seseorang yang sedang berkata kepadanya.
"Heh kamu!"
Seketika Nafa menoleh ke belakang dan Ia pun terkejut saat melihat seorang pria yang sedang berdiri di belakang nya dengan wajah yang serius.
"Bapak memanggil Saya? Ada apa ya, Pak?" tanya Nafa yang belum mengerti dengan maksud Dion memanggil namanya.
"Ada apa ada apa, coba kamu lihat itu!" seru Dion sembari menunjuk ke arah mobilnya yang terdapat goresan pada body mobil tersebut.
"Mana? Mobil itu, oh itu mobil Bapak, kan? Ya ya mobilnya bagus, pasti harganya sangat mahal." jawab Nafa yang semakin membuat Dion gemas.
"Iya ... mobilku itu memang sangat mahal, dan kamu tahu apa yang baru saja kamu lakukan, lihat! Cat Mobil ku mengelupas gara-gara kamu, dasar gadis ceroboh, dan kamu harus ganti rugi atas apa yang sudah kamu lakukan. Dan kamu harus mengganti nya dengan uang sepuluh juta rupiah." mendengar ucapan dari Dion, seketika Nafa membulatkan matanya dan tidak percaya dengan ganti rugi yang ditawarkan oleh bos besar itu.
"Apa? Saya harus membayar sepuluh juta hanya untuk cat mobil itu!" seru Nafa sembari menunjuk ke arah mobil mewah Dion.
"Iya! Jika kamu bisa membayar ganti rugi itu, maka aku akan membebaskan mu. Tapi, jika kamu tidak mampu membayarnya, maka sudah Aku pastikan kamu akan mendekam di penjara." seru Dion tegas.
"Ta-tapi Pak! Masa gitu aja sampai sepuluh juta sih, bisa nego nggak?" sanggah Nafa berharap Dion bisa mengurangi ganti rugi yang harus Ia bayar.
"Apa maksudmu?"
"Ya dikurangi dikit lah, Pak! Jangan sepuluh juta, Saya nggak punya uang sebanyak itu." ungkap Nafa dengan wajah cemas.
"Memangnya kamu sanggup bayar berapa?" tanya Dion tanpa melihat wajah Nafa.
"Ya ... kalau bisa dikurangi sebanyak sembilan juta sembilan ratus sembilan puluh sembilan."
Mendengar jawaban dari Nafa, tanpa pikir panjang Dion segera memerintahkan kepada Jamil untuk menelepon polisi sekarang juga.
"Telepon polisi!"
"Baik Bos!"
Nafa tampak panik saat Dion memerintahkan sang asisten untuk menghubungi polisi, Nafa pun meminta maaf kepada Dion, gadis itu berusaha untuk merayu Dion agar dirinya tidak dimasukkan ke dalam penjara.
"Loh loh kok nelpon polisi sih, ampun Pak! Saya mohon kasihani Saya Pak! Saya benar-benar tidak punya uang sebesar itu, saya cuma kurir pengantar paket, bahkan gaji saya setahun pun belum bisa digunakan untuk membayar ganti rugi kerusakan mobil Bapak, saya mohon kasihani Saya, Pak!"
Melihat Nafa yang terlihat memelas, sang asisten tampaknya tidak tega melihat Nafa, Jamil mempunyai ide untuk tetap menghukum gadis itu agar tetap mengganti rugi kerusakan mobil Bosnya dengan memperkejakan Nafa sebagai pengasuh Alaska, anak Dion yang membutuhkan seorang pengasuh. Nafa bisa menjadi pengasuh Alaska sebagai ganti rugi dirinya yang telah merusak mobil Dion.
"Bos! Lebih baik gadis itu kita jadikan pengasuh Alaska saja, bukankah Bos membutuhkan pengasuh untuk Alaska, mungkin saja Alaska bisa cocok dengan gadis itu, saya lihat sih gadis ini gadis yang baik, daripada bos susah-susah cari pengasuh yang belum tentu cocok, iya kan?"
