NovelToon NovelToon

My Genie Wife

Pesugihan

Beberapa kali remaja laki- laki berseragam putih abu-abu SMA dengan bertuliskan namanya yaitu Arian Abda pada border jahitan di dadanya, memegangi tengkuk lehernya sendiri yang terasa dingin pada malam itu karena merinding dengan suasana yang baru saja selesai dia rasakan.

Suasana mencekam suram dan gelap dari sebuah pohon tua di taman padang rumput luas yang baru saja dia tinggal pergi.

"Suara seorang wanita menyahuti perkataan- perkataanku" Sembari mengambil langkah seribu remaja bernama Arian itu berkata sendiri agar tidak merasa sepi.

"Tidak kusangka jika aku berhasil melakukan pesugihan dengan jin hanya dengan mengeluh dihadapan pohon keramat" Arian berkata lagi pada dirinya saat menghentikan langkah kakinya dan menoleh pada pohon beringin tua yang besar dan kokoh dibelakangnya itu.

Arian terbayang akan perkataan-perkataan dari suara wanita itu yang memberitahu jika ingin memperoleh uang yang banyak haruslah menjalin kontrak dengannya dan memenuhi sebuah syarat yang berat dan Arian pun berkata sendiri "Suara jin wanita itu menyuruh ku menikahinya jika ingin melunasi hutang ayahku yang bodoh."

Dengan tidak mengetahui apa yang telah ayahnya perbuat di masa lalu sebelum menghilang setelah minggat dari rumah 3 tahun yang lalu, tiba-tiba saja beberapa bulan yang lalu belasan orang-orang datang padanya  dan memberitahu tentang hutang ayahnya pada puluhan perusahaan dan organisasi peminjaman uang yang mencapai satu miliar dan saat itu dia hanya bisa pingsan seharian penuh mendengar tingkah laku buruk ayahnya.

Karena harus memerlukan uang yang mencapai satu miliar dia pun mencoba berbagai cara dengan mencari pekerjaan paruh waktu tambahan namun tentu saja tidak bisa menggantikan hutang sebanyak itu, dia pun berada pada kebuntuan saat harus memutuskan untuk merelakan tabungan untuk biaya kuliahnya setelah lulus SMA nanti, tabungan yang susah payah ia kumpulkan dari pekerjaan paruh waktu yang dikumpulkannya sejak kelas  1 smp.

Hingga tiba hari ini disebuah warnet setelah pulang bekerja paruh waktu saat dia membaca artikel tentang pesugihan  di internet  dan mengetahui jika pesugihan bisa menghasilkan berapapun uang dia pun awalnya tidak percaya dan memaki artikel itu apalagi saat melihat komentar orang-orang di artikel itu yang memaki karena terbukti artikel itu berisi hoax dan membuat Arian makin yakin jika hal takhayul seperti itu tidak nyata.

Namun sepulang dari warnet  hasrat menginginkan uangnya lebih kuat sehingga secara tidak sengaja dia mencoba menghampiri pohon beringin tua di taman yang tak jauh dari rumahnya dan berharap pesugihan adalah cara yang tepat untuk melunasi hutang ayahnya.

Karena tidak mengetahui tata cara sebenarnya dari pesugihan Arian yang merinding ketakutan karena suasana horor yang mengerikan pada taman dan pohon itu pun memulai pesugihannya dengan memeluk pohon beringin tua itu dan mengutarakan keinginannya untuk mendapatkan uang satu milyar dan menangis gusar.

Dia tau jika mengeluh, menangis dan meminta pada pohon beringin tua adalah hal salah yang menyedihkan dan memalukan sebagai manusia namun tetap dia lakukan walaupun berpikiran tidak akan mungkin ada jawaban dari jin yang menghuni pohon itu namun seakan keajaiban mendatanginya suara seorang wanita muncul dan menjawab perkataan-perkataannya saat itu.

Suara wanita itu menyatakan jika ingin uang sebanyak itu maka Arian harus menikahi wanita yang menjadi sumber suara tersebut yang diyakini Arian adalah makhluk gaib seperti jin karena sudah buntu dan terkejut dengan sedikit rasa takut Arian hanya bisa menjawab dengan melontarkan secara cepat apa yang ada dipikirannya saat itu dan karena mengingat kembali  tingkah  gegabah nya itu Arian pun memaki dirinya sendiri "Dan aku langsung saja dengan bodohnya mengiyakan pinta suara itu."

