NovelToon NovelToon

Kaya Mendadak

Membahas Perjodohan

Ola bekerja di sebuah pabrik garment di ibu kota, karena hanya lulusan SMA dia ditempatkan di bagian jahit. Dia semangat bekerja untuk kebutuhan hidupnya dan membantu orang tuanya yang sudah tua.

Ola tinggal di kontrakan kecil ukuran 3x3 karena di ibu kota kontrakan sangat mahal jadi dia menyesuaikan dengan pendapatannya. Karena uangnya sering di kirimkan kepada orangtuanya, dia pulang tiga bulan sekali ke rumah orang tuanya.

Orang tuanya tinggal dekat perkebunan karet, waktu muda bapaknya seorang mandor perkebunan karet itu dan ibunya Ola seorang kuli mengumpulkan getah karet. Karena sekarang sudah tua, beliau berhenti dari perkebunan dan membuka warung kopi di sekitar perkebunan karet itu.

Tempat kerja Ola libur tiga hari karena tahun baru karena itu dia pulang ke rumah orang tuanya di dekat perkebunan karet itu.

Pagi- pagi dia menyapu halaman karena banyak daun karet kering berserakan terbawa angin.

"Permisi neng, apa benar ini rumahnya pak Anwar?"

Seorang bapak- bapak perkiraan usia 60 tahun menghampiri Ola yang lagi menyapu.

"Benar pak ini rumah pak Anwar orang tua saya"

Ola berhenti menyapunya dan berdiri menghadap tamu yang baru datang.

"Pak Anwarnya ada? Saya mau bertemu dengan beliau" Tamu itu sangat sopan.

"Sebentar pak saya panggilkan dulu, bapak tadi ke toko mau beli gula dan kopi katanya. Bapak tunggu aja di dalam"

"Ibu, ibu ini ada tamu mencari bapak"

Ola masuk rumah dan mempersilahkan tamu itu masuk dan menungggu di ruang tamu sederhana tapi rapi, lalu dia ke dapur memberi tahu ibunya. Setelah itu dia pamit untuk menyusul bapaknya ke toko sebelah.

"Siapa tamunya La, kamu tidak tanya namanya?"

"Tidak pak Ola lupa tapi usianya kira kira 60 tahunan pak, seperti orang kota kalau di lihat dari penampilannya"

"Siapa ya atau pak Hartono yang punya perkebunan karet ini ya?"

"Tidak tau pak, lihat aja nanti di rumah"

Bapak dan anak berjalan beriringan setelah belanja gula dan kopi untuk warungnya, mereka berdua pulang dari toko menuju rumahnya.

Ola dan pak Anwar sampai di rumah dan mengucap salam, lalu masuk ke dalam rumah.

"ya ampun Pak Hartono apa kabar? Lama sekali tidak bertemu"

Ya tamu yang datang itu namanya pak Hartono pemilik perkebunan karet itu.

"Baik dan sehat pak, iya hampir tujuh tahun ya tidak bertemu"

"Iya pak ya ampun bapak tidak berubah masih terlihat muda walau usia sudah tujuh puluh tahun yaaa... Tadi anak saya bilang tamunya kira - kira umur enam puluh katanya"

"bearti saya lebih muda sepuluh tahun dong ya hahaha..."

Pak Anwar dan pak Hartono tertawa bersama, mereka ngobrol lama sambil bercanda.

Ola da ibunya menghampiri mereka membawa pisang goreng dan kopi panas, lalu meletakannya di meja di depan tamunya.

"Silahkan di minum tuan"

"Oh iya terima kasih, jadi merepotkan ini"

"Tidak apa-apa kebetulan saya sedang membuat pisang goreng, ayo silahkan di nikmati" ibunya Ola hendak ke dapr lagi tapi di cegah suaminya.

"Duduk dulu buk ada yang harus kita bahas, Ola matikan dulu kompornya gih. Terus nanti duduk disini kita harus bicara bersama"

"Iya pak"

Ola ke dapur untuk mematikan kompor, setelah itu dia kembali ke ruang tamu dan dufuk di samping orang tuanya.

