NovelToon NovelToon

Emergency Love

Bab 1

Suasana sibuk memenuhi sebuah Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit swasta. Para perawat serta petugas medis saling berjibaku melakukan tugas mereka. Bunyi sirine ambulans.terus saja berdatangan hari ini.

"Aku minta rekam medis ranjang 2, Mir!" pinta wanita berjas putih di depan lobby IGD.

Wanita dengan name tag bertuliskan dr Greta Haruni Sp.JP. Dokter wanita ini dikenal juga dengan sebutan ahli kardiologi atau spesialis Jantung dan Pembuluh darah.

Sedangkan wanita yang dia panggil Mir tadi adalah perawat yang bertugas jaga siang hari ini. Mira adalah perawat junior di rumah sakit tempat mereka bekerja. Dan untuk menghindari adanya amukan dari Greta pula, Mira segera memberikan rekam medis/ catatan medis. Karena hal itu sangat dibutuhkan oleh Greta. Rekam Medis adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun swasta.

"Ini, dok!" Mira memberikan laporan berisi riwayat penyakit pasien yang berada di ranjang 2 IGD mereka.

Greta mulai membuka halaman demi halaman yang berisi pemeriksaan medis pasiennya. Tak lupa, dia juga mengucapkan terimakasih pada Mira. "Thanks, Mir." Karena bagaimanapun juga, dokter tidaklah bisa bekerja sendiri tanpa adanya perawat yang membantu tugas-tugasnya.

Tanpa menoleh ke kiri dan kanan, Greta saat ini fokus membaca diagnosa awal hingga perawatan terakhir pasiennya.

Pasien Greta adalah anak perempuan berusia 11 tahun yang baru saja tiba di IGD mereka dengan jari-jari bewarna kebiruan. Menurut diagnosa dokter sebelumnya, gadis itu menderita penyakit jantung bawaan.

Penyakit jantung bawaan (PJB) atau congenital heart disease adalah kelainan pada struktur dan fungsi jantung yang sudah ada sejak lahir. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah dari dan menuju jantung sehingga bisa mengancam jiwa.

Penyakit jantung bawaan merupakan penyebab cacat lahir yang paling sering terjadi dengan jenis dan tingkat keparahan yang beragam. Sebagian penderita penyakit jantung bawaan hanya memerlukan pemeriksaan secara rutin, tetapi ada pula yang perlu menjalani operasi hingga transplantasi jantung.

Seusai menerima tindakan medis dari Greta, kini kondisi gadis itu lebih stabil daripada kedatangannya tadi.

Dan Greta telah menyiapkan ruang khusus yakni ICU untuk gadis itu untuk memantau penyakitnya.

Gadis itu memiliki gangguan pada katup (Pulmonary atresia) bagian antara bilik kanan dan paru-paru sehingga darah tidak bisa mengalir ke paru-paru dengan lancar.

Hati Greta tercabik-cabik melihat gadis sekecil itu sudah mengalami keadaan yang sulit seperti ini. Tak hanya itu saja, orangtua pasien juga bukan berasal dari golongan yang mampu, hingga untuk mengobati putrinya saja mereka telah menguras tabungan mesti telah dibantu oleh asuransi dari pihak pemerintah.

Lamunan Greta tersentak kala bunyi sirene ambulans yang baru saja tiba. Meski bukan rumah sakit khusus jantung, pasien dengan keluhan penyakit tersebut banyak menghuni bangsal Rumah Sakit Universitas Ganesha.

Begitu pintu belakang ambulans dibuka, tenaga medis gesit membawa pasien tersebut ke dalam IGD Rumah Sakit tersebut.

"Beri jalan! Pasien pria dengan usia 34 tahun tekanan darah 103/87 korban kecelakaan lalulintas mengeluhkan sakit pada kaki bagian kiri." ujar petugas yang membawa pasien tersebut.

Tanpa dikomando, Greta serta dokter yang tidak menangani pasien langsung berhamburan menuju pasien dengan luka di pelipis kanan dan dibawa menuju bilik IGD yang tersedia.

Mira yang sejak tadi berada di lobby, kini membantu Greta melihat kondisi pasien. Sedangkan Greta sendiri memeriksa denyut jantung dan juga anggota tubuh yang lainnya.

Kecelakaan yang menyebabkan banyak luka atau cedera fisik juga merupakan kondisi yang diutamakan oleh IGD, sehingga Greta harus jeli terhadap kondisi pasiennya.

