Drrttt.. Drrttt...
Getaran di Sertai dering dari ponsel yang berada di atas Nakas samping tempat tidur, terdengar saling bersautan dengan bunyi alarm dari Jam weker yang berada tepat di samping benda pipih itu, membuat tidur wanita cantik yang masih nyaman memeluk gulingnya, mengejap kedua manik hitamnya beberapa kali dan perlahan terbuka.
Wanita itu mengulurkan tangannya untuk mematikan jam weker, lalu ia pun beranjak untuk duduk dengan bersandar pada Kepala ranjang sembari memijit pelipisnya yang terasa pusing sebab ia baru tidur di jam 4 pagi tadi.
Semua itu di karenakan seminggu ini Hotel tempat dia berkerja terus di jadikan tempat resepsi pernikahan serta beberapa kegiatan penting lainnya, Entah acara itu di luar ruangan atau di dalam, Yang pasti hal itu membuat dia sibuk dan sedikit kelelahan.
Gadis itu masih memijit pelipisnya sementara ponselnya yang terus berdering, sengaja ia abaikan dan hanya melihat id peneleponnya saja.
"Menyebalkan sekali pria tua itu, andai istrinya tidak sedang sakit! mungkin sudah ku pecat, dia." Kesal-nya pada manager hotel tempat dia bekerja.
Bagaimana tidak, pria paruh bayah itu terlalu berambisi. Walaupun hal itu bagus tapi bagi mereka kenyamanan para pegawai hotel juga harus di pertimbangkan. Karena mereka bukan robot.
Untuk kesekian kalinya ponsel wanita itu kembali berdering dan kali ini dia memutuskan untuk mengangkatnya, karena id peneleponnya berbeda.
"Hmmm, apa dia mengadukan aku lagi kepada kakak?" Tanya gadis itu langsung pada intinya.
" Ya seperti biasa! Dan itu sungguh mengecewakan Lita dalam seminggu ini kamu sudah tiga kali di adukan kepadaku! Kenapa tidak langsung kau pecat saja dia." Tanya si penelepon, kepada gadis yang dia panggil Lita itu. " Tunjukkan kekuasaanmu pada mereka, agar tidak ada yang meremehkan mu terus-menerus." Lanjutnya.
Thalita adalah namanya, saat ini dia berkerja di salah satu hotel milik sahabat-nya dan selama berkerja dia selalu bersungguh-sungguh dan tidak ingin di spesial-kan, sehingga terkadang petinggi di hotel tempatnya berkerja selalu bertingkah dengan berusaha menjatuhkan dirinya namun selalu berakhir sia-sia.
Mommy-nya Lita dulunya adalah seorang wanita malam, namun wanita itu sudah tidak lagi menjalani profesi itu dan menjalani hidupnya sebagai ibu rumah tangga biasa.
Lita hanya tinggal seorang diri di kota ini, sementara orang tua, saudara dan sahabat - sahabatnya berada di Jakarta.
Lita Sengaja memilih kota ini sebagai tempat tinggalnya karena tidak ingin terus merepotkan Sahabatnya, terlebih lagi sahabat-sahabatnya itu sudah menikah dan memiliki kehidupan mereka sendiri, untuk itu Lita sengaja menjauh agar mereka fokus dengan kehidupan baru mereka.
"Bukan-kah kak Dino tahu kalau aku lebih suka seperti ini." Jawab Lita. Pria yang di panggil Dino itu adalah orang kepercayaan sahabatnya, untuk mengurus hotel yang ada di Jakarta, sementara dia di Bali.
" Ya! Tapi Hani akan marah jika ada yang memandang-mu sebelah mata! Kamu tahu kan seberapa berartinya kamu buat dia. Jadi pecat dia hari ini juga." Ujarnya dengan tegas, membuat Lita menarik nafasnya kasar, sungguh dia tidak tega untuk melakukan itu.
"Aku tidak bisa memecatnya, istrinya sedang sakit dan membutuhkan banyak biaya, tapi aku janji akan menegurnya." Jelas Lita.
" Baiklah terserah kamu saja! Tapi ingat jika sekali lagi dia mengadukan kamu, maka aku tidak akan segan-segan untuk memecatnya." Tegas Dino dari seberang sana dan Lita pun hanya bisa mengangguk kepalanya, walaupun Dino tidak dapat melihat Hal itu.
