1001 PERFECT
Eps1. Murid pindahan
Awal tahun ini para siswa memasuki semester ke-2, begitu juga dengan para siswa di SMA Mandala
setelah beberapa minggu lalu melewati libur panjang, mereka kembali disibukan dengan rutinitas sekolah
Jasper Prawira
*Hmm... Jadi ini SMA Mandala?*
dengan bantuan secarik kertas lecek seadanya, akhirnya Jasper sampai di sekolah barunya
sebagian besar siswa lulusan SMA Mandala, selalu menjadi orang-orang yang sukses
orang tua Jasper mengirimnya ke SMA itu, dengan harapan dia juga bisa lebih suskes di masa depan
Jam sekolah belum dimulai, siswa lain hanya gaduh dan berlalu-lalang
itu membuat Jasper kesulitan untuk meminta bantuan, karena mereka sibuk sendiri
hingga akhirnya, dia memutuskan untuk menyapa seseorang, yang sedang duduk santai sambil membaca buku
Jasper Prawira
Maaf mengganggu, aku ingin minta tolong
Jasper Prawira
Apa kau bisa mengantarku ke ruang guru?
Saking serius, anak laki-laki itu tampak terkejut saat Jasper tiba-tiba menyapanya
Jasper Prawira
Aku murid baru yang pindah tahun ini
Sailendra Saint
Oh... kau murid pindahan?
Jasper Prawira
Namaku Jasper, salam kenal
Sailendra Saint
Panggil aku Saint
Mereka saling berkenalan dan berjabat tangan, ramah tamah
saat itu juga Saint mengantar murid pindahan itu ke ruang guru
Sailendra Saint
Kelas berapa?
Jasper Prawira
Aku kelas 2
Sailendra Saint
Harusnya sama dengan ku
Jasper Prawira
Kau di kelas mana? Siapa tahu kita satu kelas
Sailendra Saint
Haha tidak mungkin...di kelas ku sudah penuh
Jasper Prawira
Ah... begitu ya, sayang sekali
tak lama, akhirnya mereka sampai di depan pintu ruang guru
Saint pun mempersilahkan Jasper untuk segera masuk ke dalam
Jasper Prawira
Terimakasih Saint
Saint hanya mengangguk pelan lalu kembali ke tempatnya semula
sedangkan Jasper masuk ke ruang guru dengan hati-hati
Jasper Prawira
Selamat pagi Pak
Jasper Prawira
Namaku Jasper Prawira
dia disambut oleh kepala sekolah dengan ramah
bahkan beberapa guru di ruangan itu juga membungkuk memberinya salam
Jasper merasa tidak aneh dengan perlakuan seperti itu
dia adalah cucu dari donatur utama SMA Mandala
selain itu, keluarga Prawira juga dikenal dengan kekuasaan dan kejayaannya di kota itu
Jasper Prawira
Maaf sebelumnya pak
Jasper Prawira
saya memang salah satu, dari anggota keluarga Prawira
Jasper Prawira
tapi bisakah, saya diperlakukan seperti murid biasa saja?
x
Oh tidak bisa seperti itu tuan
Jasper Prawira
Dan... jangan memanggil saya dengan sebutan "tuan" di sekolah
x
Anda terlalu rendah diri
x
Jangan merasa tidak nyaman, nanti juga akan terbiasa
x
Nah tuan Prawira, ini wali kelas anda pak Sam
Sir Sam merasa bangga melihat Jasper yang langsung menurut padanya
bel tanda masuk jam sekolah pun berbunyi
Sir Sam segera mendampingi murid barunya itu menuju kelas
Sir. Sam
Kau berbeda dari Prawira lain yang ku kenal
Jasper Prawira
Maksud anda, sir?
Sir. Sam
Prawira lain tentu saja akan sombong dengan kekuasaan mereka
Sir. Sam
dia selalu ingin diutamakan dan juga disanjung-sanjung
sir Sam berhenti di samping jendela koridor, yang menghadap ke lapangan basket
seketika Jasper juga ikut berhenti
dia mengikuti arah tatapan sir Sam ke arah lapangan di luar sana
Sir. Sam
dia juga salah satu muridku
Sir. Sam
Kalian saling mengenal, kan?
