Negara W pagi ini yang cukup cerah dengan padatnya lalu lintas perkotaan modern, Negara W yang menjadi pusat bisnis dari banyak negara menjadikan negara ini sangat terkenal dimana - mana.
"Selamat pagi tuan Richard."
Satu orang mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badan kepada satu laki - laki tampan yang saat ini sedang menunggu kedatangan seseorang di bandara.
"Pagi, bagaimana apakah semua pengamanan telah kalian lakukan?"
"Semuanya sudah kami steril tuan Richard, para wanita tersebut hanya bisa melihatnya dari kejauhan, dan tidak akan ada yang bisa mendekati tuan muda."
"Bagus kalian telah melakukan tugas dengan baik, sebentar lagi tuan muda akan segera tiba, bersiap lah untuk menyambut kedatangannya."
"Baik tuan muda Richard."
Sang pengawal kembali mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badan lalu pergi dari hadapan Richard.
Tak beberapa lama setelah percakapan itu, satu jet pribadi memasuki area dan berhenti di tempat yang telah di sediakan bandara khusus untuk keluarga Chandradinata.
Terlihat satu laki - laki tampan keluar dari dalam jet pribadi, tubuhnya yang atletis serta wajahnya yang sangat tampan akan membuat setiap wanita yang memandangnya bisa jatuh cinta.
"Tuan muda Edward selamat datang kembali di negara W."
Richard langsung mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badan di hadapan Edward.
"Richard saudara ku, apa kabar mu sekarang?"
Edward yang seakan - akan tidak menghiraukan penghormatan Richard langsung memeluk Richard dengan sangat erat.
"Edward, kau sama sekali tidak pernah berubah rupanya."
Richard mengatakan hal tersebut sambil menepuk - nepuk bahu Edward.
"Apakah aku perlu berubah jika aku sudah memiliki sahabat baik seperti mu Richard."
Edward mengatakan hal tersebut sambil tersenyum ke arah Richard.
"Ya kau, benar aku memang sahabat terbaik mu."
"Dan sekaligus saudara laki - laki satu - satunya untuk ku."
"Meskipun kita tidak terlahir di dalam rahim yang sama Edward?"
Richard kembali mengatakan hal tersebut untuk lebih menegaskan lagi apa yang telah dikatakan oleh Edward.
"Tentu saja Richard sejak kapan aku berbohong kepada mu."
"Baiklah aku percaya, ayo Edward sebaiknya kita segera kembali ke kediaman Chandrawinata, karena selain nyonya Tiara dan tuan besar Adrian menunggu, ada banyak wanita di luar sana yang ingin menyambut kehadiran mu."
"Baiklah Richard."
Dan setelah mengatakan hal tersebut Edward Richard mulai melangkahkan kakinya untuk masuk kembali ke dalam mobil dengan pengamanan tingkat tinggi.
mobil - mobil tersebut pada akhirnya melaju dengan perlahan meninggalkan bandara negara W.
"Bagaimana Edward apakah kau sudah memiliki kekasih?"
Richard kembali memulai percakapannya di dalam mobil dengan Edward.
"Sampai saat ini aku belum memilikinya Richard, setiap hari hanya aku gunakan untuk belajar dan belajar, ya selama aku di Paris itulah rutinitas ku."
Edward mengatakan hal tersebut dengan tatapan menerawang kepada Richard.
"Lalu bagaimana dengan mu Richard? aku pernah melihat kau berfoto di media sosial mu dengan beberapa wanita yang berbeda?"
Richard hanya tersenyum sinis ketika Edward menanyakan hal itu.
"Ya, semua wanita yang ada di foto - foto itu hanyalah masa lalu saja untuk ku."
"Lalu ?"
"Saat ini aku sudah memiliki kekasih, dan dialah wanita yang sangat aku cintai."
Richard mengatakan hal tersebut dengan penuh kebahagiaan kepada Edward."
"Syukurlah jika kau pada akhirnya memiliki wanita yang tepat untuk menjadi calon istrimu nanti."
"Dan aku harap kau juga segera menemukannya juga Edward."
"Semoga."
