Hari ini, tepat dua tahun saya dan mas Surya mengikrarkan janji suci kami, sehidup semati dan sampai maut memisahkan.
Dalam sebuah pernikahan, itulah janji kami berdua, dan hari ini juga, aku baru tahu kalau Tuhan menganugerahkan, seorang malaikat kecil tumbuh dalam rahim ku.
setela aku tahu, aku sangat bahagia. Karena selama ini mas surya, selalu bilang kalau ia menginginkan seorang anak, dan mertua aku juga sering sekali menyindirku katanya jangan-jangan aku mandul.
Gak bisa melahirkan, tapi aku selalu diam walaupun perkataan ibu mertua sangat menyakitkan, tapi aku selalu pasrahkan semua pada Allah.
karena mas surya sudah berangkat kerja jadi saya sengaja gak beritahu mas surya, karena rencana aku juga mau buat kejutan nanti malam untuk mas surya, aku sudah pesan tempat untuk dinner romantis nanti.
Karena selama aku dan mas surya menikah, kasih sayang dan perhatian mas surya sampai sekarang gak perna berubah, jadi biar nanti malam baru aku beritahu mas surya soal kehamilannya dan siapa aku sebenarnya.
Karena jujur, selama aku menikah dengan mas surya banyak sekali rahasia yang aku simpan. Karena selama ini pernikahan kami disetujui oleh orang tuaku.
katanya mas surya, bukan laki-laki yang baik, tapi aku menantang orang tua ku dan aku keluar dari rumah meninggalkan semua kemewahan semua demi cintaku pada mas surya.
Aku mengambil HP yang ada di atas balas aku sengaja menelepon mas surya, tanya jam berapa pulang.
"Hallo mas,"
"Halo juga dek, kenapa tumben telepon mas".
" Iya maaf mas, aku hanya mau nanya mas pulang jam berapa..?". tanya ku.
" Eeh.. belum tahu dek pulang jam berapa soalnya mas, ada pekerjaan di luar jadi mungkin agak telat pulang."
"Loh kok gugup gitu mas, ada apa." karena aku dengan mas surya kayak gugup gitu, jawab pertanyaanku, kaya ada yang disembunyikan
"Uhhh gapapa dek, itu hanya perasaan kamu aja." Sudah ya dek mas banyak kerjakan nih, mas matiin dulu ya nanti lanjut lagi."
Belum juga aku jawab mas surya sudah keburu matiin teleponnya membuat hatiku merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan oleh mas surya, tapi apa.
Ah gak boleh berpikiran buruk pada suami, dia lagi kerja. Akhirnya aku telpon ke restoran milik aku meminta sama manajer untuk mempersiapkan tempat dinner terbaik untuk kami malam ini.
Tanpa pengetahuan mas surya. saya punya segalanya, tapi yang mas surya dan keluarganya tahu saya ini anak jalanan yang sudah tak punya orang tuan dan miskin aku sengaja membohongi mas surya, dan keluarga nya, aku sengaja mengatakan seperti itu.
Karena aku mau tahu apa benar seperti yang di katakan orang tua ku, apa mereka mau menerima aku apa adanya .
sehingga aku dipandang sebelah mata oleh keluarga besar mas surya, bahkan aku tak lepas dari hinaan dan cacian yang sering aku dapatkan, tapi aku menepis itu semua, aku bisa sabar dan tahan selagi mas surya masih sayang dan setia sama aku.
Tuuttttt Tuuttttt.
"Hallo bos, ada yang bisa saya bantu.
"Halo juga dre, aku mau kamu siapkan ruangan khusus di restoran untuk dinner romantis nanti malam buat musik juga ya." umatku menjelaskan pada andrew orang kepercayaan ku direstoran.
"Oh ok bos, siap laksanakan".
Setelah aku selesai menelepon andrew, aku kembali menyimpan HP di balas dan bergegas ke kamar mandi karena mungkin ini kehamilan pertamanya jadi agak sedikit mual.
Nanti rencana setelah malam aku beritahu mas surya, besok aku pergi cek kedokteran.
Selesai aku keluar dari kamar mandi aku dengar teriakan dari bawa, hummm siapa lagi kalau bukan ibu mertua masih jam seguni sudah buat ngadu.
