NovelToon NovelToon

Cinta Karena Perjodohan

Bab 1

" Kau harus mau menerima perjodohan ini!, kalau tidak semua kesenangan dan bisnis-bisnis mu akan ku ambil paksa. " Ancaman yang terlontar dari pria tua yang dipangilnya Kakek Prabaswara.

Kakek Prabaswara sengaja meminta Mama Linda dan Papa Josep yang merupakan kedua orang tua Abraham untuk hadir di ruang kerja sebagai saksi perbincangan antara dirinya dan Abraham.

" Kenapa Kakek selalu memaksakan kehendak pada ku?, cucu Kakek yang lain banyak bukan hanya aku saja." Jawab Abtaham setengah berteriak berusaha menolak perjodohan untuk dirinya.

Sedangkan kedua orang tuanya sendiri tidak bisa membantu atau memberikan solusi untuk masalah perjodohan ini. Mereka begitu takut juga jika harus keluar dari Genangan Uang di seluruh isi rumah megahnya. Padahal sama persis dengan dirinya yang takut semua hilang dari genggamannya.

" Kau tahu kenapa aku memilih mu?. Apa perlu aku ingatkan kembali!." Balas Kakek Prabaswara dengan penuh penekanan.

" Cih!, selalu saja itu Kakek jadikan bahan untuk menekan ku." Ibra sudah tidak bisa keluar dari masalah perjodohan kali ini.

" Kau jangan keluar malam ini!, karena malam ini juga kita akan mendatangi rumah calon istri mu.".

" What!." Tentu saja Abraham merasa terkejut karena nanti malam ia akan berpesta dengan para dayang-dayang pemuas kesenangannya.

Abraham berdiri mematung di depan cermin. Melihat tampilan dirinya yang memang sangat sempurna dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dengan menampilkan senyum smirk nya.

" Kita lihat seperti apa wanita yang akan bersanding dengan manusia se-sempurna diri ku?." Ucap Abraham dengan sombongnya.

Kakek Prabaswara, Abraham dan kedua orang tua Abraham sudah berada di dalam rumah Ibu Fatmala, lebih tepatnya di ruang tamu.

Abraham menatap sekeliling rumah yang tidak terlalu besar ini melihat apa ada wanita atau orang lain yang tinggal disini. Lalu wanita yang sudah di jodohkan dengan dirinya dimana?.

" Kenapa juga aku ingin melihat wanita itu. Pasti wanita itu kalah cantik dengan dayang-dayang pemuas ku." Batinnya.

" Maaf kan saya Pak Prabaswara karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya maka saya langsung meminta Malika untuk pulang cepat dari kantornya tapi sampai saat ini belum sampai. Tadi saya telepon katanya sedang dalam perjalanan, sebentar lagi akan sampai." Ucap Ibu Fatmala---Ibunya Malika.

Hanya menunggu sepuluh menit saja, Malika sudah sampai dengan mengendarai mobilnya sendiri. Ia melihat ada sebuah Mobil Mewah dengan harga selangit terparkir di pekarangan rumah.

" Assalamulaikum Bu... "

" Waalaikumsalam..." Jawab serempak semua orang yang berada di ruang tamu berukuran sedang itu.

Semua pasang mata menatap Malika dari ujung rambut sampai kaki. Malika masih mengenakan rok selutut sehingga memperlihatkan kaki jenjang putih nan mulus. Dengan atasan Blouse bertali di depan dada, sehingga meninggalkan kesan Feminin. Rambut panjang lurus berwarna coklat yang diikat tinggi membuat leher jenjang terekspos dengan samar namun tetap terkesan seksi karena ada beberapa helai rambut yang menari-nari karena terpaan angin.

Abraham cukup terkesan walau hanya 0.01%, kata hatinya. " Apa katanya 0.01%?", padahal tidak tahu saja Abraham sedang berusaha menolak pesona calon istrinya itu.

" Ehem "

Kakek Prabaswara mendeham melihat kearah cucu tertuanya. Ia tahu kalau Malika cukup menarik perhatian Abraham, sampai Abraham tidak berkedip untuk beberapa saat.

