NovelToon NovelToon

Transmigrasi Menjadi Gadis Nakal

Kembali hidup

...Halooo semua. ini Karyaku untuk yang kesekian kalinya, semoga kalian suka......

...oh iya ini cerita awalnya tentang Alleta ada di cerita profil author yah, dengan judul " Karena dendam Satu Malam" terima kasih sudah mau mampir. Semoga betah....

Mata yang tadinya terpejam sekarang terbuka menampilkan manik mata coklat kentara dengan aura dingin menyengat sekitar.

Plas... ia segera menoleh melihat napan berisikan air pecah di lantai, segera ia tatap orang yang membuat nampan berisikan air terjatuh. Sosok yang gemetar ketakutan menatapnya sembari menunduk. Wajah ini saja manusia?? Idiot?? Tubuh besar dengan mata sayu, liur menetes dengan pelan dari bibirnya.

Dia sindrom savant, kerap disebut sebagai idiot, terbelakang, atau autis. Ini adalah sebutan yang sangat negatif. Sindrom savant sering dikaitkan dengan autisme, sehingga timbullah istilah savant autitistic.

Siapa dia???

Lalu ia meraba keningnya terasa berat yang terdapat kain kasa? Kain kasa?

“ NEMO..!!!” Suara besar dari luar mengagetkan keduanya. Keduanya menatap lelaki yang berada di depan pintu, satu dengan tatapan tanda Tanya satunya lagi tatapan takut. tatapan bengis lelaki itu dilayangkan pada wanita yang di ranjang penuh permusuhan, mendekati lelaki idiot tadi dan menyentak.

Pria bertubuh cungkring,. cukup kurus dan berwajah sayu, apalagi menggunakan baju partai menambah kadar kebulukan pada dirinya.

” Kamu ngapain di kamar cewek iblis ini ha? Kamu diapain sama dia?” tanyanya membentak kuat.

Lelaki idiot tadi menggeleng menahan lelaki itu untuk mengatai ngatai perempuan di atas kasur keras dan bengis. Manik matanya dingin dan kelam menatap tak bersahabat. “ kan udah kakak bilang, ngak usah deket deket sama ini orang,” tekannya membentak.

“ kakak cakit.” Ujar lelaki idiot polos.

Lelaki tersebut menatap bengis adik idiotnya.” Mau mati sekalipun nggak usah di pedulikan. Cepat keluar, tinggalin saja ini perempuan.” Ujarnya menarik tangan sang adik kasar. Adiknya yang tadi dirinya panggil Nemo. Adiknya melirik kakak perempuannya baru saja bangun nanar,. tapi tetap keluar dari sana meninggalkan kakak perempuannya terseok-seok karena ditarik paksa.

Perempuan yang baru saja bangun meringis pelan memijat kepalanya yang terasa pening. Ini dirinya dimana? Terakhir kali dirinya ingat sudah meninggal karena di tusuk dan juga ditembak oleh musuhnya usai pembalasan dendam keluarganya. Dan berakhirlah dirinya meninggal.

Dirinya sebenarnya belum meninggal saat itu, andai di bawa kerumah sakit lebih cepat pasti dirinya masih hidup. Tetapi karena dirinya lelah untuk hidup, hidup terlalu banyak kekecewaan dan kesakitan rasanya hambar, dan dirinya tidak menyukai hidup lagi. namanya adalah Alleta.

Tapi sekarang???? Ia menatap seluruh kamar yang ada di hadapannya ini, samar sama ingatan asing memasuki kepalanya semakin membuatnya pening, kamar dengan cat hijau miskin, dengan ranjang bad kecil, yang hanya dilapisi dengan tikar tapi cukup nyaman kok, di sebelah tempat tidurnya ada make up make up ., laptop dan juga beberapa barang lain.

Ia meringis semakin merasakan sakit dikepalanya. Ia berdehem sejenak memijit memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, sialan.. dirinya memasuki tubuh wanita miskin jahat, terkenal suka membully dan juga membenci keluarganya sendiri hanya karena keluarganya miskin.

Parahnya lagi dirinya mengaku jika dirinya adalah anak orang kaya raya..! Padahal ia anak paling miskin di sekolahnya.