Jasper Prawira
Ahaha... tentu saja sir
Jasper Prawira
dia sepupu ku
sir Sam mengangguk-angguk sambil melanjutkan langkahnya
Jasper sempat kewalahan, untuk menyamakan langkah dengan wali kelasnya itu
Tetiba nya di kelas, Jasper memperkenalkan dirinya
Jasper Prawira
Namaku Prawira
Jasper Prawira
Jasper Prawira
seisi kelas mulai gaduh ketika mendengar nama belakang Jasper
Jasper Prawira
Kalian cukup memanggilku Jas, atau Jasper
Jasper Prawira
Aku pindah dari Australia, salam kenal
Jasper membungkukkan badannya
dan membuat yang lain kembali berbisik-bisik
all
Dia benar-benar Prawira?
all
Baru kali ini, aku melihat Prawira membungkuk
Jasper hanya tersenyum saat mendengar kalimat itu
image Prawira di SMA Mandala benar-benar sangat kuat
sampai-sampai hampir tidak ada, yang tidak mengenal Prawira
Eps2. Satu tempat di sekolah
Mendengar namanya saja orang-orang merasa segan
bahkan untuk sekedar berpapasan, para siswa SMA Mandala merasa sungkan
itu semua berkat kelakuan ajaib dari sepupu Jasper, yaitu Hamka
Jasper Prawira
Permisi... apa kau bisa membantuku?
x
Kami merasa tidak pantas berdiri di depan anda
mereka menghindari Jasper, karena takut dia memiliki sifat seperti Prawira lain yang mereka kenal
Di hari pertamanya sekolah di SMA Mandala
Jasper menghabiskan waktu istirahat untuk berkeliling sendirian
dengan berbekal denah sekolah berbentuk digital, yang dia buka dari aplikasi resmi SMA Mandala
Jasper Prawira
Ini dimana?
tiba-tiba layar ponselnya error, sehingga denah sekolah tidak tampak jelas
dia menggoyang-goyangkan ponselnya untuk mencari sinyal
namun semakin lama, ponselnya malah mati
Jasper Prawira
Aih... sepertinya aku harus beli ponsel baru
Jasper mengedarkan pandangannya ke segala arah
tampaknya seperti gudang tua, yang kumuh serta lembab
dia sadar kalau saat ini, dirinya sedang tersesat di dalam sekolah
Jasper Prawira
Haha... lucu sekali
Jasper Prawira
tersesat di sekolah?
tapi Jasper tak putus asa, dia berusaha mencari jalan keluar dari bangunan-bangunan terbengkalai itu
sayup-sayup dia mendengar ada suara orang yang sedang bicara
dia lekas berlari ke arah suara itu
namun langkah Jasper terhenti, saat melihat situasi di depannya
dia kembali mundur, untuk mengintip dibalik tembok
Jayyan Baskara
Kau harus menanggung akibatnya!
Noah San
Maaf senior... aku benar-benar tidak sengaja
terlihat dari nametag yang menempel di dadanya
orang bernama Jayyan itu menendang wajah seorang junior, yang sedang berlutut di hadapannya
Jasper Prawira
*Aw! Itu pasti sakit*
Noah San
T-Tolong ampuni aku senior!
Selain mereka berdua, ternyata ada satu orang lagi di belakang
Jasper tidak bisa melihat jelas wajahnya, karena terhalang bangku-bangku rusak yang bertumpuk
dia mencoba maju untuk melihat siapa orang itu
namun, tiba-tiba ada yang menarik kerah seragamnya dari belakang
hingga membuat Jasper kembali tertarik ke belakang
Saint mengajak Jasper untuk mengikutinya
berkat Saint, akhirnya dia bisa keluar dari area bangunan terbengkalai itu dengan mudah
Jasper Prawira
Aahh... akhirnya aku keluar juga
Sailendra Saint
Apa yang kau lakukan di sana?
Jasper Prawira
Aku hanya keliling sekolah saja, sambil melihat denah
Jasper Prawira
tapi tiba-tiba ponselku mati, jadi...
Jasper Prawira
hehe aku tersesat
Sailendra Saint
Harusnya kau tidak sendirian
Jasper Prawira
Mau bagaimana lagi, tidak ada yang mau menemani ku
Saint menghela napas berat, sambil menggelengkan kepalanya
seragam Jasper yang tadi pagi tertutup rompi, kini memperlihatkan dengan jelas namanya
Saint terdiam saat melihat nametag, yang bertuliskan nama panjang Jasper
yang diperhatikan menyadarinya, dia langsung menutupi nametag-nya itu
Jasper Prawira
tolong jangan melihat nama belakang ku
Jasper Prawira
aku cukup kesulitan gara-gara ini
Jasper terlihat sedih, bahkan tidak nyaman dengan namanya sendiri
Sailendra Saint
Ikuti aku!
Sailendra Saint
Aku akan menjadi pemandumu
Jasper Prawira
Hah, benarkah?
terlihat jelas Jasper sangat senang
akhirnya ada orang yang mau menemaninya, walaupun sudah tau nama belakang yang menunjukkan status sosialnya
Saint pun menganggukkan kepalanya, dan tersenyum ke arah pemilik nama Prawira itu
Sailendra Saint
Kau tidak menyewa asisten?
