Di suatu senja Revan menelfon Rana. Revan membujuk Rana agar mau kembali dengannya.
" Dek jujur Abang ga bisa jauh dari kamu, Abang ga mau kita pisah. Abang sayang banget ma kamu. Abang janji ga bakal mengulangi kesalahan yang sama dan buat kamu kecewa" ucap Revan di ujung telfon.
Rena tersenyum miring mendengar ucapan Revan. Kamu pikir aku bodoh, semudah itu percaya omongan gombal mu itu, (ucap Rena dalam hati). Sambil melihat jam di dinding Rena memikirkan rencana apa yang bagus buat ngerjain si Revan.
" Gimana ya bang bukannya aku ga mau tapi aku masih trauma dengan perbuatan yang telah kamu lakukan. Aku masih sakit hati. Tapi kalau kamu maksa, oke deh aku akan coba dengan satu syarat, aku kasih kamu waktu, sebelum jam 8 malam kamu harus bisa menemui Ku di mall Adinegoro. Kalau ternyata kamu lewat satu menit pun kita ga bakal baikan untuk selamanya.
Rena sengaja memberi syarat itu karena dia yakin sekali kalau Revan ga bakal bisa memenuhinya. Karena selama Rena tau Revan itu orangnya cuek. Dan ga pernah tepat janji. Apalagi perjalanan yang bakal ditempuh Revan ke alamat yang diminta Rena pun sangat jauh. Bisa memakan waktu 2,5 jam an.
Jadi Rena sengaja mempermainkan Revan agar Revan pun bisa merasakan apa yang dirasakan Rena.
Flash Back
Pernikahan Rena dengan Revan tinggal 12 hari lagi. Hari itu tepatnya hari Sabtu seperti biasa setiap akhir pekan Rena nginap dirumah orang tua Revan.
Kebetulan pada hari itu Rena pergi menggunakan ojek karena Revan tidak menjemput Rena. Revan bilang kalau dia lagi sibuk kerja. Sore harinya Revan pulang kerumah orang tuanya.
Akhir - akhir ini Rena melihat keanehan dari diri Revan. Rena merasa klau Revan mulai cuek padanya. Namun Rena sengaja menepis pikiran itu karena dia mikir itu ujian dalam menuju jenjang pernikahan.
Setelah shalat magrib, Revan dan Rena duduk di dapur sambil menunggu air but mandi Revan matang. Seperti biasa kalau sedang bersama Rena selalu memainkan hp Revan karena pada dasarnya hp Revan lebih canggih daripada hp Rena. Revan memang terkenal keluarga yang cukup kaya dikampung nya.
Sambil cerita Rena asyik memainkan ponsel Revan. Tiba - tiba masuk notifikasi dari nama Amy. Karena penasaran Rena langsung membuka pesan tersebut.
"Sayang ntar malam kita bisa ketemuan ga. Aku kangen banget ma kamu. Pertemuan tadi siang rasanya ga cukup buat kita berdua. aku ingin malam nanti kita jalan lagi".
Deg"
Hati Rena mulai bergetar dan rasanya hancur. Tapi Rena sengaja mengatur emosinya agar semuanya ga hancur. Dengan menahan amarah Rena menanyakan siapa Amy kepada Revan.
"Bang tolong jawab yang jujur, siapa sebenarnya Amy?"
Revan terkejut mendengar Rena menyebut nama Amy. Tapi dengan cepat iya mengubah ekspresi wajahnya agar Rena tidak curiga.
"Amy siapa sayang? Kok kamu nanya nya gitu sih? Ya Abang ga tau lah".
"Yakin Abang ga tau" cecar Rena
" O....sekarang Abang ingat, itu si Amy pacarnya si Candra loh. Emang kenapa sayang?" Revan bicara sambil pura - pura berpikir.
" Kalau pacar nya si Candra kenapa dia malah SMS ke nomor kamu? Kenap ga ke nomor dia aja?" Rena masih curiga sama Revan.
