NovelToon NovelToon

Ternyata Kamu

Part 1

“Adrivan!!!!” teriak seorang gadis cantik berambut panjang dengan mata sipitnya.

Sementara orang di panggil malah berlari dengan senyum lebar tersungging di bibirnya, bahkan tawanya meledak kemudian saat gadis itu menghentakkan kakinya karena kesal.

“rese lo!!! Balikin buku gue!!” teriak Nania karena merasa kesal, buku yang harus ia kumpulkan untuk tugas kuliahnya di ambil secara paksa oleh seseorang yang sangat di kenalnya.

“gue nyontek dulu!” sahut Adrivan yang sudah berlalu pergi

“haish, ngeselin tuh anak” gerutu Nania saat sosok yang menjadi sumber kekesalannya sudah tak terlihat di lorong gedung perkuliahannya.

“kenapa sih Na?” tanya seorang gadis dengan potongan rambut sebahu yang baru saja datang setelah pergi ke kamar mandi.

“biasa... Rivan, rese banget, buku tugas gue diambil sama dia” ucap Nania bersungut kesal, sementara Diva, sang sahabat hanya terkekeh mendengarnya.

Sudah biasa kalau Adrivan berlaku usil kepada Nania, sepasang teman masa kecil yang tumbuh bersama, bahkan kuliah di tempat yang sama.

“sudah, lagian kelas masih 1 jam lagi, lebih baik ke kantin dulu yuk, laper nih aku” ucap Diva menenangkan.

“ah, gue juga laper nih jadinya, mau siapin tenaga buat mukulin Rivan nanti” Nania tekekeh dengan rencana jahil dalam pikirannya.

“hush, ga baik lah mukul mukul orang”

“ih,,,,, Diva cantik, loe jadi orang jangan baik banget sih, gue udah kesel banget tuh sama si Rivan”

Mereka pun melangkah ke arah kantin kampus yang berada diseberang gedung, tanpa dugaan ternyata Adrivan sedang sibuk duduk di sana sembari menyalin tugas dari buku Nania.

“bu, saya pesen baksonya 1, sama es teh” ucap Nania, kemudian sambil mengambil kantong plastik dan mengisinya dengan berbagai cemilan yang dia suka “bu, sama ini, loe pesen apa Div?”

“sama aja, bakso ya bu.. sama minumnya jeruk anget aja”

“oke mb, ditunggu ya”

“bu, semua ini temen saya yang bayar ya” tuh orangnya lagi duduk di pojokan, yang lagi nulis itu”

“mas Adrivan?”

“yups, betul banget,” ucap Nania dengan girangnya ‘gue kerjain lo, hehe’ umpat Nania dalam hati dan sudah membayangkan betapa kesalnya cowok yang dia maksud.

“oke mb” sahut penjaga kantin kemudian bergegas menyiapkan pesanan Nania dan Diva,

Saat makanan datang kebetulan juga Adrivan sudah selesai menyalin tugas dari buku Nania, saat ia merapikan buku-bukunya ia lihat dua cewek duduk sedang menikmati bakso di meja bagian tengah.

“ih, tuh anak di kantin juga rupanya” Adrivan pun bangkit dari duduknya dan menghampiri teman masa kecilnya itu,

“nih, gue balikin buku lho, thanks ya…” ucap Adrivan sambil meletakkan buku di sisi kosong meja, lalu akan beranjak pergi,

“eh, mas Adrivan, mau ke mana?” tanya penjaga kantin cukup keras,

Adrivan berhenti melangkah lalu berbalik menghadap penjaga kantin, “mau ke kelas lah bu, kenapa?”

“makanannya belum di bayar mas”

“lah, saya ga pesen makan bu, apa yang mesti di bayar?” jawab Adrivan dengan raut kebingungan

“tadi kata mb Nania makanannya mas yang bayar,”

Seketika Adrivan menolah ke arah meja cewek yang di maksud ibu kantin, namun cewek tersebut ternyata baru saja beranjak dari duduknya dan melangkah cepet sambil menarik temannya,

“Thank’s ya Van…!!” teriak Nania

“et dah, Nia…!!! balik lo..!!!” balas teriak Adrivan dengan raut penuh kesal

“bayar dulu mas, totalnya 170 ribu”

“buset, makan apaan bu sebanyak itu?” heran Adrivan, makan di kantin dengan harga yang cukup terjangkau tapi bisa habis sampai segitu,

“makannya bakso doang mas, cuma cemilannya tuh yang banyak, ga lihat tadi mb Nania nenteng kresek?”