Yang tadi itu, anak idiot bernama Nemo Yonarsa dipanggil Nemo, berusia 14tahun, dia memiliki cacat saat sedari lahir sehingga memang bisa dikatakan kekurangan mental, atau cacat mental dari lahir. ingatan adiknya yang terus mendekatinya, tetapi pemilik tubuh ini selalu memukul mundur Nemo. Tak segan dia menendang adiknya hingga adiknya berdarah dan masuk rumah sakit saking pemilik tubuh ini membenci Nemo.

Lalu yang laki laki memarahinya tadi itu adalah Nato Yonarsa. Hanya beda satu tahun dengannya, laki-laki tersebut adalah kakak dari tubuh ini, sebenarnya dia sayang kepada adiknya ini hanya saja dirinya terlalu kecewa dan marah, karena pemilik tubuh ini enggan mengakui keluarganya sendiri karena malu dari keluarga miskin. bahkan suka membully Nato di sekolah mereka yang sama.

Sedangkan pemilik tubuh ini sendiri bernama sama dengannya Letta Yonarsa, bersikap angkuh dan juga penjahat sejati, dirinya membenci keluarganya sendiri, bahkan dalam perlakukan ayah dan ibunya ia suka memaki dan marah jika kedua orang tuanya tidak bisa memberikan apa yang dirinya inginkan, padahal orang tuanya bukanlah dari orang kaya raya, ayahnya hanya kuli bangunan sedangkan ibunya hanya penjual kue keliling. Mereka harus banting tulang untuk mendapatkan uang dan hidup.

Letta menghela nafas pelan pada kenyataan yang ada, rasanya ingin sekali dirinya maki pemilik tubuh ini yang bersikap buruk, bisa bisanya memeras orang tua yang tidak memiliki harta. Dasar anak tidak berguna. Matilah kau, itu lebih baik ketimbang pembawa bencana.

" Pantaslah jika kau mati. Jika aku Tuhan nya, aku tak akan biarkan kau bernafas dibumi ini!!!" Batin Letta.

Letta bangkit dari tidurnya, segera duduk memegang kepalanya terasa sakit. pemilik tubuh ini sakit,. karena kemarin dirinya didorong oleh laki laki yang di sukainya usai melakukan hal yang memalukan, yakni membully pacar dari lelaki yang di sukainya.

Letta ingin tertawa keras rasanya. Hello letta asli, punya hak apa anda sampai mau melabrak pacar asli dari laki-laki yang loe suka? dipikir keren?

Tidak..! murahan, sudah tau dia tidak suka masih saja dikejar. Apakah ada manusia yang lebih bodoh dari anda?

Dan lagi jika pemilik tubuh ini adalah pacar dari laki laki yang dia sukia is fine fine aja sih., Cuma ini sayangnya dia bukan siapa siapa, malah melabrak pacar aslinya. Ini lucu sekali, seperti manusia yang tidak memiliki urat malu. Ingin rasanya Letta tertawa darah.

“ ehem..” Letta melirik ke depan, di sana ada ayahnya yang berdiri gugup, mendekat pelan membawa bubur dan juga air putih dan susu di nampan.

Ayahnya ini bernama Agung, dan dia sedikit berperawakan letoy atau gemulai. Karenanya Letta membenci ayahnya sendiri yang tidak seperti ayah orang lain., terlalu lembut dan juga bergaya perempuan, tak jarang Letta mengatakan ayahnya sendiri banci. Sialan pemilik tubuh ini. bahkan jika sudah bertemu kepada Letta sudah Letta cabik mulutnya, atau bahkan ia tusuk menggunakan besi panas.

Agung menaruh nampan itu di atas kasur dimana Letta duduk.” Kamu makan dulu, nanti minum obat,. Ini. maaf obatnya cuma obat warung soalnya kalo obat apotik bapak belum punya uang.” Ujar ayahnya gugup dan takut pada anaknya sendiri.

Letta mengepalkan tangan. Anak tidak berguna, ayahnya sendiri bahkan takut pada anaknya. Apakah ini tidak terbalik?