Sejenak Dion memikirkan ucapan sang asisten. Alaska, putra satu-satunya yang kini berusia lima tahun, sedang aktif-aktifnya, dan anak itu sedang membutuhkan pengasuh, dimana Dion dan istrinya sudah bercerai beberapa Minggu yang lalu, sehingga Alaska membutuhkan pendamping, dimana Dion tidak bisa selalu mengawasi Alaska, karena kesibukannya sebagai seorang CEO.
"Jamil benar juga! Tidak ada salahnya jika Aku memperkejakan gadis ini sebagai pengasuh Alaska, hitung-hitung Aku tidak perlu susah-susah mencari pengasuh lagi." batin Dion.
Dion berkata kepada Sang asisten untuk menyampaikan perintahnya kepada Nafa. Setelah itu Dion kembali masuk ke dalam mobil sambil menunggu sang asisten menyampaikan hal itu kepada Nafa.
Jamil menghampiri Nafa dan berkata, "Baiklah Nona! Karena bos sudah memikirkan untuk memberikan keringanan padamu, maka mulai besok kamu harus datang ke alamat ini, kamu akan menjadi pengasuh Alaska, anaknya bos, dan kamu bisa membayar hutang ganti rugi mu dengan menjadi pengasuh Alaska, jika kamu tidak sanggup, maka bersiaplah mendekam di penjara."
Jamil memberikan alamat rumah Dion, Nafa menerimanya dan melihat kartu nama yang tertera tulisan Dion Mahesa CEO PT Agro Kencana. Perusahaan dimana Nafa bekerja sebagai kurir pengantar paket.
Seketika mata Nafa membulat sempurna saat tahu jika pria yang baru saja bermasalah dengannya adalah seorang presiden direktur.
"Jadi dia Bos besar di perusahaan tempat ku bekerja? Ya ampun! Pantesan songong nya minta ampun!" batin Nafa yang baru menyadari jika Dion adalah Direktur utama di perusahaan dimana Ia bekerja.
...HAI HAI MOHON DUKUNGAN NYA YA, KALI INI AUTHOR MEMBAWA NOVEL BERTEMA ANAK GENIUS. NOVEL INI LAHIR KARENA MENGIKUTI EVENT ANAK GENIUS. SO MOHON DUKUNGAN NYA YA ZEYENK 🙏❤️😊...
Mobil Mercedes Benz itu pergi meninggalkan Nafa yang masih terpaku, sungguh sial nasibnya hari ini, bagaimana bisa Ia bertemu dengan CEO nya sendiri dan justru dirinya harus membayar ganti rugi atas kecerobohannya menyerempet mobil Dion.
Nafa tidak punya pilihan lain selain menuruti permintaan Dion, menjadi pengasuh bagi putra semata wayangnya, Alaska Mahesa.
Keesokan harinya, Nafa memberanikan diri untuk datang ke alamat yang Jamil berikan padanya, yang tak lain adalah kediaman keluarga besar Mahesa, dimana Dion tinggal bersama sang Mama dan seorang putranya yang masih berusia 5 tahun. Alaska Mahesa, bocah yang mewarisi ketampanan sang Ayah, adalah seorang anak yang cukup hiperaktif, Alaska tidak pernah bisa diam, bocah itu cukup membuat repot para pelayan, tingkah Alaska yang terlalu aktif membuat Nyonya Rima, Ibu Dion menyerah dengan sifat sang cucu.
Nyonya Rima terpaksa merawat cucu satu-satunya itu karena Dion bercerai dengan istrinya, dan Ia memutuskan untuk merawat putranya sendirian, karena sang mantan istri tega meninggalkan mereka berdua dengan pria lain yang merupakan teman Dion sendiri.
Hari itu Nafa turun dari taksi dan membaca alamat yang diberikan Jamil kepadanya.
