"Almer,kemari nak" kata pak kiyai Rahmat menghentikan langkah kaki Almer yang hendak keluar dari masjid setelah mengikuti kajian.
"iya kiyai. Ada yang perlu saya lakukan" tanya Almer.
"saya minta kamu segera siapkan mobil. saya sama ummah pingin pergi ke kota kerumah Damar. Anaknya Zafira akan menikah saya akan menghadiri pernikahannya." jelas kiyai rahmat.
"baik kiyai. Saya siapkan sekarang"
"oh ya. Kamu juga bawa pakaian ganti. Saya ingin kamu ikut menginap disana untuk membantu segala persiapan disana. Kamu tidak keberatan kan?" kata kiyai rahmat lagi
"tidak kiyai. Baiklah ada lagi yang harus saya siapkan kiyai?" tanya Almer lagi
" setelah kamu bersiap, tolong masukan juga barang-barang yang sudah ummah paking kedalam mobil. Kita berangkat 1 jam lagi. Yasudah kamu siap siap sana"
"baik kiyai. Saya undur diri. Assalamualaikum."
Setelah pamit pada kiyai rahmat Almer segera mempersiapkan pakaiannya dan menjalankan perintah sang guru.
Setelah menempuh perjalanan 2 jam akhirnya mobil yang dikemudian Almer sampai di sebuah pekarangan yang luas. Yang sudah di hiasi bebberapa ornamen pernikahan dibeberapa sudut.
Kedatangan kiyai rahmat dan ummah disambut hangat oleh laki-laki yang diketahui bernama Damar yang artinya sang tuan rumah langsung.
"assalamualaikum"
"waalaikumsalam. Alhamdulillah akhirnya kang rahmat dan nyai sampai. Fira sudah gelisah saja dari tadi menunggu abinya tidak sampai sampai" sambut Damar.
"lalu dimana putri cantik itu sekarang. Oh ya kenalkan ini Almer salah satu santri ku. Aku minta dia ikut ya siapa tau bisa ikut membantu persiapannya. Oh ya kenalkan Almer ini Damar adik kandung saya sekaligus ayah Zafira yang akan menikah nanti" kata kiyai Rahmat
"assalamualaikum pak. Saya Almer." kata Almer seraya mencium tangan laki-laki paruh baya tersebut.
"waalaikumsalam. Terimakasih sudah bersedia membantu. Nanti kamar kamu akan di tunjukan oleh pak budi. Oh itu dia pak budi. Pak budi kesini sebentar" kata pak damar sambil memanggil salah satu pekerja dirumahnya.
"iya pak. Ada yang bisa saya bantu?" kata pak budi setelah sampai mrnghampiri kami.
"bapak tolong bantu antarkan nak Almer ini kekamar tamu yang di bawah ya"titah pak damar
"maaf ummah, kiyai. Barang-barang di mobil harus saya bawa kemana?" tanya Almer
"oh ya. Untuk makanan kamu bawa kedapur. Tapi untuk koper sama tas" kata ummah
"untuk koper sama tas nanti diantar apak budi ke kamar yang sudah disediakan untuk kang rahamat. Tolong di bantu ya pak budi nak almernya"
"baik pak. Mari kang Almer bapak bantu"
"kallau begitu saya undur diri. Assalmaualaikum"
Almer dan pak budi pun mulai menurunkan satu per satu barang bawaan dari mobil. Dan mulai membawanya barang-barang tersebut sesuai dengan tempat yang seharusnya. Saat Almer ingin kembali kemobil untuk mengambil barang2nya matanya tak sengaja menangkap pemandangan yang indah.
Terliat sosok wanita cantik dengan gamis tosca. Berbalut hijab syar'i dengan warna yang senada. Dengan senyum merekah terlukis di bibir nya yang ranum. Pancaran mata yang berbinar seakan menghipnotis dirinya.
"subhanallah. Sungguh indah ciptaan - MU ya Rabb." gumam Almer tanpa sadar.
Pak budi yang merasa tidak ada jawaban dari lawan bicaranya menengok kesampingnya yang ternyata tidak ada orang. Ia pun menengok ke belakang terlihat Almer yang sedang melamun pak budi pun berjalan menghampirinya.