Ibu Fatmala meminta Malika untuk duduk disebelahnya. Kemudian ia memperkenalkan mereka satu persatu pada Malika. Malika pun menyalami orang yang lebih tua darinya termasuk Abraham.

Kakek Prabaswara pun menceritakan maksud tujuan kedatangan mereka ke rumah Mama Utari malam ini.

" Aku ingin memenuhi janji ku pada memdiang Almarhum suami Ibu Fatmala---Pak Djaja untuk menikahkan putra putri kita dimana disini yang dimaksudkan adalah Abraham dan Malika. Karena Malika sudah menyelesaikan kuliahnya, bahkan sudah terlewat selama dua tahun. Maka dari itu satu bulan dari sekarang Pernikahan Abraham dan Malika akan kami gelar secara besar-besaran." Ucap Kakek Prabaswara panjang lebar supaya tidak bertele-tele dan mempersingkat waktu.

" Baik Pak Prabaswara kalau sudah ditetapkan seperti itu. Kami hanya mengikuti saja " Balas Ibu Fatmala tanpa banyak bertanya ini itu. Karena Ibu Fatmala sudah mengetahui perjodohan ini dan Malika sebagai anak yang berbakti dan hanya memiliki Ibu Fatmala saja maka ia akan melakukan apa pun demi kebahagiaan orang terkasihnya.

Mama Linda memberikan satu koper besar berisi uang pecahan 100rb rupiah untuk keperluan pihak mempelai wanita dan keluarganya yang lain. Sedangkan untuk pesta sudah Mama Linda serahkan pada pihak WO kenamaan.

Usai pertemuan dalam mencapai kesepakatan hari dan tanggal pernikahan Abraham dan Malika. Kini Abraham menyempatkan dirinya datang menghadiri pesta yang sudah dibuatkan oleh sahabat-sahabatnya. Yaitu Mario, Regi dan Wildan.

" Ku kira kau tak datang kesini? " Mario memberikan minuman Vodca pada Abraham.

" Tidak mungkin aku melewatkan pesta semenarik ini " Abraham melepas jas dan melemparnya asal.

Mario, Regi dan Wildan tertawa terbahak kala sebentar lagi mereka akan melihat pertunjukan permainan Abraham dengan beberapa wanita sekaligus dalam satu kali permainan.

Malam kian larut menyisakan hembusan semilir angin yang masuk dalam jendela kamar Malika yang sengaja dibiarkannya terbuka sedikit. Ia memandangi foto dirinya dan Ryan yang diambilnya dua tahun silam saat kelulusan kuliah.

Dan keesokan paginya, Malika langsung berangkat ke kantor dengan Mobil Klasik yang sudah di modif pemberian Almarhum Ayahnya. Karena jalanan pagi ini tidak semacet biasanya, maka Malika datang lima belas menit lebih awal.

" Tumben Bu Mal datang lebih awal. Tidak macet ya Bu Mal?." Ledek Cindy sambil cekikikan.

" Iya jalanan pagi ini tidak macet."Jawab Malika apa adanya.

" Bentar lagi pasti hujan, melihat Bu Mal sudah duduk nangkring disini!." Sambung Fera ikut melek Malika.

Semuanya tertawa terpingkal-pingkal karena melihat dari kaca jendela gedung kantor pagi ini Jakarta di guyur hujan karena memang sedang musin penghujan.

Hanya saja mereka jadikan bahan lucu-lucuan untuk mereka.

Sementara di Lobby kantor, Abraham yang lewat depan kantor Wildan memutuskan untuk mampir hanya sekedar minum kopi. Menjadi penghangat tubuh kala kedinginan dan menikamati cuaca pagi Kota Jakarta yang diguyur hujan pagi ini.

Kring...Kring...

" Selamat pagi disini Malika."

" Kamu bawa laporan keuangan bulan lalu ke ruangan saya sekarang."

" Baik Pak."

Fera menoleh ke arah Malika dan bertanya kepo, "Siapa Bu Mal?,ada apa?."

" Pak Wildan minta laporan bulan kemarin." Jawab Malika sambil sudah membawa laporan yang diminta dalam genggamannya.

" Oooo ".