"Begini La, bapak ini punya tiga orang anak yang satu perempuan tapi sudah menikah dan punya anak. Dan dua orang anak laki - laki nya yang belum nikah beliau berniat menjodohkan salah satu anaknya sama kamu. kamu sudah punya calon belum? Kalau belum coba di pertimbangkan, usia kamu sudah dua puluh tujuh tahun sekarang sudah pantas berumah tangga" pak Anwar berbicara panjang lebar.

"Ola tidak punya calon atau pacar pak, tapi apa nanti anaknya tuan menerima dengan perjodohan ini? Sedangkan kami tidak saling mengenal?"

"tenang aja anak saya sudah menyetujui perjodohan ini, tapi dia minta bertemu dulu minggu depan katanya"

"Tapi tuan saya besok sudah berangkat lagi kerja"

"Bekerja di mana?"

"Di pabrik garment tuan, di ibu kota"

"Kebetulan sekali anak saya juga yang siap di jodohkan itu bekerjanya di Jakarta namanya Aditia dia sedang menggantikan sementara untuk memimpin perusahaan kakaknya. Karena kakaknya sedang kuliah ngambil S3 di luar negeri"

"Oh gitu ya tuan, memangnya kak Aditianya mau dijodohkan dengan saya gadis desa yang miskin ini?"

"Ya coba aja temui, saya minta no penselmu nanti di kirim ke Aditia. Sebenarnya saya sudah berjanji dengan pak Anwar untuk menjodohkan anak yang nomer dua saya semenjak usiamu masih kecil, saya sering membawa anak saya ke perkebunan dan sering main sama kamu, waktu itu kamu sering membantu ibumu mengepul getah karet. Tapi anak saya yang sering bermain denganmu lagi kuliah di luar negri jadi anak bungsu saya yang menerima perjodohan ini "

Pak Hartono mengeluarkan ponsel dia menyimpan no Ola.

Setelah selesai ngobrol tuan Hartono pamit pulang, beliau diantar oleh pak Anwar ke perkebunan. Karena sekarang beliau tinggal di villa perkebunannnya menghabiskan masa tuanya di perkebunan ini, asalnya hanya sebulan atau tiga bulan sekali datang ke villanya.

"Bu bagaimana ini kami tidak saling mengenal, apa Ola harus menerimanya? Ola takut bu"

"Cobalah kalian ngobrol dulu mudah- mudahan cocok, lagian usia kamu sudah pantas berumah tangga setiap ketemu tetangga slalu menanyakan kapan kamu menikah telinga ibu sampai panas tiap hari ditanya begitu. Padahal kamu cantik dan baik nak, kamu gak bohongkan sama ibu kalau kamu tidak punya calon suami atau pacar?

"iya bu nanti Ola coba ngobrol dengan kak Aditia, benar bu Ola belum punya pacar kalau ada yang deketin juga ola slalu menghindar"

"Iya udah kalian ngobrol aja dulu siapa tau cocok"

"Iya bu, tapi kenapa ya waktu kecil aku belum pernah bertemu dengan kak Aditia padahal kalau tuan dan nyonya ke villa selalu membawa kak Mona sama kak Helmi. Kalau libur panjang malah mereka suka lama tinggal di villa sampai selesai libur sekolahnya baru ke kota lagi"

Ola dan Helmi sering bermain di waktu kecil mereka sampai Helmi kls sembilan SMP dan Ola kelas enam SD. Setelah itu mereka tidak pernah bertemu lagi.

"Iya ibu juga tidak tau nak, setau ibu nyonya hamil dua kali. Tapi entahlah "

"Coba nsnti tanyak bapak"

Bapak datang dengan membawa tas besar pemberian dari tuan Hartono.

"Apa ini pak?"

"Buka aja bapa juga belum tau, kata nyonya oleh-oleh buat kita"

Mereka membuka tas besar itu dan ternyata isinya macam-macam, ada blus wanita, baju pria, buah- buahan, kornet, kopi,minyak, gula, sarden kalengan dan makanan lainnya.

"Pak waktu kecil kak Adit tidak pernah di bawa ke villa ya? Ola hanya tau kak Helmi dan kak Mona"

"Pernah waktu dia SMA cuma sekali aja tapi tidak menginap, katanya dia tidak suka tinggal di perkebunan dia sukanya tinggal di kota. Makanya dia tidak pernah ikut"

"Oh gitu ya pak, ko Ola jadi takut kalau menikah dengannya pak. Kita kan orang kampung, apa iya dia menerima perjodohan ini?"

