Zahira yang sedang berada di dalam mobil, melirik sejenak ke arah kaca.
"Perfect...aku rasa dengan penampilan ini sudah cukup untuk bisa membuat laki-laki itu mundur dalam perjodohan sialan ini." Zahira tersenyum puas, lalu keluar dari dalam mobilnya.
Saat itu juga Zahira menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di depan sebuah restoran. Penampilan Zahira kini memang benar-benar sangat berbeda dari imagenya yang sebenarnya.
Zahira berpenampilan seperti seorang gadis berandalan, memakai setelan celana robek di bagian lutut, bermake up gotic dan rambutnya dia buat ikal berantakan.
"Yes berhasil, orang-orang yang memperhatikan aku sekarang ini, pasti sudah mengira aku ini gadis gila yang berani datang ke restoran mewah dengan penampilan berandal seperti ini," batin Zahira girang.
Zahira masuk ke dalam restoran itu, sama halnya dengan orang-orang yang melihatnya diluar tadi, di dalam pun dia menjadi pusat perhatian.
Zahira mencari meja nomer 10, tempat pertemuannya bersama pria yang akan dijodohkan dengannya.
"Maaf nona, bisa saya bantu?" tanya seorang receptionist restoran mewah itu ramah.
"Meja nomor 10 dimana ya, saya ada janji dengan seseorang," jawab Zahira.
"Oh, meja no 10 ada di sebelah pojok kanan nona, sudah ada seorang pria juga sedang menunggu disana."
"Ok, terima kasih."
Zahira pergi ke arah meja yang ditunjukan receptionist itu. Dan memang benar sudah ada seseorang yang menunggunya disana. Semakin Zahira berjalan mendekat semakin jelas paras pria bersetelan jas kasual itu.
"Astaga, mungkin dia memang tampan tapi sumpah dia bukan tipe ku. Aku tidak suka laki-laki berpenampilan jas seperti ini," batin Zahira lagi.
Sesampainya di meja nomor 10, kedatangan Zahira membuat pria yang sejak tadi fokus melihat layar ponselnya itu melirik Zahira dengan sorotan mata tajamnya. Seketika itu jantung Zahira berdegup kencang, bukan karena wajah tampan yang dimiliki oleh pria itu.
Tetapi Zahira mengenali siapa pria di hadapannya ini. Pria itu adalah mantan seniornya di kampus, tepatnya mantan senior super galak yang suka membuat mahasiswi-mahasiswi junior seangkatan Zahira menangis dulu saat Ospek. Namanya pun Zahira masih ingat, dia Arka.
"Apakah anda Zahira?" tanya Arka sambil berdiri.
"Ya...aku Zahira, kamu?"
"Saya Arka,"
"Ternyata benar, aku tidak percaya jika Arka yang akan dijodohkan denganku itu dia," batin Zahira kesal.
"Silahkan duduk mau pesan apa?" tanya Arka kemudian.
"Kamu yang traktir?" tanya balik Zahira.
"Tentu saja." Arka memanggil salah satu waitress. Lalu waitress itu memberikan buku menu pada Arka dan Zahira.
"Waw, makanan di restoran ini sepertinya lezat semua. Aku mau pesan ini, ini, ini, ini, ini, dan ini," kata Zahira sambil menunjuk satu persatu makanan di buku menu itu.
"Kamu serius bisa menghabiskan semua makanan ini?" tanya Arka heran.
"Ya tentu saja, aku memang suka makan banyak. Memang kenapa tidak boleh ya?"
"Tidak, hanya saja baru kali ini ada wanita yang mau makan bersama saya dalam jumlah pesanan yang banyak," Arka terdiam sejenak, "Tapi tidak apa-apa itu menarik."
"Aku memang sengaja bodoh! agar kamu tidak suka padaku!!" ucap batin Zahira.
"Lalu kamu sendiri tidak pesan makanan?" tanya Zahira.
"Tidak...aku sedang tidak berselera untuk makan. Cukup minum kopi ini saja."
Mendengar hal itu ,waitress tadi langsung pergi.
"Baiklah sambil menunggu pesanan anda datang, kita langsung bicarakan tentang perjodohan ini. Bagaimana? karena aku tidak punya banyak waktu luang dan harus segera kembali ke kantor."
"Memangnya kamu mau dijodohkan begitu saja, oleh orang tuamu ah maksudku kakekmu?" ralat Zahira.