" Tutup mulut Fer!, bau mulut." Ledek Cindy menutup mulut Fera menggunakan Mouse Pad.

Fera menyingkirkan tangan Cindy sambil meniupkan nafas mulutnya pada hidung Cindy."Mana ada aku bau mulut. Aku udah makan relaxa tahu. Jadi wangikan mulutku."

" Cih, dasar korban iklan " Gerutu Cindy.

Abraham sudah menaiki Lift khusus petinggi kantor, ia menekan lantai dimana Wildan berada. Ia langsung keluar setelah Liftnya terbuka.

" Kau sibuk benaran atau sok sibuk sendiri? " Abraham mendaratkan bokongnya di sofa depan meja kerja Wildan.

Tok

" Masuk "

Dari luar daun pintu berkaca itu digesernya.

" Permisi Pak, ini laporan keuangan bulan lalu " Malika menyodorkan lembaran kertas yang sudah rapi menjadi sebuah File.

Abraham bersiul melihat body bak Gitar Spanyol pemilik wanita yang sedang berdiri membelakanginya. Dengan tatapan yang memindai setiap inci lekuk tubuh calon mangsanya.

" Terima kasih. Kamu bisa balik ke ruang kerja mu sekarang. Karena ada Singa yang sedang kelaparan, sehingga Singa itu mencari mangsa di kantor ini." Ucap Wildan penuh penekan dan sedang menyindir Abraham yang menatap tubuh bagian belakang wanita yang sedang diincarnya juga.

" Baik Pak, terima kasih."

Deg

***** Bersambung*****

Mampir juga Yuk!!!!.

Di Novel Author yang lain diantaranya :

Cinta Tuan Alex. ( Tamat )

Teman Tidur Tuan Jason Gilbert. ( On Going )

Suami ke dua. ( On Going )

Jangan lupa dukungannya Kawan, Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih /Hatur Nuhun.

Salam Author.

Bab 2

" Baik Pak Wildan, terima kasih."

Sarah memutar balik tubuhnya, seketika matanya menangkap sosok pria yang semalam datang kerumahnya.

Deg

" What, kenapa aku bisa tergoda dengan hanya melihat bentuk tubuh bagian belakangnya saja?." Abraham menautkan kedua alisnya dan melepas kaca mata hitam yang menambah kadar ketampanannya berkali lipat.

Tatapan keduanya saling mengunci satu sama lain untuk beberapa saat sampai Wildan melemparkan kertas yang sudah diremasnya membentuk bulatan sedang seperti bola ke arah Abraham yang duduk dengan congkak dan menatap lapar pada incarannya.

" Brengsek kau Wil. " Kala kertas itu mengenai wajahnya yang cukup membuatnya kaget.

Begitu juga dengan Malika, ia kembali melangkahkan kakinya keluar meninggalkan ruangan Pak Wildan.

" Jangan coba kau berani macam-macam dengan wanita incaran ku, jika tidak ingin aku mencabut saham 40% yang ku miliki di bisnis haram mu itu." Wildan memberi peringatan pada temannya itu yang selalu bermain wanita disetiap malamnya.

" Cih, aku bisa mendapatkan wanita seribu kali lebih cantik dan memuaskan dari wanita incaranmu itu." Balas Abraham sengit dibarengi penuh kekesalan dan tiba-tiba saja merasa tidak suka jika calon istrinya menjadi incaran dari Wildan.

Saat malam mulai menyapa, Malika beranjak dari kursi kerjanya. Seperti biasa ia harus menyambung lagi waktu dan tenaganya untuk bekerja di tempat lain.

Kini mobilnya sudah terparkir di bagian belakang salah satu Club Malam kelas atas kenamaan di Jakarta. Semua perlengkapan malamnya sudah berada di kursi sebelahnya. Sebelum waktu kerjanya dimulai. Malika membuka kotak makanan yang tadi dibelinya secara online ketika masih berada di kantor. Ia makan sangat lahap guna mengisi tenaganya.

Malika sudah dengan tampilan wajah malamnya, yang dibuat semenarik dan secantik mungkin dengan menambahkan riasan make-up yang lumayan tebal. Sehingga mampu sedikit menyamarkan wajah aslinya.

