Pagi ini aku telah sampai di pulau Dewata Bali. Dimana aku sedang mengerjakan project foto dengan brand sebuah perusahaan perhiasan gold and diamond ternama di tanah air. Yang mana project ini dilakukan berpasangan dengan menggandeng aktor sekaligus model tampan papan atas yang sedang gencar di gossipkan oleh warganet sebagai kekasih ku.
Namanya Yudha Bagaskara. Dia memang sangat tampan, ramah, murah senyum dan terlalu memiliki banyak fans yang setia bak seorang idol K-Pop.
Kita memang berpacaran seperti yang sedang di gossipkan diluar sana. Namun aku memilih untuk tidak terlalu mengumbar kemesraan di depan kamera maupun akun sosmed masing-masing. Dengan kebaikan, kasih sayang, kepedulian serta perhatian yang ia berikan yang sangat tulus pun berhasil meluluhkan hatiku menimbulkan benih-benih asmara yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.
"Honey.." lirih Yudha mendekati ku seraya merapikan untaian rambutku yang sedikit kurang rapi menurutnya.
"Terimakasih, sayang." jawabku sedikit berbisik dengan muka merona.
"Mari kita selesaikan pemotretan kita dengan cepat dan baik honey. Lalu mari kita berjalan-jalan berkeliling menikmati waktu kita disini yang terasa sangat singkat." bisik Yudha sambil memposisikan pose couple yang pas terlihat natural, mewah dan menawan dengan menggunakan perhiasan sebagai produk utama foto shoot kita kali ini.
****
Kali ini seperti biasa di saat sedang melakukan kencan berdua memang melakukan penyamaran, yang mana sedikit merubah penampilan kita menggunakan rambut palsu dan tompel kecil di wajah masing-masing tak lupa kacamata hitam dan coklat yang kami kenakan. Penyamaran seperti inilah yang membuat kita sukses melakukan kencan secara diam-diam dimanapun kita berada.
Dengan lincah dan penuh semangat ku langkahkan kaki ku menginjak butiran pasir putih di pinggir pantai sambil berlarian kesana kemari seperti halnya pasangan kencan pada umumnya.
Setelah puas berlarian dipantai, kencan pun kami lanjutkan dengan mengendari motor sewaan menuju ke tempat-tempat unik lain nya. Membeli aksesoris unik dan lucu sambil memakan jagung bakar, sosis goreng dan bakso bakar yang tersedia di tempat tersebut.
Momentum seperti inilah yang selalu kami rindukan di tengah kesibukan dengan segudang pemotretan yang kita lakukan secara terpisah. Hal ini pun telah di ketahui dan di setujui oleh manager masing-masing asalkan kembali sebelum waktu pemotretan berikutnya dilakukan.
Disela-sela waktu kencan yang pendek ini memang kita sering mencuri-curi kesempatan untuk berciumann melepas kerinduan yang menggeloraa diantara kami. Ciuman penuh hasratt di tengah rintik hujan seperti kencan yang kami lalukan saat ini.
Terkadang hasratt kami mengatakan untuk melakukan hal yang lebih. Namun pikiran jernihku pun masih dengan sadar menolak ajakan tersebut.
Dengan sedikit kecewa pun Yudha mengantarkan ku menuju lokasi yang telah di bicarakan oleh managerku sebelumnya. Sisi baiknya dari sosok Yudha tersebut walaupun berkali-kali merasa kecewa namun tidak sedikitpun merubah perhatian nya terhadapku.
Dikecupnya keningku sebagai tanpa perpisahan sementara kami.
"Aku balik dulu, honey. Jaga baik-baik dirimu." ucapnya seraya mengusap pelan kepalaku.
Ku anggukan kepalaku sebagai jawaban walau terasa berat.
Dengan tangan melambai dan senyum mengembang di ikuti deru motor yang semakin menjauh menandakan kebersamaan kami yang telah berakhir hari ini. Hari berikutnya pun kita lalui secara LDR seperti hari biasanya. Bertukar cerita via WhatsApp di sela kesibukan kami.
***
Seperti biasanya, setiap akhir pekan aku memang tidak mengambil pekerjaan apa pun. Dikarenakan aku telah memiliki janji dengan papa mamaku jika setiap seminggu sekali harus meluangkan waktu untuk kembali kerumah dan melupakan pekerjaan.