Dengan terpaksa Adrivan mengeluarkan dompetnya dan membayar makanan yang disantap Nania, setelahnya dia berlalu pergi ke kelasnya.

***

“Div gue cabut dulu ya, cowok gue udah jemput di depan”

“elah, pacaran mulu sih Nan” cibir Diva dengan raut penuh kesal karena bakal di tinggalkan.

“hehe, sorry ya… bye” Nania menampilkan senyum lebarnya kemudian berlalu meninggalkan ruang kelas, dan menghampiri cowok dengan badan tinggi dengan wajah tampan yang menampilkan senyum manisnya.

“hai beb” sapa cowok itu saat Nania mendekatinya

“hai… udah lama nunggunya?”

“belum kok, aku juga baru selesai kelas”

Merekapun bergandengan tangan keluar dari gedung perkuliahan menuju tempat parkir. Nania begitu bahagia saat sang kekasih mengajaknya jalan berdua seperti ini. Sudah lebih dari dua tahun menjalin hubungan tak membuat Nania merasa bosan, bahkan rasa cinta dan sayangnya semakin besar untuk sang kekasih.

“beb, hari minggu aku kayanya ga bisa antar kamu deh, mama minta aku buat anter pergi arisan” ucap David dengan raut penuh sesal saat mereka berada di dalam mobil.

“hmm, tumben mama minta anterin kamu” jawab Nania merasa heran, tidak biasanya mama sang kekasih minta di antar apalagi acara arisan.

“pak Mun pulang kampung, jadi ga bisa antar mama, papa sama kak Rafi juga sedang keluar kota, jadi minta aku buat anterin”

“hmm, oke deh, gapapa, nanti aku minta di anter sopir aja kalau gitu”

“maaf banget ya beb, baru tadi malam juga mama bilangnya”

“iya, gapapa kok” Nania tersenyum melihat rasa kecewa di raut wajah David

“Kita makan dulu ya, buat ganti besok minggu” ucap David saat mobil yang dia kemudikan sudah masuk area restoran.

Nania dan David pun menyantap makanan yang telah mereka pesan kemudian David mengantarkannya pulang.

***

Hari minggu pun akhirnya tiba, Nania tengah bersiap akan bersiap ke toko buku untuk bahan meyusun skripsinya. Dengan di antar Pak Joko sopir keluarganya Nania menuju toko buku yang berada di tengah kota.

Sekitar satu jam ia menghabiskan waktunya di toko buku, akhirnya dia mendapatkan beberapa buku yang bisa menjadi referensi skripsinya, setelah membayar buku-bukunya dia meminta Pak Joko untuk mengantarnya ke butik yang ada di Mall M, dirinya akan mencari baju untuk hadiah sang kakak ipar yang akan berulang tahun minggu depan.

“Pak, mau tunggu Nia atau pulang dulu?” tanya Nania pada pak Joko saat mereka sudh sampai depan pintu masuk Mall

“saya tunggu saja mb, saya tunggu di parkiran saja ya mb, nanti kalau sudah mau pulang, telpon saya aja, nanti saya ke sini” ucap sang sopir yang memang hari ini ditugaskan khusus mengantar anak bungsu dari sang majikan.

“oke pak, Nia cuma bentar, ke butik doang”

“siap mb” Pak Joko pun menggerakan tangan hormat pada anak sang majikan hingga membuatnya terkekeh. Nania adalah anak ramah dan sangat akrab dengan para perkerja di rumahnya, dia tak pernah membeda-bedakan para pekerjanya, menganggap mereka adalah keluarga bahkan menghormati para pekerja yang lebih tua.

Nania pun melangkah dengan riang ke arah butik yang berada di lantai 2, sesekali dia bersenandung untuk menghibur diri. Saat sampai depan butik, nampak butik sudah sedikit ramai karena memang hari sudah siang.

Saat dirinya memilih gaun-gaun yang terpajang di rak gantung, dia melihat sepasang pria dan wanita yang begitu di kenalnya.