"Tidak apa jika hutang ayah lunas, uang tabunganku bisa aku gunakan untuk kuliah di universitas yang sama dengan Reina" Arian mengepalkan tangannya dan tersenyum getir untuk menyemangati dirinya sendiri.

"Satu kampus dengan Reina... " Arian membayangkan wajah manis dan cantik seorang gadis teman sekelasnya yang disukainya dan dihormatinya  sejak masuk SMA dan membayangkan akan menjadi pasangan saat kuliah nanti.

"Meskipun sudah lulus masih bisa bersama dengannya" Arian berkata dalam hati dan masih membayangkan kehidupan kampusnya kelak bersama Reina.

"Betapa bahagianya hidupku_" perkataan dalam hatinya terputus saat terlintas di otaknya jika dia  akan menjadi suami sesosok jin yang tidak jelas wujudnya.

"Haha" Arian tertawa kecil saat menyadari mungkin saja sesosok jin yang wujudnya  tidak jelas itu akan menggangu kisah romantisnya bahkan berpikiran jika Reina mungkin saja menjauhinya karena tindak pesugihan yang harus menikahi jin.

Keringat dingin di dahi Arian muncul seketika saat dia membayangkan jika jin itu mungkin saja memiliki wajah dan wujud yang mengerikan dan memiliki sihir untuk membuat dirinya terpikat dan jatuh cinta, Arian menenangkan dirinya sendiri dengan menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya secara berulang kemudian melap keringat di dahinya kemudian bergumam "Tenang, lagi pula yang akan ku nikahi adalah sesosok jin, jadi tidak mungkin aku akan terpikat dan jatuh cinta."

"Cinta pertama hanya pada Reina" gumam Arian yakin sampai-sampai wajah dan senyuman Reina ditegaskannya pada bayangan pikirannya.

"Tapi... " gumam Arian lirih.

"Benarkah ini akan baik-baik saja! " Arian terduduk seketika karena takut jika bayangannya tentang wanita jin yang mungkin wajah dan wujudnya mengerikan serta memiliki sihir pemikat untuk jatuh cinta mungkin saja benar.

"Oh tidak, aku akan menikahi jin_"

Arian merasakan jika kedua bahunya digenggam erat dan saat menoleh dia melihat dua sosok bapak-bapak yang mirip dengan duo karakter film Men In Black karena setelan jas serba hitam begitu pula dengan kacamatanya namun yang membedakan hanya tanduk berukuran sedang di kepala mereka.

"Eh?" Arian begitu terkejut saat kedua bapak-bapak yang muncul entah dari mana itu mengangkatnya untuk berdiri dan menariknya dengan begitu kuat.

"Hei lepaskan aku” Arian yang tidak mengerti kenapa dia diseret oleh kedua bapak-bapak misterius itu meronta-ronta.

"Tidak bisa tuan, kau akan langsung menikah malam ini" bapak-bapak bertanduk berambut ikal disebelah kiri Arian berkata.

Kening Arian mengerut mendengar perkataan membingungkan orang itu dan dia pun berkata “Aku belum siap jika menikah sekarang!"

"Siap tidak siap,  jika kau menjalin kontrak dengan dengan tuan putri maka kau harus menikahinya saat itu juga" jawab bapak-bapak berambut klimis sebelah kanan Arian dengan wajah datar.

"Hah, tuan putri?" tanya Arian yang penasaran kenapa orang itu menyebut tuan putri saat dia harus menikahi wanita jin.

"_Sebentar, aturan macam apa itu" Arian mengalihkan perkataannya karena tersadar akan pernyataan bapak-bapak berambut klimis dan bertanduk itu.

"Ayo cepat tuan, gerbang dimensi nya disebelah sana" bapak-bapak berambut ikal  menunjuk sebuah portal dimensi berbentuk persegi dengan mengeluarkan cahaya ungu yang tiba-tiba saja muncul dihadapan mereka bertiga.

Menikahi Jin

Portal yang mencurigakan itu semakin membuat Arian takut karena tidak jelas portal itu akan menuju kemana  apalagi dalam keadaan diseret oleh kedua orang misterius berjas hitam yang sangat jelas menunjukkan jika saat ini peristiwa penculikan supranatural sedang menimpanya.