Papa ku merupakan pengusaha terkenal yang bergerak di bidang ekspor impor garment. Dimana produsen pembuatan berbagai jenis kain dan busana jadi terbesar se-Asia tenggara.
Aku merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Dimana aku lah anak perempuan satu-satunya papa Luke. Kedua kakak ku sendiri telah di beri kepercayaan oleh papa untuk mengelola anak cabang perusahaan. Telah memiliki anak dan istri semua, namun masih sangat memanjakanku dan terlalu posesif sebagai seorang kakak.
Berkali-kali papa membujukku untuk ikut bergabung mengelola perusahaan. Namun selalu ku tolak. Karena jiwa karir yang aku impikan dari dulu memanglah menjadi seorang model. Tanpa kusangka jerih payahku membangun karir mulai dari nol kini telah membuahkan hasil.
Sebenarnya aku pun ingin melebarkan sayap karirku menuju kancah internasional. Namun seluruh keluarga ku menolak keinginanku tersebut. Dengan dalih aku telah dijodohkan dengan salah satu putra sahabat papaku sewaktu masa-masa terpuruk dahulu. Di usia 23tahun aku harus siap menerima pinangan dari putra sahabat papaku tersebut.
Kalian tau sendiri kan readers kalau aku sudah memiliki seorang kekasih? Sebenarnya aku sedikit was-was dengan usiaku yang sekarang telah menginjak usia ke 22tahun. Itu artinya tahun depan aku akan menikah. Apakah papaku akan bersungguh-sungguh menjodohkan ku? padahal papaku sendiri telah mengetahui jika aku telah memiliki kekasih.
Namun menurut papaku itu tidak menjadi masalah. Asalkan sebelum menikah nanti harus segera memutuskan hubunganku dengan Yudha.
"Pa.. tapi aku sangat mencintai Yudha. Bagaimana mungkin aku sanggup memutuskan hubungan dan melupakannya. Lebih baik aku melarikan diri dari pernikahan konyol ini dari pada harus menikah dengan orang yang tidak aku cintai."
"Silahkan saja jika kamu berani menolak perjodohan ini. Akan aku buat karir Yudha hancur dengan segala macam cara. Yudha itu belum tentu benar-benar mencintai kamu. Apalagi Yudha berkarir dalam dunia entertainment. Setiap hari dia bertemu dengan wanita-wanita cantik setiap harinya. Apa kamu tidak takut di sakiti suatu hari nanti?!" teriak papaku.
"Yudha enggak mungkin seperti itu pa.. Buktinya aja Yudha jauh dari gossip yang macam-macam dan selalu memperlakukan ku dengan baik. Memangnya siapa yang ingin papa jodohkan denganku? anak teman papa yang mana?" tanyaku dengan penuh selidik.
"Dia teman masa kecilmu dulu, putra satu-satunya tuan Liem, namanya Jimmy. Ingat kan? Kalau lupa coba kamu ingat-ingat sendiri." sahut ayahku.
Ku coba mengingat-ingat kembali memori masa kecilku dulu.
"Apakah Jimmy anak laki-laki yang selalu memakai topeng menutupi sebagian mukanya itu?!" teriakku sedikit terkejut.
"Binggo.. Betul sekali. Dia anak baik dan manis kan? Dia telah lama menetap di Amerika untuk mengelola induk cabang perusahaan tuan Liem disana. Jimmy telah mengetahui dan menyetujui hal tersebut. Dia akan kembali ke tanah air dalam waktu dekat." senyum merekah di kedua bibir papaku.
"What?! Paa.. aku sama sekali enggak setuju. Bagaimana mungkin papa menjodohkan ku dengan pria bertopeng. Walaupun dia baik, bagaimana jika ternyata sebenarnya wajahnya benar-benar jelek seperti yang dikabarkan berbagai media?! apakah papa tega memiliki menantu buruk rupa?!" teriakku dengan kesal.
"Coba kenali lebih dalam dulu dan segera putuskan pacar mu itu." sahut papa dengan serius langsung melenggang pergi meninggalkan ku yang sedang syok dengan kebenaran siapa calon suamiku tersebut.
Dengan perasaan tak menentu aku menuju kamarku. Ku rebahkan tubuhku di kasur ternyamanku sambil ku tatap langit-langit kamarku. Lantas dengan secepat kilat ku ambil hpku. Segera ku ketikkan di mesin pencarian berita tentang Jimmy Liem.