"asstaghfirullah" kata pak budi sambil menepuk pundak Almer
"astagfirullahaladzim." kaget almer
"hayo abis ngelamunin apaan? Hmmm pantes. Abis liat bidadari toh" kata pak budi setelah tahu siapa objek yang sedang dilihat Almer
"eh pak budi. Hehe" kata Almer salah tingkah
"jangan diliatin lama-lama. Takut patah hati sebelim berkembang?" kata pak budi
"maksudnya?"
"iya. Itu kan calon pengantinnya. Sudah ada calonnya. Nanti klo lama lama diliatin takutnya jatuh cinta. Kan repot kalau jatuh cinta. Wong si bidadarinya sudah ada pasangannya tos. Makanya sebelum terlambat mending di sudahi pandangannya." jelas pak budi
" oh ya nggak lah pak. Mana mungkin saya berani mimpi buat jatuh cinta sama gadis sepertinya. Saya cukup sadar diri kok pak. Saya ini siapa dan dia siapa. Saya mah apa atuh. Nggak jauh dari remehan rempeyek.." kata almer
"lah remehan rempeyeng gimana toh. Klo nak Almer yah sigini ganteng nya kayak artis luar negri. Sudah ganteng, tinggi, putih bersih. Badan tegap,hidung mancung, nak almer bilang remehan rempeyek lalu apa nasib bapak donh. Yang perut buncil badan pendek hitam dekil. Haduh.. Ada ada aja mas ini terlalu merendah " kata pak budi
"hehe.. Bapak bisa aja. Sudah yuk pak tolong antar saya ke kamar saya mau taro barang barang saya. Oh ya makasih ya pak sudah membantu"
"iya sama sama. Kan sudah tugas bapak juga. Oh ya sebentar lagi dzuhur. Dirumah ini setiap waktu solat di biasakan untuk solat di musholah dekat sana. Semuanya baik tuan rumah sama pelerja. Ya kecuali wanita yang berhalangan. Mangkanya kita siap2 sebelum masuk dzuhur kita disana bantu siapkan karpet yang belum digelar"
Setelah iqomah berkumandang dan saf sholat terisi penuh. Kiyai Rahmat yang semula berdiri di depan berbalik badan menghadap Almer.
"Almer tolong isi saf imam ini. Saya rasa kepala sedikit berat saya minta tolong kamu gantikan posisi imam untuk saya." pinta kiyai Rahmat
"maaf kiyai. Apakah saya pantas?" sambil menunduk.
"saya tau kamu. Dan kamu memang pantas. Apa kamu meragukan keputusan dan perintah saya? Silahkan dimulai." kata pak kiyai
"tidak pernah terbesit sedikitpun keraguan didiri saya atas semua ajaran dan perintah dari kiyai." setelah memastikan dan melihat anggukan dari jamaah sholat yang lainnya Almer pun memberanikan diri untuk mengambil posisi sebagai imam.
salat dzuhur pun ditunaikan. Lantuanan ayat suci di bacakan larut dalam kekhusyukan hingga rakaat demi rakaat ditunaikan dan di akhiri salam.
Selepai sholat berjamah Almer tidak sengaja berpapasan dengan Zafira yan saat itu sedang berjalan bersama ummah dan ibunya.
"Almer tunggu. Sini nak ummah kenalkan dengan Zafira dan bunda ratih." kata ummah yang mennghentikan Almer
Almer pun berbalik dan menghampiri ummahh.
"assalamualaikum. Saya Almer. " kata Almer sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada sambil memperkenalkan diri.
"waalaikumsalam. Nak Almer ini yang tadi jadi imam sholat ya. Suaranya merdu sekali." kata ibu ratna
"alhamdulillah. Terimakasih. Maaf ummah ,ibu, saya undur diri. Tadi kiyai meminta saya mengantar beliau dan pak damar. Saya izin bersiap sekarang apa boleh?" kata Almer
"oh iya tadi abi juga cerita. Silahkan. Kamu hati hati ya menyetirnya. Jangan ngebut ngebut."
"iya ummah. Kalau begitu saya pamit. Assalamualaikum"
"mer."
