"Ini masa suburku!" seru Jasmine yang melihat kalender. Dia menghitung hari dari terakhir datang bulan.
Buru-buru wanita karir itu mengambil ponselnya, dia menghubungi seorang mucikari dan meminta salah satu gigolo.
"Pilihkan yang sehat dan tampan," ucap Jasmine memberi persyaratan.
Hari ini Jasmine sudah memutuskan akan menanamkan benih pada rahimnya karena dia menginginkan seorang anak. Terlalu lama jika Jasmine harus melakukan program kehamilan apalagi banyak prosedur yang harus dia urus karena perempuan itu melakukan program tanpa pernikahan.
Bukan tanpa alasan Jasmine melakukan itu, dia adalah korban dari keluarga yang broken home. Hidupnya tak tentu arah setelah perceraian kedua orang tuanya.
Jasmine tidak percaya dengan komitmen tapi dia juga merasa kesepian. Selama ini dia dikenal sebagai wanita karir yang sukses tapi Jasmine tidak mempunyai tujuan hidup yang jelas.
Mungkin dengan memiliki anak, Jasmine tidak akan merasa kesepian dan memiliki tujuan hidupnya.
"Di hotel X, aku akan mengirim gigolo terbaik," ucap sang mucikari.
"Baiklah, aku akan ke sana!" Jasmine bergegas bersiap-siap. Tidak ada rasa canggung sama sekali karena memang ini bukan pertama kali untuknya.
Jasmine sudah beberapa kali melakukan hubungan badan karena ingin mencari kesenangan tapi selama ini, tidak ada yang membuatnya senang dan bergairah. Dia bahkan tidak pernah mengalami yang namanya surga dunia saat berhubungan.
Kali ini dia tidak peduli dengan surga dunia itu, misinya hanyalah penanaman benih.
...***...
Di hotel X
Ada seorang lelaki yang ingin menyalurkan kebutuhan biologisnya saat ini. Dia meminta anak buahnya untuk mencarikan seorang wanita dari kalangan atas untuk melayaninya.
Lelaki itu memang pemilih, tidak sembarang wanita yang bisa naik ke atas ranjangnya walaupun dia adalah seorang pemimpin dari sebuah organisasi mafia.
Erden Walters namanya, pemimpin organisasi mafia Wolf Winter. Organisasi mafia yang terkenal sebagai bandar obat-obat terlarang.
"Di mana wanita itu?" tanyanya gusar.
"Sebentar lagi, Bos," jawab salah satu anak buahnya. Dia mencoba menghubungi wanita bayaran yang telah melakukan kesepakatan dengannya.
Jangan sampai dia kehilangan kepalanya karena membuat seorang Erden menunggu.
"Katanya dia memakai dress merah," gumamnya saat menanti di lobi hotel.
Tak lama Jasmine masuk ke hotel dan memakai dress merah, anak buah Erden mengira jika wanita itu adalah wanita bayaran yang akan melayani bosnya.
"Aku sudah menunggumu dari tadi! Ayo cepat!" serunya seraya mendekati Jasmine.
Jasmine mengerutkan keningnya, dia beranggapan kalau laki-laki itu adalah anak buah dari sang mucikari.
Jadi, saat Jasmine digiring ke kamar Erden, perempuan itu ikut saja.
"Silahkan masuk!"
Jasmine masuk dan mendapati Erden yang sudah memakai bathrobe saja, lelaki itu duduk sambil menyesap rokok dan minum wine.
"Akhirnya kau datang juga," ucap Erden seraya memperhatikan Jasmine dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Lumayan!"
Hal sama dilakukan oleh Jasmine yang mengamati calon ayah biologis anaknya nanti. Laki-laki itu mempunyai paras yang tampan, badannya juga bagus, yang paling unik adalah mata Erden.
Erden mempunyai heterochromia parsial, di mana bola matanya memiliki warna yang berbeda. Yang satu berwarna hijau emerald dan satunya hazel.
"Bibit yang bagus," batin Jasmine.
Well, keduanya mengira jika mereka adalah kupu-kupu malam yang mereka sewa masing-masing.
"Jadi, ayo kita mulai!" ajak Erden duluan.
Jasmine langsung melepas pakaiannya karena memang tidak mau berlama-lama.
"Kita lihat, apa kau bisa bermain lima kali malam ini?" tantang Jasmine.
Erden tersenyum smirk. "Jangan remehkan aku!"
Dan terjadilah pergulatan panas di antara keduanya malam itu. Mereka saling menyerang dan mengejar kepuasan satu sama lain.
Jasmine akui kali ini berbeda, untuk pertama kalinya dia mengalami yang namanya surga dunia. Mulutnya bahkan terus menganga menikmati permainan Erden yang menggila.