“kamu di mana?” tanya Nania dalam sambungan telponnya

Tbc

Part 2

...🌼Happy Reading🌼...

Saat Nania memilih gaun-gaun yang terpajang di rak gantung, dia melihat sepasang pria wanita yang begitu di kenalnya. Mereka terlihat begitu mesra, sang cewek sedang bergelayut manja di lengan sang cowok. Mereka tampak seperti sepasang kekasih yang sedang kasmaran. Mereka bercanda dan tertawa dan sesekali sang cowok mencium pipi kekasihnya dengan mesra. Sungguh pemandangan ini membuat yang lain merasa iri akan kemesraan mereka, namun tidak dengan sepasang mata di salah satu sudut butik.

Pemandangan ini sungguh menyayat hatinya, tak pernah menyangka akan melihat mereka dalam kondisi seperti ini. Masih mencoba berpikir positif, Nania segera meraih ponselnya dan mencoba menghubungi seseorang.

Terlihat cowok yang tengah bermesraan itu mengangkat telponnya melihat siapa yang menelponnya, kemudian meminta cewek yang merangkul lengannya untuk memilih pakaian sementara dia akan mengangkat telponnya. Sang cewek pun menurut dan belalu memilih pakaian.

“Hallo beb” sapa sang cowok

“kamu di mana?” tanya Nania dalam sambungan telponnya, tanpa basa-basi dia langsung menanyakan posisi sang kekasih.

“hmm, ini lagi di rumah temen mama beb, kan aku sudah bilang ke kamu kalau aku anter mama arisan”

Deg

Sakit rasanya, kenapa cowok yang menjadi kekasihnya ini berbohong, tanpa sadar air matanya mengalir tanpa bisa di tahan, sembari mengusap air matanya Nia terus mengamati iteraksi sepasang cewek dan cowok di sebelah sana.

“oh, aku kira sudah pulang” jawab Nia dengan nada kecewa, dan mecoba bersikap biasa.

“belum beb, mama masih ngobrol sama temennya, biasa kalau ibu-ibu sudah kumpul suka gitu, lama”

“oke deh kalau gitu, salam buat mama ya”

“oke beb, nanti aku sampein ke mama”

Nania pun mematikan sambungan telponnya, dan dia melihat sang cewek yang telah memilih pakaian pun mendekati sang cowok,

“sayang.. bagus yang ini atau ini” ucap cewek itu agak keras sembari menenteng beberapa baju kemeja cowok.

“hmm, iya ini kayae bagus deh, seperti biasa kamu tau banget seleraku” ucap sang cowok kemudian mencium pipi sang cewek sambil merangkul pundaknya.

Dengan rasa sakit yang ditahannya, gaun yang telah ia pilih untuk sang kakakpun ia kembalikan ke rak gantung, dengan langkah tegap dia menghampiri mereka yang masih saja bermesraan.

“Oh, mama masih asyik ngobrol ya?” ucap Nania dengan kerasnya menatap tajam kepada sepasang kekasih itu.

“Nia..” gumam mereka berdua, kemudian sang cewek pun melepas rangkulan sang cowok

“Nia kok kamu di sini?” tanya sang cowok dengan gugupnya, sementara sang cewek menunduk karena ketakutan

“kenapa? Tidak boleh? Ini kan tempat umum.” Jawab Nanid tenang, membuat mereka tak bisa berkata-kata

“Jadi ini rumah temen mama? Jadi dia mama yang kamu antar arisan? Jadi dia mama yang masih asyik ngobrol?” tanya Nania dengan nada lebih tinggi dari sebelumnya

“beb, aku bisa jelasin” elak sang cowok yang tak lain adalah David Prasetya sang kekasih Nania, dua tahun menjalin hubungan ternyata tak membuatnya setia pada satu orang saja.

“jelasin apa? Jelasin kalau kalian ndak ada hubungan apa-apa?” Nania semakin emosi, “sementara aku dengar sendiri sahabat aku sendiri, tidak! Sekarang mantan sahabat aku sendiri memanggil kekasihku, yang sekarang menjadi mantanku dengan sebutan sayang”

“beb…”

“Nia..” ucap mereka bersamaan

Bisik-bisik terdengar dari orang-orang yang berkerumun melihat mereka bertengkar. Mereka yang berada di dalam butik menghentikan aktivitas mereka dan menyaksikan kekasih yang kepergok jalan dengan selingkuhannya.

