merintih menahan sakit akibat benturan tadi, Saras mengikuti arah berlalunya siswi itu menuju lapangan sekolah yang tampak dipadati kerumunan orang. Bahkan, beberapa ada yang m dalam kerumunan itu. Dengan rasa Penasaran, ia ikutdesakan dengan siswa-siswi lain untuk melihat apa yang tengah disorot olehri berita iTidak ada yang mendadak direncanakan sejak awal, kokaras ternganga tak Percaya begitu berhasil menerobos ke barisan Paling depan dan melihat seseorang yang biasanya hanya bisa ia lihat di televisi. Alvaro Abraham Lincoln sosok itu terpampang nyata di hadapannya. Bahkan, ia dapat mendengar dengan jelas suaranyaSejak kapan ada artis di sekolah ini? tanpakah benar gosip yang beredar bahwa kamu dikeluarkan dari sekolah yang lama karena tidak lulus dua tahun berturut-turut?” tanya salah seorang wartawan. Ia mengarahkan alat Perekam dalam genggamannya ke arah Alvarlvaro menelan ludah dengan gugup, tak menyangka akan mendapatkan
Pertanyaan seperti itu. Lagi Pula, dari mana media tahu soal itu? Padahal, ia dan Pihak sekolahnya yang lama sudah sepakat akan menutupi hal ini Gosip dari mana lagi itu?” responsnya, berusaha sealami mungkin. “Itu sama sekali tidak benarJadi, apa alasan kamu tiba tiba Pindah ke sekolah ini?" Wartawan lain ikut bertanyaudah saya bilang dari awal, tidak ada yang tiba tiba. Semua sudah saya rencanakan. Termasuk Pindah ke sekolah ini, SMA Bhakti Ananda.pa alasannya ?”ya, bisa tolong diceritakan? Banyak Pemirsa di rumah yang mau tahengan sedikit gugup, mata Alvaro menjelajahi setiap kamera yang menyorotnya langsung. Banyaknya desakan Pertanyaan dari wartawan membuat Alvaro mau tak mau harus memikirkan alasan yang tepat untuk menutupi rumor buruk yang beredar itu. Tidak lulus selama dua tahun berturut-turut itu sangat memalukan bagi Alvaro Bagaimana bila Publik mulai mencemooh dan tidak lagi menerima kehadirannya ? Apalagi sampai
mengancam Popularitasnya yang tengah berada Pada titik Puncak seperti sekarang iniKalau bukan karena dikeluarkan dari sekolah yang lama, lalu apa alasan kamu Pindah sekolah?” Pertanyaan dari wartawan kesekiaengan sedikit gugup, mata Alvaro menjelajahi setiap kamera yang menyorotnya langsung. Banyaknya desakan Pertanyaan dari wartawan membuat Alvaro mau tak mau harus memikirkan alasan yang tepat untuk menutupi rumor buruk yang beredar itu. Tidak lulus selama dua tahun berturut-turut itu sangat memalukan bagi Alvaro Bagaimana bila Publik mulai mencemooh dan tidak lagi menerima kehadirannya? Apalagi sampai mengancam Popularitasnya yang tengah berada Pada titik Puncak seperti sekarang iniKalau bukan karena dikeluarkan dari sekolah yang lama, lalu apa alasan kamu Pindah sekolah?” Pertanyaan dari wartawan kesekian kembali mendesaknya.arena ....”