"Tentu saja tidak, hanya saja dari semua wanita yang dipertemukan dan dijodohkan oleh Kakek saya, anda yang paling menarik perhatian saya."
"Apa dia bilang, menarik?? astaga, mata dia sakit apa? pria berjas rapi seperti ini tertarik pada gadis berpenampilan berandal sepertiku ini. Dia benar-benar pria gila !!" ucap batin Zahira merasa heran.
"Wah...wah...apa kamu yakin? Pria berjas rapi seperti kamu mau dijodohkan dengan gadis sepertiku."
"Ya itu memang aneh, saya juga heran kenapa kakek mau menjodohkan saya dengan anda? Jelas-jelas anda berbeda dari wanita-wanita yang sebelumnya dijodohkan pada saya. Saya memang tidak sempat melihat foto anda karena saya pikir anda adalah orang yang berpenampilan sama dengan wanita-wanita sebelumnya," jelas Arka panjang lebar.
"Ah sial! sepertinya aku salah berpenampilan seperti ini. Ok semoga rencana selanjutnya akan berhasil," batin Zahira tidak mau menyerah.
Tak lama kemudian seorang waitress datang membawa semua pesanan yang dipesan oleh Zahira.
"Wah! akhirnya datang juga pesananku, aku makan dulu ya. Perutku sudah lapar!" seru Zahira girang, dan langsung menyantap makanannya.
"Pelan-pelan saja makannya, kamu bisa tersedak nanti."
Benar saja apa yang dikhawatirkan Arka, Zahira langsung tersedak. Arka menyodorkan segelas air putih kepada Zahira, tapi Zahira tidak mau dia lebih suka minum jus.
"Haah, segaaar! ayo kamu boleh makan salah satunya ko." kata Zahira lalu melanjutkan makannya.
"Hanya dengan melihatmu seperti ini saja saya sudah merasa kenyang."
Zahira menghabiskan semua makanan itu tanpa tersisa. Tiba-tiba dia bersendawa cukup keras membuat pengunjung restoran lain merasa risih.
"Ups... sory! Kelepasan," Zahira nyengir kuda. "Semua makanan ini benar-benar lezat jadi..." Zahira tiba-tiba berhenti bicara.
"Jadi, jadi apa?"
"Jadi sudah saatnya aku harus ke toilet, untuk membenarkan riasan wajahku yang cantik ini," Zahira beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi ke arah toilet.
Arka yang memperhatikan tertawa kecil saat Zahira sudah tidak ada.
"Saat ini isi perutnya pasti sedang berperang. Gadis gila ini, apa kakek benar-benar tidak salah pilih?" gumam Arka.
***
Sementara di dalam toilet wanita, Zahira sedang memuntahkan semua isi perutnya karena mual. Untung saja tidak ada siapapun di dalam toilet.
Sudah merasa baikan, Zahira berjalan menuju wastafel untuk mencuci mulutnya lalu melihat wajahnya yang pucat karena masih sedikit merasa mual.
"Aku benar-benar sudah gila, nekad memakan semua makanan itu. Ini semua karena pria tengil itu. Oh, aku harap setelah ini, aku tidak akan bertemu kembali dengannya!!" umpat Zahira sedikit berteriak.
Melihat ada seseorang yang masuk, Zahira langsung membenarkan penampilannya lalu berjalan keluar pintu toilet.
Saat Zahira kembali ke meja no.10, Arka tidak ada di kursinya. Hanya ada sebuah kertas memo diatas meja yang sudah dibersihkan.
"Maaf saya tidak bisa menunggu anda lebih lama lagi, karena harus segera ke kantor. Pertemuan berikutnya mungkin akan saya atur kembali. Oh ya bill sudah saya urus," tutur Zahira membaca tulisan di memo itu.
"Astaga dia kan tinggal meneleponku atau mengirim chat, kenapa harus pakai memo seperti ini? Terus apa maksudnya pertemuan kembali? kita itu tidak akan pernah bertemu kembali! " oceh Zahira sambil memasukan memo itu kedalam saku celananya lalu pergi meninggalkan restoran dengan perasaan kesal.
**********
Next eps...