Ayahnya yang melihat aura marah dari anaknya semakin takut dan juga diam menatap anaknya nanar. letta menghela nafas melihat agung ketakutan. Ia mengambil air putih di atas nampan dan meminumnya hingga setengah karena haus.

Ayahnya melebarkan mata menatap Letta kaget. “ terimakasih.. hemm ayah.” ujar letta gugup. Sudah lama ia tidak menyebut kata keramat itu

Agung semakin shok, ayah?? ayah? apa katanya tadi? Terimakasih ayah? terimakasih Ayah? YATUHAN Agung sangat shok, agung lupa kapan terakhir anaknya memanggil dirinya dengan sebutan ayah, biasanya memanggilnya banci kaleng, atau bahkan banci miskin yang melukai hatinya.

Tapi ini? putrinya memanggil dirinya ayah? Agung harus ke dokter memeriksa telinganya.

Letta mengambil bubur di atas nampan dan memakannya pelan. ayahnya diam menatap anaknya tercenung. Apa efek sakit membuat anaknya seperti ini? jika begitu kenapa tidak dari dulu saja anaknya di dorong keras hingga sakit begini??

Letta menatap ayahnya dan berdehem. Mengambil obat dan meminumnya tenang.

Ayahnya berdehem,” susunya.” Ujarnya pada Letta.

Letta menaruhnya diatas meja.” Nanti saja. Terimakasih, ini sangat enak.” Ujarnya tersenyum tipis.

Agung semakin bungkam. Ini bukan anaknya!!!

Kehidupan baru pertama

...Terimakasih yang sudah mampir dan memberikan semangat. tetap beri saya support yah. hehe semoga kalian sehat selalu....

.......

.

Letta mengancing seluru kancing bajunya, menatap dirinya di depan cermin dingin, sudah dua hari dirinya di rumah ini karena sakit dan dirinya harus menjadi Letta pemilik tubuh ini, kembali sekolah SMA, di kelas 3 MIPA.

Wajah pemilik tubuh ini cantik, Letta akui dia cantik, memiliki mata coklat, rambut yang ikal menjuntai, hidung mancung, mata belo dan Alis yang penuh, Persis seperti antagonis di dalam novel,.

Benar jika dirinya penjahat sebab aura dari wajahnya saja sudah kental akan kejahatan.

Sedangkan tinggi perempuan ini normal, tidak seperti Letta yang bahkan seperti laki laki, Dulu tinggi Letta 176cm tapi disini tinggi Letta pemilik tubuh ini hanya 170cm, memang cukup tinggi, propersi sama berat badan, tubuhnya sedikit berisi karena memang pemilik tubuh suka merawat tubuh dan Gym agar terlihat cantik dan bisa menggait para lelaki kaya raya.

Yah. Letta asli suka menjual watu untuk kencan sana sini agar mendapatkan bayaran uang. Letta hanya bersyukur pemilik tubuh hanya menjual waktu bukan tubuh.

Oh iya satu hal lagi, pemilik tubuh memiliki bibir yang seksi, sangat pas dengan hidung mancungnya.

Letta mengambil tote bag dan segera keluar dari kamarnya yang minimalis berwarna hijau buram, saat keluar ia sudah di hadapkan ruang tengah rumah, ia melirik Agung yang berdiri di dekat pintu ruang tengah menggunakan baju yang bercampur warna tanah dan noda.

” Letta ayo makan dulu sebelum pergi sekolah.” Ujarnya kepada Letta mencoba tenang dan tak takut. Sudah dua hari ia mendapatkan perlakuan baik dari Letta tapi tidak menghilangkan rasa takutnya akan keberingasan Letta selama ini terhadapnya.

Letta melihatnya diam, tapi kakinya bergerak menuju dapur. Saat di sana sudah penuh dengan adik, kakak, ibu dan ayahnya yang ikut duduk. Ibunya yang hanya menggunakan baju usang dan rambut yang diikat.

“ Ehmm Let-- letta ay ayo makan nak.” Ujar sang ibu,. Nadia, wanita manis dan juga sayu menatap Putri satu satunya ingin mengiunjakkan kaki di dapur kecilnya. Selama ini anaknya ini tidak mau menginjak kaki di dapur kecil dan melihat makanan yang dibuat Nadia. Anaknya selalu mencaci dan menghina makanan ibunya.