" Itu Lo dek kemaren Candra minjam hp Abang buat nlf si Amy itu, ya mungkin dipikir si Amy ini nomor baru nya si Candra" dengan tampang meyakinkan Revan menjelaskan pada Rena.
"Kamu ga lagi bohongin aku kan bang?"
Walau pun kurang percaya akhirnya Rena memilih buat diam. Tapi dalam hati iya terus memikirkan tentang siapa si Amy ini sebenarnya.
Air pun mendidih. Revan langsung membawa air tersebut ke dalam kamar mandi dan iya pun mandi. Selesai mandi Revan sengaja ga menemui si Amy agar Rena ga curiga. Diam - diam Revan menghubungi Amy dan mengatakan kalau dia ga bisa keluar malam ini dengan alasan dia kurang enak badan. Amy pun percaya dengan alasan yang dibuat Revan.
Revan pun lega karena satu masalah terselesaikan. Hingga larut malam Revan masih bersenda gurau dengan Rena. Semua keluarga Revan sudah tidur. Tinggal lah mereka. berdua.
Rena bermanja - manja dengan Revan. Tanpa disadari dompet Revan terjatuh. Lalu Rena memungutnya. Tanpa sengaja dompet itu terbuka. Dan disana terpajang foto Revan dengan seorang perempuan.
Deg...
Hati Rena bergetar. Perlahan dia mengambil foto itu. Dengan tangan bergetar dan suara yang penuh amarah Rena menunjukkan foto tersebut kepada Revan.
Karena tidak bisa mengelak lagi Revan pun akhirnya mengakui perselingkuhannya. Rena sakit hati dan marah. Dia langsung membakar foto itu. Melihat foto itu dibakar Revan naik phitam. Dia memarahi Rena.
Rena pun kecewa dengan sikap Revan. Dia pikir Revan akan memilihnya dan mempertahankan hubungan mereka, namun semua itu nihil. Revan lebih memilih memarahi Rena dan mendiamkannya.
Pagi harinya Rena berniat untuk pulang. Rena pun membangunkan Revan untuk minta izin pulang.
"Bang bangun bang...
Hari sudah siang ini. Sudah mau jam 10 juga". Rena membangunkan Revan sambil mengguncang - guncang tubuh Revan.
"Iya sayang bentar lagi, masih ngantuk ini" Revan bicara dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ayo bangun dong bang...aku mau pulang ini. Tolong anterin aku. Aku mau pulang lebih awal" rengek Rena pada Revan.
Mendengar Rena merengek minta pulang Revan pun bangun dari tidurnya.
"Benar kamu mau pulang Ren?" tanya Revan memastikan.
"Iya bang, kemaren aku janji sama ibu dan ayah untuk pulang lebih awal" jelas Rena, padahal itu cuma alasannya aja. Sebenarnya Rena ga mau lama-lama dirumah Revan akibat kejadian semalam.
"Ya udah kalau gitu, Abang mandi dulu ya" Revan pun berlalu ke kamar mandi.
Tak lama kemudian Revan pun selesai mandi dan telah berpakaian rapi. Tak mau kalah dari Revan Rena pun telah siap dengan pakaian yang rapi untuk pulang kerumah orang tuanya.
Akhirnya Rena berangkat dengan diantarkan Revan.
Ditengah perjalanan Revan berubah pikiran.
"Dek boleh ga hari ini kamu naik angkot aja pulangnya. Abang ga bisa ngantar kamu Karena Abang lagi ada perlu".
"Loh kok gitu bang, biasanya juga aku diantar sampai rumah. kok sekarang enggak. Nanti apa kata orang tua ku". Rajuk Rena
"Ya bilang aja kalau Abang ga bisa nganter karena lagi ada urusan penting" bujuk Revan.
Walaupun sebenarnya Rena kecewa akhirnya iya memilih untuk setuju. Rena pun turun dari motor Revan setelah sebuah angkot diberhentikan Revan. Setelah Rena naik angkot Revan pun melajukan motornya.