"Iya benar ini alamat rumahnya, astaga! Ini rumah apa istana sih! Apa nggak tersesat ya tinggal di dalam sana!" batin Nafa sembari garuk-garuk kepalanya, tampak seorang security penjaga menghampiri Nafa yang masih kebingungan.
"Permisi, Mbak! Ada yang dapat dibantu?" tanya sang satpam.
"Oh begini Pak! Ini benar kan rumah Bapak Dion Mahesa, Dirut PT Agro Kencana itu?" seru Nafa sembari menunjukkan alamat yang Ia dapatkan dari Jamil.
"Oh ya benar, ini rumah Pak Dion Mahesa, ada perlu apa Mbak datang ke rumah ini, biar nanti saya sampai kepada Pak Dion." ucap sang satpam.
"Begini Pak! Saya disuruh datang ke sini untuk menjadi pengasuh anak Pak Dion." jawab Nafa sembari tersenyum.
"Oh Mbak nya mau ngelamar jadi pengasuh Tuan muda Alaska toh, Saya cuma mau bilang sama Mbak, sudah ada puluhan wanita yang melamar menjadi pengasuh Tuan muda Alaska, tapi tak satupun ada yang keterima, bahkan ada yang melarikan diri setelah melihat Tuan muda Alaska, kebanyakan mereka tidak sanggup untuk menjadi pengasuh Tuan muda."
Mendengar penuturan dari sang satpam, sejenak Nafa berpikir, seperti apakah anak dari Dion itu, senakal itu kah?
"Memangnya kenapa, Pak?" Nafa tampak semakin penasaran.
"Tuan muda Alaska itu anaknya aktif sekali, Mbak! Nggak bisa diem anaknya, Tuan muda juga suka jail, jadi nanti Mbak tidak perlu kaget jika Tuan muda Alaska mengerjai Mbak, seperti calon pengasuh yang dulu-dulu yang tiba-tiba mengundurkan diri setelah ketemu dengan Tuan muda Alaska." terang sang satpam yang membuat Nafa semakin tertantang untuk menemui Alaska, anak Dion yang terkenal dengan kenakalan nya.
Setelah sang satpam memberikan penjelasan kepada Nafa, akhirnya Nafa pun mulai mengerti kenapa Dion sangat mencari pengasuh untuk putranya.
Nafa dipersilahkan duduk dan menunggu kedatangan Rima untuk meng-interview dirinya. Sejenak Nafa berusaha mengatur nafasnya agar dirinya bisa tenang menghadapi Rima.
Namun, disaat dirinya tengah menunggu kedatangan Rima, tiba-tiba datang seorang anak kecil yang wajahnya mirip sekali dengan Dion, anak itu tampak duduk di atas meja sembari menunjuk ke arah Nafa.
"Kamu siapa?" seru Alaska sembari salah satu tangannya berkacak pinggang.
"Oh ini mungkin anaknya Pak Dion! Ganteng juga mirip bapaknya, eh kok malah muji Bapaknya sih, ganteng anaknya lah." batin Nafa sembari tersenyum kepada Alaska.
"Hai! Namaku Nafa, kamu pasti Alaska, benar bukan?" tanya Nafa sembari memegang tangan Alaska. Seketika Alaska menarik tangannya dan berkata, "Kamu bisa nyanyi?"
"Nyanyi? Nyanyi apa dulu dong?" jawab Nafa lembut.
"Nyanyi lagu Bunda, punya Melly Goeslaw." jawaban Alaska seketika membuat Nafa terkejut, anak seusianya sudah mengerti lagu-lagu seperti itu.
"Gampang, Alaska mau dengar?" seru Nafa yang tentunya dirinya juga sangat menyukai lagu itu, karena lagu itu sangat berkesan baginya, dimana kasih sayang seorang Ibu kandung tak akan pernah sirna. Tapi sayang, Nafa harus kehilangan Ibu kandungnya di usia sepuluh tahun karena suatu penyakit yang menderita sang Ibu, hingga akhirnya Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda beranak satu yang usianya tidak jauh beda dari Nafa. Tentu saja kehidupan Nafa berubah drastis saat Ibu tiri dan Saudari tirinya masuk ke dalam hidupnya.