**Hallo salam kenal semua dari author yang geje ini. 😁
Semoga novel ini bisa menghibur semua reader yang yang lagi jomblo maupun yang udah punya pasangan. Soalnya author rasa novel ini bisa bikin baper tingkat tinggi.😅
(authornya kebanyakan nonton film drakor)
Jangan lupa like, rate, vote, komen dan klik favorit nya ya..😘😘🤗**
Esoknya di kampus, Zahira sedang berada di kantin bersama sahabatnya yaitu Milla.
"Jadi gimana kelanjutan cerita yang kemarin Ra? kamu sih malah ketiduran di tengah cerita," keluh Milla sambil menyeruput Minumannya.
"Kemarin itu aku benar-benar mual, ditambah kepalaku pusing. Setelah minum obat pereda mual, aku tidak tahu kapan aku tertidur," jelas Zahira.
"Lagipula kamu berani sekali memakan semua makanan itu, hanya untuk bikin pria itu mundur dari perjodohan kakek kalian. Kamu yakin Ra, dia akan membencimu hanya karena itu?" tanya Milla.
Zahira melihat layar ponselnya, "Aku yakin sejak pertemuan kemarin, dia belum menghubungiku lagi. Jadi jawaban apa lagi yang ada jika bukan karena dia tidak tertarik padaku."
"Mungkin saja, ya sudahlah nanti malam kamu mau datang ke acara ultahnya Keysa? katanya bakalan seru. Sudah lama sekali kan kita tidak bersenang-senang dengan teman-teman," ajak Milla semangat.
Zahira yang setuju dengan ide Milla, tersenyum. "Ok! Kita harus cari kado ulang tahun untuk Keysa dulu, selesai kuliah nanti."
"Ok! Kita ke toko suvenir langganan saja.
Setelah itu kita salon dulu untuk perawatan bagaimana?!"
"Ok!!" jawab Zahira semangat.
***
Malam harinya tepat jam 8 malam, Zahira datang bersama Milla ke pesta ultahnya Keysa, sahabat sekaligus teman satu kelas mereka di kampus. Acara itu diadakan di taman belakang rumah Keysa yang cukup luas untuk dijadikan tempat berpesta.
Keysa memang cantik hari ini, tapi ada seorang gadis yang lebih cantik dari pemilik pesta ultah itu. Gadis itu adalah Zahira, kecantikannya selalu menarik perhatian orang-orang di sekelilingnya.
Apalagi dress pendek berwarna peach yang membalut tubuh rampingnya dan memperlihatkan kemulusan sebelah pundaknya itu membuat Zahira tampak sexy dan manis.
"Hai Sa! happy birthday ya..." kata Zahira seraya memberikan kado ultah untuk Keysa.
"Kamu sangat cantik malam ini lho!" puji Milla pada Keysa.
Keysa tersenyum, "Mau secantik apapun, tidak akan bisa secantik Zahira. Lihat semua mata laki-laki disini tertuju pada Zahira."
"Jangan berlebihan kalau memuji," kata Zahira tersipu.
"Keysa katanya kamu mengundang Dj Tomy, benarkah?" tanya Milla kemudian.
"Iya benar, ayo dia ada di dekat kolam renang. Teman-teman yang lain juga berkumpul disana!" seru Keysa.
"Wah... seru nih, ayo ra! kita beraksi!!" ajak Milla semangat.
"Ayo!!"
***
Dj Tomy memainkan musik beat yang mampu membuat semua tamu yang datang menggoyangkan badannya. Diantara para tamu yang menari di dekat kolam renang, 3 orang gadis yang paling menarik perhatian adalah Zahira, Milla dan Keysa.
Mereka bertiga memang selalu menjadi pusat perhatian jika sedang bersama di kampus, karena kelebihan yang mereka punya masing-masing. Seperti Zahira yang memiliki kecantikan tiada tara, Milla jago olah raga dan bisa beladiri sedangkan Keysa adalah mahasiswi terpintar sejurusan.
"Eh disana ada Kakak-kakak sepupuku! " kata Keysa.
"Kakak sepupumu?" tanya Milla.
"Iya, Ayo kalian berdua ikut saja nanti aku kenalkan pada mereka, kalian juga mengenal salah satunya. "
"Serius kamu Sa?!" tanya Zahira.
"Iya, ayo kita temui mereka."
Keysa membawa Zahira dan Milla menemui sepupunya. Mereka terlihat sedang berbincang-bincang santai menghadap ke arah kolam renang.
"Arka!! Dani!! " panggil Keysa, membuat keduanya menoleh.