" Bos " Malika menyapa orang yang memberinya pekerjaan beresiko ini. Namun tetap ia ambil karena ada yang menunggu kiriman uang dalam jumlah yang sangat besar darinya.

" Kamar 405 sudah menunggumu. Mr. B berdua dengan temannya, tapi kamu tenang saja temannya sudah membawa patner jadi kamu hanya fokus pada Mr. B saja." Jelas Bos yang mempekerjakan dirinya sambil menyerahkan kunci dan Malika menyembunyikan dalam saku rok pendeknya.

" Ok Bos terima kasih." Malika berjalan menuju kamar orang yang sudah menunggu kedatangannya.

Malika selalu menyematkan sepenggal do'a untuk keselamatan dirinya sebelum ia melakukan pekerjaan ini dan memasuki kamar pelanggannya.

" Li aku sudah sangat menantikan mu. Bantu aku Li, aku sudah tidak tahan ingin melakukannya dengan mu." Racau Mr. B yang mulai mendekati Malika. Ia meraih tangan Malika dan menciuminya sebelum tangan lentik nan cantik Malika memulai pekerjaannya.

" Hem. "

Malika mulai menjalankan pekerjaan dengan sangat profesional tanpa merasa jijik dan kotor terhadap pelanggannya. Servis yang diberikan Malika tidak lebih dari tiga jam disetiap malamnya.

" Ini untuk bayaran mu Li, kamu selalu bisa memuaskan ku dengan cara apa pun dan gaya apa pun." Mr. B mengirimkan kiriman bukti transferan pada ponselnya dengan nilai yang sangat banyak.

" Terima kasih." Malika membuka pintu dan segera pergi dari kamar tersebut.

Sebelum pulang Malika menyerahkan kuncinya kembali pada Bos nya.

Dan Akhirnya Malika sudah sampai di depan rumah setelah memarkirkan mobilnya di garasi.

" Kerja lembur lagi anak Ibu?." Ibu Fatmala menghampiri Malika yang ingin segera masuk kedalam kamarnya.

" Iya Bu, lumayan lah buat beli make-up." Jawab Malika sambil tersenyum tipis.

" Ibu ada perlu dengan ku?, kita masuk ke kamar atau di sofa ruang keluarga?." Tanya Malika.

Ibu Fatmala menggeleng sambil mengusap kedua lengan Malika.

" Setelah kamu menikah nanti Ibu tidak akan memiliki waktu berdua lagi dengan mu. Bahkan Ibu akan jarang melihat mu dari dekat seperti ini, makanya Ibu hanya ingin menikmati sisa waktu kebersamaan kita." Jawab jujur Ibu Fatmala.

Sebenarnya ada perasaan tidak rela, jika anak yang sudah bersama dirinya selama dua puluh lima tahun ini akan pergi dari hidupnya. Namun ia tidak bisa berbuat banyak tentang perjodohan itu. Kalau saja ia memiliki kuasa, ingin rasanya ia membatalkannya.

Malika meraih tangan lembut Ibu Fatmala yang selalu membelainya dikala ia tertidur. Ia mencium kedua tangan tersebut.

Malika membawa Ibu Fatmala masuk ke dalam kamarnya. Sepertinya Ibunya itu masih ada yang ingin disampaikan.

" Ibu bisa ikut dengan ku kalau mau, sebab aku yakin calon suami ku orang baik. Jadi tidak mungkin tega membiarkan Ibu tinggal sendiri di rumah ini." Balas Malika.

" Tidak Malika, Ibu tidak ingin hidup menumpang dengan mu dan suami mu. Kamu nantinya akan menjadi tanggung jawab suami mu sepenuhnya. Tapi kalau boleh Ibu meminta, tolong luangkan waktu mu satu bulan sekali untuk datang menjenguk Ibu kemari." Ucap Ibu Fatmala penuh pengharapan.

Mereka duduk di sofa sebelah tempat tidur, Malika menggenggam kedua tangan Ibunya." Akan Malika usahakan Bu, supaya bisa terus menjenguk Ibu kemari."

Ibu Fatmala mengangguk senang dengan senyum sumringah.

