NovelToon NovelToon

One Night With You

1. Artis Dan Dokter

Delia Asmarea artis sekaligus model multitalenta itu kini tengah terdiam menatap benda kecil yang sedari tadi ia genggam erat. Benda itu adalah obat perangsang yang ia pesan dari seseorang beberapa hari yang lalu.

Rasanya ia benar-benar putus asa harus dengan apa lagi merebut kembali cinta kekasihnya yang rasanya sudah mulai memudar. Hingga berakhir pada pikiran buntu yang mengharuskan ia memberikan obat itu pada sang kekasih.

Dia berharap dengan obat itu sang kekasih mau menyentuhnya walau untuk satu malam agar ia bisa hamil dan membuat sang kekasih menjadi miliknya untuk selamanya.

Jauh didalam lubuk hatinya ia tak ingin melakukan itu namun inilah jalan satu-satunya agar hubungan asmaranya yang telah lama terjalin bisa kembali utuh seperti sedia kala.

Entah mengapa ia merasakan banyak yang berubah dari sang kekasih,yang dulunya hangat penuh perhatian kini mulai menjauh sedikit demi sedikit.

Kisah cinta yang dulunya manis memabukkan kini berubah hambar yang begitu menyesakkan. Apalagi setelah ibunda sang kekasih jelas-jelas menentang hubungan mereka,membuatnya semakin frustasi dan akhirnya memilih jalan pintas dengan memesan obat tersebut.

Sementara Adrian Halindra sang kekasih yang merupakan dokter muda sekaligus putra satu-satunya pemilik yayasan rumah sakit itu kini tengah bimbang antara tetap setia pada sang artis atau mengikuti keinginan sang ibu.

" Aku akan merestui siapapun pilihanmu asalkan bukan Delia " masih sangat jelas bagaimana sang ibu menentang hubungan mereka. Menurut ibunya Delia bukanlah pasangan yang cocok untuk Adrian,menurutnya peran Delia kini terlalu panas dan berani belum lagi beberapa scandal sang artis dengan beberapa lawan main dan pengusaha yang membuat ibunya tak bisa menerima hubungan itu begitu saja.

Dan Adrian sendiri sebenarnya juga sudah lelah dengan hubungan percintaannya,Delia yang lebih mementingkan karir keartisannya membuat Adrian ragu untuk melangkah lebih lanjut. Apalagi peran Delia yang terlalu intim dengan lawan main membuat Adrian tidak nyaman. Walaupun itu semua hanya tuntutan peran dan akting belaka namun Adrian adalah pria normal yang akan cemburu melihat wanitanya mesra dengan pria lain.

Namun hubungan tiga tahun yang sudah mereka berdua lewati tidak akan mudah ia akhiri,apalagi Delia selalu mencoba menyakiti dirinya sendiri apabila Adrian mencoba mengakhirinya. Dan akhir-akhir ini sang artis mencoba memaksanya untuk berhubungan suami istri agar mau tidak mau sang ibunda bisa merestui apabila nantinya Delia hamil. Namun justru itu membuat Adrian semakin jengah dengan Delia membuat keraguan itu semakin terpupuk subur. Membuat cinta yang dulu memenuhi hatinya semakin lama semakin terkikis habis.

" Kau sedang apa ? " tanya Rio yang merupakan manager Delia saat melihat sang artis terdiam melamun.

" Apa yang kau sembunyikan?" imbuhnya ketika melihat Delia yang tergagap berusaha menyembunyikan sesuatu dalam genggamannya.

" A-aku sedang berusaha menghafal naskah " Delia tergagap menjawab pertanyaan Rio yang tiba-tiba saja muncul.

" Aaku harus siap-siap,sebentar lagi take bukan " imbuh Delia segera meninggalkan Rio,ia tak mau kena omelan Rio lebih lanjut. Sementara sang manager hanya memandang kepergian artisnya dengan tatapan aneh.