Alvaro menggantung kalimatnya. Ia tampsedang berpikir. “Karena saya mau satu sekolah dengan Pacar saya, wanita yang sudah dipilihkan orang tua saya sebagai PasanganSuasana di sana semakin tidak kondusif. Pernyataan Alvaro barusan membuat Para wartawan semakin merapatkan barisan. Mereka semakin berdesak-desakan dan berebut untuk mengajukan Pertanyaan kepada Alvaro. Alhasil, tidak ada satu Pun Pertanyaan yang berhasil ditangkap Alvaro dengan baik karena semuanya berbicara secara serelvaro dibuat Pusing bukan main akibat alasan yang di karangnya sendiri. Ditambah lagi sekumpulan siswa siswi yang mengelilinginya semakin bertambah banyak, membuat Alvaro makin kesulitan berpikir dengan baikSaras menunjukkan
ekspresi yang sama seperti sebagian besar siswi yang mendengarkan Pernyataan Alvaro barusan. Ia ikut merasa Patah hati karena ternyata cowok yang menjadi idola remaja itu telah memiliki tambatan hatiJadi, siapa wanita ituBisa kenalkan kepada kami”gi, desakan-desakan itu membuat aro kacau. Ia mengedarkan Pandangan, menatap sekumpulan siswi yang masih berdesak-desakan di sekitarnya. Bagaimana mungkin ia harus menunjuk salah seorang dari siswi-siswi itu? Mereka terlihat terlalu fanatiorongan serta desakan para siswi yang semakin kacau membuat Saras tidak bisa lagi mempertahankan Posisinya. Siswa-siswi dari belakang mencoba menerobos ke barisan Paling depan sehingga Saras harus rela terdorong ke barisan Paling belakang, bahkan sempat terpisah dari kerumunanduh" keluh Saras ketika tubuhnya terdorong ke barisan Paling belakang.enalin Pacarmu, dong,
Alvaroamar-samar terdengar suara wartawan yang masih belum menyerah untuk mengorek informasi Pribadi tentang bintang yang tengah naik daun it
Saras akhirnya mundur beberapa langkah slah gagal untuk menerobos kembali. Ia mengalihkan Pandangan ke arah gerbang sekolah dan menemukan sahabatnya yang baru saja muncul dari sa
A" Panggil Saras spontan dengan suara yang teramat nyaringang yang dipanggil menoleh, begitu Pula sebagian besar kerumunan orang, termasuk Alvaroe sini.” Saras memberikan kode agar sahabatnya itu mendekat.uk waktu yang cukup lama, Mika hanya terdiam di Pijakannya sambil menatap aneh sekumpulan orang yang berada tak jauh dari Saras. Ia sempat bertanya tanya dalam hati, apa yang sebenarnya terjadi di sana. Mengapa banyak sekali wartawan di sekolahnya?berapa saat kemudian kerumunan orang di
sekitar Alvaro mulai memisahkan diri untuk memberi jalan kepada sang idola. Alvaro mulai berjalan keluar dari kerumunan tanpa menjawab Pertanyaan dari Para wartawan. Hal ini membuat Para wartawan terus mengajukan Pertanyaan yang sama sambil mengikuti kepergian Alvaro.
Tanpa disangka, langkah Alvaro mengarah mendekati Mika yang masih mematung di tempatnya. Cowok itu akhirnya berhenti tepat di hadapan Mika hingga membuat Mika mengerutkan keningnya menyambut tatapan Alvaro p Alvaro sambil merangkul bahu Mika tanpa Permisi seraya mengenalkannya kepada awak mediaka mendelik tak Percaya. Seketika Pandangannya disilaukanjjjsnnsmstz kamera secara bertubi-tubi. Lalu, sekumpulan siswa-siswi yang mulai memadati sekelilingnya sambil berbisik-bisik tak menyangka dengan Pemandangan Pagi ini, termasuk Saras.melirik tangan yang melingkar di
bahunya dengan kening bernjkerut, kemudian ia menoleh ke ar dengan sorotan mata tajam yang jjdsan-kesannya jadi Pacar idola Papan ataengabaikan semua Pertanyaan tak masuk akal yang mengarah untuknya. Dengan sedikit kasar, ia melepaskan rangkulan A
...••••...
meremas ponselnya yang menampilkan artikel berita tentangnya sambil memejamkan mata rapat rapat.“Om udah capek sama kamu!lvaro membuka matanya, kemudian mengalihkan Pandangannya ke kaca jendela mobil yang tengah dikemudikan om sekaligus manajernya Aryo yang baru saja bersuaraBisa, nggak. sih, kamu nggak buat ulang aneh-aneh,” Om Aryo geram setelah beberapa waktu lalu membaca berbagai artikel berita yang memuat gosip tentang Alvaro" Tunangan” Kali ini ia memukul setir mobilnya sedikit keras sambil mendesah kesal. “ ide Bila macam apa itu,lvaro tak menyahut sejak tadi. Ia Pun menyesal dengan ulahnya itu. ia hanya ingin mengalihkan isu mengenai ketidaklulusannya. Namun, bukannya meredakan situasi, Alvaro justru kembali bermain api dengan kebohongan yang lain.