Cessiiii turun kamu, ngapain sih dari tadi di kamar Mulu, jadi istri gak berguna, sudah miskin hanya bikin pusing suami aja. karma juga gak dasar pemalas.
kata-kata ini sering sekali aku dengar dari mulut mertua, bukan hanya mertua adek dan kakaknya mas surya juga pak bedah jauh, tapi aku sabar.
"Ma, kenapa sih teriak-teriak gitu satu hari aja bisa gak ma, gak isa teriak, Cessie juga punya telinga ma." jawabku gak mau kala.
"He, mantu kurang ajar berani sekali kamu melawan mama ya,"
"Ma, apa yang mau mama bicarakan". biarkan aku sudah dicaci maki aku masih berusaha meladeni mertua dengan lembut.
"Sana kamu masak gak ada makanan sama sekali mama lapar. Sinta juga nanti kalau bangun pasti lapar. "Ujar mertuaku pada hal Sinta itu sudah anak gadis tapi malasnya minta ampun.
Karena aku malas berdebat aku pergi ke dapur dan membuka kulkas apa yang ada di kulkas itu yang aku masak, karena selama ini setahu aku, gaji mas surya itu sebelas juta, tapi, hanya dua juta mas surya kasih ke aku susahnya berikan sama mama dan juga Sinta untuk keperluan mereka.
Aku gak banyak nuntut karena tanpa sepengetahuan mas surya uang di atm ku miliaran, jadi gapapa yang kurang aku tambahin, Untuk keperluan rumah tangga. selagi mas surya gak macam-macam karena selama ini mertuaku selalu menyuruh mas surya cari perempuan lain dan ceraikan aku yang katanya miskin dan mandul.
Setelah selesai masak aku menyimpan semua di meja makan dan kembali ke kamar. Eh baru juga kaki ini mau naik tangga suara cempreng mertua muncul lagi.
"Cessie mau kemanakah kamu. Kamu gak lihat nih semua kalian kotor, cuci dulu semuanya".
"Ma, maaf ya, bukannya itu kerjakan bik ima, untuk apa aku bayar setiap bulan kalau aku juga yang ngerjain semua ma". Jujur agak sedikit emosi juga dengan mertua.
"Enak aja mama sudah pecat bik ima".
"Astaga ma, kenapa harus cepat bik ima sih kan yang bayar juga Cessie ma."
"Halah, usah deh kamu gak isa banyak, ngomong, sudah Mampang juga setiap bulan juga habisin duit anak saya."
"Hahaha, ma, mama gak salah bicarakan, mama gak sadar disini tuh yang numpang siapa, aku atau mama, semoga mama gak lupa kalau rumah ini, adalah rumah Cessie".
Mata mertua ku langsung melotot hampir mau keluar bola matanya. Tapi dengan perkataan aku dia langsung ciut. Orang dia yang numpang disini, mala berlagak, memiliki. Enak aja asal bicara, Kalau aku gak cinta sama mas surya sudah lama aku depak mereka dari rumah ini.
Aku gak menghiraukan mama mertua lagi, aku langsung pergi, gapapa sekali-sekali melawan pikirku, kalau nanti mas surya pulang terus diaduin itu urusan belakang yang penting sekarang aku istirahat.
Aku naik ke tempat tidur, mungkin karena efek dari kehamilan jadi bawaannya ngantuk aja. Aku membaringkan tubuhku diatasi tempat tidur yang empuk baru aja aku mau menutup mata ada telpon masuk dari aris, orang kepercayaan aku.
Bersambung...
Awalnya aku malas angkat telpon dari aris, karena sudah terlanjur ngantuk bangat, akhirnya mati Telponnya, aku bernapas lega pikirku mungkin hal yang gak talalu penting. Makanya aris gak telpon lagi, namun tiba-tiba ada kirim pesan dari aris.
Ting ting...
Aku membuka mata dan mengambil HP yang kebetulan ada disamping. Sebenarnya ngantuk menyeruak di mataku, tapi entah kenapa hatiku berkata.
Kalau itu hal sangat penting. jadi aku segerah ambil hp dan melihat apa yang di kirim aris, namu ternyata aris mengirim foto, aku sempat binggung foto apa yang aris kirim. Dari pada penasaran aku mengudu foto yang di kirim Aris.
Namun mataku awalnya ngantuk, tiba-tiba Terbuka lebar tak terasa bulir bening keluar dari kelopak mata ini, dan kantuk tadi yamg menyelimutiku langsung hilang begitu saja betapa terkejutnya aku.
