Sebuah mobil mercedes berwarna hitam baru saja menepi di depan rumah mewah. Lalu tak berapa lama kemudian keluar seorang wanita cantik yang terlihat sedang marah-marah, dia terus menggerutu dan menguapkan kekesalan di tiap langkah.
Sementara di belakangnya, pria bernama Cornelius Burmese Tanson, yang merupakan suaminya, menyusul dengan desaahan nafas kasar.
Sudah tidak aneh, sebab tiap Cornelius mengajak sang istri untuk memenuhi jamuan makan malam dengan keluarganya, wanita bernama Sofia itu selalu saja pulang dengan membawa amarah.
Dan satu-satunya alasan pertengkaran yang terjadi di antara mereka adalah soal keturunan. Ya, setelah dua tahun mereka menikah dan memilih tinggal berdua, Cornelius dan Sofia belum juga dikaruni seorang anak.
"Dasar mulut-mulut sampah, beraninya hanya memojokkanku saja! Memangnya mereka pikir mempunyai anak itu mudah?" gerutu Sofia, yang masih mampu didengar oleh suaminya.
"Sofia, berhenti!" cetus Cornelius, yang lebih akrab disapa Lee itu. Dia mensejajarkan diri dengan sang istri, sebab dia merasa jengah, mendengar Sofia memaki-maki keluarganya.
"Bisakah kamu menjaga mulutmu?!" tanya Lee dengan tatapan tajam. Sementara Sofia menanggapinya dengan begitu santai. Dia melipat kedua tangan di depan dada, seolah menantang.
"Menjaga mulut? Apa kamu tidak salah? Seharusnya keluargamu yang melakukan itu, agar mereka tidak menghakimiku."
"Menghakimi apa yang kamu maksud?! Mereka hanya bertanya, Sofia! Jika kamu orang yang pandai seharusnya kamu bisa menilai, mana kalimat menghakimi dan mana sebuah pertanyaan!"
Mendengar Lee yang membentaknya, Sofia pun mengangkat dagunya, karena walaupun dia seorang wanita, dia tidak ingin derajatnya direndahkan. "Apakah mereka tidak bosan menanyakan hal yang sama?"
"Itu karena kamu selalu menghindar, jika kamu menjawab dengan benar, mereka tidak akan bertanya berkali-kali, atau menyarankanmu ini dan itu!"
"Cih, kamu selalu saja membela keluargamu, tanpa melihat bagaimana perasaanku!"
Lee menelan ludahnya kasar, dengan tangan yang terkepal kuat, berusaha untuk tidak mengajak tangannya untuk bicara.
"Aku sudah mencoba untuk mengertikan perasaanmu. Tapi bisakah kamu juga bersikap baik pada keluargaku, semenjak kita menikah, kamu banyak berubah!"
"Perbaiki dulu sikap keluargamu, maka aku juga akan baik pada mereka. Dan ingat, jangan hanya melihat dari sisiku saja, coba lihat kamu, mungkin kita tidak punya anak karena kamu mandul!" cetus Sofia tanpa sadar, karena kekesalannya sudah di puncak ubun-ubun.
"Apa katamu?!"
"Apa kamu tidak dengar? Kita tidak punya anak itu karena kemungkinan kamu yang mandul!"
Dan hal tersebut membuat Lee mengatupkan rahangnya dengan keras. Merasa terhina dengan tuduhan yang dilayangkan oleh istrinya.
Dia benar-benar marah, karena kesabarannya sudah habis, hingga tanpa segan Lee berteriak dengan kencang. "TUTUP MULUTMU, SOFIA!"
Deg.
Sofia langsung menelan salivanya, ketika melihat api kemarahan yang begitu nyata di mata suaminya. Dia hendak meraih tangan Lee, tetapi dengan cepat pria itu menepisnya. "Kamu sudah keterlaluan. Harga diriku seperti diinjak-injak olehmu."
Padahal selama ini keluarganya sudah banyak memberi saran untuk melakukan berbagai program kehamilan. Namun, Sofia selalu menolak dan mengatakan bahwa kelak Tuhan akan memberikan keturunan kepada mereka berdua, tanpa itu semua.