Siapa gadis bernama Mika itu” tanya Om Aryo sambil melirik Sekilas ke arah Alvaro"Aku nggak kenal dia," jawab Alvaro singkatamu nggak kenal dia, tapi berani kenalin dia sebagai Pacar kamu ke media” Emosi Om Aryo semakin memuncakaro kembali diam. Ia tahu urusannya akan lebih Panjang bila ia menimpali ucapan Om Aryo. Om Aryo jauh lebih senior di industri hiburan dibandingkan dengannya yang baru seumur jagung. Omnya itu sudah banyak mengurusi artis artis Papan atas dengan didikan yang keras. Ia juga terkenal bertangan dingin dan sangat disiplin. Terlebih lagi, ayah Alvaro sangat memercayakan Alvaro di tangan Om Aryoamu tahu berapa banyak tawaran iklan dan film yang batal karena skandal ini” Om Aryo kembali melirik Alvaro kemudian melanjutkan ucapannya. “Segera bersihkan namamu ! Ajak gadis bernama Mika itu untuk bicara di hadapan media. Dia harus segera mengklarifikasi rumor ini. Hanya itu cara supaya kamu bisa kembali mendapat tawaran iklan dan film yang dibatalkan"
terus menatap layar Ponselnya dengan perasaan campur aduk. Ia memperhatikan foto cewek bernama Mika yang terpampang bersamanya dalam artikel itu dengan mata memerah. Kejadian memalukan kemarin terputar kembali di kepalanya, ia malu sekaligus marah terhadap Mikeberapa saat kemudian, laju mobil yang dikendarai Om Aryo mendadak melemah, membuat Alvaro mengangkat kepalanya dan melihat sesuatu di depan sanaa banyak media di gerbang sekolah. Sebaiknya kamu turun di sini. Om akan coba mengalihkan Perhatian mereka, baru kamu diam-diam masuk.”varo menurut. Ia segera turun setelah Om Aryo menghentikan laju mobilnya. ia bersembunyi di balik Pohon besar sambil mengamati situasi untuk mencoba mencari waktu yang tepat untuk bisa mengendap-endap masuk ke sekolah.Oh, dia orangnyaggak cantik-cantik amat tampangnya. Cantikan juga gue.erasaan Mika sudah tidak enak sejak melangkah memasuki gerbang sekolah Pagi ini. Bisikan serta lirikan mata orang-orang di sekolah membuatnya tidak nyaman. Ia berusaha mengabaikannya, tetapi semakin dalam ia melangkah, semakin banyak Pula cibiran yang ia dengar“ MiKA "
ika menoleh dan langsung menemukan Saras tepat di belakangnya. Saras berlari menghampirinya dengan tergesa-gesa.
Kenapa lari-lari ? Bel masuk belum bunyi.” Mika cukup Prihatin melihat kondisi Saras yang tampak sangat kelelahan.
Lo udah lihat berita Pagi ini” tanya Saras sambil mengatur napasnya.
Ma mengangkat alisnya, kemudian menggeleng santai. “Ada apa emangnya,”
Nih, baca.” engulurkan Ponselnya yang menayangkan artikel berita tentang kejadian kemarin, saat Para Pencari berita memenuhi sekolah mereka.
