NovelToon NovelToon

Biarkan Aku Tetap Menjadi Suami Mu

Bab I

Pria tampan dan mapan yang bekerja sebagai pengusaha dan sangat mencintai sang kekasih.

Pria itu bernama Ciko Adrian Dirgantara anak dari pengusaha ternama di Indonesia yaitu Ardian Dirgantara dan Istrinya Lastri dirgantara.

Ciko yang selalu menutup mata dan hati untuk cinta terpaksa harus di jodohkan dengan wanita yang bernama Maya Ayunda Permana gadis manis nan cantik. Tanpa disangka ternyata antara Ciko dan Maya saling cocok dan akhirnya mereka berencana untuk menikah.

Namun sayang seminggu sebelum pesta pernikahan terjadi Ciko dan Maya mengalami kecelakaan namun Maya tidak mendapatkan luka yang serius. Lain halnya dengan Ciko yang harus mengalami kelumpuhan.

Mendengar Ciko sang calon suami mengalami kelumpuhan akhirnya Maya memutuskan untuk pergi meninggalkan Ciko yang masih belum sadarkan diri dirumah sakit karena kecelakaan itu.

"Bu aku harus pergi aku tidak mau menikah dengan lelaki cacat seperti Ciko". Maya berkata sambil membereskan baju dan memasukkan nya ke dalam tas besar

" Kamu mau kemana nak?" kata Asri sang ibu yang bingung melihat putri kesayangannya sedang repot membereskan baju - bajunya kedalam tas besar.

"Aku mau ke luar negeri bu. Aku tidak mau menikah dengan Ciko karena sekarang dia sudah menjadi pria cacat". jawab Maya pada sang ibu yang masih kebingungan.

" Lalu bagaimana dengan Ibu dan ayah? Tuan Adrian pasti tidak akan menerima keputusan kamu begitu saja dan bisa saja Pak Adrian Dirgantara memasukkan ayah mu ke penjara karena sudah mempermalukan keluarga mereka nak? Coba kamu pikirkan nak!" kini ibu Lastri menangis dan membayangkan jika apa yang dia pikirkan terjadi.

" Aku tidak perduli Bu aku pokoknya tidak mau menerima pria cacat seperti Ciko menjadi suami ku". Maya mengambil tas besarnya dan pergi meninggalkan sang ibu yang masih menangis dan Maya masuk kedalam Taxi on line menuju bandara.

Saat ibu Lastri masih menangis meratapi nasib yang mungkin saja akan menimpa diri dan keluarganya sang suami tiba dirumah. Melihat istrinya menangis pak Permana pun bingung.

" Ibu kenapa kok nangis? Apa ada sendok makan yang hilang? Atau gelas yang pecah?" Pak Permana masih sempat bercanda.

" Ahh Ayah masih sempat -sempatnya bercanda. Ayah tahu tidak Maya kabur keluar negeri karena dia tidak mau menikah dengan Ciko karena Ciko lumpuh". Jelas Asri sang istri.

" Apa??? Waduh bisa celaka kita. Bagaimana ini Bu keluarga dirgantara bukan keluarga sembarangan, kita bisa dituntut kalau sampai Maya tidak jadi menikah dengan Ciko". kata pak Permana dengan rasa ketakutan membayangkan bagaimana kalau yang dibayangkan mereka terjadi.

" Ayah dan Ibu kenapa? Kok seperti orang kebingungan? " Kata Aira putri bungsu dan keluarga pak Permana.

Kedua orang tua paruh baya itu menceritakan tentang perangai sang kakak yang tidak mau melanjutkan pernikahannya dengan Ciko karena cacat. Mereka juga tidak lupa menceritakan kemungkinan yang terjadi jika pernikahan itu tidak terjadi.

" Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?" kata Aira.

" Ayah dan ibu juga tidak tahu. Bagaimana kalau kita sekarang ke rumah sakit dan bertemu dengan keluarga Pak Adrian".usul pak Permana kepada anak dan istrinya.

" Iyah yah ibu setuju dari pada kita memikirkan sesuatu hal yang mungkin belum juga akan terjadi tapi kita takut duluan?". Jawab ibu Asri.

Akhirnya mereka pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk sekaligus membicarakan pernikahan yang mungkin tidak akan pernah bisa terjadi.

Bab 2

Sampailah keluarga Permana di sebuah rumah sakit besar dan ternama di kota itu. Mereka berjalan di koridor rumah sakit untuk mencari kamar Ciko. tidak menunggu waktu yang lama akhirnya mereka tiba didepan pintu kamar VIP yang sebenarnya layak disebut sebagai kamar hotel presiden suite.

Tok...tok...tok..