" eh.. Pak Damar. Iyak pak" kata Almer sambil membereskan beberapa pot bunga agar terlihat lebih rapih.
"wah terimakasih banyak sudah mau ikut bantu bantu." kata pak damar lagi
"iya nggak masalah pak. Bukan apa apa"
" oh iya almer saya mau minta tolong boleh" kata pak damar lagi
sejenak Almer menghentikan pekerjaannya saat mengetahui pak damar ingin meminta tolong.
"boleh pak. bapak mau minta tolong apa?" tanya Almer
"jadi gini mer, hari ini kan fitting baju pengantin terakhir Fira. Karena yang lain udah selesai tinggal baju pengantin nya saja yang belum. Berhubung calon suami Fira sedang ada urusan mendesak jadi dia nggak bisa nemenin Fira. Saya juga masih ada urusan sama kang rahmat. Saya mau mibta tolong kamu anterin fira. Apa kamu keberatan?"
Almer bingung bingung. Soalnya dia denger dari pekerja dirumah pak damar kalo Fira selalu menghandari yang namanya berduaan didalam mobil dengan yang bukan mahramnya.
"gimana kamu bisa nggak? selain ke butik buat fitting baju kamu juga anter Fira, Kiya sama Syfa ke toko souvenir ambil souvenir yang belum diambil. Jadi nanti kalian ber 4 kesananya. Maaf ngerepotin kamu. " kata pak damar menjelaskan lagi
"hmm yasudah pak kalau begitu. Saya antar. Tapi saya mau ganti baju dulu sebentar sambil ambil konci mobilnya dulu." akhirnya sedikit terpaksa Almer menyetujui permintaan pak Damar
"iya nak. Fira, Kiya sama Syfa sudah siap tinggal menunggu kamu aja. Nannti klo sudah siap ganti baju kamu langsung ke garasi ya mereka sudah disana. Nanti pakai mobil Fira saja. Kamu tinggal ganti baju sama bawa handphone saja. Oh iya kamu juga nanti jajal baju seragam buat kamu juga takut kekecilan atau kebesaran. Soalnya nanti kamu juga harus pake baju seragam sudah disiapkan."
"baik pak. Saya permisi ganti baju dulu."
"yaudah sana saya tunggu di garasi ya. Jangan lama lama."
Almer pun segera kekamarnya mulai mengganti bajunya dengan kaos panjang berwarna putih. Kaos panjang dengan ukuran pas badan dipadu dengan jaket bomber yang dibiarkan terbuka semakin memperlihatkan badannya yang tegap. Tidak lupa ia menguncir rambutnya kebelakang agar terlihat lebih rapih. Setelah dirasa penampilannya cukup rapih ia segera mengambil handphone dan dompetnya lalu segera ke garasi.
"nak Almer. Hati hati dijalan. Kalau ada apa apa segera hubungi Saya atau Kang Rahmat. Saya titip Fira sama kedua sahabatnya ya."
"insyaallah pak. Kalau begitu Saya pamit pak. Assalamualaikum"
Tidak lupak Almer mencium tangan pak Damar sebelum pergi.
setelah masuk kedalam mobil. Dan menyelakan mesin mobil. Almer yang sempat melihat kursi belakang dari kaca spion. Terlihat Fira dan Syfa duduk dikursi tengan sedangkan kiya dikursi belakang kedua mata mereka tidak sengaja saling bertemu saat tidak sengaja Fira melihat kearah spion kaca.
"ehm.. kita berangkat sekarang Ning? Atau masih ada yang ditunggu atau tertinggal mungkin?" kata Almer dengan sedikit gugup
"kayaknya sih nggak kang. Berangkat sekarang aja takutnya orang butik udah nunggu" jawab fira
" iya. Bissmillahirahmanirrahim"
Sepanjang perjalanan tidak ada suara apapun. Almer yang notabennya tidak pandai berbasa basi memilih fokus menyetir. Sedangakan Kiya dan Syfa yang bingung untuk memulai obrolan karena mereka merasa jika Almer ini bukan orang yang asik diajak ngobrol. Dan terkesan dingin dan cuek. Walau dihati mereka tetap mengakui pesona Almer.