"Lee, aku—aku tidak sengaja mengatakannya," ujar Sofia dengan tergagap, mulai merasa bersalah. Namun, Lee yang sudah dikuasai amarah kembali menyentak tangan Sofia yang berusaha menahannya.
"Aku akan buktikan padamu, kalau itu semua salah! Dan jika aku berhasil, berjanjilah untuk tidak menangis!" ucap Lee, lalu melangkah meninggalkan rumah.
***
Di sebuah club.
Seorang pria paruh baya merasa cukup frustasi sebab sedari tadi dia kalah di meja judi. Namun, hal tersebut tak membuatnya menyerah, karena judi dan minum minuman keras, sudah menjadi hobinya sejak lama. Bahkan semenjak mendiang istrinya masih ada.
"Kamu sudah kalah banyak, Ren. Hutangmu yang kemarin saja belum dibayar! Awas kamu, kalau menunggak dan kabur!" sentak salah satu temannya. Dan pria bernama Rendra itu hanya terkekeh kecil, seolah semua itu bukanlah apa-apa.
"Tenang saja, aku masih punya dua anak gadis di rumah, kalau aku jual salah satunya, aku pasti bisa membayar kalian semua!" balas Rendra dengan tawanya yang renyah, nyaris tak ada beban.
Hingga beberapa kali putaran, Rendra tetap kalah dan membuatnya merasa geram. Sementara semua teman-temannya sudah meminta bayaran padanya. Bahkan ada yang terlanjur kesal, sebab Rendra tak pernah menepati janjinya.
"Cepatlah bayar, atau kamu habis malam ini!" ancamnya dengan tatapan tak main-main. Dan Rendra langsung menciut.
"Iya-iya, aku pasti bayar."
"Malam ini aku tunggu, kalau tidak, kuseret kamu ke jalanan." Pria itu mendorong Rendra untuk pergi dari ruangan, sebelum Rendra membayar maka jangan harap pria itu bisa masuk kembali ke dalam.
Ck, sialan!
Dengan otak yang dipengaruhi alkohol, Rendra pun pulang. Dan sesampainya di rumah dia langsung menarik putri sulungnya yang kebetulan baru pulang bekerja. Alicia namanya.
Alicia yang sangat terkejut tentu berusaha untuk menolak, tetapi walau bagaimanapun, dia hanyalah seorang wanita yang tidak memiliki tenaga lebih besar dari pria.
"Ayah, untuk apa aku dibawa ke mari!?" tanya Alicia seraya meronta-ronta saat dia dipaksa masuk ke sebuah club. Tempat yang tidak pernah dia singgahi untuk seumur hidupnya.
"Jangan membantah, atau kamu mau adikmu yang menanggung semuanya?!" ancam Rendra. Karena dia tahu, kelemahan Alicia hanyalah pada Ralia, sang adik yang tadi sempat menangis, karena melihat Alicia diseret seperti binatang oleh Rendra.
Mendengar itu, Alicia langsung menangis. Karena meninggalnya sang ibu, membuat kehidupannya semakin berubah. Tidak hanya sering berjudi dan mabuk-mabukkan, Rendra pun kerap memukulinya tanpa sebab.
Alicia akhirnya hanya bisa pasrah, saat sang ayah kembali menarik dirinya, karena dia tidak akan mau jika Ralia menanggung semuanya. Biarlah dia yang menderita.
Wanita cantik itu membeku, dengan isak tangis lirih saat melihat banyak pria hidung belang menelisik dan menilai penampilannya. Sumpah demi apapun dia sangat takut, namun yang bisa ia lakukan hanyalah menggigit bibir kuat-kuat.
Ibu, tolong Alicia, ibu. Batinnya dengan terus menangis.
Sementara semua pria itu mulai menawar dari harga yang paling rendah hingga harga yang paling tinggi. Dan hal tersebut membuat Alicia sadar, bahwa dia sedang dilelang oleh sang ayah. Membuat hatinya semakin hancur berkeping-keping.
Mendengar suara riuh di sudut ruangan, membuat pria yang baru saja singgah dengan asistennya, lantas merasa penasaran.
Tanpa meminta sang asisten mencari tahu, Lee melangkah mendekati tempat itu. Dia memiringkan kepala, mencoba mengintip apa yang sedang orang-orang itu perebutkan, hingga dia melihat seorang wanita bertubuh ringkih, sedang menangis di tengah-tengah maraknya tawaran.