Dan setelah mengatakan hal tersebut mobil mulai memasuki kediaman mewah milik Chandrawinata.
Ke dua tuan muda turun dari dalam mobil dan mulai masuk ke dalam rumah.
"Selamat datang kembali ke rumah tuan muda Edward Chandrawinata."
Richard mengatakan hal tersebut sambil tersenyum kearah Edward.
"Ayo Richard pasti ke dua orang tua ku sudah menunggu kedatangan kita."
Edward langsung mengajak Richard untuk masuk lebih dalam lagi ke kediaman mewah seperti istana itu.
"Edward sayang, mama rindu sekali kepada mu."
Satu wanita paruh baya yang sampai saat ini masih terlihat sangat cantik langsung memeluk Edward begitu Edward sampai ke salah satu ruang keluarga di kediaman tersebut.
"Mama Tiara, mama tetap masih terlihat sangat cantik."
Edward membalas pelukan nyonya Tiara dengan pujiannya.
Halo Edward anak ku, bagaimana apakah kau sudah siap untuk terjun di perusahaan kami?"
Suara berat satu laki - laki paruh baya langsung menghampirinya.
"Papa, tentu saja Edward siap pa."
"Edward cucu ku."
Satu laki - laki berjalan dengan menggunakan tongkat menghampiri mereka.
"Kakek Jaya."
Edward yang sejak dulu sangat dekat dengan sang kakek segera memeluk tubuh renta sang kakek.
"Edward rindu sekali dengan kakek."
"Ya dan mulai sekarang setiap hari kau bisa melihat kakekmu ini lagi."
Dengan lembut kakek Jaya mengatakan hal tersebut kepada Edward.
"Ayo, kita semua harus makan, ini sudah hampir siang, hari ini aku sudah mendatangkan koki untuk bisa menjamu kedatangan anak kita yang luar biasa ini."
Nyonya Tiara mengatakan hal tersebut kepada semua anggota keluarganya dan menggiring mereka untuk menuju ke meja makan dimana di sana sudah banyak hidangan sudah tersedia.
Berbagai percakapan hangat pun di mulai, layaknya keluarga inti sedang berkumpul, begitu lah yang saat ini sedang terjadi di kediaman keluarga Chandradinata.
Edward yang telah kembali ke negara W dan telah menyelesaikan pendidikannya telah siap untuk terjun ke usaha yang di miliki oleh keluarga besar Chandrawinata.
Sementara itu di tempat lain, saat ini terlihat satu wanita sedang menari diiringi oleh lagu - lagu klasik.
"Ada apa dengan mu Clarissa? nampaknya hari ini kau sedang tidak berkonsentrasi? gerakan yang kau lakukan banyak kesalahan?"
Salah satu wanita di tempat itu coba untuk menegur Clarissa dengan baik.
"Entahlah, nona Lie mungkin aku hanya terlalu lelah saja, sehingga aku tidak bisa berkonsentrasi dengan baik."
"Ah jadi seperti itu, yang perlu kau ingat Clarissa, beberapa hari lagi kita akan mengadakan pertunjukan dan semua ballerina harus ikut, pertunjukan ini untuk menyambut tuan muda keluarga Chandradinata yang sudah kembali ke negara W.
"Pertunjukan untuk tuan muda?"
Clarissa langsung mengernyitkan dahi ketika nona Lie mengatakan hal tersebut kepadanya.
"Ya, keluarga Chandradinata adalah donatur utama di sanggar ini, dan saat ini putra satu - satunya yang mereka miliki telah kembali dari Paris dan akan membantu melanjutkan pekerjaannya di Chandrawinata Corp."
Clarissa kini hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Ya, ya masih beberapa hari lagi bukan? tenang semuanya dengan selesai dengan baik."
Clarissa mengatakan hal tersebut sambil membawa sepatu balet yang dia gunakan.
"Clarissa jangan sampai tarian mu nanti mengecewakan tuan muda karena akibatnya bisa fatal."
Nona Lie mengatakan hal tersebut sambil berteriak-teriak ke arah Clarissa yang sudah pergi entah kemana.
"Jadi apakah agenda ku hari ini Richard?"