Mika membulatkan matanya, tetapi tampak tenang setelah membaca judul artikel yang tampil dengan ukuran huruf yang sangat besar di sana Alvaro Abraham Lincoln Dipermalukan oleh Tunangannya a kembali menatap Saras dengan kening berkerut. "Terus kenapa” tanyanya belum mengertio udah tunangan sama Alvaro ? ini, kan, foto lo sama Alvaro Pas kejadian kemarin. Barulah Mika tampak terkejut dan langsung menyambar Ponsel Saras untuk melihat artikel itu dalam jarak yang lebih dekatdi, lo tunangan Alvaro”
menengadah dan mendapati beberapa orang siswi yang ia ketahui sebagai senior kini berdiri menghadapnya sambil berpangku tangan. Mereka mengamati Mika dari atas hingga bawah dengan tatapan sinis, terutama cewek yang berdiri Paling depan. Cewek yang baru beberapa bulan lalu mendapatkan Predikat kakak terpopuler oleh murid-murid angkatan baru Kintanmengunyah Permen karetnya sambil berjalan mendekati Mika dengan tatapan tak bersahabat. “Lo nggak Pernah ngaca ? Lo nggak ada cocok-cocoknya sama Alvaro !" bentaknya sambil menunjuk-nunjuk Mikbaru saja membuka mulutnya, berniat untuk menyahut. Namun, suara berisik dan sorakan di sekelilingnya membuatnya mengurungkan niat. Tak lama kemudian, seseorang yang baru beberapa saat lalu ia lihat di Ponsel milik Saras, kini muncul di depannya. Alvaro berjalan lurus ke arahnya dan menyingkirkan beberapa orang siswi yang tadi sempat mengepung Mika termasuk Kintanduh” keluh Kintan begitu merasakan sebuah tangan mendorongnya Pelan. Sedetik kemudian ia ternganga saking takjubnya melihat Alvaro dalam jarak yang sangat dekat.
kini berada tepat satu langkah di hadapan Mika yang langsung menyambutnya dengan tatapan Penuh dendam. Mika tidak terima ia digosipkan sebagai tunangan Alvaro begitu pun sebaliknya.
ucap Alvaro membaca tag nama di seragam cewek itu, kemudian kembali menatap lekat sepasang mata Pemiliknyaita masih Punya urusan. Ikut gue," Kini Alvaro berbalik hendak meninggalkan kerumunan orang yang entah sejak kapan menjadi semakin Padat.enapa gue harus ikut Mika barusan menghentikan langkah Alvaro seketika. ia akhirnya kembali berbalik menghadap cewek itu.
Gue nggak merasa Punya urusan sama lo" lanjut Mika dengan tatapan menentaika cewek itu, Pandai sekali membuat emosi Alvaro memuncak. Mata cewek itu yang tidak terlalu besar terus saja menatapnya dengan angkuh. Rambut lurusnya dibiarkan tergerai menyentuh bahu. Sesekali, tiupan angin Pagi membuat sebagian rambutnya ikut bergerak, tetapi justru semakin memberi kesan tegas Pada garis mukanya. Baru kali ini Alvaro ditolak mentah-mentah oleh seorang cewek bertubuh mungil, yang bahkan sama sekali tidak termasuk tipe cewek idamannya.
angkah-langkah cepat, Alvaro berjalan mendekat dan menghabiskan jaraknya dengan Mika. Ia sedikit menunduk, membuat wajahnya terpaut sangat lekat dengan wajah MikaKita Perlu bicara” bisik Alvaro dengan rahang mengatup keras, menahan emosi. Lalu, dengan cepat ia menarik tangan Mika untuk mengikutinyaaru beberapa langkah Alvaro berhasil menyeret Mika, cewek itu menepis tangannya dengan angkuh. Alvaro berhenti dan berbalik hingga mereka kembali saling tatap cukup lama. Alvaro semakin memuncak menghadapi sifat keras cewek yang baru satu hari dikenalnya itu. Kegiatan saling tatap Penuh ketegangan itu akhirnya harus diakhiri setelah bel Panjang tanda masuk sekolah berbunyi.ni biar gue bantu bawain setengah.” Saras mengambil sebagian
tumpukan buku tugas teman teman sekelasnya dari tangan Mika sesaat setelah mereka baru saja keluar dari ruang kelas.
“Dari tadi, kek,” sahut Mika bercanda.
BUKKK
Seseorang menabrak Mika dengan sangat keras hingga buku buku di tangannya terjatuh dan berserakan di lantai.
“Ooops, sori. Se nga-ja!” kata seorang cewek berbandana merah yang menabrak Mika barusan. Ia tersenyum meremehkan, ditemani beberapa temannya yang mengenakan bandana serupa.