Mendengar nama Arka disebut Zahira spontan terkejut, saat melihat lebih dekat ternyata benar yang Keysa panggil itu orang yang paling tidak mau Zahira temui.
"Oh, my god! Serius itu Arka?! dia sepupu Keysa?! bagaimana ini?semoga saja dia tidak mengenaliku yang berpenampilan seperti ini." batin Zahira sedikit gugup.
"Wah Keysa, selamat ulang tahun ya. Semoga tambah cantik dan tambah pintar," ujar Dani seraya mencium pipi Keysa.
"Apaan sih, memangnya aku anak kecil?"
"Kalau aku berbeda, aku doakan agar kamu cepat lulus dan kemudian menikah," canda Arka tanpa tertawa.
"Ih apaan sih Arka, aku belum mau menikah tau. Emm...oh iya aku mau mengenalkan sahabat-sahabatku pada kalian berdua."
Dani merasa tertarik, "Oh ya! kami juga tadi melihat kalian sedang menari bersama. Kalian keren banget, Arka saja sampai tidak berkedip lho. Sepertinya ada yang menarik perhatiannya," goda Dani sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Oh ya, beneran? siapa?" tanya Keysa.
"Entahlah... hanya dia yang tahu," jawab Dani mengedikkan bahunya.
Arka yang dibicarakan hanya bersikap tenang sambil minum softdrinknya.
"Ya sudah kalau begitu aku kenalkan sahabatku Milla dan Zahira, dua pria tampan ini sepupu -sepupuku Dani dan Arka. Kalau Arka, kalian sudah kenal pastinya. Ingat tidak yang jadi ketua panitia ospek yang super galak waktu itu," ujar Keysa.
Milla Menutup mulutnya. "Iya benar! itu berarti..." Milla melirik Zahira.
Zahira memberi isyarat Milla agar diam dengan sorotan matanya, Milla yang mengerti maksud Zahira langsung diam.
"Apa kita pernah bertemu sebelumnya? Rasanya wajahmu familiar," tanya Arka pada Zahira.
"Apa? tentu saja. Kita kan kuliah di satu kampus yang sama," jawab Zahira sambil tersenyum dipaksakan.
Saat itu juga Arka yang melihat Zahira tertegun. Zahira juga menatap Arka, mereka berdua saling tatap.
"Jangan lama-lama memandang Zahira Arka, kamu bisa jatuh cinta padanya lho," ujar Keysa menggoda Arka.
"Aku mau ke toilet dulu ya," ujar Zahira lalu beranjak pergi.
***
Setelah beberapa menit Zahira keluar dari toilet, ia terkejut saat Arka tiba-tiba sedang berdiri menunggunya sambil bersender di dinding.
"Ikut saya sebentar," Arka menarik tangan Zahira mencari tempat yang lebih sepi.
"Kamu mau apa?! tunggu dulu!"
Arka tidak menghiraukan Zahira, Dia terus menggandeng tangan Zahira dan membawannya hingga sampai di tempat yang sepi dari tamu yang lain.
"Kamu gila ya?!" Zahira mencoba melepaskan tangannya tapi genggaman Arka sangat kuat.
Arka tiba-tiba menyudutkan Zahira ke batang pohon yang besar.
"Kamu mau apa?!" tanya Zahira sangat kesal.
"Gadis di restoran kemarin itu kamu kan? kalian satu orang yang sama," Arka balik bertanya.
Zahira terkejut, "Apa maksud kamu, aku tidak mengerti?" Zahira berusaha mengelak.
Arka yang merasa kesal karena Zahira masih belum mau berkata jujur, meninjukan tangannya ke batang pohon tepat disamping telinga Zahira.
Hal itu membuat Zahira reflek memejamkan matanya karena terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Arka akan berbuat hal seperti itu. Zahira membuka matanya perlahan, dia melihat wajah Arka begitu dekat.
Dengan spontan Zahira mendorong tubuh Arka ke belakang, "Kamu mau menggertaku dengan tinjuan hah! kamu mau bertindak keras terhadap wanita?! kamu itu gila!! saat Ospek dulu juga, kamu itu yang paling tempramen. Apa membuat orang lain takut padamu itu membuatmu hatimu senang?! kalo iya kamu itu memang sakit jiw_"
Melihat ada yang datang, Arka reflek membungkam Mulut Zahira bukan dengan tangannya melainkan oleh bibirnya. Kedua tangannya mengunci erat kedua tangan Zahira ke batang pohon agar tidak berontak.