Alaska mengangguk sembari terus berdiri di atas meja memandangi Nafa yang mulai bernyanyi.
Nafa pun mulai menyanyikan lagu itu, suaranya yang sangat lembut membuat Alaska yang tadi berdiri, kini anak itu turun dari atas meja, dan mendengar Nafa yang sedang menyanyikan lagu untuknya.
Alaska benar-benar mendengarkan suara lembut Nafa, entah kenapa tiba-tiba saja anak itu seperti kucing kecil yang minta dielus-elus kepalanya, Alaska mendekati Nafa dan duduk di samping gadis itu sembari mendongak menatap wajah Nafa yang tengah menghayati lagu yang Ia nyanyikan. Hingga akhirnya Nafa menyelesaikan lagu di bait terakhir.
"Oohh Bunda, ada dan tiada dirimu kan ada di dalam hatiku."
Seketika Alaska memeluk Nafa seolah-olah Nafa adalah Ibu kandungnya. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Alaska membuat Nafa sangat terkejut, bukankah Alaska seorang anak yang hiperaktif dan jail, nyatanya Alaska anak yang lembut dan manja.
"Alaska? Alaska kenapa? Alaska kangen ya sama Mama?" tanya Nafa sembari mengusap lembut rambut anak itu. Alaska melepaskan pelukannya dan menatap wajah Nafa.
"Boleh nggak Aku panggil Mama?"
"Apa?"
Tentu saja apa yang dikatakan oleh Alaska menjadi Nafa terkejut dan tidak menyangka jika anak Dion itu meminta dirinya untuk dipanggil Mama.
"Emm Alaska nggak bercanda, kan? Kita kan baru ketemu, Kakak di sini akan menjadi pengasuh Alaska, bukan Mama nya Alaska." ucap Nafa yang menjelaskan tentang siapa dirinya.
Tapi, rupanya Alaska lebih senang jika memanggil Nafa dengan sebutan Mama.
"Nggak mau pokoknya kamu Aku panggil Mama, kalau nggak mau Aku panggil itu, lebih baik kamu pergi saja dari sini."
"Waduh! Nih anak bikin deg-degan aja, kalau Aku pergi dari sini, pasti Aku bakal pindah ke penjara dong! Nggak-nggak, ini nggak bisa. Ya udah deh, terima saja permintaan Alaska, daripada Aku dipenjara." batin Nafa.
Akhirnya, Nafa pun mengiyakan permintaan Alaska untuk memanggil nya dengan sebutan Mama.
"Ya udah kalau itu permintaan Alaska, kamu boleh kok panggil kakak dengan Mama."
Mendengar ucapan dari Nafa, Alaska pun terlihat begitu senang, Ia pun terlihat loncat-loncat kegirangan.
"Ye ye hore ... Alaska punya Mama ... ye ye!"
Sementara di tempat lain, tampak seorang wanita paruh baya yang tersenyum melihat sang cucu bersama Nafa. Dia lah Mama Rima, Ibu kandung Dion.
"Rupanya Alaska menyukai gadis itu, Syukurlah! Semoga gadis itu bisa momong Alaska dengan sabar." ucap Mana Rima lirih.
Mama Rima berjalan mendekati Nafa dan sang cucu.
"Selamat siang!" sapa Mama Rima kepada Nafa. Seketika Nafa menoleh ke arah belakang, dan Ia sangat terkejut saat melihat seorang wanita yang masih terlihat cantik di usia nya yang terbilang sudah tidak muda lagi.
"Selamat siang, Nyonya! Perkenalkan nama Saya Nafa Maheswari, Saya kesini karena disuruh datang untuk melamar sebagai pengasuh putra Pak Dion Mahesa." balas Nafa sembari menundukkan kepalanya.