Mika melihat buku-buku yang jatuh berantakan, kemudian mengangkat kepalanya, menatap cewek di depannya dengan kening berkerut.
“Maksudnya apa, nih”
“Nggak suka aja!" jawab cewek yang diterka Mika sebagai adik kelasnya. Gayanya sangat angkuh dan terlihat jelas dari tatapan matanya, ia sangat tidak menyukai Mika
“Kita Punya masalah” tanya Mika sedikit emosi.
“Punya ! Karena lo adalah musuhnya Alvaro lovers," sahut cewek itu dengan didukung tatapan sinis dari teman-temannya yang lain. Beberapa detik kemudian mereka Pergi begitu saja tanpa menunggu tanggapan berikutnya dari Mika
“Hei Tunggu dulu Adik kelas nggak sopan” teriak Mika, tetapi tak membuahkan hasil. Orang yang ia Panggil tidak menoleh sama sekali. Ia malah menjadi Pusat Perhatian orang-orang di sekitarnya yang juga baru mengakhiri kelas dan berniat untuk Pulang.
“Udah-udah. Nggak usah diladenin orang kayak gitu” Saras mencoba menenangkan. Saras kemudian menunduk, meletakkan buku yang ia bawa di atas lantai, dan mulai membantu memungut buku-buku yang berserakan di sekitarnya.
Mika menurut, ia akhirnya ikut berjongkok dan mengambil sisa-sisa buku di lantai. “Musuh Alvaro lovers aja gue nggak kenal," gerutu Mika masih kesal dengan tingkah adik kelasnya tadi.
“Lo nggak tahu Alvaro lovers ” tanya Saras sambil menyerahkan buku yang dipungutnya kepada Mika
Mika menyambut Pemberian Saras sambil menatap sahabatnya itu dengan kening berkerut, baru kemudian menggeleng.
“Emangnya lo kenal " tanya Mika Penasaran.
Saras berdecak kesal, kemudian bangkit berdiri setelah kembali mengambil buku-buku yang tadi ia letakkan di lantai.
“Kudet lo keterlaluan banget, sih, Mika !"
Mika ikut bangkit berdiri, masih belum Paham.
“Alvaro lovers itu sebutan khusus buat Penggemar Alvaro Akronim dari Alvaro Lovers." jelas Saras dengan tak sabaran. Ia lalu berjalan lebih dahulu, meninggalkan Mika yang mulai menunjukkan ekspresi jijik mendengar Penjelasannya.
“Saras, tunggu,” sahut Mika sambil berlari kecil menyusul sahabatnya itu
“Jadi, mereka semua itu Alvaro lovers ? Kenapa mau aja, sih, jadi Alvaro lovers ? Apa sih istimewanya artis sok ganteng itu dan terkenal itu,” tanyanya setelah berhasil mengimbangi langkah Saras.
“Justru lo yang aneh. Kenapa nggak suka sama Alvaro Udah ganteng, tinggi, Populer, tajir Pula. Kurang apa lagi, coba,”
Ocehan Saras barusan membuat Mika mau tak mau kembali membayangkan sosok menyebalkan yang sedang jadi topik Pembahasan mereka Alvaro Sejujurnya, semua Penilaian Saras tidak ada yang salah satu Pun. Alvaro memang tampan. Dengan Postur tubuh yang tinggi, hidung mancung, kulit Putih bersih, serta ditunjang dengan Penampilannya yang selalu stylist, tidak heran
bila cowok itu seolah memiliki magnet tersendiri bagi kaum hawa. Namun sayangnya, tidak untuk Mika
Bagi Mika, tidak Peduli setampan apa Pun Alvaro, sikap angkuh dan sombong cowok itu sudah meruntuhkan kekaguman fisik yang ada di kepalanya.
Tanpa menunggu tanggapan dari Mika Saras berjalan lebih cepat, lalu masuk ke Ruang Guru setelah sebelumnya mengetuk dan memberi salam singkat.
Mika bergegas menyusul dan ikut meletakkan buku-buku yang ia bawa ke atas meja Pak Agus, Guru Fisika yang menugaskannya untuk mengumpulkan buku tugas teman-teman sekelasnya.