Waktu pagi sudah tiba, setelah hanya beberapa jam saja Malika mengistirahatkan tubuh lelahnya diatas tempat tidur. Kini ia bangun, mandi dan bersiap akan kembali pada rutinitasnya yaitu bekerja.

Makanan untuk sarapan pagi sudah terhidang di meja makan persegi dengan ukuran sedang. Ibu Famtala yang sudah memasak itu semua.

" Ayo Malika kita sarapan!. Ibu sudah masak makanan kesukaan mu, kamu bisa membawa makanan ini ke kantor untuk bekal makan siang." Ibu Fatmala mengisi piring dengan penuh makanan untuk Malika.

Malika duduk berhadapan dengan Ibunya, menatap senyum yang selalu terukir dari wajah yang masih cantik dan segar itu.

" Iya Bu, terima kasih. Ayo kita makan!." Malika mulai melahap makanan yang selalu enak menurutnya. Apalagi seorang Ibu akan menambahkan rasa kasih sayang dalam setiap masakannya.

Usai dengan sarapan dan kotak bekal makan siangnya, Malika berpamitan dan bersalaman dengan Ibu Fatmala. Ia melajukan kendaraan roda empatnya dengan kecepatan sedang.

Jalanan pagi ini lumayan padat merayap. Jika sudah begini sudah bisa dipastikan ia akan terlambat sampai ke kantor. Ia merogoh ponsel di dalam tas dan mengubungi Cindy saat lampu menyerah merah menyala di perempat jalan.

Dan benar saja, ia datang sudah terlambat hampir tiga puluh menit. Dan itu di lihat langsung oleh Wildan sang atasan.

" Malika ke ruang kerja saya sekarang!." Wildan berjalan kembali masuk kedalam ruangan. Padahal sebelumnya ia akan pergi menemui Mario, Regi dan Abraham di Caffe seberang kantornya.

Situasi menegangkan pun terjadi kala Cindy dan Fero menyaksikan sendiri teman mereka di panggil menghadap Pak Wildan.

" Maaf Pak Wildan saya telat." Ucap Malika ketika sudah berada di ruang kerja Wildan dan berdiri dihadapannya.

" Ok tidak masalah, tapi untuk itu kamu harus menemani saya untuk meeting dengan klien saya di Caffe seberang." Wildan menyerahkan beberapa File pada tangan Malika yang reflek terulur menerimanya.

Mereka keluar dari ruangan dan berjalan kaki beriringan sampai Caffe yang dimasksud.

" Sorry kalian harus lama menunggu ku." Wildan menarik kursi untuk duduk Malika yang sudah ada Abraham di hadapannya. Dengan tiga kancing kemeja yang selalu dibiarkannya terbuka sehingga bulu yang tumbuh di area dadanya mengintip keluar dari balik kemeja.

***** Bersambung*****

Mampir juga Yuk!!!!.

Di Novel Author yang lain diantaranya :

Cinta Tuan Alex. ( Tamat )

Teman Tidur Tuan Jason Gilbert. ( On Going )

Suami ke dua. ( On Going )

Jangan lupa dukungannya Kawan, Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih /Hatur Nuhun.

Salam Author.

Bab 3

" Kau serius menyukai wanita itu Wil?." Tanya Mario meneguk wine setelah kepergian Malika dari hadapan mereka.

Abraham menatap tajam kedua mata Wildan yang berbinar-binar saat menyebut nama calon istrinya.

Wildan tersenyum memandangi temannya satu persatu-satu. " Iya aku serius ingin menjadikan Malika milik ku selamanya."

Tidak ada keraguan sedikit pun yang diperlihatkan oleh Wildan. Ia begitu serius dengan keputusannya kali ini mengenai seorang wanita. Jadi bagaimana bisa Abraham untuk berkata jujur pada mereka terlebih Wildan jika Malika yang di incar oleh Wildan adalah calon istrinya?.

Abraham menegakkan punggungnya bersandar pada badan kursi. Ia mengusap wajahnya dengan kasar sembari menarik nafasnya dalam.

" Bukannya Kau memiliki banyak teman wanita yang lebih segalanya dari wanita tadi untuk kau jadikan milik mu?." Abraham bukan type pria yang suka ambil pusing dengan masalah teman-temannya terhadap wanita. Karena mereka bisa dengan mudah mendapatkan wanita yang selalu diinginkannya. Tapi sepertinya tidak untuk kali ini.