Berbagai media internet menuliskan jika sosok penerus perusahaan Liem group merupakan sosok misterius dengan ciri khas memakai topeng di sebelah kiri diwajahnya dan akan segera kembali ke tanah air. Banyak artikel yang mengatakan jika Jimmy merupakan sosok yang menakutkan dan memiliki bekas luka di wajahnya yang di sebabkan oleh tragedi yang terjadi menimpa keluarga mereka sehingga istri dari pengusaha tersebut tewas dalam kobaran api dan sang anak selamat dari peristiwa tersebut namun memiliki bekas luka di wajah akibat peristiwa tersebut. Namun sampai sekarang belum ada titik terang penyebab kebakaran dirumah sang pengusaha sehingga menewaskan sang istri.
"Oh jadi begitu kisahnya. Pantas saja dia memiliki karakter yang berbeda dengan anak seusianya kala waktu itu. Terlihat baik namun sedikit menyimpan sesuatu." kataku dalam hati.
Jika aku ingat kembali, dahulu ada banyak anak yang sering mengejeknya. Ada yang mengatakan anak pembawa sial, monster dan tidak ada yang mau berteman dengannya sekalipun dia anak konglomerat. Hanya aku satu-satunya yang sering mengajaknya mengobrol tanpa memikirkan persoalan wajah dll. Entah kenapa sekarang aku jadi membenci wajahnya. Mungkin karena dulu masih kanak-kanak. Berbeda dengan sekarang yang sudah dewasa mampu mengerti wajah rupawan tampan.
Tok.. tokk.. tok..
"Lisa, mama masuk yaa."
"Iya maa masuk aja." seruku.
"Anak gadis mama, gimana kabarmu akhir-akhir ini? gimana kerjaan kamu? ada masalah berarti enggak?" tanya mamaku seperti biasanya.
"Alhamdulillah semua baik-baik saja ma. Ma boleh minta tolong buat bujukin papa nggak ma. Biar perjodohan nya batal gitu ma?" tanyaku penuh harap.
"Kalau itu mama enggak bisa sayang. Jimmy anak yang baik, wajah itu bukan jadi masalah. Dia anak yang penuh kasih sayang sebelum mamanya meninggal. Dia juga tidak pernah menolak perjodohan ini. Sedari kecil kalian kan sudah dekat, Jimmy juga sedari kecil juga terlihat menyayangimu." ujar mama.
"Itu dulu mama, andaikan aku belum punya kekasih mungkin aku bisa sedikit mempertimbangkan soal perjodohan ini, tapi kalau dengan keadaan yang sekarang aku sudah punya kekasih dan terlanjur menyayanginya. Aku enggak bisa memutuskannya secara sepihak mama. ayolah ma, tolong anak gadismu ini" rayuku lagi dan lagi.
"huh.. mau kamu rayu berkali-kali pun mama tidak bisa berbuat banyak nak. Ini yang terbaik buat kamu. Belum tentu Yudha benar tulus mencintai kamu. Siapa tau dia hanya memanfaatkan kamu saja karena anak mama ini cantik, kaya dan terkenal." sahut mama.
" Enggak mungkin Yudha kayak gitu ma.. Kalau mama enggak mau bantu aku yaudah aku nekad nih. Besok aku mau minta di ha mi lin sama Yudha saja. Biar mama sama papa segera menikahkan kami dan membatalkan perjodohan konyol itu." sahutku menggebu.
"astaga nak, jangan bilang gitu. jangan berfikiran sempit. itu nanti akan mencoreng citra baik kamu dan keluarga kita." seru mama ku.
"Pokoknya mama harus bantuin aku titik tanpa sanggahan." teriakku.
"Sudahlah cepatlah tidur. Semakin kamu melawan papa seperti tadi maka papa akan semakin gencar memisahkan mu dan Yudha bahkan akan mempercepat pernikahan kalian." jawab mama sembari keluar dari kamarku.
"Hikss.. Hikss.. Bagaimana ini.."tanyaku dalam hati
****
Di belahan bumi yang berbeda Jimmy Liem telah selesai mengadakan rapat internal mendiskusikan tentang peluncuran produk kecantikannya yang sedang melejit di penjuru dunia. Kali ini perusahaan tersebut ingin memperluas pemarasan produknya tersebut di negara asalnya yakni Indonesia.