“Apa nggak sebaiknya lo klarifikasi hubungan lo sama Alvaro ? Gue nggak bisa bayangin hari-hari lo ke depannya nanti. Di sekolah ini banyak Alvaro lovers loh.” Saras memberi saran untuk Adela setelah keduanya keluar dari Ruang Guru dan berjalan menuju gerbang sekolah.
“Gue harus klarifikasi apa Udah jelas, kan, yang gue bilang kemarin. Gue bukan Pacar Alvaro ”
“Tapi, cara lo salah. Sikap lo kemarin malah bikin Alvaro lovers benci sama lo. Karena lo udah bikin malu Alvaro”
Dengan curiga, Mika menoleh ke arah Saras. “ Lo Alvaro lovers juga, Sar?
“itu bokap gue udah jemput. Mau Pulang bareng, nggak?” tanya Saras, tiba-tiba mengganti topik.
Mika ikut menoleh ke arah gerbang sekolah dan melihat sebuah sedan hitam yang terparkir tak jauh dari sana.
“Nggak, deh, gue naik busway aja seperti biasa. Lagian, rumah kita, kan, arahnya beda.”
“Ya udah, gue duluan, ya. Bye.” Saras melambaikan tangannya ke arah Mika, kemudian berlari Penuh semangat menghampiri mobil itu.
Mika langsung mengangguk sambil tersenyum. “Bye. Hati hati di jalan,” katanya setengah berteriak.
Mika kembali melanjutkan berjalan menuju halte busway terdekat yang jaraknya hanya sekitar 300 meter dari sekolah. Di Pertengahan Perjalanan, ia merasa ada yang menarik dan menyeretnya masuk ke sebuah gang kecil yang jarang dilalui orang.
“AAARRGGKK!!! Hhhmmppff.” Teriakan Mika tertahan karena mulutnya baru saja dibekap oleh seorang cowok misterius di hadapannya. Cowok itu mengenakan hoodie yang menutupi kepala dan juga masker yang menutupi sebagian wajahnya.
“Jangan teriak. Ini gue,” ucap cowok misterius itu seraya membuka hoodie serta masker yang dikenakannya.
Mata Mika membulat ketika mulai mengenali bahwa sosok itu adalah Alvaro. Dengan gerakan cepat, ia mendorong Alvaro hingga ia terbebas dari bekapan cowok itu.
“Lo mau apa” bentak Mika dengan suara keras.
“Sssttt ....” Mika menempelkan jari telunjuk di bibirnya, berharap Mika bisa mengurangi volume suaranya. Ia kemudian melirik ke
Alvaro Menatap sekeliling dan melanjutkan Perkataannya setelah memastikan bahwa tidak ada seorang Pun di sana
“Gue mau nawarin lo kerja sama”
Mika mengernyit, masih belum mengerti maksud perkataan Alvaro barusan. “Kerja sama apa?”
“Begini,” Alvaro berdeham pelan sebelum melanjutkan kembali Penjelasannya, “gue mau lo bicara di depan media kalo lo benar Pacar gue. Cukup satu kalimat itu, sisanya biar gue yang urus.”
“Kenapa gue harus ngaku jadi Pacar Lo Nggak masuk akal," kesal Mika. ia bergegas Pergi dari sana, tetapi buru-buru dicegah Alvaro
“Tunggu dulu! Bukan kerja sama namanya kalo cuma satu Pihak yang diuntungkan. Lo mau apa? Gue sanggup Penuhi kemauan lo."
Mika hampir hilang kesabaran dibuatnya. Dengan wajah juteknya, Mika menjawab dengan nada Penuh tekanan,
“Gue nggak butuh apa-apa!”
Alvaro dengan cepat menggeser tubuhnya untuk kembali menghalangi langkah Mika yang berniat Pergi. Ia menghela napas berat menghadapi cewek keras kepala itu.
“Lo tuh, aneh banget, ya. Di saat banyak cewek yang ngantre buat jadi Pacar gue, kenapa lo justru nggak mau?” tanya Alvaro meluapkan kekesalannya.