Setelah dirasa pembicaraan mereka cukup, Dino dan Lita pun sepakat untuk mengakhiri panggilan mereka.
Setelahnya Lita langsung masuk ke kamar mandi untuk melakukan ritual bersih-bersih Sebelum ia keluar untuk menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri.
Selesai dengan Semua ritual paginya, Lita mulai menikmati sarapan paginya, Jus Buah dan sepotong roti menjadi menu sarapannya, Sebelum memulai aktivitasnya pagi ini.
Sungguh dia sangat menikmati kehidupannya saat ini dan Tak pernah terlintas di benaknya untuk mencari pasangan walaupun usianya telah menginjak 26 tahun.
Karena prinsip Lita! semua pria itu sama saja breng-sek nya, terkecuali lelaki yang dia kenal.
...\=\=\=\=\=...
...Happy reading. 💗...
...Slow update ya. 🙏...
Pagi itu, Lita terlihat begitu sibuk, usai menegur manager yang membuat mereka harus sesibuk ini dengan jadwal pertemuan dan pesta yang begitu berdekatan.
Padahal dia hanya meninggalkan sang manager itu beberapa hari untuk menemani Hani, tapi begitu dia kembali, harus mengurus semuanya dengan jarak yang sangat berdekatan bukan karena pegawai hotel tidak bisa menyiapkan semua itu, bisa sangat bisa malah! Tapi Lita sadar yang mereka pekerjakan itu manusia bukan robot yang tidak mengenal kata lelah.
Dan sialnya lagi, kebiasaan para manager itu sudah lama tapi dia baru mengetahuinya setelah dia fokus pada hotel Hani yang ada disini.
"Mbak Lita, persiapan disebelah sana sudah siap." Ucap Salah satu pegawai hotel, begitu Lita memasuki ballroom hotel tempatnya berkerja.
" Terima kasih, kamu boleh istirahat dulu! Nanti lima belas menit Sebelum acaranya mulai kamu kembali lagi ke sini. Jangan lupa ganti pakaian kamu dengan seragam yang sudah di siapkan" Ucap Lita.
Pegawai itu pun mengangguk kepalanya lalu, meninggalkan Lita yang kembali mengecek pekerjaan pegawai lainnya sekaligus membantu mereka.
Akan tetapi Lita kembali menghentikan pekerjaannya begitu ponselnya yang berada di saku blazer nya berdering.
Wanita itu langsung menjawab panggilan itu begitu melihat nama Hani tertera pada layar ponselnya.
" Selamat pagi." Ucap Hani dari seberang sana, begitu Lita menjawab panggilannya.
"Pagi juga, Hani sayang! Kamu lagi apa? sudah sarapan! gimana kabar Keponakan aku." Sahut Lita sembari bertanya, berturut-turut.
Lalu berjalan keluar dari ballroom itu setelah memberi kode kepada pegawai hotel itu untuk melanjutkan pekerjaan mereka.
" Kalau nanya itu satu-satu Lita." Tegur Hani.
" Sorry." Ucap wanita itu diikuti kekehan kecil yang keluar dari bibirnya. Sembari berjalan menuju ruang kerjanya.
" Aku baru selesai sarapan dan calon Keponakan-keponakan kamu ini baik-baik saja." Jawab Hani.
" Syukurlah, terus kenapa kamu telpon! ada kerjaan kah?" Tanya Lita sembari menekan tombol lift lalu menunggu pintu lift itu terbuka.
" Tidak aku hanya ingin memintamu untuk mengantikan aku menghadiri pesta pernikahan Lisa dan kak Arga, kamu bisa kan?" Jawab Hani sembari balik bertanya.
"Jangan bertanya kalau kamu sendiri sudah tahu jawabannya, lagian kamu kan tahu sendiri, kalau aku itu tidak dapat menolak semua permintaanmu, Hani sayang." Ujar Lita, sembari melangkah masuk ke dalam lift begitu pintunya terbuka.
" Terima kasih Lita sayang, kamu memang yang terbaik! nanti aku akan mengirim undangannya kepadamu." Sahut Hani.