"maaf Ning. tujuan pertama nya kemana ya?" tanya Almer yang sedari tadi bingung karena tidak tau tempat tujuan utamanya
"oh iya Kang maaf. Kita ke butik Avantika dulu kan. Alamat nya sudah di atur di gps mobil akang nyalain aja gpsnya. Ikutin arah GPS nya" jawab fira
Almer pun mulai mengikuti arahan dari Fira. Dan melajukan mobil sesuai dengan petunjuk di Gps. Suasana kembali hening. Meskipun demikian Kiya yang notabennya sedikit cerewet sudah gatal ingin ngajak ngomong pun mulai memberikan kode kode pada Syfa dan Fira.
"akang ganteng..mmm" kata kiya
"panggil saja Almer." sela Almer yang merasa risih dengan panggilan itu.
"mm.. Kang Almeer emang bener santrinya kiyai Rahmat?" tanya kiya
"iya bener."
"mmm.. nggak nyangka" kata Syfa menanggapi
"kenapa? Ada yang salah?" tanya Almer
"salah sih enggak. Cuman nggak nyangka aja. Emmm.. Emang udah berapa lama jadi santri?" tanya kiya lagi
"2 tahun"
"Wow hebat. 2 tahun jadi santri tapi sudah jadi hafidz quran dan ahli tafsir" jawab Syfa kali ini
"nggak juga. Kalian dapat info dari siapa? Infonya nggak bener. Saya nggak sehebat itu" jawab Almer
"tapi Ummah, Pak Kiyai, sama Tante Ratna juga cerita kayak gitu. Nggak mungkin kan mereka cerita bohong atau melebih lebihkan. Lagian Fira juga sudah pernah denger kan suaranya nya kang Almer waktu sholat jama'ah. Kang Almer kan yang jadi imamnya. Orang Tante Ratna aja nggak berenti2 ngomongin kang Almer yang suaranya itu syahdu banget katanya. Benerkan Fira?"
Zafira pun mengangguk.
"kang Almer udah nikah belum sih? Kalau belum target nikahnya kapan? sudah ada calonnya belum ? Emm kalau belom siapa tau ada yang mau daftar... Mmm kalau boleh tau tipe atau wanita idaman kang almer itu yang kayak gimana sih?" tanya kiya
" "
"kang Almer kok diem sih. Dijawab dong" kata kiya sedikit kesal
"saya bingung harus jawab pertanyaan kamu yang mana. Kamu lagi nanya atau lagi sesi wawancara?" kata Almer
Syfa dan Fira geleng kepala sambil berusaha menahan tawanya.
"Ya di jawab aja kang. Satu satu kan bisa." kata kiya yang terus mendesak Almer untuk menjawab
Tiba tiba handphone Almer berdering menandakan ada panggilan. Saat melihat layar handphonenya ternyata dari prof.raindhard
"maaf saya izin angkat telpon"
Almer pun segera memasang handsfree milikinya dan segera mengangkat panggilan.
"waalaikumsalam prof. Alhamdulillah baik prof. Prof bagaimana kabarnya?"
" "
"alince di jakarta prof. Maaf saya baru tau. Dan Alince juga belum ada menghubungi saya. Nannti saya hubungin Alince prof saya akan minta dia untuk menghubungi profesor. Insyaallah Saya akan jaga Alince sebisa saya prof.
" "
"untuk proyek nya nanti saya buat disainnya terlebih dahulu. Setelah itu saya kirim hasilnya ke prof. Baru kita tinjau lokasinya. Prof bilang saja kapan tiba dijakarta biar saya jemput."
" "
"iya prof. Prof tenang aja. Alince biar saya yang urus dia. Saya pastikan kali ini dia tidak membuat masalah buat dirinya sendiri. Baik prof saya tutup dulu. Assalamualaikum" almer mengakhiri panggilan telponnya
Kiya, Syfa yang mendengar percakapan almer mulai merasa semakin penasaran.