Jasper Prawira
Asisten? di sekolah?
Sailendra Saint
Kau Prawira kan?
Sailendra Saint
Prawira yang kukenal selalu didampingi asistennya
Jasper Prawira
Kau juga mengenal Hamka?
Sailendra Saint
Seluruh isi sekolah juga tau, siapa itu Prawira
Jasper Prawira
Benar juga...
Jasper Prawira
Apa semut juga mengenalinya?
Sailendra Saint
Hahaha... tentu saja
Sailendra Saint
Jangankan semut, hantu di sekolah ini juga sangat mengenalinya
Tiba-tiba ada hembusan angin yang meniup ke arah mereka
udaranya cukup dingin dan sempat membuat merinding
Satu jam sudah berlalu, Saint benar-benar menemani Jasper hingga akhir
Jasper Prawira
Terimakasih ya Saint
Jasper Prawira
Hari ini, kau sudah dua kali membantuku
Sailendra Saint
Tidak masalah
Sailendra Saint
Aku juga sedang tidak sibuk
Sailendra Saint
Sebenarnya ada satu tempat, yang belum aku perlihatkan pada mu
Sailendra Saint
Lain kali saja, sekarang kita harus kembali ke kelas
Jasper Prawira
Benar... masih ada lain kali
tiba-tiba saja, pandangan Jasper tertarik pada buku yang dipegang Saint
Jasper Prawira
Saint... apa itu buku yang sama, seperti yang kau baca tadi pagi?
Saint menunjukan buku itu pada Jasper
Sailendra Saint
Benar, ini buku yang sama yang selalu ku baca
Jasper Prawira
buku apa itu?
Sailendra Saint
Tentang kehidupan seorang penyair
Jasper Prawira
Wah...boleh kulihat?
Sailendra Saint
Tidak boleh!
Sailendra Saint
Aku belum selesai membacanya
Jasper Prawira
Kalau sudah selesai, boleh aku meminjamnya?
Saint hanya mengangguk untuk menjawabnya
sampailah mereka di depan pintu kelas 2-B
Jasper Prawira
Ini kelas ku
Jasper Prawira
Dimana kelas mu, Saint?
Sailendra Saint
Kelasku tepat 3 kelas di depan
sebelum masuk kedalam kelasnya, Jasper sempat melambaikan tangannya pada Saint
Saint hanya tersenyum lalu melanjutkan langkahnya, menelusuri koridor
Eps3. Sisi gelap, Kelas utama
akhirnya Jasper mulai beradaptasi, dengan suasana sekolah di SMA Mandala
bahkan hari ini, dia makan siang di kantin dengan beberapa teman sekelasnya
namun hal yang tak terduga justru sedang menantinya di meja sebelah
Jasper menoleh saat namanya dipanggil
dia terkejut saat tau siapa yang memanggilnya
Hamka Prawira
Kita perlu bicara
Hamka pun keluar dari area kantin, diikuti dua orang di belakangnya
salah satunya adalah Jayyan, yang pernah dia lihat beberapa hari lalu
Belum habis makan siangnya, Jasper segera mengikuti kemana Hamka pergi
langkahnya terhenti di tempat yang tidak asing bagi Jasper
itu adalah tempat yang sama, dimana dia melihat Jayyan menganiaya junior tempo hari
Jasper Prawira
*Jadi Hamka, adalah orang yang waktu itu*
Hamka menghembuskan napas beratnya sebelum bicara
dia kesal bahkan terlihat sedang menahan amarah
Hamka Prawira
Kau sadar... kalau kau adalah Prawira?
Jasper Prawira
apa ada masalah dengan itu?
Hamka menendang kursi rapuh di sebelahnya
dia lalu mendekat ke arah Jasper
Hamka Prawira
Selama beberapa hari ini, aku terus mengamati mu
Jasper Prawira
Kau tidak suka aku pindah ke sini?
Hamka Prawira
Terlebih lagi kau sangat merusak!
Jasper Prawira
Apa maksud mu?
Hamka Prawira
Kau sudah merusak citra Prawira di sekolah ini
Jasper Prawira
Maksudmu citra sok berkuasa?
Mendengar kata-kata yang keluar dari mulut sepupunya itu
Hamka langsung saja menyambar kerah seragam milik Jasper
mencengkramnya kuat-kuat sehingga hampir mencekik lehernya
Hamka Prawira
Dengar Jasper!
Hamka Prawira
Sejak awal... kau tidak pantas terlahir sebagai Prawira
seolah pembicaraannya tak ingin didengar, oleh kedua temannya di belakang
Hamka Prawira
Kau pikir, kenapa hanya kau sekeluarga yang tinggal di Australi?!