Pintu kamar rawat Ciko di ketuk " Masuk " terdengar suara bariton Pak Adrian.

Pak Permana ibu Lastri dan juga Aira masuk bergantian dengan membawa buah tangan berupa parsel buah.

" Bagaimana keadaan Ciko Pak Bu " ibu Lastri membuka suara.

" Begitulah Bu Lastri anggota tubuh Ciko tidak ada yang bermasalah kecuali kakinya yang untuk sementara waktu tidak bisa berfungsi seperti biasa". Jelas Bu Asri pada calon besan.

" Maksudnya tidak berfungsi bagaimana Bu Asri?" Bu Lastri bertanya seolah tidak mengerti.

" Ciko lumpuh". jawab Bu Asri pasrah.

" Mana Maya kok tidak ikut?" Tiba-tiba suara Ciko yang baru sadar mengagetkan lamunan Bu Lastri yang lagi bingung mau menjawab pertanyaan dari ibu Asri.

" Maksud kedatangan kami kesini selain untuk melihat kondisi nak Ciko ada yang ingin kami beritahukan kepada pak Adrian sekeluarga mengenai Maya anak saya." kini pak Permana buka suara.

" Maksud bapak bagaimana? Tolong jelaskan dengan singkat padat dan jelas jangan bertele-tele ". Kini pak Adrian buka suara dengan nada sedikit menekan.

" Baiklah saya akan menjelaskan sebenarnya Maya...Maya...". pak Permana terbata-bata.

" Maya kenapa Om tolong bicara yang jelas". Ciko mulai cemas.

" Sebelumnya saya minta maaf karena saya gagal menjadi orang tua yang baik bagi putri saya". jawab Permana.

" Sudahlah pak Permana jangan berbelit-belit to the point saja". Kini ibu Asri buka suara karena penasaran dengan kalimat selanjutnya.

" Maya kabur keluar negeri karena tidak mau menikah dengan Ciko karena dia tahu kalau Ciko lumpuh dan dia tidak mau menikah dengan lelaki cacat". Akhirnya Aira ikut bicara karena merasa tidak nyaman dengan perlakuan keluarga Ciko terhadap orang tua nya. Aira memang berbeda dengan Maya yang hanya mementingkan dirinya sendiri tanpa mau tahu bagaimana nasib orang lain. Seperti saat ini kemarin Maya yang paling ingin menjadi istri dari Ciko yang tampan kaya raya, namun setelah Ciko tidak lagi sesuai dengan kriteria impiannya dia begitu mudahnya memutuskan untuk tidak mau menikah dengan seorang Ciko karena Ciko sudah tidak lagi sempurna.

" Jadi maksud Om dia kabur dan tidak mau melanjutkan rencana pernikahan dengan aku?". Ciko menanyakan dengan suaranya yang tinggi.

Permana dan Lastri hanya tertunduk lesu dan mengiyakan pertanyaan Ciko.

" Saya tidak mau tahu pernikahan harus tetap berjalan sesuai dengan rencana, karena saya tidak mau menanggung malu. Seorang pewaris tunggal Ciko anak dari Adrian Dirgantara gagal menikah karena ditinggal pergi oleh calon istrinya setelah mengalami kelumpuhan". kata pak Adrian.

" Bagaimana mungkin Maya sudah pergi bagaimana kita mau melanjutkannya pak ". Tegas Permana.

" Saya mau Aira yang menggantikan Maya sebagai pengantin wanita". Adrian memandang dan menunjuk ke arah Aira.

" Bagaimana mungkin Maya yang makan nangka Aira yang kena getahnya. Aira tidak setuju". Aira protes karena dia memang tidak mencintai Ciko.

" Iya pak saya tidak setuju". Lastri juga ikut protes.

" Kalau Aira tidak setuju maka saya akan bawa kasus ini ke jalur hukum sebagai pencemaran nama baik dan Pak Permana akan saya penjarakan ". Pak Adrian mengancam.

Semua terdiam Aira yang tadi sempat berani menentang dan membela orang tuanya juga ikut terdiam.

Ibu Lastri hanya bisa menangisi nasib keluarganya karena Maya. Pak Permana juga hanya bisa diam dan meratapi nasibnya dan keluarga.

" Ok saya mau menggantikan posisi kak Maya tapi dengan satu syarat". Aira membuka suaranya karena tidak tega dengan Ayah yang selama ini dia cintai masuk penjara.

" Apa syaratnya?" pak Adrian merasa tersudut karena seolah-olah memaksakan kehendak kepada keluarga Pak Permana.

" Karena pernikahan ini hanya untuk menyelamatkan nama keluarga Dirgantara dan bukan karena cinta, maka saya mau pernikahan ini berlangsung hanya satu tahun dan di antara kami tidak ada kontak fisik. Bagaimana apa kak Ciko setuju?". Kini Aira yang ambil bagian dalam keputusan dan melindungi dirinya.