Rapat kali ini membahas tentang siapa model yang layak untuk menjadi model utama dalam peluncuran produk scin care dan kosmetiknya. Mereka telah sepakat untuk menjadikan Lalisa sebagai model utama untuk menambah daya tarik minat masyarakat Indonesia dan disatu sisi Lalisa merupakan model yang sangat bertalenta dan memliki banyak fans setia nya dan jauh dari segala gosip buruk.
Kesempatan kali ini Jimmy gunakan untuk kembali mengenang kenangan masa kecilnya dulu bersama Lalisa yang memang cantik dan baik sejak lahir.
Teman satu-satunya yang mau menerima kondisi fisiknya. Dengan faktor inilah ia mau kembali menginjakkan ke tanah air yang memberikan ia banyak luka dan kenangan buruk.
Sejak mengetahui bahwa Lalisa adalah calon istrinya, diam-diam Jimmy memberikan bodyguard serta mata-mata di sekitar Lalisa. Tujuan nya adalah untuk menjaga serta memantau kegiatan Lalisa sehari-hari nya.
"Doni, sudah kamu laksanakan perintah ku kemarin kan?" Tanya Jimmy ke assisten nya.
"Sudah tuan, tim kami telah memberikan job pemotretan dan shooting untuk aktor Yudha di tempat dan waktu yang berbeda dengan nona Lalisa. Untuk jangka panjang kemungkinan besar kekasihnya nona Lalisa tersebut tidak ada waktu untuk bertemu berdua secara diam-diam." jawab sang assisten.
"Bagus. Terus pantau dan awasi mereka berdua. Menurut kamu apa sebaiknya aku operasi wajah saja ya Don? Biar Lalisa tidak terlalu takut jika melihat muka ku suatu hari nanti?" tanya sang tuan dengan raut muka muram jika mengingat kembali luka di wajahnya.
"Menurut saya pribadi sebenarnya luka di wajah tuan tidak lah menyeramkan seperti yang di besar-besarkan media. itu hanya luka bakar kecil tuan. Tuan masih tetap tampan walau tanpa topeng tersebut. Tuan memiliki kharisma dan aura yang berbeda jauh lebih unggul lelaki manapun." jawab sang assisten dengan penuh ketulusan.
"Tapi Lalisa membenci di wajahku ini Don. Dia menolak perjodohan kami karena wajahku ini. Dia pun mengatakan wajahku mengerikan seperti monster". sahut tuan nya lagi.
"Itu karena nona Lalisa belum mengetahui bagaimana tuan yang sekarang. Bagaimana jika tuan berusaha mendekati nona Lalisa perlahan-lahan kembali? membuat seolah-olah pertemuan yang tanpa disengaja? Kemudian merebut kembali hati nona Lisa tuan." sahut asisten Doni.
"Ide yang bagus Don. Buatlah skenario kepulanganku nanti. Seolah-olah kami bertemu tanpa sengaja. Aku ingin melihat reaksi nya pertama kali bertemu kembali." sahutku penuh harapan.
"Baik tuan."
*****
"Bagaimana bisa kamu mengambil job yang jauh dari Lalisa untuk jangka waktu yang lama? apa kamu lupa tentang tujuan awal kamu mendekati nya?" teriak seseorang di balik telepon.
"Maaf ayah, bukan aku yang menyetujuinya. Namun managerku sendirilah yang telah memutuskan. Dan itu terjadi tanpa sepengetahuan ku. Baik lah ayah. Aku akan memikirkan cara supaya tetap bisa berdekatan dengan Lisa demi melancarkan rencana ayah." jawab Yudha dengan wajah muram. Setelah itu telpon ditutup secara sepihak oleh sang penelpon.
Terlihat raut bimbang di wajah Yudha. Selama ini diam-diam mendekati Lisa hanyalah untuk membalas dendam semata. Namun perasaan Yudha perlahan-lahan mulai goyah dengan seiring kedekatannya dengan Lisa. juga karena kebaikan seorang Lalisa lah yang merasa tidak cukup yakin untuk menjalan kan rencana sang ayah.
Dengan menetralkan kembali perasaan nya, muka dan penampilan nya kemudian Yudha melanjutkan aktivitas nya.
drrrtt.. drrrtt..
bunyi ponsel Lalisa berbunyi.
"Honey, aku telah berada di depan apartemen mu. tolong segera bukakan pintu." bunyi pesan Yudha.