Ada sesuatu yang membuat pria bermata tajam itu tertarik. Hingga otaknya bekerja untuk merancang sebuah rencana. Dan tiba-tiba saja, Lee berteriak. "Berapa harga paling tinggi untuk wanita satu ini?"
Zack yang merupakan asisten sekaligus sepupu Lee, merasa terperangah. Karena dia tidak mengerti kenapa Lee bertanya seperti itu.
"Lima ratus juta!" jawab seseorang yang paling terakhir menawar.
Lee menarik sudut bibirnya ke atas, lalu berkata. "2 milyar, berikan padaku!"
Dan Alicia bisa mendengar jelas suara pria itu. Dia menangis tertahan, karena ternyata manusia bisa diperjualbelikan.
Biadab!
***
Halo guysss, balik lagi nih keluarga uler-uleran. Jangan lupa subscribe, like, komen, vote serta hadiahnya yak🤗🤗🤗
Jangan lupa mampir juga ke novel ngothor yang lain, karena ini squel dari "My Sexyy Secretary"
Follow Ig @nitamelia05
Salam anu👑
Malam itu Alicia langsung dibawa pulang oleh Lee. Sebab tidak ada lagi yang menawar harga lebih tinggi dari pria itu.
Namun, tentunya bukan ke rumah yang ia tinggali bersama Sofia. Sebab dia memiliki rencana untuk menikahi Alicia secara diam-diam dan membuat wanita itu hamil.
Memberikan bukti pada Sofia bahwa dia tidak mandul. Dia adalah pria normal dan bisa memiliki keturunan.
Ego telah mendominasi otak Lee, rasa cinta yang selama ini memenuhi hatinya, seolah ikut lebur bersama hinaan yang keluar dari mulut Sofia. Hingga dia nekad untuk melakukan ini semua.
Aku ingin lihat, apa yang akan kamu lakukan ketika aku datang membawa seorang anak dari wanita lain!
Lee membatin dengan dada yang terasa bergemuruh, dia sangat emosi tiap mengingat pertengkaran hebat yang terjadi di antara mereka berdua. Semakin hari sikap Sofia benar-benar berubah.
Hingga Lee tidak mendengar Alicia yang terus menangis di kursi belakang. Wanita itu senantiasa menggigit bibirnya sambil mencengkram ujung rok yang dia kenakan, dia tidak berani mengeluarkan suara sedikitpun, karena merasa sangat takut.
Pun memikirkan nasib sang adik, dia khawatir ketika dia tidak ada. Ralia akan diperlakukan dengan semena-mena, atau bahkan bernasib sama dengannya.
Ya Tuhan … aku mohon, lindungi adikku. Aku sangat menyayanginya. Jangan buat dia sengsara.
Sementara Zack yang belum paham dengan situasi yang tengah dia hadapi, hanya mampu terdiam dibalik kursi kemudi. Sesekali dia melirik ke arah Lee, dan juga Alicia yang terlihat sangat sedih.
Sebenarnya ada apa denganmu, Kak? Batin Zack bertanya-tanya. Sebab Lee tidak bercerita apa-apa padanya.
Tak berapa lama kemudian, akhirnya mereka sampai di apartemen Lee, tempat tinggal pria itu sebelum menikah dengan Sofia. Sebelum datang, Lee sudah menugaskan satu pelayan untuk membantu Alicia bersiap-siap, dan juga anak buah untuk mengatur pernikahan mereka.
"Turunlah, dan ikuti langkahku!" ucap Lee dengan datar, ketika dia membuka pintu untuk Alicia.
Wanita berwajah kusam itu awalnya bergeming, tetapi Lee kembali bersuara, memintanya agar tidak membantah. "Aku tidak suka mengulang perkataanku. Lekas keluar, jangan tunggu aku melakukan hal lain."
Akhirnya Alicia patuh, dia mengusap air matanya dengan kasar menggunakan punggung tangan. Lalu mengikuti langkah Lee dan Zack.
Dia melihat sekeliling, mungkin jika tidak dalam keadaan tertekan, dia akan merasa sangat senang berada di tempat semewah ini. Namun, pada kenyataannya apa yang dia pijak, adalah bagian dari takdir buruknya.