Diperjalanan Rena merasa tidak tenang. Berbagai macam kejadian semalam berputar dipikirannya. Rena pun merasa kalau Revan ga mangantar nya pulang karena mau ketemuan dengan selingkuhannya.
Setengah jam berlalu Rena pun tiba dirumahnya. Sesampainya dirumah sang ayah pun bertanya
"Loh kok udah pulang Ren? Ibumu mana? Kok kamu cuma sendiri?" Tanya bapak penasaran
"Lah memangnya ibu kemana yah? Kok ayah nanya kayak gitu sama Rena? Kan Rena dari rumahnya bang Revan. Y a iya lah Rena ga sama ibu" ucap Rena heran.
"Iya ayah tau kamu dari rumahnya si Revan. Tadi ibumu menyusul mu ke sana sekalian mau ngomongin masalah pernikahan kalian. Emangnya kamu ga ketemu ibumu di sana?" tanya ayah sambil asyik kerja.
"Yah...kalau tau gitu mending tadi Rena tungguin ibu dulu. Kalau gitu biar Rena susul ibu aja yah. Takut nya ibu ga bisa balik sendiri." ucap Rena sambil mencium tangan ayahnya.
"Ya sudah kalau gitu, kamu hati - hati ya, bilang sama ibumu pulangnya jangan terlalu malam". kata Yanto.
"Iya pak, bapak tenang aja Rena sama ibu bakal baik - baik aja kok" ucap Rena sambil keluar rumah.
Rena pun mencari angkot lagi.
Sementara itu Bu Yasmin yang merupakan ibunya Rena telah sampai di kampungnya Revan. Baru juga turun angkot udah ada aja orang kampung Revan yang menyapa Bu Yasmin.
"Loh ini kan ibunya Rena ya?" tanya ibu itu.
" Iya Bu...saya mau kerumah Revan" ucap ibu.
"Oh...mau kerumah Revan toh...mau apa ibu ke sana?" tanya ibu itu yang mulai kepo.
" Ga ada Bu cuma silaturahmi aja... sekalian mau ngomongin masalah pernikahan Rena sama si Revan" ucap ibu lagi.
"Ibu yakin mau menikahkan anak ibu sama si Revan itu? ga kasihan sama anaknya Bu? Anak ibu baik banget orangnya, mana cantik pula, si Revan itu orangnya ga baik Bu, tadi aja aku lihat dia boncengin cewek lain. Maaf ya Bu bukannya aku mau ikut campur, tapi aku kasihan sama anaknya ibu", ucap ibu itu.
"Ya gimana lagi Bu orang mereka udah tunangan juga, ni bentar lagi mau nikah. Ya udah Bu saya pamit dulu. Takut keburu siang soalnya rumah saya jauh", pamit ibu Yasmin yang disetujui oleh ibu tersebut.
Sepanjang perjalanan Bu Yasmin terus kepikiran dengan apa yang dibilang ibu tadi.
......
Rena menyusul ibunya dengan menggunakan ojek. Mereka pun serentak tiba dirumah Revan.Melihat Rena yang balik lagi dengan membawa sang ibu, ibunya Revan pun terkejut dan kebingungan.
"Assalamualaikum" Rena dan ibunya mengucap salam.
"waalaikum salam" jawab Bu Suci ibunya Revan. " Ayo silahkan masuk Bu Yasmin, Rena" ajak Bu Suci.
"iya Bu makasih" ucap Rena dan ibunya
Mereka pun masuk kerumah Revan.
"Loh bukannya tadi Rena udah pulang? kok balik lagi ? Sama Bu Yasmin pula ada kabar apa ini? " Bu Suci langsung bertanya karena penasaran dengan kedatangan besan nya itu.
"Ga ada Bu Suci kita kesini buat silaturahmi aja" jawab Bu Yasmin.
Sementara itu para orang tua sedang asyik ngobrol, datang lah adik bungsunya Revan yang kebetulan masih duduk di bangku SD.
Dia mengajak ibunya ke dapur. Karena penasaran Rena pun mengikuti mereka.