Pagi ini setelah kemarin Edward telah kembali ke negara W, Richard kembali datang untuk memberitahukan apa saja yang akan Edward lakukan.
"Kau tidak ingin menikmati negara W terlebih dahulu Edward, apakah kau akan langsung bekerja ?"
Richard mengatakan hal tersebut sambil tersenyum.
"Ya, kau tau bahwa aku adalah laki - laki yang penuh dengan ambisi, termasuk di dalam pekerjaan ku ini."
"Ya aku mengerti, pagi ini tuan Adrian sudah berangkat ke kantor bersama dengan tuan Jaya, dan mungkin kita bisa segera menyusul mereka."
"Ya dan itu adalah hal yang paling aku nantikan Richard, ayo kita pergi."
Edward mengatakan hal tersebut sambil mengambil jas hitamnya di atas kursi yang berada di dalam kamarnya.
Dengan antusias Edward laki - laki muda tampan hari ini mengikuti Richard untuk masuk ke dalam Chandrawinata Corp.
"Selamat pagi tuan muda Richard."
Satu pengawal langsung membungkukkan badan ketika melihat Richard dan Edward telah berada di lobby.
"Pagi, Justin, perkenalkan ini adalah tuan Edward, putra pertama dari tuan Adrian Chandrawinata, mulai hari ini tugas mu adalah untuk mengawalnya dan memastikan keselamatannya, apa kau mengerti Justin?"
"Baik tuan muda Richard, aku mengerti akan setiap tugas yang sudah tuan Richard berikan kepada ku."
"Bagus, apakah tuan Adrian sudah tiba?"
"Tuan Adrian sudah tiba dan saat ini sedang berada di ruang kerjanya."
"Ayo Edward, kau harus menemui ayah mu di sana."
"Ah baiklah Richard."
Sungguh saat ini ke dua mata Edward terpana dengan arsitektur Chandrawinata Corp.
"Richard sejak kapan Chandrawinata berubah menjadi sebagus ini?"
Di dalam perjalanan ke ruang kerja tuan Adrian, dengan polosnya Edward menanyakan hal tersebut kepada Richard.
"Hmm belum lama Edward, mungkin sekitar dua atau tiga tahun yang lalu, saat itu aku melihat harus ada suasana baru di perusahaan ini, sehingga aku memangil arsitek terkenal untuk kembali merancang semuanya dengan baik."
"Ya, ya aku mengerti, selama di Paris mungkin aku terlalu sibuk belajar, sehingga aku tidak sempat mengingat Chandrawinata Corp."
"Tak masalah Edward, kau sudah melakukan hal yang benar bukan?, ayo masuk."
Richard mengatakan hal tersebut sambil membuka pintu ruang kerja tuan Adrian.
"Selamat pagi tuan Adrian."
"Hei kalian, sepagi ini sudah berada di kantor?"
Tuan Adrian mengatakan hal tersebut sambil berdiri dari tempat duduknya ketika melihat dua laki - laki tampan menghampiri dirinya.
"Rupanya Edward sudah tidak sabar untuk melihat -lihat Chandrawinata Corp, jadi aku langsung membawanya kemari tuan Adrian."
"Ah seperti itu, baiklah, Edward memang harus lebih banyak belajar lagi, dan untuk hal ini aku serahkan sepenuhnya kepada mu Richard."
Tuan Adrian mengatakan hal tersebut sambil menepuk - nepuk bahu Richard.
Sedangkan Edward kini hanya bisa menatap mereka sambil memperhatikan kedekatan mereka berdua.
"Baiklah Richard aku akan berbicara banyak kepada mu, salah satunya pekerjaan di Toronto yang saat ini sedang dikerjakan oleh Chandrawinata Corp."
Richard yang mendengarkan permintaan tuan Adrian kini hanya bisa melirik ke arah Edward.
"Kau tidak perlu mengkhawatirkannya Edward, hari ini sekertaris ku nona Laura yang akan membawa Edward untuk berkeliling perusahaan, bagaimana Edward apakah kau setuju?"
Edward yang saat itu sedang berkonsentrasi terhadap arsitektur ruang kerja sang ayah langsung terperanjat ketika tuan Adrian kembali menanyakan hal tersebut.