Dengan langkah terburu-buru segera Lisa membuka pintu apartemen nya dan mempersilahkan sang kekasih masuk.
"Sayang, bukankah jadwalmu di luar kota sangat lah padat? kenapa kamu bisa sampai sini dengan menyamar lagi? Apa kamu tidak takut di marahi managermu lagi jika kamu ketahuan menyelinap menemui tanpa diketahui oleh nya?" cerca ku.
"Aku merindukan mu honey. Aku seperti nya lelah dengan semua pekerjaan ku yang menumpuk di tambah waktu ku untuk bertemu sangatlah kecil. Haruskah aku menikahimu besok honey biar kita bisa bertemu tanpa harus ada halangan yang lain-lain?" kata Yudha sembari menghela nafas dalam-dalam.
"Yud, sebenarnya aku sangat ingin menikah denganmu. Namun kabar ini mengkin sangat menyakiti hubungan kita. Kemarin papaku mengatakan jika aku akan segera di jodohkan dengan anak sahabatnya papa ku. Apa yang harus aku lakukan sekarang. Sepanjang pemotretan tadi pun aku kurang fokus memikirkan masalahku ini." keluh Lisa.
"Apa?? Kamu dijodohkan honey?"tanya Yudha dengan terbata-bata.
"Iya." jawabku terduduk lesu.
"Kalau aku melamarmu di depan orang tuamu apakah kamu mau menikah denganku?" tanya Yudha dengan bersungguh-sungguh.
"Aku mau sayang. Tapi sepertinya papa ku tidak merestui hubungan kita."
"Apakah yang dijodohkan denganmu adalah anak dari pengusaha?"
"Iya, dia anak pengusaha. Teman kecilku dulu." jawabku lagi.
"Apakah kalau aku juga seorang anak pengusaha maka papa mu akan menerima ku?" tanya Yudha.
"Entahlah sayang. Aku kurang yakin untuk itu."jawabku dengan lesu.
"Jika lamaranku ditolak orang tuamu, maukah kamu kawin lari dengan ku honey?".
"Apa kamu bercanda sayang? bagaimana dengan karir mu dan karir kita nantinya??"tanyaku dengan cemas.
"Aku sebenarnya memiliki pekerjaan yang lain nya honey. Artis dan model bukan lah pekerjaan utama ku. Aku sanggup membiayai hidupmu dan anak-anak kita kelak." jawabnya dengan seulas senyum.
"Baiklah honey, aku pulang dulu. Ku segerakan untuk menikahimu bagaimana pun caranya." sanggah Yudha lagi, sebagai tanda perpisahan, kami berciuman dengan dipenuhi kabut gairah seolah-olah tidak sanggup untuk melepas kebersamaan yang dijalani saat ini. Berciuman, saling menghisap dan mendesah namun tidak merusak mahkota Lalisa. Walaupun masing-masing sangat menginginkan hal tersebut. Dengan nafas terengah-engah kami mengakhiri kegiatan tersebut.
"Honey, jaga dirimu baik-baik. Tunggu aku kembali."kata Yudha sembari mencium keningku melangkah menuju pintu keluar.
"baiklah sayang. aku tunggu kebersamaan kita selanjutnya." jawabku.
****
"Ayah. aku ingin berbicara serius dengan ayah."tanya Yudha melalui sambungan telpon.
"Gimana Yud? bagaimana perkembangan rencana yang telah kita susun?" ucap lelaki seberang telepon.
"Lalisa akan dijodohkan yah" kata ku.
"Apa?? bagaimana bisa kamu lambat bertindak? aku nggak mau tau bagaimana pun caranya! kalau bisa kamu hamili dia secepatnya agar rencana kita lebih leluasa lagi!" seru lelaki tersebut.
"Namun aku enggak sanggup ayah. Aku terjebak dengan rencana kita. Aku benar-benar menginginkan nya untuk menjadikan dia istriku. Bagaimana kalau ayah membatalkan rencana kita dan melaupakan apa yang pernah terjadi? Itu semua bukan salah Lisa dan juga bukan salah aku Ayah." jawabku dengan nada tercekat.
"Dasar anak tidak berguna! beraninya kamu sekarang membantah perintahku? tetap lanjutkan rencana kita. Aku tidak peduli dengan alasanmu yang lain-lain" seru nya sembari mematikan telepon secara sepihak.