Kedua pasangan itu terkejut melihat pemandangan di depannya.
"Hei kamu bilang tadi ada yang teriak-teriak. Lihat mereka bukan sedang bertengkar tapi sedang berpacaran," bisik pasangan yang lewat itu.
"Wah so sweet... ciuman di bawah pohon seperti itu romantis juga ya sayang. Lain kali kita coba," ujar si wanita girang.
"Stt...kamu ini, ayo pergi nanti mereka terganggu," ujar si pria membawa pacarnya pergi.
Dirasa sudah tidak ada orang lagi, Arka melepaskan bungkaman bibirnya. Zahira menatap Arka tajam lalu dia menampar Arka cukup keras. Membuat Arka terkejut.
"Aku sangat membencimu dari dulu hingga sekarang. Aku harap ini adalah pertemuan terakhir kita. Soal perjodohan itu aku tidak akan melakukannya denganmu," ujar Zahira lalu pergi meninggalkan Arka sambil mengusap bibirnya.
Arka menyenderkan punggungnya di pohon, dia mengusap wajah dan rambutnya. Terbayang saat dia membungkam bibir Zahira karena Zahira terus berbicara dengan nada tinggi. Membuat Arka tertawa sendiri sambil geleng-geleng kepala.
"Dasar bodoh apa yang sudah aku lakukan." Arka memegang pipinya. "Ah sial, pukulannya sakit juga. Kuat sekali tenaganya."
**********
Next eps...
Zahira berjalan melewati kerumunan orang sambil melamun, bayangan saat Arka mencium bibirnya masih teringat.
"Apa dia tahu dia telah melakukan hal yang paling bodoh tadi?! Aku tahu dia melakukannya untuk menghentikanku berteriak, tapi apa harus dia membungkam mulutku dengan bibirnya sendiri ?!!!" Batin Zahira masih kesal.
Saat sudah berada di dekat kolam renang Zahira melihat Milla,Keysa, dan Dani masih mengobrol. Zahirapun berjalan ke arah mereka, tapi tiba-tiba kakinya menyandung sesuatu dan terjatuh.
"Astaga Zahira! kamu tidak apa-apa?" tanya Seorang gadis yang memakai dress biru muda, sambil mengulurkan tangannya, memberikan bantuan. Dia adalah Bella, salah satu mahasiswi sejurusan dengan Zahira dan merupakan sepupu dekat Zahira.
Zahira menatap Bella tajam, dia menepis tangan Bella lalu berdiri sendiri.
"Ya ampun Zahira, aku tulus lho menolong kamu. Kenapa kamu menepis tanganku?" tanya Bella dengan nada memprovokasi.
"Oh ya, tidak ada kata-kata yang tulus dari orang yang punya niat mencelakai orang lain seperti kamu." tatap Zahira dingin.
"Maksud kamu tadi aku yang membuatmu terjatuh? Bukankah kamu jatuh dengan sendirinya, kamu saja yang jalannya tidak benar mungkin." balas Bella tidak mau kalah.
"Aku tidak akan terjatuh, jika kakiku tidak ada yang menyandungnya dengan sengaja, disinikan tidak ada batu atau benda apapun yang menghalangi."
Bella melihat kearah bawah, ucapan Zahira memang ada benarnya tidak ada apapun di bawah sana. Bella mulai merasa sedikit terpojok.
Zahira mendekati Bella lalu berbisik. "Bukankah aku sudah pernah mengatakan sebelumnya, kamu harusnya berpikir dahulu sebelum mencari masalah denganku."
"Apa?" Bella hendak mengelak lagi tapi Zahira langsung meluncurkan serangannya.
"Karena hanya dress ku yang menjadi kotor, mungkin akan adil jika dressmu menjadi kotor juga." Zahira mengambil segelas softdrink berwarna merah yang dipegang oleh Bella, lalu dia menyiramkannya ke arah dress nya Bella.
"Aahk!! kamu!!" Bella tidak terima dress nya kotor disiram oleh Zahira, dia langsung menarik rambut Zahira dan menjambaknya cukup keras.