Belum sempat Ciko menjawab Adrian langsung berkata " Setuju namun jika Maya kembali kalian harus bercerai dan Maya harus melanjutkan pernikahannya dengan anak saya Ciko. Namun jika dalam setahun Maya belum juga pulang kalian tidak boleh bercerai ".

" Ok aku setuju". Aira menjawab tanpa ragu padahal jawaban itu bisa saja menjebak dia terikat dengan Ciko seumur hidupnya dalam ikatan pernikahan.

Sementara Ciko juga dengan pasrah menerima perjanjian itu karena dia juga tidak mau keluarga besarnya malu.

" Ya Tuhan kesepakatan apa ini. Kesepakatan yang mempermainkan pernikahan. Padahal aku bercita-cita untuk menikah dengan satu orang dan pernikahan itu harus bercerai saat aku tutup usia. Tapi ini ...apa yang aku lakukan menikah hanya untuk menyelamatkan nama keluarga dan sewaktu-waktu dapat bercerai jika kak Maya kembali ". Aira berbicara dalam hati.

Bab 3

" Aira kamu sadar dengan yang kamu ucapkan? Kamu bisa saja terikat pernikahan jika sampai dalam setahun ini Maya tidak kembali nak?". Asri menyakinkan anaknya.

" Aku hanya ingin menyelamatkan ayah. Lagi pula apa mereka mau mempertahankan pernikahan tanpa adanya keturunan? Pokoknya aku tidak mau tahu pernikahan ini harus berakhir paling lama setahun namun jika dalam setahun ini kak Maya belum juga pulang dari luar negeri dalam setahun maka aku yang akan menuntut pada kak Ciko dengan bukti perjanjian hitam di atas putih karena saya bukan orang bodoh yang mau melaksanakan pernikahan tanpa cinta ini tanpa ada surat perjanjian perpisahan". Kata Aira tegas.

" Sudahlah pa , setujui saja apa yang di inginkan oleh Aira. Lagian tidak ada yang dirugikan dari pihak mana pun". kata ibu Lastri pada pak Adrian.

" Ok baiklah saya akan suruh pengacara saya untuk membuat surat perjanjiannya dan kalian tinggal tanda tangan". Jelas Adrian.

" Ok saya setuju". Kata Aira mantap.

Sementara Ciko hanya bisa diam tanpa bisa berbuat apa-apa karena memang Aira tidak ada salah karena dia hanya korban dari Maya saudaranya yang tidak mau bertanggung jawab dengan keputusan yang sudah dia ambil karena saat ini Ciko tidak lagi pria yang sempurna dan saat ini dia hanya bisa berjalan dengan bantuan kursi roda.

*****

Setelah seminggu berlalu dan surat perjanjian yang berisi kesepakatan mereka menikah hanya karena menyelamatkan nama keluarga juga tidak ada sentuhan fisik selama pernikahan dan setelah setahun Maya kembali atau tidak mereka harus bercerai, sudah ditandatangani kini hari yang sudah disepakati pun tiba dan mereka menikah.

Aira begitu terlihat cantik dengan gaun putih dan yang dipadu dengan batu berlian yang menghiasi seluruh gaunnya. Sebenarnya gaun itu adalah gaun yang akan digunakan Maya beruntung ukuran tubuh Maya dan Aira sama jadi tidak perlu menjahit gaun baru lagi.

Begitu juga Ciko masih terlihat sangat tampan meskipun saat ini dia hanya duduk di kursi roda. Dengan setelan jas dari desainer brand ternama yang harga jasnya setara dengan sebuah mobil mewah.

Setelah selesai mengucapakan janji pernikahan dan resepsi mereka langsung tinggal di rumah yang selama ini sudah disiapkan oleh Ciko yang sedianya akan ia tempati bersama Maya. Namun takdir berkata lain Ciko kini menempati rumah itu malah bersama adik dari Maya yaitu Aira.

Mobil Mersi mewah memasuki halaman rumah dan ketika sampai Aira turun terlebih dahulu tanpa memperdulikan Ciko. Aira meminta supir untuk membuka bagasi belakang dan menyuruh pak sopir yang bernama Mamat menurunkan barang -barang mereka. Sementara Ciko masih dalam mobil tanpa bisa berbuat apa-apa.

" Pak Mamat tolong bantu kak Ciko keluar dari mobil". kata Aira sopan pada pak Mamat.

" Baik Bu". jawab pak Mamat.