Ternyata adik bungsu bang Revan yang bernama Cinta pun menceritakan kalau iya tadi melihat Revan membonceng cewek.
"Tadi cinta lihat Revan sama cewek lain Lo ma. Mana ceweknya jelek, hitam lagi. Pokoknya cantikan kak Reva deh" ucap Cinta
"Kurang ajar itu si Revan, sekarang dia kemana Cinta? bikin malu aja tuh anak. Udah mau nikah malah bikin ulah" umpat Bu Suci.
"Kok tega ya ma bang Revan khianati Rena" ucap Rena sambil terisak.
" Udah jangan dipikirin Rena, biar mama beri pelajaran tuh si Revan sama selingkuhannya", bujuk Bu Suci.
Bu Suci pun mengajak adik Revan yang laki - laki buat mencari si Revan dengan membawa cabe giling untuk memberi pelajaran sama si pelakor.
Melihat Bu Suci yang buru- buru Bu Yasmin merasa ada yang tidak beres dan pamitan untuk pulang. Bu Yasmin pun pulang dengan Revan. Mereka berjalan kaki sampai ke ujung jalan. Hari sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Saat lagi menunggu oplet lewat, Rena di hampiri Doni yang merupakan teman nya Revan.
" Loh Rena kok kamu disini? Revan mana?" tanya bang Doni sambil matanya melirik ke arah ibu.
Rena yang tau arah pembicaraan Doni pun mengajak Doni menjauh dari Bu Yasmin. Mereka pun berbicara berdua.
Doni menceritakan semua tingkah laku Revan di belakang Rena. Rena hampir gila mendengar semuanya. Tapi sekuat tenaga iya menahan air matanya agar tidak jatuh. Iya takut ibunya tau akan masalah yang lagi menimpanya.
Ternyata ikatan batin seorang ibu dan anak sangat lah kuat. Bu Yasmin bisa merasakan apa yang dirasakan oleh Rena. Bu Yasmin pun mencari tau kebenaran itu sendiri.
Hari semakin larut. Oplet sudah tidak ada lagi. Rena dan ibunya menyewa ojek untuk pulang. Sepanjang perjalanan Rena mengorek informasi tentang si Revan dari tukang ojek tersebut.
Sesampainya dirumah Rena tidak bisa lagi membendung air matanya. Iya langsung masuk kamar dan menangis sejadi - jadinya.
Semalaman Rena tidak keluar kamar. Bapak dan ibu Rena sangat khawatir.
Malam pun berlalu, pukul enam pagi Rena terbangun dari tidurnya. Matanya bengkak karena semalaman iya menangis. Rena langsung mencari keberadaan orang tuanya. Rena pun mendiskusikan masalah yang lagi dihadapinya dengan ayah dan ibunya.
" Ayah, ibu kalau seandainya pertunangan ini dibatalkan ayah sama ibu kecewa ga? ayah sama ibu malu ga saya orang sekampung? tanya Rena dengan hati - hati sambil terisak.
"Kalau itu keputusan kamu, ayah sama ibu akan mendukung. Kami ga keberatan kok kalau kamu mau mutusin pertunangan ini. Semua keputusan ada di tangan mu" ucap ayah Rena dengan bijaknya sambil mengusap kepala anaknya.
" Kalau gitu kata ayah dan ibu Rena saat ini juga mau ke kota. Rena ga mau lanjutin pertunangan ini" ucap Rena sambil ter Isak.
" Baiklah kalau gitu kamu mandi dulu ayah akan menghubungi travel buat ngantar kamu ke kota", ucap sang ayah sambil membuka hp mencari nomor sopir travel.
Tak lama kemudian travel yang dipesan ayah Rena pun tiba. Rena tidak sempat berdandan dan akhirnya iya melanjutkan memasang make up di dalam mobil travel.
Ke esokan paginya Rena bangun lebih awal. Ia mengerjakan semua pekerjaan rumah. Hingga pukul 8 pagi Rena selesai mandi dan sudah rapi.