Suasana pesta menjadi gaduh, karena pertengkaran Bella dan Zahira. Sebagian ada yang tertawa dan hanya menonton karena jika dua orang wanita yang sedang bertengkar itu terlihat lebih seram dan sulit dipisahkan.
"Hey! lihat ada yang bertengkar disini!"
"Wah!! lagi-lagi Zahira vs Bella, kira-kira siapa yang menang kali ini." seru salah satu dari tamu yang lain.
"Kalian ini bagaimana?!! ayo cepat pisahkan mereka berdua!!" teriak Rani teman dekatnya Bella.
Zahira berusaha melepaskan tangan Bella dari rambutnya, dia berusaha berontak. Milla, Keysa dan Dani yang melihat keributan itu dari jauh langsung berlari menghampiri, tapi baru saja mereka bertiga mau memisahkan Bella dan Zahira.
Kedua gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh menyebur ke kolam renang.
"Aahk!!! Zahira!!" teriak Milla.
"Bella!! " teriak Rani juga.
"Dani cepat tolong Zahira dia tidak bisa berenang, kolam ini lumayan dalam."
"Apa?! astaga..." Dani buru-buru melepas kancing dan hendak melepas kemejanya tapi ada seseorang yang mendahuluinya menyebur ke dalam kolam.
"Itu Arka kan yang sedang menyebur ke kolam?" tanya Keysa.
"Iya benar, wah pertolonganku sudah tidak dibutuhkan lagi kalau begitu. Dia juara renang tingkat SMA dulu pasti dia bisa menolong Zahira."
"Oh ya, kamu yakin?!" seru Milla.
"Yakin, tenang saja." jawab Dani sambil tersenyum.
Bella yang bisa berenang, bisa menepi ke pinggir kolam dibantu oleh Rani yang menariknya ke atas kolam.
Sedangkan semua orang menunggu Arka berhasil membawa Zahira ke atas air. Dan hanya dalam waktu yang singkat Arka bisa membawa Zahira keluar dari kolam.
Milla dan yang lainnya berlari ke arah tangga kolam renang. Arka yang masih berpakaian lengkap terlihat basah kuyup, dia naik ke atas tangga sambil menggendong Zahira.
Zahira yang masih setengah sadar terkejut saat menyadari dirinya digendong oleh Arka.
"Dia yang menolongku keluar dari kolam tadi ? "
Arka melirik Zahira yang menatapnya sedari tadi, Zahira menjadi salah tingkah.
"Turunkan aku..." kata Zahira tanpa melihat ke arah Arka.
"Aku akan menurunkan kamu tapi tidak disini."
"Arka segera bawa Zahira ke dalam rumah, aku akan menyiapkan pakaian ganti untukmu dan Zahira." ujar Keysa berhenti sejenak. "Oh ya untuk teman-teman silahkan melanjutkan party- nya. Aku akan segera kembali." Keysa mengikuti Arka diikuti oleh Milla dan Dani.
Zahira hanya bisa pasrah karena tubuhnya kedinginan dan masih merasa lemas. Dia merasakan suhu tubuh Arka menghangati tubuh Zahira yang kedinginan.
Arka memang pria yang tampan, tapi melihat wajah Arka dengan penampilan rambutnya yang basah, membuatnya terlihat lebih cool dan sexy. Membuat Zahira sedikit tergoda.
Zahira tiba-tiba menutup wajah dan menggeleng-gelengkan Kepalanya. "Astaga Aku sudah gila, sadar Zahira... pria ini adalah orang yang paling kamu benci... apa yang kamu pikirkan ?!" batin Zahira.
***
Zahira yang baru selesai berganti pakaian ditemani Milla dan Keysa, berjalan menuju balkon belakang rumahnya keysa yang ada di lantai 2. Disana sudah ada Arka dan Dani yang sedang melihat suasana party dari atas balkon.
"Wow Arka! kamu terlihat tampan dengan kemeja abu-abu itu." puji Keysa.
"Lihat Zahira juga cantik kan, dengan dress ini. " kata Milla sambil melirik Arka.
Zahira memelototi Milla, Milla hanya nyengir kuda.
"Gimana keadaan kamu ra, sudah baikan?" tanya Dani melihat Arka tidak bertanya apa-apa.
"Ya, sudah agak mendingan. Hanya saja kepalaku masih sakit gara-gara rambutku dijambak oleh nenek sihir itu." jawab Zahira.