"Hei, Hei tunggu" pinta Arian pada kedua orang itu karena ragu.

Kedua orang itu tidak menghiraukan Arian dan tetap menyeret remaja SMA itu dengan kuat untuk memasuki portal tersebut dan Arian yang tidak bisa melawan karena kuat nya cengkraman dan dorongan kedua orang itu mencoba mencium ketiaknya sendiri untuk memastikan bau badan nya, kemudian Arian pun hanya bisa berkata "Setidaknya biarkan aku mandi dulu!"

Arian dan kedua orang yang menyeretnya masuk dan menghilang diantara cahaya ungu portal itu dan tak lama kemudian portal gerbang dimensi itu pun juga ikut menghilang.

Bentuk dunia yang cukup berbeda dibanding bumi begitulah gambaran yang Arian temukan saat memasuki portal tadi dan melihat sekitar tempat dimana rombongan mahluk-mahluk yang menyerupai manusia dan beberapa diantaranya memiliki ekor, tanduk dan sayap dan membuat Arian yakin jika dia temui adalah masyarakat jin di dunia yang berbeda itu,

Pepohonan hingga tanaman yang berbeda sepanjang jalan begitu pun bentuk gedung-gedung yang sangat berbeda dengan bumi bahkan bangunan gedung tempat dia dibawa pun sangat mirip dengan kastil di film-film fantasi barat dan bangunan yang dipahami Arian sebagai tempat upacara pernikahan itu pun telah dipenuhi dengan begitu ramai dan membludak oleh para jin.

Belum sempat menikmati setiap pemandangan berbeda pada dunia jin yang dilihatnya Arian ditarik oleh rombongan bapak-bapak jin berseragam pelayan kerajaan kedalam sebuah tempat pemandian mewah dan dimandikan dan didandani dengan begitu cekatan dan ringkas oleh para bapak-bapak jin yang merupakan pelayan di tempat upacara pernikahan tersebut.

Arian yang kehilangan semangatnya setelah dimandikan dan didandani termenung disebuah kursi yang berada didekat Altar pernikahan kemudian dengan lesu dia bergumam "Apa-apaan ini... "

Arian menghela nafas dengan begitu panjang kemudian melanjutkan keluhnya "Meskipun ini budaya mereka tapi aku sangat merinding saat rombongan bapak-bapak jin bertanduk yang memandikan dan mendandani ku ."

"Sialan aku tidak rela" Arian terisak, kemudian dengan kesal menatap setiap pelayan laki-laki yang ada di sana dan sesekali melihat pelayan perempuan seakan berharap sesuatu yang berbeda.

"Huff, kenapa mereka tidak membiarkan aku mandi sendiri" dengan nada sedih Arian menundukkan kepalanya.

"Maaf tuan semua ini kami lakukan agar pernikahan nya bisa secepatnya dilaksanakan" jawab pelayan yang ada didekatnya saat mendengar gumaman dengan suara bervolume besar dari Arian.

"Hadirin sekalian tuan putri kita telah tiba" Suara seorang yang seperti pembawa acara yang sedang berdiri didekat altar terdengar oleh para hadirin yang merupakan rakyat jin dan karena tuan putri mereka sudah memasuki ruang upacara pernikahan setiap orang di sana berdiri dan memberikan hormat pada tuan putri mereka.

Arian yang masih penasaran dengan sebutan tak biasa saat memanggil wanita jin tersebut berkata "Tuan pu_?"

"Silahkan bersiap di sana tuan" perkataan Arian terhenti begitu saja saat pelayan tadi sedikit mendorong tubuh Adrian dan mengarahkan remaja itu untuk berdiri di dekat altar dan menunggu wanita jin yang telah dipanggil.

"Ah, baiklah" jawab Arian singkat.

Dengan seksama Arian memerhatikan wanita jin yang melangkah mendekatinya dan wanita jin itu sangat jauh berbeda dari yang ia bayangkan tadi, diantara penampilan yang elegan dengan gaun putih ada kulit mulus yang seputih porselen dengan wajah cantik dan manis dilengkapi dengan bibir tipis berwarna buah ceri serta rambut merah muda panjang bergelombang yang terurai indah diantara tanduknya yang berukuran sedang dari wanita jin itu.