Melihat di dalam foto itu terdapat seorang laki-laki, yang sangat aku kenal, bergandengan tangan dengan seorang perempuan yang juga aku kenal, dengan begitu mesra, rasanya gak percaya dengan semua ini. Aku segera menelpon aris.
Tuttttttt tuttttttt!!!
Tak lama terdengar suara berat, dari seberang telpon, aku langsung memberikan banyak pertanyaan Aris.
"Hallo Ris...? kamu benaran melihat mas surya, kamu gak bercanda kan dengan foto-foto itu."
"Hallo bos, untuk apa saya bohong sama bos, saya tadi gak sengaja ketemu dengan pak surya. Di rumah sakit dengan seorang perempuan, kalau gak salah dia sedang hamil, makanya mereka datang periksa".
Aku mendengar penuturan dari Aris, aku seperti merasa tersambar petir di siang bolong, dan seketika duniaku runtuh.
"Hallo, hallo bos, masih dengar saya kan, bos, bos gapapa kan" tanya aris kuatir
Aku mendengar pertanyaan kuatir dari Aris, diseberang telepon tapi rasanya tenggorokan ku tiba-tiba kering. aku sudah gak peduli dengan teriak aris di telepon.
Tapi itu gak berlangsung lama, karena aku berpikir, apapun yang terjadi pada pernikahanku, aku harus bangkit dan kuat demi anakku.
Jika benar seperti yang di katakan Aris, bahwa mas surya diam-diam menghianati aku dan menikah lagi aku ikhlas kan untuk perempuan itu, aku Cessie berjanji akan membuat hidupnya gak tenang, aku tarik napasku dalam-dalam baru berucap.
"Aris, sekarang kamu ada dimana, apa masih di rumah sakit?". tanyaku
"Iya bos aku masih di rumah sakit". ujar Aris
"Apa mas surya masih di sana dengan perempuan itu, atau sudah pergi."
"Mereka masih disini bos, baru aja di panggil dokter, apa ada yang bisa saya lakukan bos." tanya aris
Ini yang aku suka dari aris, dia anak buahku yang setia dan bertalenta. "Iya ada yang harus kamu lakukan Ris," ujarku
"Apa itu bos".
"Gini Ris kami ikuti mas Surya ya, pas pulang tapi jangan sampai ketahuan, dan kabarin aku tempat tinggal perempuan itu."
" Siap bos".
Aku langsung putuskan sambungan terponku dan luruh kelantai, aku menangis sejadi-jadinya, aku menangis bukan karena menyesal menikah dengan mas surya, tapi karena aku gak habis pikir kenapa setega itu dan segampang itu, mas surya menghianati pernikahan kami.
Kalau persoalan anak, kata dokter kami berdua subur, dan sekarang aku hamil mala ketahuan mas Surya selingkuh.
Pada hal baru juga aku mau beritahu dia siapa aku sebenarnya, tapi kalau seperti ini biarlah soal kehamilan aku pun akan menutupinya dari mas Surya.
Tapi aku bersyukur karena mungkin ini jalan Tuhan tunjukkan ke aku siapa mas Surya sebenarnya sebelum dia tahu siapa aku.
Mas, kamu yang memulai bermain api dibelakang aku, jadi aku ikuti permainan kamu mas mari kita bermain.
Aku bangkit dari dudukku di lantai, aku hapus air mataku dengan kasar, dan aku berkata pada diriku sendiri. "Cessie kamu perempuan kuat jadi kamu harus balas penghianatan ini dengan cantik."
Aku ambil hp dan langsung kirim pesan ke mas surya aku berlagak gak terjadi apa-apa.
"Mas malam ini jam tujuh aku tunggu kamu di restoran XX datang ya jangan lupa dan aku gak akan menunggu."
Aku lihat pesan sudah terkirim, tapi masi ceklis satu. Biarlah pikirku nanti juga dia baca mungkin saat ini dia masih urus gundiknya itu. Aku siapkan dress yang sudah aku pesan jauh-jauh hari.
Aku mau tampilkan penampilan yang terbaik, untuk suamiku malam ini. Biarlah malam ini menjadi malam terakhir aku menunjukan kecantikanku sebelum semuanya terbukti. Atas pengkhianatan ini. Dan entah jadi apa pernikahan kami, karena aku punya rencana tersendiri.