Pak Mamat menurunkan kursi roda terlebih dahulu dan baru membantu Ciko keluar dari mobil. Setelah Ciko duduk di kursi roda Aira langsung mendorong kursi roda itu sampai masuk kedalam rumah.

" Kenapa kamu bantu saya ". Cerca Ciko pada Aira.

" Karena saya masih punya hati nurani sebagai manusia. Makanya aku nolongin kamu jadi tidak usah berpikir macam -macam". jawab Ciko ketus.

" Terserah deh kamu mau alasan apa berniat nolongin aku. Aku hanya bisa bilang Terimakasih".

" Sudah jangan banyak bicara sekarang tunjukkan saja dimana saya bisa istirahat malam ini?". Lagi dan lagi Aira ketus saat berbicara pada pada Ciko.

Bukan tersinggung Ciko malah tersenyum mendengar jawabanku dari Aira.

" Idih malah senyum lagi ,ayo jawab kamar tidur aku dimana?". nada Aira semakin meninggi karena Ciko hanya senyum.

" Jangan marah -marah Ai ... nanti kamu jadi keriput". Goda Ciko.

" Biarin aja apa peduli kamu? Mau aku tua keriput toh dalam setahun ini kita akan bercerai dan perlu kamu ingat jika kak Maya pulang lebih awal aku juga akan terbebas lebih awal dari pernikahan martabat ini".

" Kalau sebelum perceraian terjadi kamu jatuh cinta sama aku bagaimana?". Ciko menaik turunkan kedua alisnya.

" Idih kepedean kamu , emang kamu punya apa untuk membuat aku jatuh cinta? Harta? Sorry aku bukan seperti kak Maya yang gila dengan harta. atau karena kamu tampan?". Aira memegang dagu Ciko dan memperhatikan wajah Ciko secara seksama.

" Ganteng sih ... tapi .... sayang tidak gagah". Aira tersenyum mengejek.

" Kamu bilang saya tidak gagah karena saya lumpuh? ".

Aira seolah tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Ciko.

" Nanti tunggu saja aku pasti akan bisa berdiri lagi karena kata dokter lumpuh aku hanya sementara dengan terapi secara rutin aku juga bisa sembuh sedia kala dan disaat aku sembuh saya sangat berharap kamu tidak menjilat ludah kamu sendiri".kata Ciko dengan nada rendah namun terdengarlah seperti ancaman bagi Aira.

" Sudah jangan menghayal terlalu tinggi tuan Ciko Adrian Dirgantara. Sudah tunjukkan kamar saya".

" Kamar kamu ada dibelakang kamu nona Aira Putri Permana ".

Begitu Aira melihat kebelakang dia langsung berjalan menuju kamar tersebut dan setelah di dalam kamar, Aira membanting pintu kamar dan Aira memukul kepalanya pelan secara berulang -ulang sambil berkata " Amit...amit ...aku jatuh cinta sama Ciko, kalau aku jatuh cinta sama saja aku berkhianat ada kak Maya".

Sementara di kamar Ciko hanya senyum -senyum ketika mengingat bagaimana pipi Aira memerah seperti kepiting rebus.

Sebenarnya dari dulu dia memang lebih suka pada sosok Aira dari pada Maya. Karena Ciko tahu kalau Maya mau menikah dengan Ciko karena dia ingin hidup enak. Berbeda dengan Aira cerewet namun sangat polos. Apa yang ada dihatinya itu yang keluar dari mulutnya. Dia juga sangat baik dan murah hati namun karena Maya yang lebih bersedia untuk menikah dengannya terpaksa dia membuang perasaan cintanya terhadap Aira jauh -jauh.

*****

Diseberang dunia yang lain Maya sedang bersenang-senang menikmati kebebasan karena tidak jadi menikah dengan Ciko yang lumpuh. Dia juga mendapati kabar bahwa kini saudara perempuannya lah yang menggantikan posisi dirinya sebagai mempelai wanita.

" Maafkan kakak Aira karena kakak kamu menanggung semua". gumam Maya pada dirinya sendiri.

" Tapi ... aku tidak perduli toh Ciko tidak lagi sempurna dan Aira hanya mendapatkan cacat jadi ngapain juga aku pikirkan". lagi -lagi Maya berceloteh karena saat ini dia berada disebuah bar dan sudah meminum banyak minuman beralkohol.

" Hay ... boleh saya duduk disini?" kata seorang lelaki dalam bahasa Inggris.

" Nama aku Maya dan kamu?" jawab Maya sambil mengulurkan tangannya.

" Jonathan". jawab pria itu.

Akhirnya Maya dan Jonathan menghabiskan malam bersama dan keduanya ngobrol sampai -sampai mereka lupa waktu. Mereka juga menjadi mabuk karena terlalu banyak minum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!