Keesokan paginya, Jasmine terbangun duluan karena ponselnya yang tidak berhenti berbunyi. Perempuan itu terpaksa membuka matanya walaupun tubuhnya masih lelah. Ternyata sang mucikari yang menghubungi Jasmine.
"Jangan seenaknya membatalkan secara sepihak, aku sudah mencoba menghubungi semalaman!" protes mucikari itu.
Jasmine tentu saja bingung. "Apa maksudmu?"
Dari sini Jasmine langsung paham jika perempuan itu telah salah kamar dan target.
Dengan gerakan cepat, Jasmine buru-buru pergi dari kamar itu sebelum Erden bangun.
Erden terbangun sambil meraba sampingnya karena ingin mencari perempuan yang tidur dengannya semalam. Rasanya sangat luar biasa, selama ini tidak ada yang bisa mengimbangi permainannya sampai akhir. Tapi, perempuan itu bisa membuatnya sampai terkapar.
"Di mana dia?" gumamnya sambil membuka mata.
Ternyata memang sudah kosong, Erden tersenyum sinis. Dia pasti akan memanggilnya lagi nanti malam.
Hal yang tidak pernah dia lakukan sebelumnya, memakai perempuan bayaran untuk kedua kalinya. Karena Jasmine berbeda, itu pengecualian.
Erden turun dari ranjang sambil memakai celananya lagi. Dia membuka gorden kamar hotel supaya ada cahaya yang masuk di dalam sana.
"Bos..." panggil anak buah Erden dari luar.
Waktunya Erden check out dari kamar hotel itu, laki-laki itu membersihkan diri sebelum akhirnya keluar menemui para anak buahnya.
"Kita kembali!" perintah Erden.
Erden kembali ke sebuah bangunan besar yang memiliki beberapa lantai. Di luar tampak seperti kafe mewah, semua hanyalah kedok semata. Karena di dalam sana adalah markas Wolf Winter yang sesungguhnya.
Para pekerja kafe adalah sebagian anggota Wolf Winter, mereka akan memasang wajah ramah dengan para pengunjung. Namun, memasang wajah sangar ketika berhadapan dengan kubu musuh.
Bisnis ilegal mereka harus tertutupi dengan rapi bahkan Erden kadang menjadi barista di kafe tersebut yang menarik kaum hawa untuk datang dan meramaikan bisnis berkedok itu.
"Aku akan istirahat dulu dan hubungi perempuan semalam karena aku akan memakainya lagi," ucap Erden sebelum masuk ke dalam kamar pribadinya.
"Ngh, itu Bos..." Otis yang bertugas mencarikan teman tidur bosnya tadi malam ragu-ragu ingin mengatakan kebenarannya. "Perempuan yang menghabiskan waktu dengan bos semalam bukan perempuan malam yang dipesan!"
"Apa?!" Erden langsung mencengkram kerah baju Otis. "Bagaimana bisa?"
Kalau Jasmine tidak menolak saat dibawa Otis ke kamarnya, pasti ada sesuatu dengan perempuan itu. Jasmine pasti memiliki tujuan.
"Cari dia sampai dapat atau aku patahkan lehermu!" perintah Erden kemudian.
...***...
Sementara Jasmine sendiri tengah bersiap-siap meninggalkan kota. Dia merasa tidak aman setelah salah kamar semalam. Jadi, dia memutuskan pergi dan meninggalkan pekerjaannya.
Jasmine ingin memulai hidup barunya dan berharap dia akan hamil.
Dan sesuai harapannya, sebulan kemudian Jasmine dinyatakan berbadan dua.
Sekarang hidupnya tidak akan pernah kesepian lagi, dia akan mempunyai anak. Dengan tabungannya yang cukup banyak selama ini, Jasmine gunakan untuk bermain saham dan investasi.
Ketika mendapatkan keuntungan, Jasmine membangun penginapan untuk bekal hidupnya nanti bersama anaknya. Hidup anaknya haruslah terjamin.
Tepat setelah penginapan yang dibangun Jasmine berdiri, bertepatan pula air ketuban Jasmine pecah.
Hari itu Jasmine melahirkan seorang diri di sebuah rumah sakit, Jasmine berjuang hidup dan mati untuk mengeluarkan bayinya.
Sampai suara tangisan bayi pun terdengar di telinganya.
"Selamat Nyonya, bayinya perempuan," ucap sang dokter yang membantu persalinan Jasmine.
Senyum mengembang di bibir pucat itu, hari ini Jasmine merasakan sesuatu yang selama ini dicarinya. Kebahagiaan.
Jasmine sangat bahagia bisa melahirkan bayi perempuan, saat bayi itu berada di gendongannya, dia melihatnya lekat-lekat. Wajahnya mirip sekali dengan lelaki yang tidur bersamanya sembilan bulan yang lalu.