Nato mendesis melihat Letta mendekat dan duduk di depan dirinya, di sebelahnya ada Nemo yang juga makan meski sangat kacau dan berserakan dimana-mana. Leta melirik Nemo sejenak lalu menatap Nato yang menatapnya tajam,.

” ngapain loe ke sini? Sana loe makan sama temen geng sok kaya loe itu. di sini tu Cuma ada nais goreng putih sama ikan asin, makanan miskin, nanti loe bisa mati..!!!!” tekan Nato kepada Letta tajam

Agung dan Nadia melebarkan mata menatap nato.” Nato kenapa seperti itu?” Tanya Nadia kepada Nato pelan.

Nato mendengus.” Ngapain sih belain manusia sampah kayak dia. Harusnya dibunuh aja atau di usir. Nggak ada untungnya ngidupin dia tu. Kalo dia anaknya Nato, udah Nato lempar ke jurang. Manusia sampah, nyusahin, ngerepotin. Bikin sulit dan nggak sadar diri..! Nggak pantes bernafas di dunia ini.” tegas Nato masih mencaci maki Letta.

Benar jika Letta adalah Tuhan, tak akan ia biarkan pemilik tubuh ini hidup.

“ NATO..!!!!” Tekan Agung kepada putra pertamanya.,

Nato ditekan oleh ayahnya menatap ayahnya bengis.” Mau sampai kapan bela anak nggak berguna gini buk? Pak??? Dia nggak ada tu hormati kalian, bapak dibilang banci kaleng, banci jalanan, ibu dibilang manusia miskin dan memalukan., bauk. Ibuk sama bapak nggak di terima bahkan dia nggak ngaku kalian orang tuanya. Mau apa kalian ngidupin dia gini?? Nggak ada gunanya, cuma mempersulit hidup kalian. “ Tanya Nato kepada orang tuanya nanar.

Nadia dan agung menatap Nato sendu dan melirik Letta yang dari tadi diam saja, tidak seperti biasanya. “ loe lihat, bahkan saat gue beberin fakta ibuk bapak masih belain loe. Mati matian Menuhin ego loe, sedangkan loe? Hujat mereka. Caci maki mereka, anak nggak guna. Gue harap loe mati tau nggak..! mati aja loe..! Kenapa loe masih hidup sih!” tekan Nato mengeprak meja. Ia menjauh meninggalkan keluarganya.

“ NATO JAGA BICARA KAMU..!!” Teriak Nadia pada Nato nanar.

Nato hanya mengepalkan tangan mengambil tasnya segera keluar dari dapur kecil dan sempit itu. ndia menatap Letta yang diam tak berkutik nanar.” nak maafkan kakak kamu yah, dia hanya khilaf bilang begitu nak. Kamu jangan ambil hati yah sayang.” Ujarnya kepada Letta nanar dan tak enak hati.

Meksipun dirinya orang tuanya dan letta anak perempuannya. Ia lebih takut pada anaknya sendiri.

Letta berdehem pelan menatap Nadia, ia mengambil nasi goreng dan juga ikan asin pelan satu, segera makan dengan tenang membuat kedua orang tuanya bungkam.

Letta makan tak memikirkan apapun yang diucapkan Nato, seakan hal tadi hanya angin lalu. Letta sadar Nato sangat marah dan membenci pemilik tubuh ini. benci dan kekecewaan yang besar.

Puyk. Letta menatap sayur di atas piringnya, sayur yang penuh lender dan sisa sisa makanan.,

Ia menatap sang pelaku. Nemo yang meneteskan lir menatapnya dengan tatapan bodoh. “mangan sayul. Bial sehat kayak Nemo.” Ujarnya dengan bahasa tubuh yang unik.

Letta melihat nasinya dan juga Nemo yang menaruh lagi ayam di atas piringnya. Ayam yang sudah ia gigit penuh liur. Letta diam disana menatapnya jijik.

Agung dan Nadia menatap anaknya gelagapan, Letta pasti sangat murkah melihat kelakukan Nemo yang menghancurkan mood nya. Letta berdehem pelan menaruh sayur dan ayam di atas piring nya ke piring nemo kembaki.” Kamu yang harus makan banyak biar tumbuh sehat. Kakak sudah kenyang. Kakak mau sekolah.” Ia mengusap kepala Nemo pelan dan segera berdiri menatap Agung dan Nadia tertegun.