Jasper Prawira
L-Lepaskan... tanganmu
Hamka Prawira
Itu karena kau adalah anak haram!
Hamka Prawira
Kau... bukan darah Prawira!
Hamka Prawira
Jadi kau cukup tau diri saja!
Hamka melepaskan cengkraman nya, sambil mendorong Jasper ke tumpukan kayu sisa terbakar
Jasper tersungkur cukup kencang, sehingga melukai beberapa bagian tubuhnya
Hamka dan kedua temannya, hanya bisa memberikan tatapan sinis pada Jasper
mereka meninggalkannya di sana sendirian
langit kemudian menurunkan hujan sebagai pemanis momen itu
kini seragam yang dikenakan Jasper pun basah dan kotor akibat cipratan debu arang
Jasper Prawira
Hiks... Hiks!
Jasper masih bertahan dengan posisinya sambil menangis
dia tau betul, kalau dirinya adalah anak yang terlahir dari hubungan gelap
kenyataan mungkin bisa diterimanya
tapi jika ada yang mengungkit sisi gelapnya, tentu akan membuatnya sakit hati
Sailendra Saint
Berdirilah Jasper!
Saint datang dengan memayunginya
Sailendra Saint
Sebentar lagi, kita harus kembali ke kelas!
Jasper Prawira
AKU BILANG PERGI!!
mendengar Jasper membentak nya, Saint berhenti memayungi
kemudian dia mundur dan menjauh dari Jasper
beberapa saat kemudian Jasper tersadar kalau Saint benar-benar meninggalkannya
Berkali-kali Jasper memanggilnya, namun Saint sudah pergi dari sana
dia semakin merasa terpuruk saat itu, lalu kembali menangis di bawah guyuran hujan
Jasper datang ke sekolah dengan mata bengkak dan memerah
semalam dia tidak bisa tidur dan hanya menangis di dalam kamarnya
Tiba-tiba seseorang bertabrakan dengan Jasper, dan menjatuhkan buku-buku yang dipegangnya
Jasper tidak menjawab dan hanya menatap dingin, ke arah adik kelas yang bernama Noah San itu
Noah menunduk dan mengambil buku-bukunya yang berserakan
saat itu, Jasper hendak melangkah meninggalkannya
namun kakinya tertahan saat melihat satu buku yang dipungut oleh Noah
Jasper Prawira
*Bukannya itu... *
saat Noah selesai memungut buku-bukunya, dia berdiri dan bertatapan dengan Jasper
dia langsung menunduk ketika melihat nama Prawira di belakang nama seniornya itu
Noah San
S-Sekali lagi... M-Maaf senior
Noah terlihat ketakutan dan lari tunggang-langgang
Jasper sempat heran dengan sikapnya, tapi dia berusaha untuk tidak perduli
Sebelum masuk ke dalam kelasnya, Jasper berpapasan dengan sir Sam
Sir. Sam
Satu minggu sudah berlalu...
Sir. Sam
waktunya kau pindah ke kalas utama
Jasper Prawira
Kelas utama?
Sir Sam menjelaskan bahwa kelas utama adalah kelas khusus
yang isinya adalah anak-anak dari keluarga konglomerat, yang selama ini mendanai sekolah tersebut
Jasper Prawira
Sir... sudah kubilang
Jasper Prawira
perlakukan aku seperti murid biasa saja
Jasper Prawira
Aku tidak mau diperlakukan istimewa seperti ini
Sir. Sam
Jasper... aku mengerti keinginan mu
Sir. Sam
tapi mau bagaimana lagi, pihak sekolah tidak bisa menolak
Jasper Prawira
Bukankah keinginan ku juga adalah perintah?
Sir. Sam
tapi keinginan kakekmu adalah kewajiban
sir Sam membukakan pintu kelas utama, untuk Jasper
di sana sudah ada Hamka dan kedua temannya
Julian Lee dan Jayyan Baskara
lalu dua junior, yang salah satunya adalah orang yang tadi sempat menabrak Jasper
Surya Gandana dan Noah San
Jasper Prawira
Haaaahh... kelas macam apa ini?
Hamka langsung menatap tajam ke arahnya
dia seolah memberi perintah, agar Jasper segera bergabung bersamanya di kelas itu
Jasper pun duduk di barisan paling belakang
Sir. Sam
Jasper jangan duduk di sana!
Sir. Sam
Itu milik seseorang
Jasper langsung berpindah tempat, sambil terus memperhatikan bangku tadi
dia merasa aneh, karena di kelas itu hanya ada 7 bangku saja
tentu saja dia akan duduk di salah satu bangku yang kosong
tapi ternyata, satu bangku paling belakang itu ada pemiliknya
Jasper Prawira
*Pemilik bangku itu... tidak masuk?*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!