Delia menghembuskan nafasnya kasar saat terbebas dari Rio,ia sangat kenal dengan Rio yang sangat protektif terhadap dirinya,bisa gawat kalau Rio tahu tentang obat perangsang itu. Apalagi kalau managernya itu tahu niatnya yang akan menjebak Adrian sudah pasti Rio akan menggagalkannya,karena selama ini Rio sudah mati-matian menutupi hubungan artis dan dokter itu dari publik,semua itu guna karir Delia yang sedang naik daun.

" Masih 15 menit lagi " batin Delia kemudian mencari nomor seseorang dikontak ponselnya.

" Hai...honey " sapa Delia pada seseorang diseberang sana,jelas seseorang itu Adrian.

" Kau sibuk?bisakah kita bertemu?" imbuh Delia.

^^^" Aku masih ada beberapa kunjungan pasien "^^^

" Bagaimana kalau malam ini,diapartemen ku ya "

^^^" Tapi Delia aku..."^^^

" Aku tidak menerima penolakan honey,aku akan menunggumu " potong Delia kemudian mematikan sambungan telepon.

Sementara Adrian hanya mendengus kesal dengan tingkah Delia. Betapa kekasihnya itu berbeda jauh dengan Delia yang ia cintai dan ia kenal dulu. Terkadang ia merindukan Delia yang dulu,Delia yang polos dan meneduhkan hati,bukan Delia yang kini seorang artis dan model yang begitu terobsesi dengan karir,hingga berani mengambil peran yang begitu intim dengan lawan main dan mengekspos lekuk tubuh indahnya.

Adrian mengusap wajahnya kasar,mencoba menyudahi pikiran kusutnya tentang Delia,karena dia harus menemui pasien-pasiennya,dan dia tidak mau moodnya memburuk.

2. Kakak Yang Protektif

Took..tok..tokk.. Terdengar ketukan pintu ruangan Adrian,kemudian seorang suster memasuki ruangan dengan beberapa map ditangannya.

" Ini kunjungan pasien anda hari ini Dok " ujar si suster sembari menyerahkan map didepan Adrian.

" Baiklah "

Adrianpun memulai rutinitasnya,memeriksa beberapa pasien dan yang terakhir adalah Elea Maulana seorang novelis yang sepertinya sudah sembuh dan diijinkan pulang.

" Selamat sore Dokter " sapa Elea saat melihat Dokter yang menanganinya memasuki ruangan pasien.

Memang selama 7 hari dirawat Dokter Adrian lah yang menangani Elea,terjadi peradangan dimata Elea yang membuat penglihatannya terganggu,maka dari itu Elea diharuskan menjalani rawat inap.

Dan disanalah keakraban mulai terjalin,sebelum Elea dirawat pun mereka memang pernah bertemu sebelumnya,disebuah toko buku dimana Elea meluncurkan novel terbarunya dan Adrian tengah mencari buku bacaan karena Adrian memang senang menghabiskan waktunya dengan membaca bacaan ringan.

Menurut Adrian Elea adalah wanita yang menarik,dilihat dari novel-novel karyanya Elea adalah wanita berpendidikan yang memiliki pikiran luas.

" Kelihatannya kamu sudah siap pulang " saat Adrian masuk pasiennya itu tengah duduk manis sembari memainkan laptopnya.

" Biar aku periksa dulu " Ucap Adrian sembari mengarahkan medical light nya pada kedua mata Elea secara bergantian.

" Bagus,tapi kau tidak boleh terlalu lama didepan komputer "

" Dan ingat jangan tidur terlalu malam " imbuh Adrian,sementara Elea hanya tersenyum.

" Administrasinya sudah selesai " Ucap Bian kakak kandung Elea memasuki ruang rawat. Pengacara muda itu terpaksa harus tinggal di Jakarta untuk beberapa waktu karena harus merawat sang adik. Sebelumnya Biantara Maulana atau yang akrab dia hanya sesekali dipanggil Bian itu menetap di Bali dia hanya ke Jakarta untuk urusan pekerjaan atau sesekali menengok adik satu-satunya itu.