"Ah, maafkan aku, sepertinya aku terlalu memperhatikan keindahan bangunan di sini, sampai aku melupakan tujuan utama ku datang ke tempat ini."
"Tak masalah Edward, aku juga dulu pernah mengalami apa yang kau rasakan, ketika tuan Adrian pertama kali mengajakku untuk masuk ke dalam Chandrawinata Corp."
"Jadi bagaimana Edward, apakah ada masalah jika kami berdua meninggalkan mu untuk membicarakan hal penting?"
Tuan Adrian kembali menanyakan hal itu kepada Edward untuk mendapatkan satu keputusan.
"Tak masalah pa, hari ini aku hanya ingin melihat - lihat Chandrawinata Corp."
"Bagus, ayo Richard kita harus segera rapat."
Tuan Adrian langsung mengajak Richard keluar dari ruangannya untuk menuju ke ruang rapat.
Sementara itu tanpa sadar ke dua mata Edward kembali menatap ke arah punggung dua laki - laki yang saat ini begitu asyik membicarakan bisnis.
"Tuan Edward, perkenalkan aku Laura sekretaris dari tuan Adrian yang akan membantu tuan Edward."
Satu wanita tiba - tiba saja datang dan membungkukkan badannya.
"Ah ya baiklah, ayo tunjukkan aku ruangan demi ruangan yang ada di dalam kantor ini."
"Baik tuan muda Edward, mari silahkan."
Dengan tenang nona Laura sang sekertaris mengatakan hal tersebut kepada Edward.
Hari ini Edward berkeliling ke seluruh ruangan di Chandrawinata Corp.
Sesekali Edward melihat sang ayah sedang berkeliling dengan para direksi dan juga Richard, namun dirinya tidak dapat mendekatkan dirinya karena masih belajar.
"Tuan Edward ini adalah ruangan terakhir, semua ruangan telah kita masuki tuan Edward."
"Ya aku tau, sepertinya aku akan kembali terlebih dahulu, nona Laura tolong sampaikan kepada papa ku."
"Baik tuan Edward."
Nona Laura mengatakan hal tersebut sambil membungkukkan badannya.
Edward yang sudah tidak tau lagi harus mengerjakan apa di Chandrawinata Corp, kembali menuju ke arah parkiran mobil tanpa di dampingi oleh pengawal..
"Sungguh aku seperti orang asing di perusahaan ku sendiri, memang aku salah, selama ini aku sama sekali tidak pernah peduli dengan Chandrawinata Corp."
Di dalam mobil Edward terus mengatakan hal tersebut sambil menggelengkan kepalanya.
"Ayolah Edward, semuanya baru akan di mulai."
Edward kembali mengatakan hal tersebut sambil melajukan kembali mobilnya ke arah jalan raya.
Sore menjelang malam pun tiba, dan hari ini keluarga Chandradinata di undang untuk menyaksikan acara seni yang biasa diselenggarakan di negara W.
"Tuan Adrian Chandrawinata senang bertemu dengan mu."
Satu laki - laki paruh baya langsung menghampiri tuan Adrian dan memeluknya.
"Apa kabar tuan Cou?"
"Luar biasa tuan Adrian."
"Perkenalkan ini Edward putra pertama ku, dia baru saja kembali dari Paris."
Tuan Cou langsung memandang Edward dengan tajam saat di perkenalkan oleh tuan Adrian.
"Ah selamat datang tuan Edward, kau pasti akan menjadi ayah mu dan juga tuan Richard, ke dua laki - laki ini adalah idola para pembisnis di negara W."
Deg
Edward hanya tersenyum tipis ketika mendengarkan apa yang telah di katakan oleh tuan Cou.
"Edward, ini adalah tuan Cou, beliau bersama keluarga datang jauh - jauh dari negara H, hanya untuk menyaksikan pangelaran seni di kota ini."
"Selamat datang di pagelaran seni milik keluarga Chandradinata tuan Cou."
Untuk menjaga kesopanan pada akhirnya Edward membungkukkan badannya di hadapan tuan Cou.
"Tuan Adrian dimana tuan Richard hari ini aku tidak melihatnya?"