Letta berdehem mengambil tasnya dan segera mundur.” Aku pergi.” Ujar Letta lalu berangkat menjauh

Nadia dan Agung terdiam menatap Letta menjauh lalu menatap Nemo yang menatap Letta menjauh polos dan juga senang. Nemo memegang kealanya dan terkekeh.” Kakak pukpuk pala Nemo. Kakak jadi baik. Nemo makan sayurl” Nemo di sana bertepuk tangan dan memakan sayur yang Letta berikan darinya tadi secara bersamaan.

” Nemo jangan begitu, nanti kamu tersedak.” Ujar Nadia meringis pada anaknya.

Nemo disana menggumam kan sesuatu yang tidak ia tau. Nadia dan Agung saling tatap dengan tatapan berharap. Semoga saja apa yang mereka pikirkan itu benar bahwa Letta sudah lebih baik sekarang.

Letta menatap tenang keluar rumah, hanya rumah dekat tumpukan sampah dan juga jauh dari kata baik. Sial letta benar benar buruk memperlakukan hiduypnya yang sok kaya. Padahal masih tinggal dipemukiman kumuh seperti ini dan bisa bisanya semua temanya percaya pada dirinya jika dirinya ini adalah orang kaya raya.

Tapi dilihat dari semua barang Letta jika semua barang bermerk dan mahal. tapi itu karena Letta asli menjual waktu. semua ini dari beberapa klien pria nya.

Letta mengeratkan tali sepatunya dan melangkah keluar sesuai ingatannya, ia akan menaiki bus yang berada di depan gang, saat dirinya keluar dan berjalan ada banyak sekali pandangan mencibirnya padanya. Letta asli pemilik tubuh ini sekolah di sekolah swasta elit, sama dengan kakak pertamanya, karena letta dan kakaknya Nato sekolah ditempat elit dulu ayahnya membantu pemilik sekolah saat kebakaran sehingga karena ingin balas budi baik Nato maupun Letta disekolahkan disana dengan taraf gratis tanpa embel embel beasiswa. Mangkanya Letta bisa sombong dan juga membohongi semua orang.

Letta merunggu sakunya yang berisi uang lima ratus ribu. Ia belum cek saldo asli milik Letta asli dan nanti akan dirinya lakukan. Letta memilih menuju menunggu bis saja di dekat halte depan bank besar berada di dekat jalan besar, dibelakang Bank besar itulah rumahnya ada, tepat disana dan tertutup bangunan besar nan mengah tersebut.

Saat bis lewat Letta segera melambaikan tangan dan memasuki bis, diikuti dengan orang orang yang ingin menjalankan hidup lebih layak. Letta menatap bis ini tenang.

Ini awal hidup barunya. Iya Letta harus menerima semua kehidupan baru tanpa harus memikirkan hal lebih.

Tapi tetap, dengan fantasi benci dan kesalahan yang harus ia luruskan

Pertama masuk sekolah

Langkah kaki tegas Letta memasuki sekolah yang akan ia masuki kali ini, ada rasa senang di dalam hati Letta sedikit menyeruak, sebab dirinya tidak pernah sekolah SMA. Dulu pernah SMP dan hanya sejenak saja dan segera di sekolahnya Homeschooling dikarenakan kakek angkatnya yang posesif sehingga menyandera kebebasannya dalam hidup. Mengekangnya dalam kesengsaraan

Tatapan semua murid meliriknya dengan beragam, ada yang biasa saja, ada yang takut ada yang tak suka, bahkan juga ada yang iri. Letta tak ambil pusing, ia melangkah menjauh dari jalanan dan memasuki sekolah dengan insting dan ingatan pemilik tubuh ini.

“ Letta..!!! kok loe naik Bus?”! Tanya dari perempuan yang mendekatinya cepat cepat.