Walaupun ada Barra kekasih Elea namun Bian tidak mengizinkan lelaki itu untuk merawat Elea,menurutnya mereka belum sah menikah jadi tidak baik kalau mereka sering bersama. Apalagi Bian sedikit tidak setuju dengan hubungan Elea dan Barra,entah apa alasannya namun sikapnya seakan tak mau dekat dengan kekasih sang adik itu.Dan disaat Elea dirawat pun Barra hanya diizinkan sesekali berkunjung,itupun saat Bian ada disana.

" Selamat sore Dok,apakah keadaannya sudah benar-benar baik?" Bian memastikan Elea benar-sudah pulih.

" Semuanya baik,akan lebih naik kalau Nona Elea mengurangi aktifitas yang berhubungan dengan gadget komputer atauu..." Adrian tak melanjutkan perkataannya malah menoleh pada Elea yang sedari tadi sibuk dengan laptop di pangkuannya.

" Aku harus menuangkan ide di kepalaku kak " Elea tersenyum saat menyadari pandangan dua orang pria itu tertuju pada dirinya.

" Tidak apa-apa asalkan tetap memakai kaca mata dan tidak terlalu lama " ujar Adrian.

" Kau dengar itu " balas Bian sedikit kesal karena Elea memang susah diatur kalau itu menyangkut novel dan menulis.

" Baiklah saya harus memeriksa pasien lain " ucap Adrian kemudian bersalaman dengan Bian dan meninggalkan ruang rawat Elea.

Singkat cerita Elea dan Bian sudah diapartemen Elea.

" Jangan gunakan ini dulu " ucap Bisnmenyita laptop Elea.

" Kak Bian aku harus menyelesaikan bab terakhir " jawan Elea mencoba meraih laptopnya.

" Dari kita masih diperjalanan sampai sekarang kau hanya fokus pada benda ini,kau hanya punya dua mata Elea dan tidak ada yang menjual cadangannya,jadi menurutlah demi kebaikannmu "

" Aku harus menemui client,kau tak apa-apa kan aku tinggal sendiri? "

" Heemm..." jawab Elea yang masih kesal pada kakaknya.

" Aku sudah memesannkan makanan untukmu,beristirahatlah setelah makan dan jangan lupa minum obat " ujar Bian kemudian berlalu meninggalkan kamar Elea.

" Oh...ya nanti malam aku akan menginap disini " imbuh Bian yang masih diambang pintu.

" Kakak yakin,,?bukankan kakak tidak suka tinggal di apartemenku yang berantakan?" Elea tahu betul kakaknya jarang sekali bahkan tidak pernah menginap di apartemennya. Walaupun sesekali berkunjung tapi Bian tidak mau menginap karena risih dengan apartemen Elea yang jarang sekali dibersihkan atau dirapikan.

" Kau tak lihat aku sudah merapikan semuanya " Bian berlalu meninggalkan sang adik.

Dalam hati Elea bersyukur karena mempunyai kakak seperti Bian,kakak yang sangat perhatian dan menyayanginya namun kadang ia kesal karena Bian terlalu over protektif kepadanya,apalagi kalau menyangkut seorang pria yang tengah dekat dengan Elea.

Dan pada Barra yang sudah satu tahun menjalin kasih dengan Elea pun Bian masih belum bisa menerimanya seratus persen. Ada saja alasan Bian yang jelas-jelas menentang.

Nada dering ponsel membuat membuyarkan lamunan Elea.

Sweetheart❤️ Calling begitulah yang tertera dilayar ponselnya,yang berarti panggilan itu dari Barra lelaki yang sangat ia cintai.

3. Barra Dan Bian

" Hallo sayang..." sapa Barra diseberang sana.

" Kau sudah pulang?aku tadi kerumah sakit tapi kak Bian melarangku masuk "

^^^" Benarkah??maafin kak Bian ya "^^^

" Its Okay sweetheart,mungkin kak Bian terlalu khawatir dan tidak mau merepotkan aku "

" Bolehkan aku masuk,aku sangat merindukanmu" Barra memang mengikuti mobil Bian sejak dari rumah sakit tadi,namun ia memilih menunggu diparkiran karena pasti Bian melarangnya masuk lagi,baru setelah melihat mobil Bian meninggalkan area partemen Barra berani menghubjngi kekasihnya.