Perlahan sang cewek yang tak lain adalah sahabat Nania mendekat. “Nia, ini ga seperti yang kamu kira”

Nania mundur satu langkah menghindari tangan sang cewek yang ingin meraihnya

“Muna loe Va, gue pikir lo sahabat gue, ternyata lo nikung gue dari belakang.” Ucap Nania dengan penuh raut kecewa.

“maafin aku Nan…” ucap pelan sang cewek yang tak lain adalah Diva.

“bre****k kalian, benar-benar pengkhianat, tega banget kalian, dan lo, ternyata ini ya balasan lo pada kesetiaan gue 2 tahun ini, hubungan kita selama ini ternyata ga ada artinya buat lo, mulai sekarang puasin lo sama selingkuhan lo, kita ga ada hubungan apa-apa lagi”

Deg

David menatap nanar sang kekasih hati yang berlalu pergi meninggalkan mereka setelah memutuskan hubungan mereka. Ada rasa sesal yang menyeruak dalam hatinya, Kekhilafan dirinya membuatnya kehilangan sang kekasih yang selama dua tahun ini menemaninya.

Sementara itu Nania berlari keluar Mall dan mencari Pak Joko yang menunggunya di tempat parkir.

“Loh mb, kenapa?” Pak Joko kaget sang majikan menyusulnya ke area parkir sambil menangis

“kita pulang pak” ucap Nania tanpa menjawab pertanyaan sang sopir.

Tanpa banyak bicara pun pak Joko segera membuka mobil yang dia kemudikan lalu keluar dari area parkir Mall bergabung dengan kendaraan lain di jalan besar.

Sepanjang perjalanan tak hentinya Nania menagis hingga sesengukan, Pak Joko yang mengemudikan mobil pun tak berani bertanya, sesekali sang sopir melirik melalui kaca spion di atasnya untuk melihat kondisi Nania.

Hingga tak lama kemudian mobil memasuki halaman rumah dan berhenti di depan teras. Nania bergegas keluar dan berlari ke kamarnya, mengabaikan tatapan penuh tanya dari kedua orang tua dan kedua kakaknya yang tengah bersantai di ruang keluarga.

“kenapa Nia ma?” tanya sang papa

“ga tau pa,”

Nando sang sang kakak laki-laki pun berdiri hendak melihat kondisi sang adik, namun langkahnya terhenti ketika Pak Joko masuk menemui mereka dengan membawa paper bag berisi buku-buku yang di beli Nania.

“Pak Joko tau Nania kenapa?” tanya sang mama

“maaf bu, saya tidak tau” ucap Pak Joko sembari meletakkan buku yang dia bawa di atas meja

“tadi saya mengantar mb Nania ke toko buku, setelah dari Toko buku mb Nia minta di antar ke Mall M, katanya mau ke butik, saya hanya menunggu di parkiran, tapi tidak lama setelahnya mb Nia keluar dari Mall dan mengajak pulang, kondisinya sudah menangis bu, sepanjang perjalanan juga menangis kencang, sampai sesengukan bu” lanjut pak Joko menjelaskan.

“hmm baiklah, terimakasih pak, pak Joko bisa istirahat”

“saya permisi bu, dan itu buku mb Nia yang di beli tadi”

“ya, terimakasih pak” ucap sang mama sebelum sang sopir berlalu pergi untuk beristirahat.

“Nando akan melihatnya ma” ucap sang putra sulung di keluarga itu, selama ini sang kakak begitu dekat dengan sang adik, Nania akan lebih terbuka dengan sang kakak di banding dengan kedua orang tuanya. Mungkin saja Nia akan menceritakan apa yang terjadi pada sang kakak, bila sang kakak yang menghampirinya.

“ya, temui adikmu, tidak biasanya dia sampai menangis seperti ini” ucap mama begitu khawatir, namun untuk saat ini menemui anaknya pun akan percuma, anak bungsunya itu jarang sekali bercerita kepada sang mama.

Tbc

Hallo semua...

Othor balik lagi dengan cerita yang berbeda

Mohon dukungannya ya 😍😍😍

Terimakasih semua 🤩🤩🤩

Part 3

🌼Happy Reading🌼

Tok tok

Terdengar pintu diketuk dari luar membuat Nania mengangkat kepala namun hanya melirik sekilas ke arah pintu.