"wah ternyata selain santri kang Almer ini kalangan orang penting ya. Dan sepertinya pertanyaan yang tadi sudah terjawab deh. Pantes aja nggak mau jawab. Ternyata sudah ada pasangannya toh." kata Kiya
Almer tidak menanggapi omongan Kiya. Dan hanya menggelengkan kecil kepalanya
"diam berarti iya" sekali lagi Kiya berbicara
"terkadang kebanyakan orang lebih suka menarik kesimpulan setelah mendengar sekilas percakapan orang. Tanpa mendengarkan lebih jelas dan mencari kebenarannya. Bukan kah itu tidak benar? Dengan mengabaikan informasi dan keadaan sebenarnya justru akan menjadikan kita salah faham dan bisa berakibat fatal." kata almer
"maafkan omongan sahabat saya kang" kata Fira merasa tidak enak.
"saya single. Dan untuk orang yang berbicara ditelpon tadi profesor yang pernah mengajar saya. Saya alumni dari universitas harvard beliau sedang meminta saya untuk kerja sama dalam proyeknya. Dan untuk Alince dia anak beliau yang kebetulan bersahabat dengan saya dan dia sedang di jakarta. Selebihnya saya tidak bisa cerita banyak karena butuh waktu yg panjang untuk mendengarkan cerita saya." jelas sekilas a
Almeer
"wow alumni harvard. Wah sepertinya sangat menarik mendengarkan cerita kang Almer. Lain waktu akang harus menceritakan nya ya." kata Syfa antusias.
"saya tidak bisa janji. semoga saja"
"kalian ke dalem duluan aja. Saya parkir mobil dulu"
Setelah menurunkan Zafira , Syfa dan Kiya didepan pintu masuk butik. Almer pun menjalan kan mobil nya letempat parkir. Sedangkan didalam Zafira Syfa dan Kiya langsung disambut oleh asisten sang designer.
"auuu... Hari ini indah banget deh. Bidadari bidadari cantik ada dihadapan eike. Au. Kayaknya pintu kayangan lagi dibuka deh.. Hai.. Kalian apa kabar bidadari- bidadari cantiknya eike." dengan heboh ses jeni menyambut kedatangan Zafira Syfa dan kiya
"makasih Ses Jen. Ses juga makin hati makin kinclong deh. Kita aja jadi minder dedek deket sama Ses Jen. Takut kalah saing Ses." kata kiya yang menanggapi kehebohan Ses Jen dengan balik menggodanya.
"iiihhhh.. You emang paling jago deh bikin eike terbang melayang sampe kekayangan. Apa kabar cantik cantiknya eike. Dan terutama si calon ratu semalam kita ini. Au. Pesona you itu loh semakin bersinar. Eike jadi iri deh. Kenapa sih you itu cuuaannntiiikkk bangetttt.. "ses jeni dengan hebohnya
"makasih Ses Jen. Ses jeni juga makin cetar deh. Oh ya ka avanti ada kan. Mau fitting terakhir nih. Oh ya sekalian ada satu growdestmaid yang belum ukur bajunya. Bisa tolong di bantu. Tadi sih orang nya masih diluar bentar lagi juga masuk" kata fira
"hai.. Cantik sudah dateng ya. Kenapa nggak langsung keruang aku aja sih. Gimana kabar kalian" sapa ka Avantika yang baru muncul dari dalam.
Ka Avantika menyambut Fira, Syfa dan Kiya dengan senyum bahagia.
"aduh kalian makin cantik-cantik deh. Auranya makin bersinar. Ayo kita kedalam fitting baju terakhir kalian. Nggak sabar deh pasti karya aku kali ini makin terlihat sempurna kala dipakai sama kalian. Jadi nggak sabar deh" kata Ka Avantika
"ah.. Kakak mah bisa aja. Padahal mah emang karya kakak mah sempurna bagus nya pake banget. Pokoknya nanti kalo aku nikahan aku mau kakak bikinin gaun pengantin yang super bagus" kata Kiya dengan semangat
"iya kakak janji nanti buat nikahan kamu kakak bakal bikinin gaun pengantin yang bagus. Udah yuk kita cobain sekarang."