^^^" Bagaimana kalau nanti malam,kebetulan kak Bian menginap disini"^^^

" Menginap,bukankah kakakmu tidak pernah mau menginap??"

^^^" Eheemm..mungkin kak Bian masih khawatir padaku "^^^

Selain karena Elea lelah dan ingin beristirahat,Elea juga ingin Barra bertemu Bian kakaknya,mungkin bila mereka makan malam bersama nanti malam mereka akan semakin dekat,karena memang Bian dan Barra jarang beretemu. Bagaiman bisa bertemu dan mengobrol kalau saat melihat Barra saja kakaknya akan langsung menghindar. Bahkan Bian sempat meminta Elea untuk tinggal di Bali agar lebih dekat dengannya dan bisa mengawasi adiknya dengan mudah. Namun tentu saja Elea menolak bukan sebatas ingin dekat dengan sang kekasih namun Elea tidak mau bolak balik Jakarta-Bali hanya untuk mengurus pekerjaan.

^^^" Bagaimana ?"^^^

Imbuh Elea mendengar Barra hanya terdiam.

" Baiklah sayang,kau ingin dibawakan apa?"

^^^" Emmm...akan kupikirkan nanti "^^^

" Okee...kalau begitu akan akau tutup teleponnya,istirahatlah dan sampaikan salamku pada kak Bian "

^^^" Okeeyy.. "^^^

" I love you sweetheart "

^^^" Love you too "^^^

Barra mengakhiri pangilanya,dalam hati ia sedikit kesal karena Elea tak mengizinkanya bertemu oadhal ia sangat merindukan wanitanya itu. Selama dirumah sakit hanya sekali mereka bertemu itupun hanya beberapa saat karena Bian secara halus mengusirnya dengan alasan Elea harus istirahat.

Selama berpacaran Bian selalu marah bila Elea dan Barra menghabiskan waktu hanya berdua saja,mungkin Bian terlalu khawatir kalau-kalu mereka melakukan sesuatu yang kelewat batas. Padahal tidak ada pikiran sedikitpun bagi Barra untuk melakukanya,ia benar-benar mencintai Elea dengan sepenuh hati,bukan karena nafsu atau yang lainnya.

Mereka hanya saling memeluk berpegangan tangan dan mengecup pipi atau kening,bahkan selama hampir satu tahun berpacaran mereka hanya beberapa kali berciuman bibir itupun hanya kecupan sekilas,karena bila Barra tak bisa menahan dirinya maka Elea yang akan menahannya. Mereka sepakat **** hanya akan dilakukan setelah pernikahan.

Barra segera tancap gas meninggalkan pelataran parkir di apartemen Elea,dia harus kembali ke kantor,harusnya tadi dia ada meeting dengan beberapa client'nya,namun karena Elea sudah sembuh dan akan pulang dari rumah sakit dia bela-bela merubah jadwal mettingnya dan segera menjemput Elea di rumah sakit,namun sayang bukannya bertemu dan memeluk kekasih tercintanya Barra malah berpapasan dengan Bian kakaknya.

Bahkan Bian secara terang-terangan melarangnya masuk,alasannya tidak mau merepotkan orang lain dan dia bisa mengurus adiknya sendiri. Dia sendiri terkadang bingung apa yang kurang darinya hingga kakak sang kekasih seakan tak setuju dengan hubungan keduanya. Dia adalah CEO dari sebuah perusahaan perhiasan yang cukup terkenal dia anak kedua dari keluarga terpandang dan yang terpenting dia benar-benar mencintai Elea dan berniat melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Dalam hati ia berpikir tidak akan melewatkan kesempatan malam nanti,dia akan mengambil hati calon kakak iparnya,namun bagaimana caranya karena setiap mendekat Bian seakan membentangkan jarak,semakin ia memaksa mendekat Bian akan semakin menjauhinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!