Setelah mendengar cerita bapaknya dia jadi ragu menerima perjodohan ini.

Bertemu Aditia

Seperti biasa Ola sibuk dari subuh walaupun hari ini masih libur, tapi dia membantu ibunya dan juga siap - siap karena mau balik lagi ke Jakarta.

Jam tujuh pagi Ola pamit kepada orang tuanya karena ojek yang di pesannya sudah nunggu di depan rumahnya.

"Ibu Ola pamit dulu"

Ola mencium tangan ibunya dan memeluknya bergantian dengan bapaknya, sebetulnya dia masih kangen dengan orang tuanya tapi besok dia harus sudah masuk kerja.

"Bapak Ola berangkat dulu"

"Iya nak hati-hati ya, dan jaga diri baik - baik"

"Iya bu, bapak, kalian juga jaga kesehatan jangan cape-cape ya"

Lalu Ola keluar rumah di antar orang tuanya sampai naik ojek menuju stasiun kereta, sampai di stasiun Jogja Ola naik kereta api menuju Jakarta.

Ola sampai di kamar kontrakannya yang kecil itu, setelah masuk lalu dia membersihkan kamar dan mengganti sepreinya karena tiga hari di tinggalkannya. Selesai bersih-bersih dan mengepelnya Ola mandi sambil membersihkan kamar mandinya.

Besok paginya dia sudah bersiap untuk pergi bekerja, Ola jalan kaki selama lima menit dan akhirnya sampai ke tempat kerjanya.

Ola bekerja borongan, untuk mencapai targetnya dia bekerja nonstop sampai istirahat. Setelah istirahat dan makan siang dia lanjut lagi sampai waktunya pulang.

"La ngebaso yuk" teman kerja Ola ngajak makan baso sebelum balik lagi ke kontrakan masing - masing.

"Terima kasih bang, maaf saya lagi diet"

"Diet apa sudah kurus juga?"

"Diet lemak tinggi bang, bukan masalah kurusnya"

"Bagus biar selalu langsing yaa, supaya abang tambah cinta yaa"

"Apaan sih bang, maaf saya duluan ya"

"Eh La jangan jangan jual mahal ya"

"Ih siapa yang jual mahal sih bang, Ola lagi buru - buru aja. Maaf ya bang permisi ola duluan"

Ola kesal jalannya di halangi malas aja akrab sama bang Jeki karena terkenal playboy, makanya dia slalu menghindar dan dia jalan ke samping bang Jeki.

"Aalahh perawan tua aja belagu kamu La untung cantik kalau jelek gue gak sudi"

"Ih apaan si bang siapa juga yang sudi dengan abang yang buaya darat gitu"

Ola kesal dan berlari menjauh dari Jeki, dia takut di apa- apain sama si Jeki.

"Awas ya Ola" Jeki semakin penasaran dengan Ola, dia tidak terima selalu di acuhkan Ola.

Ola buru - buru masuk kamar kontrakannya lalu dia mengunci pintunya, setelah itu dia mandi dan ganti baju.

Ponsel Roala berbunyi tandanya ada pesan masuk, dia meraih ponselnya yang tergeletak di kasur busanya yang tipis.

(Apa benar ini no Roala? Saya Aditia anaknya pak Hartono. Lusa kita ketemuan di kafe gaul jalan durian runtuh jam dua belas siang, jangan sampe telat karena jam satu siang itu saya mau ada urusan penting).

"Iya benar ka saya Roala, ya besok lusa saya ke kafe itu"

Setelah membalas pesan Ola rebahan sebentar, dia masih ragu dengan perjodohan ini

"Terima tidak ya perjodohan ini, kalau tidak di terima kasian ibu dan bapak di omongin tetangga terus dan gak enak sama tuan Hartono yang begitu baik sama kami. Tapi aku tidak kenal kak Aditia"

Ola berbicara sendiri dia berpikir dan memantapkan hatinya untuk menerima perjodohan ini walaupun tidak mengenalnya.