Ketika mereka tiba unit apartemen, mereka langsung disambut oleh pelayan yang akan membantu Alicia. Lee sengaja menempatkan satu orang, agar tidak perlu banyak yang tahu tentang rahasianya.
"Permak dia sebaik mungkin, karena aku tidak mau wanitaku terlihat dekil!" ujar Lee, yang langsung mendapat anggukan dari pelayan tersebut.
Lantas setelah itu dia pun turut masuk ke dalam kamarnya. Dia akan membersihkan tubuhnya, dan berpenampilan sempurna. Menunjukkan pada Alicia, bahwa orang yang membelinya bukanlah orang sembarangan.
Namun, sebelum itu terjadi Zack lebih dulu menahannya. "Kak, sebenarnya apa yang sudah terjadi? Kenapa kamu ingin menikah lagi? Bagaimana dengan Kak Sofia?"
Lee menarik sudut bibirnya ke atas, membentuk senyum sinis. "Bukan urusanmu, Zack! Yang perlu kamu lakukan hanyalah tutup mulut." Kata pria itu seraya melepas jas mahal miliknya. Lalu tanpa berkata, dia meninggalkan Zack yang diliputi ribuan tanda tanya.
Hampir satu jam berlalu, Lee sudah terlihat tampan dengan balutan tuksedo berwarna hitam. Sementara Alicia memakai gaun putih tanpa lengan, lengkap dengan polesan make up yang mempercantik wajahnya.
Walaupun ini semua hanya kepura-puraan, tetapi Lee tidak mau kalau sampai anaknya kelak dicap sebagai anak haram. Jadi, dia menyiapkan sebuah pernikahan rahasia. Karena hanya ada beberapa orang saja yang menyaksikan acara sakral itu.
Sedari tadi Alicia hanya bisa menangis, apalagi saat ia menyadari bahwa ia sudah sah menjadi seorang istri dari pria yang membelinya, dia merasa kalah sebab melawan pun percuma. Dia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Di mana-mana ada penjaga, salah sedikit dia bisa mati saat itu juga.
Pukul satu dini hari, keduanya masuk ke dalam kamar. Seperti pasangan pada umumnya, Lee meminta hak pada Alicia.
"Buka bajumu!" titah Lee to the point. Namun, Alicia hanya terdiam. Sebab ini kali pertamanya dia satu kamar dengan seorang pria, dan dia tidak mungkin memperlihatkan lekuk tubuhnya dengan cuma-cuma. Dia malu, sangat malu.
"Aku bilang buka bajumu!"
Lee masih bernada rendah, tetapi Alicia belum juga menuruti perintahnya. Hingga membuat Lee merasa geram. Dia menekuk satu kakinya di sisi ranjang, lalu mencengkram dagu Alicia. "Katakan padaku, bagaimana caranya agar kamu menurut!"
Ludah Alicia tercekat, dan reflek beringsut, tetapi dia memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya dan menatap dua bola mata milik suaminya.
Deg.
Jantung Alicia seperti ingin lepas. Dia akui Lee sangat tampan, tetapi dengan cara pria itu membelinya. Sungguh membuat dia merasa bahwa pria itu bukanlah pria baik-baik.
"Aku sudah membelimu, jadi patuhlah pada semua ucapanku!"
"Bagaimana kalau aku tidak patuh padamu?" tanya Alicia dengan bibir yang bergetar hebat.
Lee tersenyum sinis, dan semakin mencengkram dagu Alicia. "Ku pastikan besok keluargamu tinggal nama."
Alicia langsung meneguk ludahnya kasar. Padahal Lee hanya menakut-nakuti gadis itu saja.
"Ba-baiklah aku—aku akan patuh, tapi dengan satu syarat." Alicia kembali buka suara, meskipun dia terbata-bata.
Lee mengernyitkan dahinya, merasa bahwa Alicia tidak tahu diri, dia sudah membayar dengan mahal, dan Alicia malah memberinya sebuah syarat. "Kamu tidak salah?"
Alicia menggelengkan kepala.
"Pastikan bahwa adikku baik-baik saja, maka aku akan penuhi semua keinginanmu," ujar Alicia dengan tatapan memohon.