Letta melirik perempuan tersebut dingin, oh dia teman letta, namanya Sunja, sosok yang rempong dan pecinta warna pink, sikapnya hampir sama saja dengan pemilik tubuh ini, perusak dan juga di benci banyak orang. suka membully, apalagi dandanannya yang berlebihan ini membuat orang sakit mata melihatnya, dia juga anak dari pemilik hotel bintang lima di banyak daerah. Dan itu alasan nya menjadi sombong dan tinggi hati.

Letta hanya diam saja mengacuhkan Sunja. Sunja yang di acuhkan mencebikkan bibir kebawah.” Letta kenapa tidak pakai make up lagi? kenapa mukanya pucet? Sunja bawa make up loh. Letta mau pakek tidak?” Tanya Sunja lagi mengikuti Letta dari belakang.

Letta meliriknya lewat ekor mata dan tetap diam. Sunja yang di abaikan mendengus menatap Letta menjauh tak suka. tidak bisanya Letta menolak, biasanya juga Letta akan heboh dengan miliknya.

“ Letta.. masih hidup loe?” Tanya pria yang berpapasan dengan Letta. Letta diam menatap wajah si pria. Mengingat siapa dia. Oh dia teman dari tokoh utama laki laki, alias aki laki yang di cintai oleh pemilik tubuh asli, namanya adalah Brayen, laki laki berambut ikal hitam, hidung mancung dan berahang tegas,.

Wah dia cukup tampan dan ditambah dengan manik matanya yang sangat kejam semakin menambah kadar kejantanan dirinya.

Letta abai karena merasa dia bukanlah orang yang penting. Brayen melihat Letta mengabaikannya mengepalkan tangannya.” Gue harap sih kemarin loe udah mati. Tapi kayaknya sulit buat loe mati.” Jelas Brayen mencibir.

Yah Letta asli di dorong kuat hingga kepalanya terbentur dengan meja, itu ulah Brayen dan Letta mengingat hal itu terjadi.

Letta menghentikan langkahnya. Sunja melihat Letta yang menghentikan langkahnya menjauh dari sana. Letta melirik Brayen di belakangnya.” Kenapa nggak loe aja yang mati???” Tanya Letta dingin dan juga tenang.

Brayen terkekeh melirik letta. “ soalnya sebelum gue mati harusnya loe yang mati. Muak orang lihat muka loe tau nggak. “ jelas Brayen. Tatapan siswi di sekitar mulai menatap mereka penasaran,.

Letta mencebikkan bibirnya kebawah lalu menggeleng pelan.” menurut gue sih pantes nggak pantes loe mati ada ditangan gue, bukan tangan orang lain. Gimana? Mau nyoba mati ditangan gue nggak tanpa nunggu voting orang lain?” Tanya letta mendekatnya menyeringai.

Brayen melihat Letta yang beraura mematikan tersentak mundur. “loe gila?” Tanya Brayen sedikit mendesis. Letta menggeleng.” Maybe. “ jelas letta tenang di hadapan Brayen.

Brayen mengepalkan tangan, hendak melayangkan kearah kepala Letta. tapi Letta menahan tangannya kuat. Brayen yang ditahan segera memberontak dan menyerang Letta dengan tendangan kuat untuk perut letta. tapi Letta menahan tendangannya dengan kakinya sehingga Brayen meringis merasa tulang keringnya terasa perih.

Letta meremas kuat tangan Brayen di tangannya. Letta berbisik tenang di dekat telinga Brayen di depannya.”Lain kali kalo mau ngomong dipikir dulu yah. soalnya gue bukan orang yang sabar.” Jelasnya hanya mereka berdua yang mendengarnya. Srek.

Argh., Brayen meringis kuat saat Letta menghempaskan kuat tangannya. Letta tersenyum miring menjauh dari sana.

Meninggalkan Brayen yang memegang kaki nya dan juga tangannya terasa perih. Melirik Letta yang menjauh meringis dendam. Sial. Mengapa perempuan itu menjadi berbeda?

Dulu Letta tidak pernah berani melawan Brayen karena Brayen salah satu orang yang bermulut pedas layaknya laki laki setengah perempuan, tapi lihat, bagaimana bisa dia berani mempermalukan dirinya begini.

Brayen menghembuskan nafas kesal melirik Letta menjauh. Sial dia semakin berani.