Sekarang jarum jam sudah menunjukan pukul empat sore. Aku bangkit dari duduku dan hendak ke kamar mandi, ingin membersihkan diri dan bersiap sebentar lagi mau ke restoran.
Tapi aku urunkan niat ku ke kamar mandi, setelah mendengar ketukan pintu dari luar, aku lantas bertolak ke pintu untuk melihat siapa yang mengetuk pintu itu.
Ternyata yang berdiri di depan pintu, mama mertua dengan sorot mata yang tajam.
"Eh mama, ada apa mah". Aku bertanya dengan nada yang selembut mungkin seperti tak terjadi apa-apa.
"Kamu tahu kan sekarang jam berapa, kenapa kamu belum juga masak nanti sebentar surya pulang makan apa".
"Maaf mah, kalau mama mau makan bisa masak sendirikan lagian ada sinta, dia juga harus belajar masak ma, nanti kalau dia menikah bisa tahu urus suami."
"He kamu ya menantu gak tau diri, berani-beraninya, nyuruh mertua untuk masak, dan asal kamu tahu, Sinta itu tak perlu belajar masak karena nanti dia dapat suami kaya raya, jadi ada pembantunya."
Jawaban mama mertua buat aku memutar bola mata ini, rasanya mau muntah. "Hahaha, apa mama bilang, dapat orang kaya? ha ma, siapa juga yang mau dengan perempuan yang gak bisa apa-apa, tahunya tidur aja kaya kebo aja."
"He mantu kurang ajar, pantas aja surya cari perempuan lain, yang lebih kaya dan bisa berikan anak. " ujar bu mertua membuat ku mematung jadi ternyata selama ini mama, juga tahu kalau mas surya selingkuh.
"Ha apa mama bilang tadi, mas surya punya istri lain". Aku pura-pura kaget, dan bertanya sedangkan mama mertua terlihat terkejut dan sok, karena keceplosan, ia menutup mulutnya dengan gugup.
"E e... gak kok maksud mama, kalau kamu seperti ini terus mendingan Surya cari istri baru, atau bisa kembali dengan nadia mantan pacarnya."
Bukankah sekarang ini memang perempuan itu lagi hamil, entah itu anak mas surya apa bukan, tapi kalau dia sudah hamil bisa jadi sudah lama mereka berhubungan kembali, dan kemungkinan besar mereka sudah menikah diluar pengetahuanku.
"Yaudah kalau memang mama merasa aku gak pantas untuk anak mama, kenapa gak nikahkan aja, tapi ingat ya ma, sebelum itu terjadi mama dan anak-anak mama keluar dari istanaku, karena mas surya itu tidak punya apa-apa disini dari mobil dan fasilitas lainnya. Makanya jadi istri itu tahu mengurus suami dengan baik udah gak kerja, setiap bulan hanya minta uang sama surya sok-sokan lagi. Memanganya mas surya sudah jadi suami yang baik buat saya, gak juga ma, masih banyak kekurangannya, jadi mama gak perlu nuntut. Lagian mas surya kan selama ini kasih jatah bulanan mama lebih besar dari aku, kenapa mama gak beli aja makanan dari luar selama ini juga mama gak pernah belanja untuk keperluan rumah ini." ucapku aku harus membalas mereka
Bersambung.....
POV AUTHOR
bumkkkkkkk!!
Setelah berkata demikian Cessie kembali menutup pintunya dengan kasar, Cassie gak peduli lagi dengan omelan dan cacian dari sang mertua. Toh dibaik-baikin juga tetap sama jahatnya, gak bakal berubah, karena bagi Cessie itu sudah menjadi makanan sehari-hari.
Kalau dulu Cassie sangat sopan dan menghargai mertua, tapi kali ini gak untuk Cassie apa lagi Cassie mengetahui kalau ternyata perselingkuhan suaminya itu.
Di ketahui oleh mertuanya, sakit hati dan sesak di dada pasti dirasakan oleh Cassie, bagi perempuan siapa coba yang gak sakit hati. Tahu kalau suaminya yang sangat di cintai, menghianati pernikahannya pas lagi hamil.
Sekarang dipikiran Cassie dimana caranya, biar bisa membalaskan perlakuan suaminya, segera Cassie masuk ke kamar mandi dan ia melakukan rutinitasnya di dalam kamar mandi. .