Lee menyeringai tipis, dia kira syarat apa yang akan diberikan oleh Alicia. Ternyata hanya sesuatu yang begitu mudah. "Aku akan melakukannya. Dan sekarang layani aku, karena kamu harus hamil anakku!"
Tanpa menunggu jawaban, Lee mendorong Alicia hingga jatuh ke atas ranjang. Mengungkung wanita itu di bawah kuasanya. Dan Alicia tidak dapat menolak itu semua, dia pasrah saat Lee berusaha untuk melakukan kewajibannya.
Setetes cairan bening, diiringi teriakan penuh kesakitan. Membuktikan bahwa Alicia adalah gadis suci, dan Lee adalah orang pertama yang menyentuhnya.
***
Suntikan lu mempan gak tuh, Bang🙄🙄🙄
Alicia benar-benar merasa seperti wanita rendahan. Sebab dua milyar yang ada di tangan Rendra, harus ditukar dengan harga dirinya. Setiap hari dia menangis, membiarkan tubuhnya dicumbu dengan cuma-cuma dan setia menerima hentakan.
Ya, meskipun gerakan tubuh Lee terasa sangat lembut. Namun, nyatanya dia tidak menikmati itu semua, dia malah merasa seperti disayat-sayat. Hingga menyisakan lara yang begitu luar biasa.
"Jangan stress, karena itu semua akan menghambat proses kehamilanmu," ucap Lee tiap kali mereka selesai bercinta. Pria itu mengecup bibir Alicia mesra, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuh polos wanita itu.
Akhir-akhir ini Lee berubah sangat perhatian, membuat perasaan Alicia sedikit menghangat. Bahkan tiap kali mereka menyatu, pria itu kerap memanggil namanya.
Namun, semua itu Lee lakukan semata-mata untuk membuat Alicia merasa bahagia. Sebab kata dokter, memancing calon ibu dengan hal-hal yang menyenangkan, akan membuat potensi pembuahan lebih cepat.
Hingga waktu berlalu begitu saja, Lee yang masih berada di kantornya, mendengar kabar bahwa Alicia sedang muntah-muntah. Tepat pada saat itu juga, Lee langsung tersenyum sumringah. Begitu yakin bahwa Alicia telah mengandung buah hatinya.
"Zack, antar aku ke apartemen! Sepertinya istriku hamil," ucap Lee berbinar, kemudian dia keluar ruangan lebih dulu. Dengan sercecah harapan yang menggunung di dadanya.
Persetan dengan perasaan Sofia, sebab wanita itu pun tidak lagi mengerti perasaannya.
Sementara di apartemen, Alicia merasa mual yang begitu luar biasa. Hingga membuat dia bolak-balik ke kamar mandi, dan menghabiskan setengah tenaganya.
"Huwek!" Alicia berusaha untuk memuntahkan seluruh makanan yang sudah masuk ke dalam perutnya. Dia merasa aneh, karena tak dapat mencium aroma sambal yang terasa sangat menyengat.
Di belakangnya, sang pelayan dengan setia mengusap-usap punggung Alicia. "Nyonya, sebentar lagi dokter kandungan akan ke sini."
Mendengar itu, Alicia terlihat sedikit tercengang. Jangan-jangan apa yang dia alami ada kaitannya dengan kehamilan. Dia bukan wanita bodoh, yang tidak mengerti akan gejala-gejala itu. Apalagi sekarang bukanlah jadwal pemeriksaan rutin tiap minggu.
"Apakah ada kemungkinan aku hamil, Bi?" tanya Alicia pada pelayan, bola matanya yang jernih nampak berbinar. Sebab meskipun hubungan dia dan Lee tidak begitu jelas, dia akan teramat senang jika ada janin yang tumbuh di rahimnya. Sumpah demi apapun, dia tidak akan menyia-nyiakannya.
"Sepertinya iya, Nyonya. Selama di sini anda 'kan belum pernah datang bulan," jawab pelayan itu apa adanya. Membuat Alicia tiba-tiba tersenyum kecil, sangat cantik.
Tak berapa lama kemudian, dokter kandungan yang selama ini mendampingi perkembangan Alicia datang bersamaan dengan Lee dan juga Zack. Dia melakukan prosedur pemeriksaan, dan juga tes urine, untuk membuktikan bahwa Alicia benar-benar hamil.