Letta melangkah tenang meninggalkan Brayen. Tidak, Letta tidak emosi, sama sekali tidak emosi, hanya saja dirinya kesal melihat bocah ingusan itu menggertak nya dengan kata mati.

Dia pikir dirinya tidak mau mati apa? Dirinya mau mati hanya saja memang belum bisa mati. Paham kah dia? Bahkan saat dirinya mati dirinya dihidupkan lagi di tubuh yang berbeda. Huh Letta jadi memikirkan kakak kakaknya. Apakah mereka masih hidup dengan baik diluar sana??

Dan jika iya maka Letta lebih baik menjadi pengamat dari jauh saja dari pada di dekat mereka kembali. Letta tidak akan mengatakan dirinya masih hidup.

“ Letta. kamu keren,” ujar Sunja di dekat Letta berbinar.

Letta meliriknya saja tanpa menjawab. Sunja merangkul lengan Letta dan tersenyum lebar “ ayok ke kelas.” Jelasnya menarik Letta menuju kelas mereka.

Letta hanya diam melirik Sunja lamban. Sunja ini yang paling lumayan ketimbang teman temannya yang lain, Sunja memang sombong dan suka membully tapi dia berteman dengan Letta tulus tidak seperti yang lain memiliki tujuan lain atau bahkan munafik.

Brayen memasuki kelasnya sedikit pincang menarik perhatian teman kelasnya. “ njir. Kenapa loe? Perasaan tadi Bilang ke toilet bukan naik motor Sampek kecelakaan..” Ujar temannya menatapnya memasuki kelas dalam keadaan pincang.

Brayen melirik temannya sinis. Fahmi, laki laki yang juga banyak ucap seperti dirinya, sama-sama banyak omong tak penting.

Sedangkan Renja di sebelahnya hanya menatapnya aneh dan Fajar diam menatapnya dengan tatapan bertanya.

“ Ini ulah cewek gila itu.“ jelasnya kesal pada teman temannya.

“ maksud loe letta?” Tanya Fahmi kepada Brayen.

" Siapa lagi cewek gila disekolah ini kalo bukan dia." Brayen mengangguk pelan menatap Fahmi.” Dia cari gara gara sama gue.” jelasnya mendesis menduduki dirinya di bangku miliknya.

" emang dia ngapain loe??" Tanya Fahmi mendekati Brayen penasaran.

” Tadi gue Cuma iseng aja ngomong sama dia, tapi tiba-tiba dia kek marah gitu terus jadilah nendang kaki gue.” ia sedikit malu mengatakan jika dirinya yang menyerang dan dirinya yang di serang.

“ memang loe ngomong apa?” Tanya Renja di sana tenang. Renja adalah kakaknya Sunja, dia ketua osis dan memiliki sikap paling dewasa dan tenang ketimbang yang lain.

Brayen melirik Renja yang bertanya.” Gue Cuma bilang kalo kenapa dia belum mati aja sih.” jelasnya santai.

Plak.” Wajar aja dia marah beg0. Mulut loe kurang ajar soalnya.” Jelas Fahmi memukul kepala Brayen. " Kalo gue jadi dia, gue santet lu...!" Lanjut Fahmi malas.

Brayen mendesis memegang kepalanya yang terasa sakit.” yah gue kan Cuma ngomong biasa aja. Dia aja yang baperan.” Ujar Brayen.

“ Tapi beneran sih. kenapa dia nggak mati aja yah??? soalnya dia pengganggu banget dia tu di dunia ini.” Ujar Fajar di sebelah mereka malas.

Brayen menunjuk Fahmi heboh.” Tuh denger. Fajar risih sama tu cewek. Bisa bisanya ngebet sama Fajar yang udah punya cewek, nggak ada harga dirinya..!!!” jelas Brayen kesal pada teman temanya. Fahmi dan Renja hanya memutar bola mata malas melihat keduanya. Yah...

Fajar adalah pria yang selalu di kejar oleh Letta.

" Tapi perasaan Letta nggak pernah berani ngelawan fisik sama kita. tapi kok dia berani sama loe Baru??" Tanya Fahmi membuat Fajar terdiam menatap Fahmi bingung. benar juga.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!