"Cantik... " tanpa sadar Arian keceplosan mengeluarkan pujian yang tepat saat melihat wanita jin itu.

"Apa?" Jawab wanita jin yang mendekatinya itu saat mendengar samar-samar mendengar perkataan Arian ketika jaraknya hampir berdekatan dengan Arian.

"Tidak ada, ma, maafkan aku" Arian tergagap saat tersadar jika perkataan spontan nya terdengar wanita jin itu.

"Sesosok wanita jin secantik dan semanis dia?" tanya Arian dalam hati melihat sesosok jin yang menjadi sumber kontraknya untuk melakukan pesugihan.

“Kualitas wanita, ah tidak, kualitas gadis ini di atas rata-rata” dalam hati Arian membetulkan pandanganya terhadap jin tersebut yang terlihat seumuran dengannya.

“Seperti aktris, Penyanyi, Idol” Arian mulai mencocok-cocokkan kecantikan gadis jin itu dengan sosok yang ada di dunia nyata.

"Aura ini"

Arian melihat penuh sekujur tubuh sosok gadis jin itu dan merasakan Aura kuat yang begitu elit dan elegan.

"Dia dipanggil tuan putri" kata Arian dalam hati saat tersadar akan suatu hal dari aura yang berbeda dari gadis jin  itu.

"Tuan putri dunia jin rupanya" lanjut kata hati Arian menegaskan kesimpulannya pada gadis itu.

"Silahkan maju selangkah lagi tuan putri"  kata pembawa acara yang berada didekat mereka berdua, mendengar hal itu gadis jin itu maju selangkah dan membuat jarak yang cukup pendek pada hadapan wajah Arian.

"Sial jarak ini" Arian yang gugup didekati gadis jin yang cantik mengumpat dalam  hati.

Wajah yang memerah dari tuan putri jin itu karena begitu dekat dihadapan laki-laki manusia begitu tampak jelas oleh Arian dan sekilas Arian bisa menangkap jelas jika sesekali dengan mata birunya yang indah gadis itu menatap Arian dan saat tahu jika Arian sadar oleh tatapannya gadis jin itu terlihat begitu malu dan mengalihkan pandangnya.

Tindakan gadis jin itu juga membuat Arian gugup sejadi-jadinya dan wajah terutama telinganya pun ikutan memerah seperti gadis itu tidak hanya itu jantungnya entah kenapa terpompa dengan begitu kuat seakan-akan detakan nya bisa terdengar oleh siapapun hingga membuat Arian yang beberapa kali memegangi dadanya bertanya dalam hati "Kenapa jantungku berdetak tak karuan?"

"Tidak-tidak mana mungkin aku tertarik dengan sesosok jin" Arian menggelengkan kepalanya beberapa kali seraya menenangkan dirinya yang sedang tidak karuan dan beberapakali mengambil nafas untuk dikeluarkan perlahan agar jantungnya terpompa normal.

"Bagaimanapun juga aku masih menyukai Reina" Arian berusaha keras mengembalikan bayangan wajah cantik Reina teman sekelasnya yang sudah lama iya sukai namun langsung ditimpa oleh bayangan dari wajah yang begitu cantik dari gadis jin dihadapannya sehingga membuatnya menggerutu dalam haru "Tapi dia sangat cantik.."

"Argh...Sialan! " umpat Arian sembari menggaruk rambut kepalanya. 

"Tuhan tolong, aku tidak ingin ketertarikan ku pada gadis manusia menjadi goyah gara gara putri dunia jin di hadapanku iniiiiiii !" dari dalam hatinya Arian menjerit karena takut akan ada perubahan besar yang mungkin akan terjadi pada kisah romantis kehidupan masa SMA nya.

Hukuman

Sehari Sebelumnya.

“Sera!”

Suara menggelegar seorang laki-laki paruh baya menembus sebuah pintu kamar yang tertutup rapat pada pagi hari itu di sebuah kastil megah nan besar di dunia jin .

Seorang gadis yang sedang terbaring santai sambil memainkan SEGA portabel dengan santainya hanya menanggapi teriakan amarah ayahnya itu dengan tatapan lemah sekilas dan langsung mengalihkan fokusnya untuk kembali pada layar SEGA portabel tersebut.