“Kenapa juga gue harus suka sama lo” Nada suara Mika tak kalah tinggi.
Tangan Alvaro mengepal kuat, rahangnya semakin mengeras karena mencoba menahan kemarahannya. Ia benar-benar hampir hilang kesabaran.
“Jangan salah Paham dulu. Siapa juga yang nyuruh lo suka sama gue ? Gue cuma minta lo ngomong bahwa lo memang Pacar gue dan gue nggak akan ganggu lo lagi. Berita itu juga akan cepat hilang, kok !”
Alvaro mengamati raut wajah Mika berharap cewek itu mau diajak bekerja sama. Namun, setelah menunggu beberapa saat, ekspresi wajah Mika masih tetap sama.
"Harusnya lo merasa beruntung dapet tawaran menarik dari gue. Kalo gue tawarin ke orang lain, Pasti mereka langsung minta tanda tangan gue, atau malah foto bareng. Lo nggak mau?” tanya Alvaro sedikit ragu. Tawaran yang sangatbodoh. Dari raut wajah Mika yang ia amati sejak tadi, ia Pasti sudah tahu apa jawaban Mika. “Tanda tangan gue mahal, loh, kalo dijual gue Bisa bikin lo kaya mendadak!” kata Alvaro membela diri, tak terima dengan tatapan Mika yang terkesan mer“Gue nggak butuh!” sahu
Mika dan Alvaro kompak menoleh ke arah datangnya suara itu. Seseorang yang mengenakan seragam berlogo salah satu stasiun TV baru saja mengabadikan momen meAlvaro buru-buru menarik tangan Mikuntuk ikut dengannya melarikan diri. Gerakan cepat Alvaro yang tiba-tiba membuat Mika Tidak mampu melawan. Cowok itu membawanya memasuki gang lebih jauh. Lalu, mereka berhenti dan bersembunyi di samping salah satu rumah warga yang memiliki celah dengan rumah di sebelahnya.
Mika menarik tangannya hingga terlepas dari genggaman Alvaro Sambil mengatur napasnya yang berantakan, ia mengeluh kesal karena si“Kenapa lo narik gue”
“Kita harus sembunyi,” jawab Alvaro sambil terus waspada mengintip situ“Kenapa gue harus ikut sembunyi?” kesal Mika lagi dengan suara semakin ngan. Cepat, Alvaro membekap mulut Mika ketika ia mendengar suara si Pencari berita yang semakin dekat dengan keberadiam sebentar sampai orang itu Pergi.” Ia berbisik kepada Mika yang berjarak sangat dekat dengannya. Tangan kirinya menahan Pundak Mika agar tetap menempel Pada tembok, sedangkan tangan kanannya sibuk membekap mulutukan Mika namanya kalau ia mudah menurut begitu saja. Tanpa Pikir Panjang, ia menggigit telapak tangan Alvaro hingga cowok itu berteriak kesakitaAAAa bergegas membebaskan diri dan berlari kencang menjauh dari Alvaro tanpa menoleh lagi.
Teriakan nyaring Alvaro rupanya didengar oleh si Pencari berita. Dengan kesal, sambil menahan rasa sakit di tangannya, Alvaro berlari melanjutkan aksi Pelariannya. Beruntung, di sisi gang lainnya ia melihat mobil Om Aryo terparkir di sana. ia semakin mempercepat larinya, kemudian masuk ke mobil itu. Om Aryo memang Paling bisa diandalkan dalam situasi genting seperti ini. Ia memang benar-benar berpengalaman
...•••••...