Ini hari minggu yang menegangkan bagi Ola, soalnya nanti siang dia janjian di kafe gaul untuk bertemu dengan Aditia.

Pagi-pagi Ola mencuci baju dan bersih bersih seperti biasa, setelah bersih - bersih lalu dia menyetrika baju untuk dia kenakan nanti bertemu Aditia dan untuk kerja esok hari.

Jam sebelas siang Ola sudah siap berangkat, dia memakai kemeja tangan panjang dan celana jeans. Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan tergerai begitu saja, dia memakai sepatu kets senada dengan tas selempangnya. Dandanan santai dan sederhana tapi terkesan manis dan menarik, karena pada dasarnya Ola memang cantik dan kulitnya putih seperti orang Korea.

Ola berjalan menyusuri gang kontrakannya menuju jalan raya, dia mau menemui Aditia di kafe jl durian runtuh sesuai yang di sebutkan Aditia.

Sampai di jalan raya Ola duduk di halteu bis menunggu bis yang datang.

"Hallo cewe mau kemana sudah cakep gini?"

Jeki datang bersama teman-teman genknya, Ola malas menjawab tapi kalau tidak di jawab biasanya suka langsung kasar karena tau kelakuan Jeki yang suka bikin onar kampung itu.

"Mau ketemu teman bang"

"teman cewek atau cowok?"

"cowok bang"

"Wuihhhh biasanya sok jual mahal, eeh mau cek in dengan cowok juga ternyata. Gak nyangka ya"

"apaan sih bang negatif aja terus pikirannya, lagian apa urusannya sama abang?"

'"ada lah kan kamu calon pacar abang"

"Ih apaan sih bang sana jangan dekat-dekat aku"

Ola males menanggapi cowok yang congkak, belagu dan sok iye. Dia berharap bisnya cepat datang.

"Sebelum kamu di miliki orang, aku akan mencoba dulu tubuhmu"

Jeki hendak meraih tangan Ola tapi untungnya bis sudah datang, Ola berlari naik masuk bis itu.

"Cepat jalan pak, takut dikejar pemuda berandalan itu"

Ola ngos-ngosan masuk bis itu, untung kondekturnya mengerti dia langsung menutup pintu bis dan bis melaju dengan kecepatan sedang.

Dua puluh menit kemudian Ola baru sampai di jalan durian runtuh karena tadi agak macet, kalau tidak macet biasanya sepuluh menit juga sampai ke jalan itu.

Ola turun dari bis dan berjalan perlahan sambil mencari nama kafe gaul itu dan akhirnya ketemu, dia masuk ke dalam kafe dan mencari tempat duduk.

Ola melihat meja yang masih kosong di pojokan, lalu dia berjalan kesana dan duduk di sana. Di lihat jam masih jam dua belas kurang sepuluh menit, dia bernapas lega karena masih ada waktu.

Seorang pelayan kafe menghampiri meja Ola, dan memberikan buku menu.

"Jus jeruk satu pake es sedikit dan roti goreng satu aja kak"

"Baik kak, tunggu sebentar ya"

Pelayan meninggalkan Ola untuk membuat pesanannya, lima menit kemudian pesanan Ola datang.

Ola minum jus jeruk hampir setengah gelas besar karena haus tengah hari di jalan udara panas macet pula, lalu dia makan roti goreng juga sampai habis.

Jam dua belas lebih lima belas menit tapi Aditia belum menemui Ola.

"Katanya tidak boleh telat, tapi dia sendiri yang telat" Ola bergumam sendiri.

Dia membuka ponsel yang baru saja ada pesan masuk.

"kamu sudah sampai belum? Saya sudah menunggu dari tadi nih" pesan dari Aditia.

"aku malah sudah dari dua puluh lima menit yang lalu sampe di cafe ini"

Ternyata Adititia sudah sampai di kafe itu, tapi karena tidak saling mengenal ya gitu deh. Harusnya sebelum janjian kirim dulu poto masing-masing ya hehe...

"Kamu duduk dimana? Coba video call"

Mereka video call yang ternyata meja mereka berdekatan hmmm emang dasar ya.