Kunci pada pintu kamar Sera sang putri kerajaan jin begitu mudah dibuka oleh ayahnya yang memiliki kunci cadangan untuk situasi darurat disaat anak perempuannya mengurung diri seperti sekarang.

Sambil memerhatikan tuas pintu kamarnya yang bergerak-gerak serta bantingan pintu yang kuat dari ayahnya, Sera mendecak kan lidahnya karena kesal dengan ayahnya yang membuka kunci dan memasuki kamarnya tanpa izin.

“Kenapa kau tidak  datang di acara makan malam kemarin?” Ayah Sera berkata sambil melesak masuk dengan hentakan kaki yang begitu kuat pada lantai kamar putrinya itu.

“Ayah mau mengenalkan ku dengan putra pemimpin wilayah Tidbir kan? aku tidak mau” dari berbaring Sera pun memperbaiki sikapnya dengan duduk untuk mendengarkan ayahnya berbicara meskipun sedang bermain game.

“Bukankah bagus jika kau kenal dengan putra pemimpin wilayah Tidbir” tegas ayah Sera sembari melototi anaknya yang sama sekali tidak mengarahkan pandangan padanya, dan hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan putrinya itu kemudian melanjutkan perkataannya  “Putra yang jang menjadi kesatria nomor satu di kerajaan kita.”

“Untuk apa aku mengenalnya?” tanya Sera yang kali ini memberanikan diri melihat ayahnya saat berbicara.

Ayahnya Sera melirik kearah langit-langit saat akan menjawab pertanyaan putri nya itu karena memang maksud tersembunyi mengenalkan putri nya pada putra pemimpin wilayah Tidbir agar mereka berdua bisa menikah dan dengan sedikit ragu sang ayah menjawab “Tentu saja untuk, me..men_”

“Sudah ku bilang aku tidak ingin menikah!” Sera yang kesal mematikan tombol switch pada SEGA portabel nya kemudian  sedikit membanting benda itu pada kasurnya.

“Tapi sudah saatnya kau menikah Sera” Ayah Sera meninggikan nada bicaranya karena kesal melihat tanggapan Sera yang melontarkan emosi cukup banyak padanya.

“Umurmu yang sekarang sudah melewati batas usia pernikahan di dunia kita”  Kata ayah Sera lagi sembari mengelus-elus dadanya yang sedikit sesak karena kesal.

“Di dunia manusia umurku itu masih sangat muda”

Dengan pengetahuan yang diserapnya dari buku dari dunia manusia, Sera menjawab cepat perkataan ayahnya dengan wajah yang datar.

“Lagi-lagi dunia manusia”

Kali ini Ayahnya Sera yang mendecakkan lidah karena kesal dengan perkataan putrinya yang seakan menunjukkan kegemaran atas dunia manusia karena pengetahuannya.

Ayah Sera memerhatikan buku-buku budaya pop dan majalah  dari dunia manusia pada lemari kamar Sera dan beberapa konsol game lawas dunia manusia dan sembari menunjuk-nunjuk benda-benda itu dengan wajah kesal dan berkata “Kau terkena pengaruh buruk budaya manusia karena menikmati benda-benda aneh itu.”

“Tidak sewajarnya gadis jin seusiamu masih bermain-main seperti itu terlebih dengan mainan manusia”

Ayah Sera melirik kearah jendela kamar putrinya dan mendekat ke satu-satunya jendela pada kamar itu untuk melihat seseorang gadis seusia anaknya.

“Lihatlah gadis anak salah satu bangsawan wilayah Ewar, dia sudah menikah dan mampu mengelola keuangan dengan baik di negeri ini sampai kuangkat menjadi menteri keuangan di negeri kita” Ayahnya sera melanjutkan perkataannya saat matanya tertuju pada gadis diluar sana yang sibuk membawa berkas yang cukup banyak dari ruangannya.

“Membandingkan aku dengan anak lainnya, apakah orang tua di dunia manusia seperti ayahku juga ya?" Tanya Sera dalam hati.

Setelah selesai melihat-lihat melalui jendela kamar putrinya Ayah Sera yang merupakan raja dunia jin itu dengan melipat tangan kebelakang, menunjukkan wibawanya saat ingin memberitahu suatu hal yang penting pada putrinya.