Melihat tidak ada bagian tubuh yang tampak memerlukan penanganan darurat, Greta meminta Mira untuk mengobati luka di pelipis pria itu. Sedangkan Greta kini memeriksa kaki kiri pasien.

Diagnosa awal Greta pasien tersebut mengalami patah tulang yang memerlukan penanganan berupa prosedur Rontgen pada kaki kirinya.

Namun, belum selesai Greta memberikan penjelasan kepada pasien, salah seorang perawat mengabari Greta, "Dok, gadis di ranjang 2 kini kritis, mohon dokter memeriksanya!" pinta perawat tersebut kepada dokter yang bertanggungjawab.

Sehingga Greta harus mendahulukan pasien dengan keadaan darurat seperti gadis itu. "Mir, setelah kamu obati lukanya, bawa pasien ini untuk Rontgen kaki, ya? Dan jangan lupa CT scan, aku akan meminta mereka menyiapkannya." Greta bangkit setelah sebelumnya berpesan kepada Mira, perawat junior yang kini membantunya.

"Siap, dok!"

Pasien pria tadi hanya menatap kepergian Greta, bukan merasa bangga. Namun, pria tadi sepertinya memiliki maksud lain kepada wanita yang memiliki nama Greta Haruni yang tercantum di name tagnya.

Dengan setengah berlari, Greta mendatangi ranjang 2 dan melihat gadis kecil itu kini tak sadarkan diri. Greta segera melakukan Resusitasi pada Jantung pasien.

Tidak hanya tangannya saja yang berpacu membantu mengangkat kembali jantung gadis itu agar berdetak, mata Greta juga melihat monitor di IGD tersebut.

"Bagaimana ICUnya? Sudah ada kabar?" tanya Greta kepada salah satu dokter yang bersamanya masuk dan meminta anggota keluarga pasien untuk keluar tadi.

"Ready 15 menit lagi, dok!"

Dua perawat senior masuk ke bilik pasien kelainan jantung itu, mereka tidak datang dengan tangan hampa. Dua perawat itu membawa Defibrillator untuk membantu menstimulasi jantung pasien.

Dokter muda itu mengolesi cairan pelumas untuk ujung Defibrillator yang akan digunakan oleh Greta.

"150 Joule!" perintah Greta pada perawat yang kini bertugas mengatur daya alat tersebut.

"150 Joule, dikonfirmasi!" ucapnya mengikuti arahan Greta.

Namun, sial. Tidak ada perubahan. Greta telah meregangkan urat lehernya yang sedari tadi belum diistirahatkan. "200 Joule!" pinta Greta menambah tekanan pada Defibrillator tersebut.

Perawat tadi langsung mengikuti arahan Greta dengan menaikkan tekanan alat tersebut. Kondisi seperti sering terjadi di tengah mereka.

"Sepertinya masih belum," bisik dokter muda tersebut.

"Diamlah!' bentak Greta memarahi dokter koas tersebut.

"Satu kali lagi, 220 Joule!" kali ini Greta menambahkan 20 Joule untuk merangsang jantung gadis itu agar kembali berdetak.

Syukurlah, Tuhan masih mengasihi gadis perempuan itu, "Dia kembali!" ujar perawat muda tadi mensyukuri keadaan.

Begitu konsisi pasiennya stabil, Greta ingin mempercepat pemindahan pasien itu ke ruang ICU agar mendapatkan penanganan yang lebih optimal.

"Bawa dia ke ICU!" ujar Greta keluar dari bilik pasien gagal jantung tersebut.

Orangtua pasien sejak tadi hanya menangis meratapi nasib putrinya. Dia juga berharap tim dokter bisa menyelamatkan nyawa putri kecilnya.

Tanpa melepas maskernya, Greta kini melihat pasien patah kaki yang akan di bawa CT scan dan juga Rontgen. Sembari menunggu hasil uji test keluar, Greta bisa bernapas lega setidaknya hanya untuk meneguk segelas air putih.

Bab 2

Hasil CT scan dan Rontgen telah berada di tangan Greta. Namun, ada sedikit hal yang menggeliat. Pria itu tidak tampak takut sedikitpun. Bahkan untuk ukuran pasien, pria itu cukup tenang dengan tidak menunjukkan wajah khawatir terhadap apapun.