Setelah selesai ia keluar dan baru juga kaki Cassie melangkah dari kamar mandi pintu kamar kembali di ketuk.
"Ciahhh siapa lagi ini baru juga selesai mandi," menggerutu, Cassie tapi tetap, melangkah membuka pintu.
Hmmm ternyata tadi yang datang mertua, sekarang yang datang ipar, duh hidup Cessie apes bangat.
"Kenapa sinta" Tanya Cassie setelah membuka pintu dan tahu, orang yang berdiri didepan pintu adek ipar nya. ujar cessie gak perlu basa- basi pikirannya
"Mbak Cessie kok gak masak sih, aku kan lapar, mau makan gak ada makanan, mbak masak gih sana." ujar sinta memberikan perintah untuk Cassie masak.
"Sinta, kamu kan bukan anak kecil lagi kan, jadi kalau lapar harus di suapin, kamu sudah di kasih kaki dan tangan itu untuk bekerja, jadi pergunakan tangan kamu untuk masak, jangan kerjanya hanya perintah, ingat sinta aku ini kakak ipar mu bukan pembantu, maaf aku gak mau masak."
"Oalah, he mbak, untuk mbak disini sebagai kakak ipar tapi gak bisa di andalkan, lagian aku gak bisa masak, masih beruntung mbak nikah sama mas surya jadi numpang hidup, kalau gak mungkin hidup di jalanan."
"Hahaha, Sinta, Sinta kalau bicara itu di saring gih, dan sadar gak kamu, apa yang kamu ngomong barusan, seharusnya kata itu mbak yang lontarkan untukmu yang pantas miskin diluar sana."
"Kamu lupa, bahwa semua yang ada disini milik mbak. Dan kamu bilang apa tadi, aku numpang hidup, hallo, bukankah sebaliknya kamu yang numpang hidup, selalu bikin beban aja, kerja aja kagak, setiap bulan minta uang ,"
"Awas ya mbak saya aduin ke mas Surya, kalian saya minta uang juga sama mas surya dia kan kakak ku jadi itu sudah sepantasnya ."
"Silakan aja ngaduin ke mas mu, karena sekarang aku sudah gak takut sama ancaman kamu".
Memang sih sinta, dengan mertua cessie satu server, gak ada bedahnya, setelah sinta pergi Cessie kembali menutup pintu dan bersiap, karena sekarang sudah pukul enam.
Cessie mengenakan gaun berwarna merah maron di padukan dengan sepatu hills senada dan juga tas. Cessie mengoleskan sedikit make up di wajah putih mulusnya, itu membuatnya semakin terlihat cantik.
Cessie berdiri didepan cermin dan memandangi dirinya, "sempur" ia tersenyum kecut.
Setelah melihat dirinya sudah sempurna, Cassie keluar dari kamar, dan melangkah menuju tangga dan turun ketawa, ternyata pas di ruang tamu Cassie melihat mertua dan iparnya duduk disana memandang dengan sinis.
"Cuihhh, lihat ruh mam, menantu gak berguna dandan mau kemanakah coba, apa karena mas surya, gak di rumah makanya ia mau pergi cari laki-laki lain." ujar Sinta.
Cessie mendengar perkataan Sinta, Tapi ia gak peduli dan berlalu pergi. namun baru selangkah sudah di cegah oleh mertuanya, "He Ces kamu mau kemana? Pakai dandan begini lagi." namun Cessie hanya senyum dan berkata: "Ma, aku ada urusan di luar, aku pergi dulu." ujar Cessie
Cessie berbalik dan mau melangkah, tapi lagi-lagi langkahnya terhenti, "Mbak kalau mau keluar gapapa tapi kasih uang dong, biar aku sama mama mau beli makan, gak masak jadi lapar".
Sebenarnya Cassie kesal, tapi Karena ia gak mau berdebat dan malas berurusan dengan mertua dan ipar. Ia membuka tasnya dan keluarkan satu lembar uang warna biru, dan menyerakan ke sinta, namun bukannya berterimakasih kasih mala cemberut.
"Loh kok segini mbak, mana cukup aku sama mama, kenapa sekarang Mbak jadi pelit gini sih. Dulu Mbak gak pernah perhitungan kalau kasih uang, tapi kenap Mbak mala jadi pelit,"
Cessie yang mendengar penuturan Sinta, langsung memutar bola matanya, " kamu gak mau, kalau gak mau kembalikan, dan kalau kamu mau uang banyak ya kerja sana, jangan hanya minta kayak pengem*s."