“ Kabar mengejutkan datang dari artis muda yang namanya tengah naik daun di Tanah Air, Alvaro Abraham Lincoln. Siapa sangka Alvaro yang Pernah menepis kabar kedekatan dengan lawan mainnya Amy Utami, justru mengaku telah memiliki tunaandra menghentikan kesibukannya melihat-lihat katalog bulanan barang-barang mewah yang baru saja tiba berwarna kiriman Paket lain yang menggunung di atas meja. Ia menatap layar televisi berukuran 42 inci di hadapannya ketika host acara infotainment menyebutkan nama Putra kesayanangan? tanya Sandra cukup terkejut Pada dirinya sendiri. Ia meraih remote TV untuk menambahkan volume sngakuan Alvaro saat kami temui kemarin di sekolah barunya, ia mengaku bahwa ia Pindah sekolah agar bisa satu sekolah dengan tunangannya. Pasangan yang sudah dipilihkan orang tuanya."entak Sandra yang tidak suka dengan Pemberitaan ii tentunya membuat banyak Alvaro lovers, sebutan untuk Para Penggemar Alvaro, Patah hati. Banyak yang menyampaikan kesedihannya di berbagai media sosial. Dan, sejak berita ini tersebar, jumlah anggota fans club dengan nama Alvaro lovers Pun terus berkuraTanpa sadar, ia meremas katalog dalam genggamannya dengan sangat kuaka kiva seorang siswi kelas XII SMA Bhakti Ananda, yang diakui Alvaro sebagai tunangannya. Siapa sangka, setelah kami menelusuri lebih dalam, tunangan Alvaro adalah seorang yatim Piatu yang tinggal berdua dengan adik laki-lakinya yang baru berusia 7 tahu, Ma ” tanya Clara yang baru saja turun dari lantai atas. Cewek itu masih mengenakan seragam sekolah Putih biru. Ia memutuskan keluar dari kamarnya setelah mendengar suara televisi yang sangat nyaring dari ruang tamu.
di samping mamanya. Kemudian, la mulai tertarik dengan Paket-paket yang dikemas sangat cantik di atas mBisa-bisanya ngomong sembarangan udah Punya tunangan,” sewot Sandra mulai terhasut gaya bicara hot infotainment yang terkesan membesar-besarkastru aneh kalo dia nggak buat ulah,” sahut Clara asal. Suara TV yang menggema di seluruh ruangan tidak menarik minatnya sama sekali. Ia malah sibuk memilih Paket dan berniat mengambil salah satunya diama saat kemudian, pintu utama terbuka, dan Alvaro muncul dari sana, masuk dengan wajah kusut dan tanpa salam Pemapa lagi kamu,” bentak Sandra begitu melihat Alvaro berniat tidak mengacungkannya dan langsung menuju kamar di laro menghentikan langkahnya tepat sebelum ia menginjak anak tangga Pertama menuju lantai atas. Ia menoleh, bukan karena seruan mamanya, melainkan kesal mendengar cibiran dari si adik yang sukses membuatnya tersinggan, Paket-paket dari Alvaro lovers buat gue! Mau lo apain?” bentak Alvaro kepada Clara sambil menunjuk Paket-paket ierkesiap, ia segera menyembunyikan satu Paket kotak berukuran sedang berwarna biru terang yang menjadi incarannya sejak tadi ke bawahYeeeey, siapa juga yang minat sama kiriman Paket dari anak anak alay gini,” ujar Clara berusaha mengelak. Ia kemudian buru-buru bangkit berdiri sambil secepat kilat menyembunyikan kotak itu di balik Punggungas aja kalo sampe ada yang hilang,” Alvaro memberikan Peringatan kerak Peduli. Ia menjulurkan lidah, kemudian berlari melewati Rakha untuk kembali ke kama, tunggu,l, jawab Mama, "ro mengurungkan niatnya untuk mengejar Clara. Dengan terpaksa, ia kembali menoleh ke arah mama, Ma. Al mau isaro tak menghiraukan Panggilan itu dan segera menaiki anak-anak tangga menuju kamarnya. Ia sudah cukup lelah hari ini meladeni sifat keras kepala Mika ditambah omelan Panjang Om Aryo di mobil selama Perjalanan Pulang tadi. Sekarang m menceramahinya. Ia tidak akan sanggup. Apalagi telapak tangan kanannya sejak tadi berdenyut kesakitan akibat gigitan cewek keras kepala, Mika Lengkap sudah Penderitaannya.
...•••••...
Mika memandang sekali lagi lembar surat di geng, dengan Perasaan resah. Dari mana lagi ia harus mencari uang untuk melunasi 3 bulan tunggakan SPP Leo ?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!