"Kamu diterima, mulai hari ini kamu bisa bekerja di sini." tiba-tiba saja Rima tanpa pikir panjang langsung menerima Nafa sebagai pengasuh sang cucu. Rima melihat jika cucunya sangat menyukai Nafa, terlihat dari sifat Alaska yang lebih tenang dan nyaman saat Nafa berada di dekatnya.
...BERSAMBUNG ...
Tak berselang lama sebuah mobil mewah berhenti di depan rumah dengan nuansa Eropa itu. Sementara itu, Nafa dan Alaska tampak sedang asyik bercanda, hingga tanpa disadari seorang pria dengan penampilan layaknya bos besar tiba-tiba memanggil Alaska yang sedang bermain bersama Nafa.
"Alaska!"
Seketika Nafa mengenali suara itu dan Ia pun bisa menebak suara siapa yang terdengar dari belakang tubuhnya.
"Daddy!"
Alaska berlari menghampiri Dion, kemudian anak laki-laki itu tampak digendong oleh sang Ayah.
"Hai anak Daddy! Bagaimana kabarmu hari ini, hmm! Daddy lihat kamu bahagia sekali hari ini, katakan! Apa saja yang sudah jagoan Daddy lakukan di rumah, apa kamu sudah mengacak-acak kamar Oma? Atau kamu sudah menumpahkan minyak goreng di atas lantai, atau kamu sudah naik ke atas genteng rumah? Coba katakan pada Daddy kenakalan apa yang jagoan Daddy lakukan hari ini." seru Dion yang pastinya sudah hafal betul bagaimana sifat dan karakter sang anak yang tidak bisa diam.
Alaska menggelengkan kepalanya dan Ia meminta untuk turun.
"Turunkan Dad! Aku mau ngenalin Daddy sama Mama baru Alaska."
"Mama baru?" Dion tampak mengerutkan keningnya dan masih belum mengerti dengan maksud sang anak. Alaska berlari menghampiri Nafa yang sedari tadi berdiri membelakangi Dion, gadis itu masih takut untuk berhadapan dengan pria itu.
Sedangkan Alaska tampak langsung menarik tangan Nafa dan membawanya ke hadapan sang Daddy.
"Mama! Ayo Aku kenalin sama Daddy." ucap Alaska sembari terus menggandeng tangan Nafa, sementara itu Dion tercengang melihat Nafa yang mulai mendekati nya bersama sang anak, gadis pengantar paket yang kemarin sudah merusak cat mobilnya. Nafa tampak menundukkan wajahnya ketika dia dihadapkan pada bos besar itu lagi.
"Sialan! Kenapa Aku deg-degan gini sih, kayak ketemu sama pacar aja, padahal sebenarnya ogah banget ketemu pria songong ini." batin Farah mengumpat.
"Daddy! Ini adalah Mbak Nafa, tapi aku manggilnya Mama, bolehkan Daddy?" celetuk sang bocah kepada Daddy-nya.
Tak berselang lama Mommy Rima, Ibunda Dion datang menghampiri putranya yang baru saja pulang dari kantor.
"Dion! Kamu sudah pulang, Nak!" sapa Mommy Rima.
"Udah Mom!" balas Dion sembari mencium tangan sang Ibunda. Untuk sekilas Nafa tersentuh dengan perlakuan Dion kepada Ibunya, ternyata dibalik sikap dingin seorang Dion, Ia masih memiliki rasa hormat yang tinggi kepada Ibu kandungnya dengan masih mencium tangan Mommy Rima.
"Dia ternyata pria yang lembut, padahal mukanya asli menyeramkan." batin Nafa sambil memperhatikan wajah Dion serius.
"Oh ya Dion! Ini Nafa, dia adalah pengasuh baru Alaska, Mommy lihat Alaska sangat menyukai Nafa, jadi Mommy putuskan untuk menerima Nafa menjadi pengasuh Alaska, bagaimana menurutmu?" seru Mommy Rima.