Lagi-lagi Wildan menggeleng dengan senyum yang terus saja mengembang menghiasi wajah tampan nya.

" Yang ini beda bangat, Malika merupakan wanita idaman yang ingin aku jadikan Ibu dari anak-anak ku kelak. Pria brengsek seperti ku tetap ingin mendapatkan istri baik-baik." Wildan sejauh ini sudah mencari tahu tentang kehidupan dan latar belakang Malika.

Abraham sudah tidak ingin terpengaruh apa pun tentang Malika, karena pernikahannya nanti merupakan hasil dari perjodohan Kakeknya.

" Aku harus balik ke kantor lagi sebelum nanti malam kita akan berpesta sampai pagi. Kita berkumpul ditempat biasa. Sampai bertemu nanti malam." Abraham langsung saja pergi tanpa menunggu teman-temannya membalas ucapannya.

Abraham pergi kemana pun selalu membawa supir pribadinya. Karena alasan yang sangat simple supaya ia memiliki waktu beristirahat walau hanya lima sampai sepuluh menit saja untuk memejamkan kedua matanya. Kecuali pergi ketempat untuk menyalurkan hasrat dan gairah nya baru ia pergi sendiri tanpa di antar oleh supir.

" Kita kembali ke kantor." Perintah Abraham sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi dengan mata yang sudah terpejam.

Setelah Abraham sampai di kantor, ia di kejutkan dengan keberadaan Eva yang sudah berada di meja sekertaris.

" Hai Abraham sayang. Kenapa telepon ku tidak diangkat?. Aku sampai harus datang kesini." Eva menarik lengan Abraham mengajaknya masuk ke dalam ruang kerja. Kemudian Eva menutup pintu dan menguncinya.

" Sekarang aku bersedia menikah dengan mu, kedua orang tua ku sudah merestui kita." Lanjut Eva. Dengan nakal tangan Eve mulai mengelus dada yang dipenuhi dengan bulu sedikit ikal dan berusaha membuka satu persatu kancing kemeja Abraham.

Abraham tidak menolak apa yang dilakukan Eva pada tubuhnya. Bahkan bisa dibilang ia sangat menikmati dan merindukan sentuhan dari wanita yang masih mendominasi hatinya.

Eva merupakan wanita pertama yang Abraham cintai. Bahkan Abraham yang sudah mengambil kegadisannya namun sayang kedua keluarga mereka tidak memberikan restu untuk mereka menikah. Sampai Eva bersama keluarga pindah ke Australia. Ia memutuskan untuk menikah di sana dan kini sudah memiliki satu orang putri cantik. Namun sekarang pernikahannya diambang kehancuran.

" Ah Ibra...Ah sayang. "

Eva memimpin jalannya permainan panas mereka di siang hari ini. Ia begitu mendominasi pada tubuh Abraham yang masih sama dengan waktu pertama kali mereka melakukannya. Bahkan sekarang tubuh itu semakin bagus dan atletis. Ia melepaskan rasa rindu yang sudah dipendamnya beberap waktu lalu.

Permainan mereka cukup lama, hampir dua jam lamanya. Sampai Evan harus siaga menunggu di depan pintu ruang kerja Bos nya. Untung saja Kakek Prabaswara tidak melakukan kunjungan dadakan siang menjelang sore ini, jadi ia masih bisa sedikit bernafas lega.

" Aku sangat mencintai mu." Ucap Eva mencium sekilas bibir Abraham sebelum ia membuka kunci pintu ruangan.

Sedangkan Abraham tidak membalas apa pun. Malah ia kembali duduk dan mulai melanjutkan sisa pekerjaannya.

" Aku akan tinggal disini lebih lama, jadi kita bisa menghabiskan waktu bersama sepanjang malam." Bisik Eva penuh dengan godaan manja ingin memantik kembali api gairah Abraham. Namun sayang Abraham tetap fokus pada pekerjaannya.