"Oke! Tapi apa kalian berdua tidak ingin melakukan sesuatu untuk menggagalkan pernikahan Mereka, kalian kan tahu kalau wanita itu tidak tulus! Apa kalian tidak kasihan dengan kak Arga." Tanya Lita, wanita itu juga tahu rencana Lisa, bahkan Kevin pun tahu, tapi mereka semua kompak menutup rapat mulut mereka, mengingat se-bucin seorang Arga kepada Lisa.
"Kita juga kasihan, kamu tahu sendirikan bagaimana pun Azzam begitu menyayangi kakaknya, tapi kami bisa apa, kecuali kamu bersedia merasakan di posisi yang sama seperti Ela, maka kita akan berjuang bersama-sama." Goda Hani dari seberang sana. Membuat lita menarik nafasnya kasar.
Wanita itu segera melangkah keluar dari dalam lift begitu pintu lift itu kembali terbuka dan segera masuk kedalam ruangannya.
" Ck, terima kasih! Aku lebih suka seperti ini dan tidak tertarik untuk menjadi bagian dari keluarga mana." Ucap Lita sembari duduk pada kursi kerjanya.
"Mau sampai kapan? Lita dengarkan aku! Tidak semua pria itu sama dan aku yakin setiap yang terjadi pasti ada alasannya." Bujuk Hani, agar Lita berhenti berpikir jika semua pria itu sama breng-seknya.
Wanita itu juga ingin agar sahabatnya itu bisa merasakan kebahagiaan seperti yang mereka rasakan memiliki keluarga dan di cintai pasangannya.
"Aku tahu Hani, tapi aku sudah terlanjur nyaman dengan kehidupanku, aku sudah terbiasa hidup seperti ini, aku hanya butuh kalian bukan sebuah keluarga, karena aku terlahir bukan untuk memilih sebuah keluarga. Aku sudah menerima kenyataan jika aku hanya punya seorang ibu, untuk itu aku tidak akan pernah bertingkah bodoh dan membuat Lita, Lita yang lain ada di dunia hanya karena alasan cinta. Jadi berhenti membahasnya, karena itu hanya akan membuang waktu kita." Ucapnya membuat Hani yang berada di seberang sana hanya bisa menarik nafasnya kasar.
" Katakan bagaimana kabar Ela sekarang?" Tanya Lita, sengaja mengalihkan pembicaraan mereka.
Hani yang mengerti Hal itu, hanya menjawab apa yang di tanyakan Lita. Keduanya pun meneruskan obrolan mereka sampai hampir sejam. Andai saja Lita tidak memiliki pekerjaan yang harus ia selesaikan pagi itu, mungkin saja mereka akan mengobrol sampai lupa waktu.
Setelah selesai menelpon dengan Hani, Lita kembali ke ballroom untuk mengecek semua persiapannya.
"Eh Lisa! bang Rendra sama si Hani datang juga." Tanya seorang wanita kepada teman wanita-nya yang dipanggil Lisa itu.
Keduanya saat ini tengah berada dalam kamar Lisa.
" Enggak, Alasannya karena sih Hani baru keluar dari rumah sakit." Jawab Lisa tanpa melihat kepada temannya.
Wanita itu tengah sibuk berkirim pesan dengan Agra, calon suaminya. Yang menginginkan ini dan itu.
Dia ingin Pesta pernikahannya terlihat sempurna dan lebih Megah juga meriah dari pesta pernikahan Hani waktu tentunya, entah mengapa wanita itu selalu ingin menyaingi apa yang di dapatkan Hani.
Sayangnya ia lupa jika Hani itu terlahir memiliki segalanya yang ia pinjam dan saat pemilik sesungguhnya datang dia justru hidup dalam bayangan semu yang dia ciptakan sendiri sehingga memanfaatkan orang yang tulus mencintai tanpa perlu perasaan orang itu.
" Sayang sekali, Hani tidak bisa melihat semua kemewahan ini." Ucap wanita yang sejak tadi mengobrol dengan Lisa.
" Apa maksud kamu Nahla?" Tanya Lisa, wanita itu tidak suka dengan ucapan wanita yang bernama Nahla itu.
"Bukan apa-apa sih, kamu minta pernikahan ini di lakukan di Bali dengan semua fasilitas terbaik untuk menunjukkan kepada Hani-kan, kalau kamu itu bisa mendapat segalanya. Lalu untuk apa semua ini jika dia saja tidak hadir dan melihatnya." Ucapan Nahla itu membuat Lisa kesal.