Dion hanya tersenyum miring sembari menatap wajah Nafa, sungguh tatapan pria itu seketika membuat Nafa tidak berani menatap langsung mata pria itu.
"Perlu Mommy ketahui, gadis itu sengaja Dion suruh datang ke sini, Karena dia sudah merusak mobil Dion, gadis itu harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan mengganti rugi biaya cat mobil Dion yang mengelupas gara-gara dia, baguslah kalau gadis ini datang, jika saja dia tidak datang, maka polisi yang akan menjemputnya di rumah." seru Dion dengan suara tegasnya.
Tentu saja Mommy Rima sangat terkejut, ternyata Nafa dan putranya sudah saling mengenal.
"Jadi, kalian ini sudah saling mengenal?" Mommy Rima menatap keduanya bergantian.
"Benar begitu, Nafa?"
Nafa menganggukkan kepalanya.
"Be-benar Nyonya! Saya dan Tuan Dion sudah bertemu sebelumnya, saya kesini untuk menebus semua kesalahan saya dan saya bersedia bertanggung jawab dengan menjadi pengasuh Alaska, nanti gaji Saya bisa dipotong untuk membayar ganti rugi atas kerusakan mobil Tuan Dion." ucap Nafa sembari menundukkan kepalanya.
"Astaga! Dion, kenapa kamu melakukan hal itu, berapa sih biaya kerusakan mobilmu, nanti Mommy yang gantiin, kamu tega memotong gaji Nafa untuk membayar kerusakan mobil mu, sementara Nafa sudah membantu mu untuk meringankan beban kamu merawat Alaska, tega banget sih kamu." Mommy Rima tampak kesal dengan apa yang dilakukan oleh putra nya.
"Sudahlah, Mommy! Lagipula dia sudah bersedia kok ganti rugi, jadi untuk apa Mommy harus marah sama Dion."
"Masalahnya, berapa sih gaji pengasuh itu, terus kepotong setiap bulan untuk ganti rugi mobil kamu, ayolah Dion. Mommy tidak suka ini, ini namanya pemerasan. Kamu nggak memikirkan Nafa juga punya kebutuhan." sergah Mommy Rima.
"Dion nggak mau tahu ya, Mommy! Gadis ini harus bertanggung jawab atas kerusakan mobil Dion, jika kita memaafkan nya, itu sama saja memberikan dia kebebasan. Anggap saja ini adalah hukuman dari kecerobohannya, daripada Dion laporkan ke polisi." setelah mengatakan hal itu, Dion pun segera beranjak naik ke kamarnya, sementara itu Alaska tetap memeluk Nafa. Rupanya anak itu memiliki empati yang tinggi terhadap Nafa, meskipun usianya masih lima tahun, tapi Alaska mampu memahami permasalahan orang dewasa.
"Mama jangan sedih, ya? Daddy memang gitu, dimaklumi saja, Ma! Daddy tuh kurang kasih sayang jadi ya gitu, suka marah-marah nggak jelas."
Seketika Dion berhenti melangkahkan dan membalikkan badannya karena Ia mendengar sang anak berkata itu kepada Nafa.
"Alaska!"
Spontan semua mata tertuju pada Dion, melihat semua orang sedang memperhatikannya, karena malu Ia pun langsung memutuskan untuk segera pergi ke kamarnya.
"Sialan! Anakku sendiri bilang Aku kurang kasih sayang, tapi dipikir-pikir iya juga sih. Udah hampir setahun sejak pisah ranjang, Aku belum pernah merasakan kasih sayang wanita lagi, bahkan rasanya saja Aku sudah lupa. Hah ... sial sekali nasib ku." batin Dion sembari berjalan menuju ke kamar tidurnya.
...BERSAMBUNG...
*
*
*
...AUTHOR AKAN TETAP UPDATE SETIAP HARI, SO JANGAN KHAWATIR UNTUK UPDATE BAB BERIKUT NYA 🥰...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!