Greta menerawang hasil CT scan yang tidak menunjukkan kerusakan atau hal yang ditakutkan sama sekali. "Tidak ada sesuatu yang perlu ditakuti, kepalamu baik-baik saja, Pak!"

"Pak?" Pria tadi mengulangi sebutan Greta untuknya.

"Iya, hanya kaki Anda saja yang mengalami retak atau fraktur tulang. Untuk sementara waktu, Anda akan kami rawat di sini."

Rencananya, Greta akan melakukan prosedur Splinting atau bidai atau bantalan pada angkle-nya. Fraktur pergelangan pada kaki dapat diimobilisasi dengan bidai yang berbentuk seperti bantalan atau bidai cardboard dengan batalan untuk menghindari tekanan pada tonjolan tulang. Cedera pergelangan kaki dengan luka pada bagian dorsal memerlukan kontrol posisi telapak kaki dengan posisi plantar flexi untuk meregangkan bagian kulit dorsal, serta diposisikan pada posisi netral secara bergantian untuk mencegah pemendekan tendon Achilles.

"Berapa lama?' tanya pria tadi dengan nada tak acuh.

Tak ada jawaban dari pihak Greta, wanita berumur tiga puluh tahun itu malah melongos dengan menatap dokter muda di sebelahnya. "Hubungi pihak keluarga untuk menandatangi berkas rawat inap."

"Tidak perlu, aku bisa mengurus diriku sendiri!" sela pasien lakalantas itu dengan arogan.

Dokter koas yang menemani Greta menduga jika pria itu tidak memiliki sanak saudara. Atau memang memiliki sikap tidak menyenangkan karena sejak tadi, pria itu terus mengorek informasi tentang Greta tanpa sepengetahuan dokter wanita tersebut.

Usai melakukan tindakan Splinting kedua dokter wanita itu menghubungi Divisi Rawat Inap untuk memindahkan pria tidak menyenangkan itu.

Keduanya akan membawa pasien menuju ruang VIP seperti yang dikehendaki oleh Pasien. Tetapi, sejak tadi pria itu terus saja memandangi Greta dari ujung kepala hingga kaki.

"Apa kau sudah menikah, dok?"

"Pernyataan macam apa itu? Dia tidak tahu jika dokter Greta adalah most wanted dokter di sini!" kecam Alina dokter muda yang kini lebih membela Greta karena tingkah menyebalkan pasiennya.

"Mohon jaga sikap, Pak! ini rumah sakit." Alina menyangkal sikap pria itu.

Sedang Greta? Dia sama sekali tidak peduli dengan pertanyaan pria tadi. Yang dia pedulikan hanya secepatnya menuju ruang naratama untuk memindahkan pasien.

Ketiganya lalu masuk lift pasien dan membawa pasien pria itu untuk mendapatkan perawatan lanjutan. Namun, lagi-lagi pria itu bertanya kepada Greta, "Apa kau sudah menikah?"

"Maaf, tolong jangan bahas masalah selain kesehatan di sini. Lagipula aku menikah atau belum tidak ada urusannya dengan Anda." Emosi Greta kini tak bisa lagi terbendung karena pria itu terus saja bertanya hal konyol padanya.

"Jika kau belum menikah, itu bagus!"

"Kenapa? Kenapa Bapak terus saja bersikap tidak menyenangkan?" Alina juga ikut kesal dibuatnya. "Dokter Greta itu high quality jomlo!" Nah loh, ada juga yang mengakui.

"Itu bagus!" sahut pria tadi.

Sontak saja Greta dan Alina saling pandang. Alina lalu memencet tombol 15 sebagai tanda lantai yang akan mereka tuju.

"Bagus jika jomlo, jadi menikahlah denganku!"

Greta dan Alina cengo, keduanya tidak yakin dengan kalimat yang baru saja terdengar oleh telinga mereka. Bahkan Alina sempat menepuk pipinya sebagai tanda bahwa ini bukan mimpi.

"Jika ini bukan mimpi, lalu lelucon apa ini?"

"Sakit jiwa!" umpat Greta di dalam hatinya.

Ahli jantung itu tidak serta merta berlaku seenaknya, karen ini menyangkut nama baik instansi tempat dia bekerja. Lagipula, lift yang mereka naiki dilengkapi kamera pengawas, sehingga baik Greta maupun Alina tidak serta-merta bisa berlaku semaunya.