"huuffhh".. Hela Yudha
***
"Lisa.. Besok pagi kita akan mengadakan meeting bertemu dengan perwakilan perusahaan produk skin care dan kosmetik yang sedang melejit di belahan negara Amerika, Eropa, dan Asia khususnya Korea Selatan dan Jepang. Mereka ingin kamu menjadi model utama produk mereka supaya di kenal luas di negara kita. Ini kesempatan emas untukmu untuk memulai karirmu menuju kancah internasional. Produk ini benar-benar bagus banyak artis internasional yang menggunakan serangkaian produk kosmetik nya. Siapa tau dengan di kontraknya kamu menjadi model produk ini akan ada produk luar negeri lagi lain menginginkanmu sebagai modelnya." papar sang manager sekaligus merengkap sebagai asisten Lalisa.
"Oh yaa?? Apakah yang kamu maksud adalah produk dari rangkaian Skin care SK III??"
"Yups benar sekali. Dewi Fortuna selalu berpihak padamu! Kali ini kamu harus menjaga pola makan dan tidur kamu. Jangan sampai muka kamu kusut dan bengkak. apalagi sampai tubuhmu terlihat berlemak walaupun cuma sedikit. Kamu tau kan semakin ketat dan semakin banyak pesaing pendatang baru yang muda dan cantik. Agar karir kamu semakin cemerlang di dunia permodelan ini kamu harus pandai-pandai menjaga tubuh mu." seru sang manager.
"Baiklah, Mir. Kamu memang partner kerja sekaligus sahabat ku yang baik dan penuh perhatian." peluk erat Lisa ke Mira.
"oh iya satu lagi. kontrak mengatakan jika model utama di larang keras memiliki hubungan percintaan baik terang-terangan ataupun secara sembunyi. Jika ketahuan berbohong maka pihak kitalah yang harus membayar denda pinalti sebesar 50 milyar rupiah. Bagaimana dengan hubungan mu dengan Yudah kalau begitu?" tanya sang manager.
"What?? kenapa begitu? itu namanya melanggar hak privasi pribadi seseorang kalau ada aturan seperti itu. Bagaimana mungkin denda pinaltinya sebanyak itu??" teriakku sambil memekik.
"Itu tergolong denda pinalti yang sedikit katanya. Karena nanti kamu juga menerima gaji yang fantastis dari kontrak dengan produk tersebut. Ingat ini kan produk luar. Kamu bisa menolak sih sebenarnya. Namun kesempatan tidak akan datang dua kali." sanggah sang manager.
"Ya Tuhan.. Kenapa kalau aku pikir-pikir seperti banyak sekali yang menentang hubunganku dengan Yudha? Bagaimana ini Mir, di satu sisi aku sangat berat mengakhiri hubungan, namun aku juga ingin mendapatkan kontrak tersebut." seru Lisa sembari mengacak rambut frustasi.
"Aha, aku ada ide." seru sang menager.
"Apa?"
"Bagaimana jika kamu memutuskan hubungan kamu dengan Yudha secara sementara. Kamu jelaskan secara perlahan ke Yudha. Kontrak kerjasama nya tertera hanya akan berlaku satu tahun saja. Satu tahun sangatlah singkat." jawab sang manager.
"Kamu gila ya Mir! gimana kalau dalam jangka satu tahun tersebut Yudha berubah perasaan nya? bagaimana jika setelah itu dia meninggalkan ku? setahun itu sangatlah lama Amiraaa..."seru Lalisa.
Perdebatan panjang antara model dengan sang manager pun tak terelakkan.
"Baiklah jika kamu enggak mau mengikuti saranku. Lebih baik kita batalkan saja kontrak tersebut. Biar kontrak itu diambil oleh model profesional yang lain nya." seru sang manager pada akhirnya.
"Hahh.. kamu membuat pilihan yang sulit untukku Mir. Apakah aku harus berkorban sejauh itu? di satu sisi keluarga ku pun menentang hubungan ku dengan Yudha. Apakah aku benar-benar harus mengambil pekerjaan ini? Apakah nanti aku jadi yang terlihat jahat dan tidak memiliki hati terhadap Yudha?"
"Entahlah.. kamu putuskan malam ini tentang pilihanmu. Jika kamu setuju maka besok pagi kita harus segera bertemu dengan perwakilan perusahaan tersebut untuk membahas kontrak kerjasama lebih lanjut. Ingat, kabari aku sebelum jam 6 pagi." seru sang manager.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!