"Jen tolong kasih baju ini buat calon mempelai pria calonnya mbak karin. Dia bilang ada didepan. Aku mau urus gaunnya Fira dulu" kata Ka Avantika sambil memberikan satu set pakaian pengantin pria
Fira dan kedua sahabatnya di giring masuk kedalam oleh ka Avantika beserta timnya. Sedangkan ses jen berjalan kearah luar. Saat sedang mencari laki-laki yang dimaksud Ka Avantika, muncul dari arah pintu masuk seorang laki-laki berbadan tegap. Dengan tinggibadan sekitar 178cm dengan kaos putih berbalut jaket bomber yang sangat pas dibadannya. Membuat beberapa orang yang melihat terpesona.
"aduh gustii... Gantrng banget. Kayak artis hollywood deh." dengan heboh ses jen memandang Almer.
"maaf bang saya mau fitting baju buat acara keluarga Pak Damar. Dimanna ya bang tempatnya." almer pun bertanya.
"abang. abang. Emang eike abang kamu. Panggil eike sis. Ses Jeni. Atau kalau mau panggil aja adek atau sayang juga eike rela. Kamu itu so handsome sangat.. Bikin eike klepek klepek deh." kata ses jen dengan genit dan manja
Almer bergidik ngeri dan risih dengan tingkah ses jeni.
"kamu pasti calonnya mbak Karin. Aduuhh beruntung banget sih mbak Karin. Punya suami kayak kamu. Ganteng tegap. Dan otot nya itu loh. Kamu pasti rajin nge gym. Auu bikin eike iri deh."
"bang.. " almer sedikit menjauh.
"dibilang ses. Panggil ses. Klo masih panggil abang nanti eike cium kamu. Lagian kamu ngapain sih mundur mundur. Eike nggak gigit kok." sedikit mengomel ses jeni
"iya maaf. Ses. Saya ini bukan calon mbak Karin. Saya nggak kenal sama yang namanya Karin. Kan saya udah bilang saya ini disuruh jajal baju seragam buat acara nikahan putrinya pak Damar. Ses pasti salah sangka." Almer coba menjelaskan
"udah deh. Eike tau kok kalau kamu itu calonnya mbak Karin. Duh udah deh mending cepetan ikut eike. Ganti bajunya. Yuk masuk." Ses Jen tetap saja berkeras dengan pendapatnya.
Almer tetap berusaha menjelaskan yang sebenarnya. Tapi ses Jeni terus saja memaksa Almeer untuk ikut dengan dia ganti baju. Sampai sampai tangan Almeer ditarik masuk kedalam ruang ganti.
"udah deh mas ganteng mending nurut aja. mas ganteng mending langsung ganti baju nya. Atau perlu saya yang gantiin. Dengan senang hati saya lakuin buat mas ganteng."
"haduh ni b^ncong yah. Ngeyel banget sih dibilangin."
"oh masih nggak mau ganti baju nya ya. Yaudah sini biar Aku yang bantu gantiin." ses jeni sudah mengambil ancang-ancang untuk membuka jaket
"stop. Biar saya ganti baju sendiri. Sekarang Ses keluar saya mau pake baju. Cepetan ses keluar. "
Dengan terpaksa Almeer menuruti keinginan Ses Jen. Almeer pun segera mengganti pakaiannya dengan pakaian pengantin. Melihat diri nya di cermin berbalut pakaian pengantin yang terlihat sangat pas dibadannya. Almeer sendiri bingung apakah badan sang pengantin yang memesan baju itu memiliki bentuk tubuh yang sama dengan nya sehingga pakaian ini begitu pas dan cocok dipakainya.
Ketika Almer keluar dari ruang gantidia kaget saat melihat ada Zafira, Kiya dan Syfa bersama beberapa tim dari butik. Almer yang melihat Zafira dengan kebaya pengantinnya yang terlihat semakin cantik sempat mengambil alih kesadarannya.
"subhanallah" "kata yang hanya dapat didengar oleh hati Almer
"wau liat kalian ini cocok banget. Yang satu cantik yang satu ganteng banget. Bener nggak cin." Ses Jeni dengan heboh nya
"iya bener Ses. Mereka keliatan cocok banget ya." kata Kiya ikut menimpali dengan setuju
"apaan sih kiya. Nggak boleh gitu. Nggak enak tau sama kang almer" kata Zafira.