“Nia…!” panggil seseorang yang begitu dekat dengannya “kakak masuk ya?”

Hening

Tak ada jawaban, Nania menutup kepalanya dengan bantal hingga tak terdengar suara isakan tangisnya

Cklek!

Nando, sang kakak membuka pintu yang ternyata tak di kunci, dilihatnya sang adik tengkurap dengan menutup kepalanya di atas tempat tidur.

“dek..” panggil Nando dengan penuh kelembutan, dia pun mendekati sang adik dan mengambil bantal yang menutup kepalanya, “jangan tengkurap gini, nanti bisa sesek”

Sang kakak pun duduk di sisi sang adik lalu mengelus kepalanya perlahan “ada apa..hmm?”

Nania menegakkan punggungnya dan beralih memeluk sang kakak, masih dengan isakan tangisnya Nania semakin erat memeluk sang kakak.

“ada apa? cerita ke kakak” dengan penuh kesabaran Nando mengusap lembut punggung Nania yang begetar.

“mereka br****k kak, mereka khianatin Nia” ucap Nania terbata di sela isakan tangisnya

“siapa yang kamu maksud?”

“mereka khianatin Nia kak, ternyata selama ini mereka menjalin hubungan dia belakang Nia”

Nando terdiam, masih bingung siapa yang dimaksud sang adik, siapa yang tega menghkhianati adik tersayangnya, hingga membuatnya menangis seperti ini.

Cukup lama akhirnya Nania lebih tenang dan melepaskan pelukannya pada sang kakak, Nando pun menatap sang adik yang duduk di depannya, wajahnya begitu kacau dan matanya yang sipit kini makin tak terlihat karena bengkak habis menangis.

“siapa yang khianatin adik kakak yang cantik ini?”

Dengan perlahan Nania pun menjelaskan apa yang dilihatnya di Mall tadi, bagaimana sang kekasih dan sahabat yang begitu dia percaya menikungnya dari belakang dengan mejalin kasih.

Sungguh tak bisa di jabarkan bagaimana rasa sakitnya karena dua orang yang begitu ia sayangi dan begitu percayai tega berlaku seperti ini.

Tangan Nando pun mengepal mendengar cerita sang adik, wajahnya terlihat memerah menyimpan amarah yang dibendungnya. Tak habis pikir dengan kelakuan mereka yang tega mengkhianati sang adik. Ingin sekali menghajar mereka namun ia tahan, ketenangan sang adik menjadi prioritasnya saat ini.

“ssst… jangan pikirkan mereka lagi, mereka tak pantas kamu tangisi, air mata adik kakak ini terlalu berharga hanya untuk menangisi pengkhianat seperti mereka.”

“sakit kak… hiks… hiks…” ucap Nania kembali memeluk sang kakak, membenamkan kepalanya di dada sang kakak.

Setelah cukup lama akhirnya Nania merasa lebih tenang dan terlelep dalam dekapan sang kakak karena lelah menangis. Nando pun membenarkan posisi sang adik dan menyelimutinya sebelum kelur kamar.

Ternyata orang tua dan istri tercintanya masih menunggu di ruang keluarga. Nando pun menghampiri mereka dan duduk di samping sang istri.

“gimana adik kamu Nan?” tanya sang papa yang begitu khawatir dengan princess kesayangannya.

“udah tenang pa, lagi tidur dia”

“apa yang sebenarnya terjadi nak? Nia cerita ke kamu ndak?” kini sang ibu yang bertanya

Sementara sang istri mengenggam telapak tangannya setelah melihat perubahan raut wajah suaminya. Ada amarah yang sepertinya disembunyikan sang suami.

“Nia nangis karena di khianati ma, pa”

“David?” tebak papa, karena semua keluarga sudah tau hubungan sang putri bungsu dengan David Rahardian yang merupakan putra dari rekan kerja sang ayah.

“iya pa, David pacarnya Nia selingkuh dengan Diva sahabat Nia” ucap Nando dengan menahan amarah yang begitu besar

“apa?!!” ucap orang tua dan istrinya bersamaan,

Nando pun mencertikan sama persis dengan apa yang diceritakan Nania tadi, bagaimana mereka mngkhianati sang adik, dan bagaimana sakitnya sang adik saat ini.