Tuan Cou mengatakan hal tersebut sambil memandang ke sekeliling dan sampai saat ini belum menemukan batang hidung Richard.
"Ah, Richard tadi izin akan datang terlambat untuk menyelesaikan suatu urusan."
"Baiklah jika seperti itu, ayo tuan Adrian dan tuan Edward kita akan ke kursi VVIP untuk menyambut tamu penting yang lainnya."
Dan tuan Cou pada akhirnya menggiring tuan Adrian dan juga Edward ke kursi VVIP.
Sementara itu di balik panggung pagelaran.
"Selamat berjuang sayang ku Clarissa."
Richard mengatakan hal tersebut sambil memeluk erat Clarissa, satu gadis cantik yang selama ini menjadi kekasih hatinya.
Satu wanita yang berhasil meruntuhkan hati Richard dan membuatnya setia hanya pada satu wanita.
"Richard untuk apa kau kemari?"
Clarissa mengatakan hal tersebut sambil mencoba untuk melepaskan pelukan Richard dari belakang.
"Apa salah jika aku mendatangi kekasih ku sendiri?"
Richard mengatakan hal tersebut sambil mencium leher belakang Clarissa dan juga puncak kepalanya.
"Ya aku tidak akan pernah bisa melarang mu, karena semakin engkau di larang, maka semakin kau akan melakukan hal itu bukan?"
"Tepat sekali Clarissa, dan untuk bertemu dengan mu, apapun larangannya akan tetap aku tempuh karena kau merupakan candu bagiku."
Richard mengatakan hal tersebut sambil mencium bibir Clarissa dengan lembut.
"Sudah Richard, hentikan ciuman ini, sebentar lagi aku harus ke atas panggung untuk menari."
Clarissa mengatakan hal tersebut sambil melepaskan bibir mungilnya dari nafsu Richard.
"Apakah kau tidak bisa membatalkan pertunjukan mu ini Clarissa?"
Clarissa yang mendengarkan perkataan Richard langsung mengernyitkan dahi.
"Apa maksud mu Richard?"
"Aku masih sangat merindukanmu Clarissa, akhir - akhir ini aku terlalu sibuk di dalam setiap pekerjaan ku, sehingga aku tidak memiliki waktu untuk bersama dengan mu.
Richard mengatakan hal tersebut sambil tertunduk dengan sedih, dan Clarissa yang sejak tadi mengerti isi hati Richard hanya bisa memandangi saja.
"Sayang, maafkan aku, maafkan aku yang belum bisa bersama dengan mu, tapi aku sama sekali tidak akan pernah berhenti dari tarian ku, tarian ku adalah nafas hidup bagi ku."
Clarissa mengatakan hal tersebut sambil memberikan ciuman sayang di kening Richard.
"Ya, ya aku mengerti Clarissa, namun satu hal kau harus berjanji, saat kita menikah nanti aku mohon berhenti lah dari tempat ini, karena aku yang akan membangunkan mu sanggar balet dan kau adalah CEO nya."
Clarissa yang mendengarkan janji Richard kini hanya tersenyum.
"Aku tidak akan melihat janji, namun aku akan melihat bukti Richard, datanglah kepada ku jika kau sudah siap untuk menikah dengan ku dan mengatakan hal itu."
Ke dua mata teduh Clarissa kini memandang Richard.
"Pergi, dan menarilah sayang, aku akan melihatnya dari kursi penonton."
Clarissa langsung menganggukkan kepalanya saat Richard mengatakan hal tersebut lalu berjalan pergi meninggalkan Clarissa.
"Kau adalah laki - laki paling baik yang pernah aku temui Richard, kau bisa menerim aku yang bukan siapa - siapa ini, aku berjanji akan memberikan seluruh hidup ku untuk mu dan akan menjadi istri yang baik untuk mu nanti."
Clarissa mengatakan hal tersebut dengan perlahan sambil menatap punggung Richard yang sudah semakin berlalu dari hadapannya.
Dengan cepat Clarissa naik ke atas panggung dan menari tarian angsa putih, ya tarian angsa putih yang selalu menjadi favoritnya sejak dulu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!