Tidak apa-apa dia tidak tahu siapa lelaki itu, Jasmine hanya ingin hidup bersama bayinya.
Ketika bayi itu membuka mata, ternyata mata bayi itu juga mempunyai kemiripan dengan Erden. Dua bola mata dengan warna berbeda, satu berwarna hijau emerald dan satunya hazel.
"Selamat datang di dunia, Rose," ucap Jasmine yang memberi nama pada putrinya.
Rose tumbuh menjadi anak yang mempunyai IQ tinggi, di usianya yang baru memasuki tujuh tahun, anak itu sudah bisa mendapat akselerasi. Jadi, sekarang Rose sudah duduk di bangku kelas enam sekolah dasar dan menjadi murid paling muda di kelas.
Dibalik itu semua, Rose juga mempunyai sikap nakal. Acapkali dia membuat kenakalan yang membuat anak itu dihukum.
Seperti hari ini, kepala sekolah memanggil Jasmine karena Rose mengerjai guru sampai membuat guru itu menangis dan tidak mau mengajar lagi.
"Maafkan saya, saya pasti akan menegur keras Rose," ucap Jasmine pada kepala sekolah.
Setelah keluar dari ruang kepala sekolah, Jasmine mencari putrinya yang ternyata sudah menunggunya di mobil.
Entah sejak kapan anak itu mengambil kunci mobilnya, Rose memang mempunyai gerakan yang cepat.
Kadang Jasmine penasaran akan ayah biologis anak perempuannya itu.
"Maafkan saya, saya pasti akan menegur keras Rose,"
Rose menirukan kalimat yang diucapkan Jasmine sebelumnya.
"Dan kau selalu tidak sadar dengan kesalahanmu, bukan?" Jasmine memutar bola matanya malas.
"Guru itu tidak kompeten dalam mengajar, materi yang dia ajarkan itu salah, Mom. Saat aku menegurnya, dia mengatakan aku adalah anak ingusan yang tidak tahu apa-apa," protes Rose.
Guru baru yang Rose kerjai itu memang masih magang dan lulus dari kuliah dari membeli ijazah. Jadi, saat mengajar masih gugup dan sering salah.
"Apapun itu tidak benar mengerjai seorang guru, sekali kau membuat masalah lagi, kepala sekolah akan mencabut kompetisi yang akan kau wakili di kota nanti," sahut Jasmine.
Mata Rose terbelalak mendengar itu, selama ini dia menunggu hari kompetisi tiba karena itu adalah jalannya pergi ke kota. Rose mempunyai misi tersembunyi.
"Maafkan aku, Mom. Aku tidak akan pernah nakal lagi," ucap Rose akhirnya.
Jasmine mengulum senyumnya, hidupnya penuh warna setelah ada Rose. Menjadi pemilik penginapan terkenal dengan seorang putri kecilnya.
Selama ini semua orang mengira jika Jasmine adalah seorang janda kaya yang ditinggal suaminya.
Merasa tidak terganggu, Jasmine tidak pernah membersihkan rumor itu.
"Jadi, ingin makan apa malam ini?" tanya Jasmine.
"Steak sapi!" seru Rose.
Dan malam itu, Jasmine memasak steak sapi sesuai permintaan putrinya.
Sambil menunggu, Rose ke kamarnya dan menghidupkan komputernya. Tanpa diketahui oleh Jasmine, selama ini Rose telah bergabung dengan kelompok hacker.
Bukan tanpa alasan Rose melakukan itu, dia mempunyai misi tersembunyi untuk mencari ayahnya.
Selama ini Jasmine tidak pernah memberitahu siapa ayahnya jadi Rose memutuskan untuk mencarinya sendiri.
Menurut penelusuran Rose selama ini, Jasmine adalah pendatang dari kota. Jadi, besar kemungkinan ayahnya berada di kota tempat asal ibunya itu.
Aku akan ke kota minggu depan
Rose menuliskan pesan itu pada kelompok hacker yang dia ikuti, selama ini mereka hanya menggunakan nama samaran jadi tidak tahu nama asli satu sama lain.
Dan pasti tidak akan ada yang menyangka jika Rose adalah seorang anak yang berumur tujuh tahun.
"Rose..." panggil Jasmine saat steak sapi yang dia masak sudah siap.
"I'm coming, Mom!" seru Rose sambil mematikan komputernya.
Disisi lain, seorang lelaki tersenyum miring ketika membaca pesan dari anak yang baru bergabung ke kelompok hacker miliknya.
Lelaki itu memang mengumpulkan beberapa orang berbakat untuk dia latih, bisnis gelapnya harus mempunyai benteng yang kuat untuk bertahan.
Ya, lelaki itu adalah Erden.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!