Wanita itu langsung melempar ponsel ditangannya begitu saja ke tempat tidur dan menatap tajam wanita dihadapannya, sebab semua yang di ucapkan Nahla benar adanya.
" Coba kamu hubungi dia lagi, katakan apa gitu, biar dia mau datang." Desak Nahla, karena dia juga masih sangat kesal dengan wanita yang bernama Hani Hani itu.
Lisa menarik nafasnya gusar," percuma dia sudah memutuskan si Lita itu yang akan menggantikannya." Ucap Lisa.
Seketika itu bibir Nahla langsung melengkung sempurna, ketika memikirkan sesuatu. " Kenapa?" Tanya Lisa, yang menyadari senyuman jahat di wajah Nahla.
" Kamu tahukan sendiri si Lita itu sudah seperti bayangan untuk Hani, bagaimana kalau kita kerjai dia sesuka hati, toh Hani nggak ada disini untuk membelanya." Saran Nahla.
Dan Lisa langsung menoyor kepalanya. " Kamu itu bodoh atau gimana sih, pantas aja kalah sama Hani, eh asal kamu tahu ya, si Lita itu bisa bela diri dan pintar juga, jadi nggak mungkin kita bisa mengerjainya bodoh." Ujarnya seraya mengatai wanita itu.
Dan keduanya pun terdiam untuk sesaat sebelum sebuah ide jahat terlihas di otak Lita.
" Kenapa?" Tanya Nahla yang menyadari perubahan di wajah Lisa.
" Aku punya ide tapi kamu harus membantu aku."Ucap Lisa.
" Apa?"
Lisa langsung mendekat dan membisikkan sesuatu ditelinga Nahla dan keduanya pun sama-sama tersenyum dengan percaya diri, jika rencana mereka kali ini akan berjalan lancar.
Wanita itu tidak tahu saja jika rencana yang dia susun hari ini akan membuat masalah untuk dirinya sendiri nanti.
\=\=\=\=\=\=\=
Keesokan harinya usai mendapatkan undangan yang di kirim Hani, wanita itu langsung menuju hotel dimana pernikahan Lisa dan Arga akan di gelar karena bunda Dian sudah menghubunginya semalam, memintanya untuk datang lebih awal dan akan bergabung bersama keluarga Xavier, bahkan bunda dia melarangnya untuk membawa gaun pesta.
Sebab dia akan mengunakan seragam yang sama dengan keluarga Xavier untuk acara pagi ini dan untuk pesta malam nanti, Bunda Dian juga sudah menyiapkan sebuah gaun yang cantik untuknya dan semua itu karena permintaan putri kesayangannya. Haaniya.
Setelah mengendarai mobil beberapa menit, akhirnya Lita tiba di hotel itu. Wanita itu memarkirkan mobilnya, lalu meraih ponselnya yang berada di dalam tas untuk menghubungi bunda Dian dan mengatakan jika dia sudah sampai di hotel itu, Dian pun menyuruh Lita untuk datang ke kamar tak lupa juga untuk memberi tahu nomor kamar-nya.
Bunda Dian awalnya tidak ingin menghadir pernikahan Lisa tapi mengingat Arga adalah bagian dari keluarga Sanjaya juga anak angkat sepupunya, ia pun terpaksa menghadiri acara pernikahan itu.
Lita keluar dari mobilnya, wanita itu melangkah dengan malas masuk kedalam hotel itu.
Dan setibanya dia di depan pintu kamar dia, Lita langsung menekan bel kamar itu, tak lama pintu kamar itu di buka. " Lita, ayo masuk." Ucap Dian lalu menarik tangan Lisa untuk masuk ke dalam kamar itu.
" Duduk sini sarapan bareng kita." Dian menyuruh Lita untuk duduk di sofa bersebelahan dengan Ken dan Abi.
Lalu wanita itu ikut duduk bersama mereka," Lita yang ingin menolak karena sudah sarapan sebelum kesini pun terpaksa mengurungkan niatnya, karena tidak enak hati untuk menolak bunda Dian.
Lalu mereka berempat pun sarapan bersama sambil menunggu mua yang akan membantu mereka berhias.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!