“Para  ilmuan dunia ini telah merancang proyek besar demi kelangsungan hidup ekosistem dunia jin ini untuk dua tahun lagi” Ayahnya Sera melangkah perlahan mendekati putrinya.

“Dan mereka berkata mereka membutuhkan uluran tangan seorang Raja dalam proyek besar ini”

Mata ayah Sera tertuju pada karpet abu-abu pada kamar putrinya.

“Aku sudah tidak sanggup lagi jika harus mengemban tugas seberat itu di usiaku yang sudah tua dan dihantui bermacam penyakit”

Ayah Sera mulai duduk perlahan pada karpet lantai kamar putrinya itu .

“Dengan ibumu kami akan menikmati masa tua kami sampai akhirnya ajal menjemput”

Seakan merendah dan memohon ayah Sera terduduk sambil memandangi anaknya yang berada diposisi lebih tinggi dari sang Raja dan berusaha agar anaknya yang mengalihkan pandangan itu melihat keseriusan perkataannya dari tatapan mata.

“Karena itu aku memerlukan pengganti, disaat hanya kau satu-satunya anak yang kumiliki”

Ayah sera menggenggam tangan putrinya dengan begitu erat.

“Demi keseimbangan, Dunia ini tidak bisa hanya dipimpin seorang ratu nak”

Kemudian ayahnya sera menepuk-nepuk pungguk tangan anaknya itu dengan pelan namun belum ada perubahan sikap ataupun ekspresi dari putri semata wayangnya.

“Kita memerlukan raja baru”

Ayah Sera mengakhiri perkataannya namun saat itu juga secara tidak terduga Sera menepis genggaman  tangan ayahnya dengan cukup keras.

“Baiklah kalau begitu” dengan nada datar ayah Sera yang murka memasang air muka yang datar pula dan kamar Sera dengan begitu cepat.

Tidak ada yang terjadi pada Sera seharian itu namun saat malam hari setelah panglima kesatria kerajaan yang merupakan tangan kanan ayahnya kembali ke kastil setelah memiliki urusan di wilayah Ewar, Sera dipaksa keluar dari rumah oleh pemimpin kesatria berwajah seram itu karena ayahnya sendiri tidak sanggup jika secara langsung menghukum anaknya dan harus melalui orang kepercayaannya.

“Maafkan kami tuan putri” panglima kesatria itu berkata di ambang pintu gerbang kastil kerajaan jin.

“Ini perintah dari Raja Ifarid”

Panglima kesatria itu kali ini menundukkan kepalanya saat berbicara.

“Baginda raja tidak mengizinkan tuan putri menginjakkan kaki di rumah ini sampai anda memiliki keinginan untuk menikah dan mengenalkan calon suami anda sendiri” panglima kesatria itu mengakhiri perkataannya dan memberi ancang-ancang untuk menutup pintu gerbang kerajaan itu.

“Tolong aku Eru” tuan putri Sera menyempatkan dirinya untuk berkata pada salah satu kesatria penjaga wanita pribadinya yang berdiri disebelah panglima kesatria sebelum pintu gerbang kastil ditutup.

“Maafkan aku tuan putri...” Eru sang penjaga itu berkata dengan nada pelan sembari menundukkan kepalanya.

Sera berjalan meninggalkan kastil dengan langkah kaki yang santai dengan wajah yang tertekuk dan mata yang berkaca-kaca  “Aku hanya ingin menikmati masa muda.”

Setelah agak lama berjalan, karena melihat rakyatnya mengetahui jika dia keluar rumah Sera pun menundukkan kepalanya dan berlari kecil agar tak dikerumuni dan jadi bahan perbincangan masyarakat jin karena aneh melihat tuan putri kerajaan mereka berkeliaran di malam hari.

Setelah mencapai setengah jam berlari kecil tubuh langsing nan mungil Sera yang tidak pernah berolahraga pun mencapai batasnya dan gadis itu mulai mencari tempat bersandar agar tubuhnya yang kelelahan bisa beristirahat sebentar, kebetulan di taman padang rumput tempat dia pergi saat itu terdapat pohon besar tua yang cocok untuk beristirahat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!