"Si Bella itu ya, kayanya suka sekali mengganggu kehidupan kamu ra. Kalo tadi aku ada bersama kamu, aku pasti ikut jambak rambut dia." gerutu Milla sambil meninju-ninju kedua tanganya.
Dani tertawa kecil, "Milla lucu juga ya ekspresinya kalo sedang kesal."
"Apa? emm...apaan sih orang lagi serius juga." Milla mendadak salah tingkah.
Tentu saja Zahira dan Keysa sudah tau sifat sahabatnya ini kalau sedang gugup dan salah tingkah.
Terdengar ponsel Keysa berdering, lalu dia mengangkat panggilan itu. "Iya, ada apa?..." Keysa terdiam sejenak. "Suruh mereka naik ke balkon atas aja." Keysa menutup panggilannya.
"Siapa Key? " Tanya Dani.
"Bella sedang berjalan kemari." jawab Keysa.
"Serius! mau apalagi dia?!" tanya Milla kesal.
"Jangan ada yang bertindak ceroboh, kita lihat dulu tujuan dia datang kesini." ujar Arka menenangkan suasana.
Bella datang dan ternyata tidak sendiri, dia ditemani oleh Damar. Pacar Bella saat ini sekaligus mantan kekasih Zahira.
Setiap melihat Bella dan Damar bersama, Zahira pasti merasa kesal. Karena penyebab berakhirnya hubungan dia dan Damar, itu adalah Bella menghianati Zahira dengan menikungnya dari belakang. Bella merebut Damar dari sisinya.
Sebenarnya Hubungan Zahira, Milla dan Bella dulu sangat dekat sejak dari SMA. Tapi penghianatan Bella membuatnya keluar sendiri dari tali persahatan mereka dan tergantikan oleh Keysa yang masuk ke dalam persahatan Zahira dan Milla saat kegiatan ospek di kampus 2 tahun yang lalu.
"Sory kami mengganggu waktu kalian." Ujar Damar yang menggenggam tangan Bella, Bella masih memakai dress basah, yang di rangkap oleh jaket milik Damar.
"Tidak apa-apa..." jawab Keysa berusaha bersikap tenang. "Oh ya, bagaimana keadaan mu Bella? Kamu sepertinya butuh pakaian yang baru, kamu boleh pinjam pakaianku ko."
"Aku baik-baik saja, lagian aku akan pulang setelah ini. Aku hanya ingin minta maaf pada Zahira atas kejadian tadi." Bella menatap Zahira. "Kamu mau memaafkanku kan ra?" tanya Bella.
Zahira tidak menjawab, dia masih sangat kesal dengan perbuatan Bella malam ini, yang dia yakini memang sengaja ingin mencelakainya.
"Sudahlah lupakan saja, aku harap kamu tidak mengulanginya lagi. Karena jika hal tadi terulang lagi, aku tidak akan tinggal diam walaupun kamu itu sepupuku." kata Zahira tegas.
Bella tersenyum, "Thank's ra, kalau begitu aku pulang duluan ya." Bella yang hendak pergi menghentikan langkahnya. "Oh ya Keysa, thank's buat undangan party nya. Next aku juga akan bikin party yang seru juga di ulang tahunku nanti. Kalian semua harus datang. Ok!"
Damar melirik Zahira sebelum pergi, Zahira yang menyadari tatapan Damar, langsung memalingkan pandangannya ke arah lain.
Dari kejadian itu Arka yang hanya memperhatikan, mengerti sesuatu yang terjadi antara Zahira dan Bella.
Bella dan Damar sudah pergi.
"Dia itu pasti tidak tulus tuh berbicara seperti itu pada Zahira. Dia hanya berpura -pura bersikap baik karena ada Damar." Celetuk Milla kesal, saat Bella dan Damar sudah tidak terlihat.
"Oh ya? sepertinya ada suatu kesalah pahaman yang terjadi diantara Kalian. Adakah yang mau bercerita?" tanya Dani mencoba menghangatkan suasana.
"Yang tau akar permasalahannya hanya Zahira dan Milla, dan itu panjang untuk diceritakan. Lebih baik kita kembali ke taman, kasian teman-temanku yang lain. Kita lanjutkan party - nya." ajak Keysa pada yang lain.
********
**Next Eps...
Jangan lupa like, rate, vote, komen dan klik favoritnya ya 😉 untuk mendukung author agar terus berkarya**
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!