Rena menuju kamar Revan untuk membangunkannya. Ternyata Revan masih tidur pulas. Rena mengguncang - guncang tubuh Revan agar iya terbangun.
"Bang bangun bang.... udah siang ini", Rena Sambong mengguncang - guncang badan Revan.
" Ada pa sih Rena? masih ngantuk tau" sungut Revan dengan mata masih terpejam.
" Bangun dong bang .... aku mau pulang ini, tolong anterin aku ya".
Mendengar Rena yang minta dianterin pulang akhirnya Revan pun bangun dari tidurnya. Revan berlalu ke kamar mandi, untuk membersihkan diri.
Sementara Rena selesai buat kopi untuk Revan iya pun kembali merapikan pakaiannya. Selang beberapa detik Rena sudah siap untuk berangkat. Ia menemui Revan di ruang keluarga . Revan lagi asyik ngobrol dengan kakaknya sambil minum kopi. Rena pun menunggu sampai Revan selesai minum baru mereka berangkat.
Sampai di persimpangan jalan Revan meminta Rena untuk pulang dengan angkot saja.
"Rena Abang minta maaf ya ga bisa anterin kamu pulang soalnya Abang lagi ada urusan penting. Abang janji besok - besok Abang bakal anter kamu pulang. Ga apa - apa kan sayang?" Revan membujuk Rena dari atas motor.
" Loh kok aku di suruh naik angkot sih bang? Emang Abang mau kemana? Penting banget kayaknya. Mang ga bisa ditunda setelah balik dari rumah aku ya?" Rena cemberut sambil mengerucutkan bibirnya.
"Kan tadi Abang udah bilang kalau Abang ada urusan penting. Dan ga bisa nanti sayang. Please ngertiin Abang ya. Ini juga untuk masa depan kita. Kamu harusnya bisa ngerti dong dengan posisi Abang" Revan sengaja menyudutkan Rena.
"Paling kamu mau ketemuan sama selingkuhan kamu bang. Kamu pikir aku ga tau?" Rena bicara dalam hati.
Sebenarnya Rena kesal dengan sikap Revan yang akhir - akhir ini kelihatan banget cueknya pada Rena. Tapi Rena berusaha untuk tidak terpancing emosi dan mencoba untuk sabar. Rena pikir mungkin ini memang ujian untuk pertunangan an mereka. Karena yang Rena tau setiap hubungan itu pasti selalu di uji.
" Ya udah deh kalau Abang ga mau anterin aku. Biar aku pulang sendiri aja" Rena marajuk sambil turun dari motor Revan.
" Bukannya Abang ga mau sayang, Abang pun ingin anterin kamu tapi keadaan yang gak memungkinkan. Abang harus mengurus suatu hal dan itu ga bisa di tunda - tunda lagi." dengan tampang yang sangat meyakinkan Revan menjelaskan kepada Rena.
"Ya udah aku percaya sama Abang. Tapi Abang jangan selingkuh ya, awas aja kalau ketahuan." ancam Rena dengan mata melotot.
" Ya gak lah mana berani Abang khianati cewek secantik dan sebaik kamu".
" Ga usah muji - muji ah, malu tau. Ya udah itu ada angkot aku naik dulu ya bang".
" Oh iya sayang, kamu hati - hati ya. Ini ongkos nya udah Abang bayarin". Revan sambil memberikan selembaran uang sepuluh ribu pada sopir angkot.
Angkot pun melaju dengan begitu cepat.
"Untung aja si Rena Gampang banget gue bohongi. Gua kan sebenarnya gak ada urusan. Gue cuma mau jalan sama pacar baru gue", Revan bermonolog sendiri.
"Mending gue cabut ke rumah Susi ah, udah kangen juga gue sama dia. Kenapa ya kalau sama Susi orangnya asyik, ga kayak sama Rena. Kalau aja gue belum tunangan pasti gue udah mutusin si Rena. Secara gue kan udah ga cinta lagi sama dia, dan gue juga udah bosan". Revan bermonolog sambil mengendarai motornya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!