Dokter itu tersenyum lebar, ketika melihat tes urine yang menunjukkan dua garis merah, lalu diperkuat dengan hasil pemeriksaan yang sama.
"Selamat, anda positif hamil, Nyonya," ucap sang dokter, membuat Alicia merasa begitu haru. Dia meraba perutnya yang masih rata, tak percaya bahwa ada janin kecil tumbuh di sana.
Lee mendekat dan duduk di sisi ranjang, dia mengulurkan tangan untuk sekedar mengusap pipi Alicia. "Jaga dirimu baik-baik, karena sekarang kamu tidak hanya membawa satu nyawa."
Wanita itu hanya bisa terdiam, entah apa yang dia rasakan, ketika melihat Lee dia merasa sangat bahagia, hingga tanpa meminta izin, dia menggenggam tangan pria tampan itu.
"Iya, Tuan."
***
Hari-hari Alicia lalui dengan suka duka. Sebab setiap hari dia harus muntah-muntah, dan juga mengalami efek kehamilan lainnya.
Selama ini dia tidak pernah pergi ke mana-mana. Sebab Lee tidak memberikan izin padanya walau hanya sekedar menjenguk Ralia. Semua keperluan Alicia sudah diatur oleh pelayan, dan dia hanya perlu menjaga kandungannya dengan baik.
"Astaga, Nyonya, ini masih terlalu pagi untuk makan makanan seperti ini," ucap pelayan ketika melihat Alicia sedang duduk di meja makan, dengan satu piring mangga muda.
Dia memang belum pernah hamil, jadi dia tidak tahu bagaimana rasanya ketika tidak ada yang bisa dimakan, kecuali makanan yang dilarang itu.
"Tapi aku sangat menginginkannya, Bi," ujar Alicia dengan wajah memelas. Rasanya sedih sekali ketika dimarahi seperti itu. Padahal pelayan hanya tidak ingin membuat Alicia kenapa-kenapa, sebab dia juga yang akan kena imbasnya.
"Iya tapi Nyonya belum makan. Ini bahaya, nanti ada apa-apa dengan bayinya."
Alicia menggigit bibir, karena jujur saja dia tidak berselera makan jika tidak ada Lee di sampingnya. Dia butuh pria itu, sebagai penanggung jawab bayinya. "Aku tidak nafsuu makan kalau tidak ada Tuan, Bi," Lirih Alicia sambil menundukkan kepala, seolah apa yang telah ia katakan adalah sesuatu yang salah.
Pelayan itu mengangguk paham, lalu dia meninggalkan Alicia untuk menelpon Lee. Berharap sang tuan mau menuruti kemauan istrinya yang sedang hamil.
Sementara Alicia hanya duduk dan termenung, hingga dia tersadar bahwa saat-saat seperti ini adalah saat yang paling menyenangkan untuk pasangan sungguhan. Di mana kita bisa menciptakan momen terbaik dengan si kecil, saat masih ada dalam kandungan.
"Ehemm!"
Entah sudah berapa lama Alicia duduk di depan meja makan. Hingga dia sangat terkejut ketika mendengar sebuah deheman keras seorang pria. Dia menoleh cepat, dan melihat Lee yang berjalan dengan satu paper bag di tangannya.
Wajah Alicia berubah sumringah. "Tuan?"
"Aku membawakanmu sesuatu, jadi kamu harus makan!" ucap Lee sambil menarik kursi di samping Alicia. Sementara wanita itu terus terdiam, dan memerhatikan gerak-gerik pria tampan itu, hingga Lee mengulurkan sendok ke depan mulutnya.
Seperti sihir, Alicia langsung melahapnya. Dan rasanya sungguh sangat enak, berbeda ketika dia makan dari tangannya sendiri.
Disela-sela Alicia mengunyah, Lee menyempatkan untuk mengusap perut wanita hamil itu. Membuat Alicia tertegun dan berubah salah tingkah.
"Habiskan cepat, karena aku harus kembali ke kantor," ucap Lee, karena dia datang hanya demi anaknya yang sedang berkembang. Dia ingin memberikan yang terbaik, meskipun Alicia bukanlah wanita yang dia cinta.
***
Beberapa kali cusss langsung melendung ye, Bang😂😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!