Setelah berkata demikian cessie bergegas pergi. Ia tak menghiraukan terikan dari sinta, ia bergegas ke garasi mobil, dan keluarkan mobilnya dari garasi mobil.
Ia langsung menghidupkan mesin dan menjalankannya minimnya menuju ke restoran xx yang sudah di pesan oleh cessie, namun sampai sekarang belum ada balas dari suaminya.
sepanjang perjalanan cessie ke restoran, pikirannya kacau, "coba dulu aku mendengarkan perkataan mama sama papa, mungkin hidupku gak sepahit ini.
tapi mau bagaimana lagi, semua sudah di tafsirkan, jika aku harus berpisah dengan mas surya. Aku harus siap.
karena sekarang sudah jam enam lewat, jadi jalanan ibu kota sangat macet, apa lagi jam segitu adalah jam para pekerja berlomba-lomba kembali ke rumah masing-masing, hanya untuk ketemu dengan keluarga.
Cassie menempuh perjalanan hampir empat puluh lima menit , akhirnya sampai juga di restoran, Cassie membelikan mobilnya ke dalam parkir, setelah Cassie merasa aman, ia segera turun dan masuk kedalaman, karena takutnya sang suami sudah nyampe.
Tapi ternyata setelah Cassie masuk ke ruang yang sudah disiapkan, Cassie sedikit kecewa Karena belum ada tanda-tanda keberatan sang suami.
Namun Cassie berpikir positif aja, mungkin suaminya masih dimakan karena tadi dia datang juga macet parah. Gapapa dia menunggu pikirnya, palungan sebentar lagi juga mas surya datang.
Cessie menunggu sambil menikmati setiap musik, yang dimainkan oleh seorang alih profesional. Jadi bunyi biola kedengarnya sangat menyenangkan dan menyentuh hati.
Tak terasa bulir bening kembali jatuh di pipi mulusnya, tapi secepat mungkin ia menghapusnya jangan sampai ada yang melihat.
"Aku harus cepat lakukan sesuatu supaya aku mendapatkan bukti yang kuat sebelum aku mengugat cerai mas surya. "
Seketika Cassie ingat teman baiknya yang selama ini selalu membantunya, "Aku harus minta tolong sama faya dia pasti bisa membantuku" ujar Cassie.
Cessie menunggu suaminya sampai jam sembilan malam tapi, sama saja gak ada tanda-tanda kedatangannya, bahkan pesan yang dikirim oleh cessie dari tadi siang pun, belum di baca.
"Mas sehati pentingnya perempuan itu, sehingga kamu abaikan istri kamu sendiri yang sedang hamil, sampai kamu lupa kalau hari ini anniversary kita yang ke dua tahun , apa aku sudah gak penting lagi bagi kamu." ujar Cassie.
Biarpun suaminya mas surya belum datang, tapi. Cassie masih berharap kedatangannya, dan sekarang sudah pukul sepuluh malam tapi yang namanya surya belum juga kelihatan batang hidungnya.
Akhirnya Cassie bangkit dari duduknya, dan melangkah keluar meninggalkan tempat itu. Dengan hati yang sangat sakit.
Cassie keluar dari restoran dan menuju ke mobilnya, ia masuk kedalaman mobil dan menangis di sana. ia melupakan segala emosinya, setelah itu ia melakukan minimnya meninggalkan restoran.
Tapi kali ini Cassie gak pulang ke rumah, ia pengen menyenangkan hatinya ia melajukan mobilnya menuju ke danau.
Gak sampai tiga puluh menit akhirnya ia sampai dan turun, ia niat berjalan ke tepi danau, tapi tak ayal, ekor matanya menangkap sosok yang sangat ia kenal. "Mas surya, jadi tadi kamu gak datang karena kamu berdua dengan gundikmu disini mas. Kamu keterlaluan."
Cessie segera mengeluarkan HP nya dan
cekrek cekrek cekrek!!!
"Ini menjadi salah satu bukti ditambah lagi dengan bukti dari Aris. Mas siap-siap lah, angkat kaki dari rumah dan juga siap untuk kehilangan pekerjaan."
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!