"wow. Baju nya terlihat pas banget sama kamu. Bikin aku makin klepek-klepek deh. Jadi pengen di halalin nih sama kamu" ucap Ses Jeni manja
Almer yang mendengarnya bergidik. Membayangkannya saya sudah membuatnya mual. Ekspresi yang diperlihatkan almer sontak membuat Kiya, Syfa tertawa dan yang lain berusaha menahan senyumnya
"tapi kok Kang Almer bisa pake baju pengantinnya" tanya Syfa heran
"tanyain aja tuh sama si dia. Udah dibilangin kalau aku itu bukan orang yg dia maksud. Tapi tetep aja maksa buat aku pake ini baju. Mana pake acara mau gantiin baju segala." dengan sedikit kesal Almer menjelaskan
"ihhh.. Jangan galak galak atuh.. Aku mah mau nya di sayang sayang" kata Ses Jeni sambil berusaha terus menempel ke almer
"jangan deket deket. Jauhan sana."
tak berselang lama ka Avantika keluar dari ruangannya dan mulai memperhatikan dengan ditail secara keseluruhan fitting baju ini.
"loh kamu kok bisa pake gaun nya Mas Adit calonnya mbak karin." tanya ka avantika heran
"maaf kak. Untuk itu kakak tanya kan saja ke asissten kakak. Yang terus maksa saya buat pake pakaian ini."
"oh jadi ini ulah kamu. Haduh Jen. Ini itu bukan Mas Adit. Kamu ada ada aja. Aku juga sih yang salah tadi Mas Adit yg tiba2 telpon Aku katanya dia ada urusan mendesak dia pulang duluan maaf ya mas atas kecerobohan asissten saya." Ka Avantika meminta maaf atas kesalahan yang terjadi
"iya nggak apa-apa Mbak. Karena sudah jelas jadi sekarang saya sudah boleh ganti lagi kan bajunya."
"ehh jangan diganti dulu dong kita kan belum foto-foto. Itung-itung buat kenang kenangan. boleh kan kak kalau kita izin foto foto dulu sebentar" kata Kiya mengusulkan
"ih.. Kamu ini apa-apa an sih. Jangan aneh aneh lah ya" bisik Fira
"enggak kok. Ya itung-itung kenang-kenangan Ra. Kapan lagi bisa foto sama kamu yg lagi fitting baju ditemenin sam cowo ganteng juga. Ya walaupun bukan dia calon kamu tapi kan nggak ada masalahnya kan. Toh fotonya cuma buat di hape kita kita aja kok. Boleh ya. Mau dong mau oke.." bujuk kiya
"iya nggak apa-apa boleh dong. Iya itu. nanti buat tambah koleksi foto album butik ini. Soalnya kali ini yang jadi model nya bener bener pas banget bikin baju aku terlihat semakin sempurna. Sebentar ya aku juga mau ambil kamera aku dulu. Kalian siap- siap aja ya." tolong di bantu ya mereka"
Kak avantika terlihat antusias dengan ide Kiya. Entah kenapa perasaan Zafira jadi deg-deg an tak karuan. Dia merasa tidak enak dengan Almer. dan entah kenapa dia juga sulit sekali mengartikan perasaannya kali ini. Sekilas dia melihat raut wajah Almer yang tidak bisa dia tebak. Apakah Almer keberatan atau nggak sulit untuk dimengerti raut wajahnya hanya datar tak berekspresi sehingga tidak ada yang tau apa yang saat ini dirasakan laki laki itu.
sesi foto-foto pun dimulai berbagai gaya pun mulai di bidik. Namun saat ka Avantika meminta Zafira dan Almer berfoto berdua saja. Kedua nya terlihat begitu kikuk. Canggung.
Bahkan beberapa kali ka Avantika mengarahkan keduanya untuk tenang dan tidak tegang. saat keduanya sedang mengikuti arahan sang fotografer tidak sengaja pandangan mata mereka bertemu dan hal tersebut langsung di abadikan dalam jepretan kamera oleh sang fotografer dan Kiya juga Syfa.
hingga sesi foto-foto selesai dan sesi fitting baju juga selesai mereka akhirnya pergi menuju tempat tujuan selanjutnya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!