Aditia menghampiri Ola yang duduk di pojokan lalu dia duduk di kursi di samping Ola, dia menatap Ola dari atas sampai bawah. Ola menunduk malu di tatap dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Kenalkan saya Adiitia, panggil saja Adit"

"Saya Roala panggil aja Ola"

Mereka berdua berjabat tangan saling memperkenalkan diri.

Perjanjian

Setelah berjabat tangan dengan Roala, Aditia yakin mau menerima perjodohan ini untuk menerima warisan dari orang tua angkatnya. Aditia mau di jodohkan dengan Roala karena syarat dari orang tua angkatnya bila ingin warisan dia harus menikahi Roala.

Walaupun Ola dari kampung dan orang miskin tapi penampilannya tidak kampungan, jadi walaupun dia tidak mencintainya setidaknya tidak bikin malu dirinya nanti pikir Adit demi sebuah warisan.

Adit mulai obrolannya dan mengeluarkan map dari tasnya.

"usia kamu berapa tahun?"

"27 kak"

"Berarti satu tahun lebih muda dari aku, aku 28 tahun"

"apa pekerjaanmu sekarang?"

"Buruh di pabrik garment kak"

"Apaa buruh pabrik? Aku pikir kerja kantoran"

"Maaf kalau tidak sesuai dengan ekspetasi kakak"

"Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?"

"Saya sangat menghormati orang tua saya dan tuan Hartono yang baik sama kami"

"Yakin tidak ada tujuan lain?"

"Tujuan apa maksudnya kak?"

"Karena harta misalkan"

"Anda pikir saya matre? Walaupun saya hanya buruh pabrik tapi saya tidak pernah mau bergantung sama orang lain, apalagi mengharapkan harta orang yang bukan hak saya"

"Bagus kalau begitu, tanda tangan surat ini"

"Surat apaan kak"

"Surat kontrak menikah"

"Memangnya kita mau nikah kontrak?"

"Ya, kita nikah kontrak dulu karena kita tidak saling mencintai dan tidak saling kenal jadi lebih baik kita nikah kontrak dulu. Kalau suatu saat nanti kita cocok baru di rubah lagi, kalau kita tidak cocok bisa berpisah kapan saja tapi setelah satu tahun"

"jadi kalau kita tidak cocok kita bisa berpisah setelah setahun, enak banget ya jadi laki-laki lah aku nanti jadi janda bagaimana?"

"Tenang aja kita tidak tinggal satu rumah, hanya kalau ada acara keluarga aja kita barengan. selebihnya anggap aja kita tidak saling kenal"

"Ko bisa, bagai mana kalau orang tua kita tahu?"

"mereka enggak bakalan tahu karena kita berjauhan"

"Kamu tinggal di rumah saya sendiri, dan saya tinggal di apartemen. Kalau ada keluarga atau siapapun yang bertanya, kamu pasti tau jawabannya karena banyak alasan untuk menjawabnya"

"Tapi kak apa boleh aku bekerja?"

"Bolehlah tapi jangan di pabrik garment itu, bikin malu aja nanti kalau ketahuan sama keluarga"

"Lah terus saya harus bekerja apa? Ijazah saya hanya SMA?"

"Ya terserah kamu asal kerjanya jangan yang bikin malu saya, masa menantu konglomerat jadi buruh pabrik mau di kemanakan muka kami"

"Terus kerja apa yang bagus sesuai ijazah saya? Lagian pak Hartono tau saya bekerja di garment beliau tidak melarang saya"

"Ya terserah kamu yang penting jangan jadi buruh memang papa tidak mempermasalahkannya. Tapi keluarga lainnya dan teman-teman saya pasti mereka merendahkanmu, dan kami terkena imbasnya pasti"

Ola bingung harus bekerja apa, sebetulnya dia sangat suka kerja di garment karena menjahit adalah hobinya. Kalau terus bekerja di situ takut mempermalukan Aditia dan keluarganya kalau mereka sudah nikah nanti dan takut di gangguin bang jeki yang sekarang semakin gencar mendekatinya.

"Hari ini juga kamu harus tinggal di rumah saya, karena seminggu lagi kita akan menikah. Lebih cepat lebih baik"

"Ko buru-buru kak? Kan orang tua saya belum tau, lagian saya belum ada persiapan pernikahan?"