“kurang a**r” umpat sang papa setelah mendengar semua penjelasan dari putra sulungnya, sementara sang ibu menangis ikut merasakan rasa sakit yang dirasakan putri bungsunya. Linda sang manantu pun ikut bersedih dan mengusap lengan suaminya menenangkan amarah yang akan meledak.

“Berani-beraninya mereka menyakiti putri kesayangan papa”

Di tengah kemelut amarah yang menyelimuti ruang keluarga itu, bibi Ida yang merupakan asisten rumah tangga menghampiri dan memberitahukan bahwa ada tamu menunggu di ruang tamu.

“siapa bi?” tanya Linda

“Mas David mb, katanya mau ketemu mb Nia”

Sang papa dan sang kakak yang mendengar nama pengkhianat itu disebut segera berdiri dan melangkah ke arah ruang tamu.

Bug!

Tanpa kata, dan tanpa aba-aba sang papa melayangkan pukulan ke wajah David.

“om…” ucap David seraya menyentuh pipinya yang terasa sakit

“br****k kamu,”

Bug!

Kembali pukulan mendarat di wajah David tanpa bisa dihindari,

Melihat amarah dari papa sang kekasih, David dapat menyimpulkan bahwa Nia sudah menceritakan kejadian di Mall tadi

“om, maaf om.. ini salah paham om…” ucap David di sela-sela amukan sang papa

“salah paham katamu?! Nia melihat kelakuan kalian sendiri, dan kamu bilang salah paham?” ucap papa dengan begitu marahnya dan sekali lagi melayangkan pukulan pada wajah David yang sudah babak belur

“pa.. stop!!!” teriak Nania saat melihat sang ayah yang akan kembali melayangkan pukulan pada David yang sudah terlihat tak berdaya.

Mendengar keributan yang berada di lantai bawah, membuat Nia yang tertidur terbangun dan ingin melihat apa yang terjadi, tak di sangka, saat dia menapakkan kakinya di ruang tamu, terlihat sang ayah memukul mantan kekasihnya dengan membabi buta.

“stop pa…!”

Nania yang ingin mendekat pun ditahan sang kakak, “pa, cukup pa… !”

“dia udah nyakitin kamu Nia, dia layak mendapatkannya” ucap sang kakak karena sang adik terus meronta untuk dilepaskan

“cukup pa, dia dia bisa mati… hiks… hiks…” Nia kembali menangis, bagaimanapun orang yang tak berdaya di depan sang papa masih berada di hatinya, meskipun telah dikhianati dirinya tetap tak tega dia babak belur seperti itu.

“pa cukup… biarkan dia pergi saja…” ucap Nia melemah,

“Nia.. maafin aku….” Ucap David lirih. dirinya begitu menyesal, dan melihat orang yang masih dicintainya menangis seperti ini membuatnya sakit, dan berpikir bagaimana dia bisa melakukan kesalahan dengan menjalin kasih dengan sahabat kekasihnya.

“pergi…” ucap Nia lirih dalam dekapan sang kakak dan semakin terisak.

“pa cukup pa” ucap Nando membuat sang papa berbalik dan beralih mendekap sang putri.

Nando pun menarik David untuk berdiri dan menyeretnya keluar rumah, menghempaskannya di teras depan seperti barang tak berharga.

“Pergi kamu dari sini, jangan tunjukan wajahmu di hadapan kami lagi”

“Maafin aku kak,… aku cinta sama Nia kak…” rengek David dalam keadaan tersungkur dan mencoba untuk duduk

“cinta?!! Bul**t. kalau kau mencintainya kau tak akan tega mengkhianatinya” ucap Nando mendahan diri tak ingin ikut memukul mantan kekasih adiknya ini seperti sang papa

“aku khilaf kak, maafin aku…”

Kini David sudah bisa berdiri tegak dan security di rumah keluarga Rahardian itu mendekat saat mendengar majikannya berteriak mengusir tamunya.

“pak, jangan biarkan orang ini masuk lagi ke rumah ini”

“baik mas” security pun menuruti sang majikan dan menggiring David untuk keluar.

Tbc

mohon dukungannya ya 😍😍😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!