Setelah merengek untuk ikut dengan Abraham ke pesta bersama teman-temannya yang lain, akhirnya Eva diperbolehkan ikut juga oleh Abraham. Sekalian Abraham bisa menunjukkan sisi lain dan liar dari seorang Abraham yang belum diketahui oleh Eva.

Kini mereka sudah berkumpul di Club Malam tempat pesta berlangsung.

" Eva kapan kau datang?, apa kalian akan balikan lagi?." Tanya Regi mulai menuang Vodca kesukaannya pada gelas.

" Iya " Jawab Eva percaya diri. Karena sepengetahuannya sampai saat ini Abraham tidak memiliki kekasih atau wanita yang sedang didekati Abraham.

" Bersulang " Regi mulai mengangkat tinggi-tinggi gelasnya untuk bersulang. Yang mendapat sambutan dari Wildan, Mario, Abraham dan Eva.

Abraham mengedarkan pandangannya pada segala sisi namun ia belum melihat para wanita yang akan menemani malamnya sampai pagi.

" Apa yang sedang kamu cari?." Tanya Eva mengikuti arah tatapan mata Abraham yang terus saja mencari sesuatu.

" Kesenangan ku." Jawab Abraham jujur.

Abraham mulai menyalakan rokok yang sudah menempel pada bibir berwarna merah alami. Kepulan asap memenuhi semua wajah Abraham namun itu sangat dinikmatinya. Sambil menunggu mereka yang akan memuaskannya.

Tidak berselang lama, terlihat empat wanita cantik nan seksi yang siap menggoyang ranjang Abraham sepanjang malam dan membuat Abraham melenguh panjang seperti biasanya.

Keempat wanita tersebut datang menghampiri Abraham tanpa mempedulikan keberadaan Eva di dekat Abraham. Mereka menempati posisi seperti biasanya pada setiap bagian tubuh Abraham. Sehingga membuat Eva secara tidak sengaja tersingkir dari sebelah Abraham dan berhasil membuatnya sangat murka.

" Hei, kalian ja**lang apa-apaan ini?. Kenapa kalian berada disini seenaknya?, siapa yang sudah mengundang kalian?."

Abraham merasa terhibur dengan adanya pertunjukkan dari Eva, sang mantan cinta pertama.

" Aku yang mengundang mereka." Jawab Abraham sambil mengangkat bokongnya untuk memberikan akses tangan para wanita itu yang mulai bekerja pada tubuhnya.

" What, aku tidak salah dengar dan lihat dengan kelakukan mu ini. Yang membiarkan ja**lang murahan ini menyentuh tubuh mu." Teriak Eva dengan nada yang sangat tinggi dan dibarengi dengan sedikit bergetar karena menahan tangisnya yang mau pecah.

Mario, Regi dan Wildan hanya menonton saja drama mantan sepasang kekasih yang dulu saling mencintai. Dimana sekarang sang wanita sedang menyaksikan sendiri secara langsung kegilaan dari sang mantan yang masih sangat dicintainya.

" Kalau kau tidak kuat melihat hal yang lebih dari pada ini sebaiknya kau pulang sekarang." Titah Abraham dengan wajah bengis yang mulai diperlihatkannya pada Eva.

Eva mulai merasa mual dan ingin muntah ketika para ja**lang itu sudah memulai aksi gilanya pada bagian tubuh inti Abraham.

Dengan sangat terpaksa Eva keluar dari ruangan itu dengan menitikan air matanya. Ternyata Abraham sudah banyak berubah menjadi seorang pemain wanita.

Eva berjalan dengan langkah cepat tanpa melihat kanan kiri depan belakangnya sampai ia tidak sengaja menabrak seseorang yang baru keluar dari salah satu kamar Club yang bertuliskan 405.

Bugh

" Maaf saya tidak sengaja." Ucap Eva pada wanita cantik yang tidak sengaja ditabraknya.

***** Bersambung*****

Mampir juga Yuk!!!!.

Di Novel Author yang lain diantaranya :

Cinta Tuan Alex. ( Tamat )

Teman Tidur Tuan Jason Gilbert. ( On Going )

Suami ke dua. ( On Going )

Jangan lupa dukungannya Kawan, Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih /Hatur Nuhun.

Salam Author.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!