Ting ... bunyi lift yang mereka naiki menandakan jika ketiganya telah sampai di lantai tujuan. Greta masih menunjukan sikap ramahnya dengan masih sudi mendorong brankar pasien tersebut. Sedangkan Alina masih belum bisa menerima lamaran darurat itu. Dengan membantu membawanya tabung infus pasien, Alina memberi kode agar pria itu bersikap sopan.

"Apa aku tidak cukup baik untukmu? Lihatlah aku tampan, bukan?"

Greta menoleh dengan wajah sini, "Jangan bercanda denganku, atau aku bisa membuatmu berakhir di Rumah Sakit ini selamanya."

Dua dokter wanita itu membawa pasien untuk mengisi list rawat inap di lobby. Seorang perawat senior membantu mereka membawa ke ruang VIP seperti yang diinginkan oleh pasien.

"Kupasrahkan pada Anda, Bu Yuli. Maaf merepotkan!" ujar Greta sebelum dokter wanita itu pamit dari ruang rawat inap.

"Hei, kau belum menjawab lamaranku! kau mau ke mana?'

Kesal dengan ulah pasien itu, Alina sewot dan menjawab, "Kita dokter emergency, menurutmu kita mau ke mana, ha?"

Greta tidak menanggapi pria itu, dan mengajak Alina agar tidak menggangu pasien yang lain.

"Sudahlah, jangan ribut!"

"Aku kesal sekali, siapa dia hingga berani mengajakmu menikah, dok? Tampang sih oke, ganteng juga, tapi otaknya tidak waras?"

Greta terpingkal dengan penyebutan Alina mengenai pria aneh tadi. Baginya, semua itu tidak ada artinya. Karena di hati Greta sudah tidak mungkin lagi untuk dibuka. Meski seganteng atau sekeren apa, bagi Greta semua itu tidak ada artinya.

"Aku tidak tertarik dengannya!" ujar Greta dengan santai.

"Bagaimana kalau dia nekat, dok?"

"Kau kenal aku, bukan?"

Semua perawat dan dokter di Rumah Sakit juga tahu seperti apa kerasnya hati Greta. Bahkan wanita itu pernah memiliki rumor jika Direktur Rumah Sakit mengirimnya ke IGD karena bersitegang dengannya. Selama ini tidak ada yang tahu jika Greta adalah putri pemilik rumah sakit.

Hanya Direktur Rumah Sakit saja yang mengetahui seluk-beluk riwayat hidup Greta, karena Direktur merupakan adik dari mendiang mamanya. Sempat bersitegang dengan sang paman, membuat paman Greta ingin agar keponakannya bisa bersikap lebih manusiawi lagi. Alhasil, sang paman ingin pelan-pelan mengubah cara pandang Greta dan ingin menguji sejauh mana Greta agar bisa menangani pasien gawat darurat serta keluarga mereka. Karena alasan itulah, semua orang tahu jika Greta memiliki sikap keras kepala dan hanya mementingkan kepentingan pribadi saja.

Bab 3

Aku menemukannya, iya aku sudah menemukan gadis yang dulu menangis di depan dua peti mati orang tuanya. Di rumah duka itulah, kami bertemu untuk kali pertama. Meski aku tidak yakin dia masih mengenali aku, karena pertemuan singkat itu hanya berlangsung tidak kurang dari 3 menit saja.

Aku masih ingat betapa sendu wajahnya, kedua matanya yang sembab sangat ketara jika dia memendam duka yang mendalam akibat kehilangan kedua orangtua yang dia cintai.

Benar, ini memang awal dari kisah kami. Deretan karma akan terus menghantui kami berdua. Aku dan dia tak ubahnya sama. Kami berdua ditinggal dari sosok pelindung yang seharusnya menjadi perisai kami.

Menunggu hingga tepat waktunya, betul! Aku menunggu hingga dia siap menjadi partner-ku. Karena aku tidak memilih orang yang salah. Kriteriaku cukup tinggi untuk ukuran partner. Dan Greta Haruni, nama gadis itu kupilih sebagai bagian dari rencana balas dendam ini.

Aku adalah putra sulung dari keluarga Mahendra. Surya Mahendra. Jaksa senior yang banyak meringkus pelaku kejahatan baik dari kalangan rendah maupun tinggi. Namun, nahas bagi ayahku, dia harus meregang nyawa bersama kasus yang dia tangani.