"Gampang urusan orang tuamu tinggal telpon aja, lagian nikahnya juga hanya keluarga terdekat aja. Baju pengantin tinggal beli di butik langganan momy"

"Kalau saya diam-diam bekerja jadi buruh tidak apa-apakan kak? Sebelum saya dapat kerjaan lain di jamin tidak ada yang tau karena saya berangkat pagi sekali karena harus naik bis dan sampai rumah pasti malam"

Adit berpikir sejenak sebenarnya dia tidak peduli dengan ola, tapi untuk menarik simpatik orang tuanya jadi dia pura-pura peduli.

"Ya udah terserah kamu aja asal jangan ketahuan, dan ingat jangan pake seragam buruhmu di luar pabrik atau di rumah!"

"Jadi saya setiap hari harus pake baju bebas dari rumah dan di ganti sudah sampai pabrik, dan sebelum keluar pabrik harus ganti baju dulu?"

"Nah itu tau, kalau kamu sudah mengerti tanda tangan ini!"

"Boleh saya membacanya"

"Terserah"

Ola meraih map itu dan membukanya

Pihak : 1 (suami)

Pihak dua harus tinggal di rumah pihak satu

Pihak dua harus menjaga nama baik pihak satu

pihak dua tidak boleh ikut campur dengan urusan pihak satu.

Pihak dua tidak boleh masuk kamar pihak satu

kalau tidak ada kecocokan setelah satu tahun pihak satu menceraikan pihak dua.

Pihak dua harus menuruti semua aturan pihak satu.

Pihak : 2 (istri)

Pihak dua menyetujui pihak satu

Pihak dua tidak boleh keluar rumah tanpa ijin pihak satu.

Pihak dua tidak boleh pindah rumah selama pernikahan dengan pihak satu.

Pihak dua harus berpenampilan berkelas kalau bertemu keluarga.

5, pihak dua jangan membocorkan perjanjian ini kepada siapapun termasuk kepada keluarga.

Pihak dua kalau ketahuan membocorkan perjanjian ini akan menerima konsekwensi yang di tentukan pihak satu pada saat itu.

Sekian perjanjian ini

Jakarta, 13 Desember 2022

Pihak 1 : Aditia

Pihak 2: Roala

"Perjanjiannya gak enak sih kak, ini tidak adil lebih menguntungkan pihak satu"

Roala berpikir kembali untuk melanjutkan pernikahan ini, tapi kalau tidak menikah sekarang takut sulit mendapatkan jodoh. Kasian orang tuanya di kampung jadi bahan nyinyiran tetangganya. Dia membaca ulang lagi perjanjian itu.

"ini sudah lebih baik, malah sebelumnya kamu tidak boleh bekerja dan tidak boleh keluar rumah tanpa saya. Tapi kalau kamu terus-terusan di rumah juga tidak baik, jadi saya memberi kemudahan buat kamu"

"Ya udah saya terima perjanjian ini walaupun berat menurut saya, saya harus tanda tangan di mana?"

"Di sini di atas nama kamu"

Mereka berdua menanda tangani surat perjanjian itu.

"Oh ya mulai hari ini kamu harus tinggal di rumah saya"

"tapi kak barang-barang saya masih di kontrakan"

"Gampang nanti saya suruh orang untuk mengambilnya dari sana, nanti saya antar di mobil saya sebelum saya menemui teman saya"

"Iya kak"

Setelah sepakat Aditia menyimpan map perjanjian itu ke dalam tasnya lalu dia memanggil pelayan kafe untuk memesan makanan, jarena tadi menunda pesanannya karena urusan belum kelar.

"Steak sapi, kentang panggang dan roti panggang. Minumnya jus melon " Aditia memesan makanan.

"Mbak mau pesan aoa?" pelayan bertanya kepada Ola.

"Nasi goreng ayam mentega aja dan minumnya jus jeruk"

Ola pesan nasi goreng karena tidak ada nasi lain yang tertulis di menu, kebanyakan menu-menu modern yang tidak mengenyangkan menurutnya dan Ola tidak terbiasa memakannya. Jadi hanya nasi goreng yang mengenyangkan menurutnya.

Sepuluh menit kemudian pesanan datang di meja, lalu mereka berdua menyantapnya sampai habis. Karena di kafe ini makanannya enak-enak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!