Publik hanya tahu jika kematian ayahku adalah murni kecelakaan semata. Tetapi, aku yakin ada sebuah tabir yang menutupi kebenaran hingga menimbulkan 3 nyawa melayang.

Aku hanya ingin, ketiga sukma yang telah terenggut dari daksanya itu tidak sia-sia. Yah, dengan cara inilah aku akan bisa menebus semua yang telah mereka lakukan kepada keluarga kami.

Seperti yang diinginkan oleh ayahku, aku mengikuti kemauannya untuk menempuh pendidikan hukum. Tak tanggung-tanggung, ayah mengirimku belajar ke luar negeri agar aku bisa menjadi penegak hukum sepertinya kelak. Tetapi, nasib berkata lain. Usai mengantongi gelar Bachelor of Law aku seperti kehilangan penentu arah. Pribadi yang kujadikan patokan telah direnggut paksa oleh manusia sampah.

Tidak hanya itu saja, selentingan kabar menyebutkan jika si Master kejahatan ini juga mengincar dua saksi yang merupakan tenaga kesehatan.

Dua saksi itu merupakan suami istri yang ditunjuk ayahku dan nantinya akan bersaksi di persidangan. Namun, nahas. Mereka meregang nyawa tanpa bisa mengungkap fakta.

Di tempat itulah aku baru tahu jika dua saksi itu memiliki putri semata wayang yakni Greta Haruni. Sedangkan aku? Pradabhasu Mahendra, putra dari Surya Mahendra. Aku akan mengejar siapa saja yang menjadi dalang pembunuhan keluarga kami.

Oleh karena itu, aku sengaja membuat sebuah skenario kecelakaan lalulintas agar bisa mendekati putri dari dua dokter yang meregang nyawa karena keserakahan.

"Apa Anda yakin, Pak? Cara ini berisiko." Anak buahku membujuk agar aku tidak gegabah dalam melakukan pendekatan verbal maupun fisik pada anak saksi tersebut.

"Aku tidak memiliki waktu lagi, segera kau atur saja apa yang aku mau, Yu!"

Wahyu menurut pada kemauanku. Asisten pengacara yang telah bekerja lebih dari tiga tahun di bawah naungan firma hukum besutanku.

Aku meminta Wahyu agar segera menelepon layanan darurat tepat sesaat setelah aku menabrakkan diri. Rencana kecelakaan buatan ini harus sukses dan terlihat seperti nyata agar dokter wanita itu tidak mencurigaiku.

Benar saja, atas jerih payah usaha yang kulakukan, aku sukses memainkan peran sebagai korban kecelakaan. Hingga pada akhirnya, aku secara sengaja menemui wanita yang bernama Greta Haruni.

Kuakui dia memang sangat pantas sebagai kandidat partner kerjasama. Sikap cekatan serta ketelitian, membuatnya dikagumi oleh juniornya di rumah sakit. Meskipun memiliki kekurangan berupa sulit mengendalikan emosi, Greta yang sudah kutemui dua hari ini bisa membuatku kagum.

Tentu saja kagum, hanya sebatas kagum saja. Tidak ada hal lagi yang lebih penting daripada membalas dendam. Karena itu memang tujuan awal rencanaku. Aku akan memoles ketrampilan serta insting berburunya. Jika perlu, aku akan menjinakkannya juga. Karena gadis itu seperti singa liar yang bisa menyerang kapan saja.

Rencana awalku adalah membuatnya tidak bisa menolak penawaran yang akan kuberikan padanya. Akan kubuat Greta tidak memiliki kesempatan untuk menolakku. Karena hanya akulah yang akan menuntunnya menuju fakta yang sesungguhnya.

"Tidak waras!" Itu adalah umpatan pertama yang kudengar dari mulut manisnya. Tentu saja dia menganggap aku pria tidak waras yang karena melamar tanpa perlu pengenalan sama sekali.

Aku tidak peduli, dari umpatan dan kecurigaan itulah kepercayaan di antara kami akan terbangun. Aku yakin, Greta bisa menerima setiap clue yang kuberikan padanya. Karena aku yakin, dia memiliki kemampuan hebat seperti kedua orangtuanya.

Ya, kami adalah anak yang dipisahkan dari orang yang kami kasihi. Dan sekarang, kami akan bekerjasama dalam mengungkap fakta yang sesungguhnya. Dunia perlu tahu, bahwa masih ada dua nyawa waras yang muak dengan kepalsuan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!