Tidak terbesit di benak seorang Alea bisa menikah secepat ini dan menjadi istri dari Alfan Ezra Kavindra. Pengusaha sekaligus Arsitek terkenal. Itulah yang di katakan Ghea padanya. Dan kalau bukan karena sahabatnya yang terus memaksa, semua ini tidak akan terjadi.
Memang ia akui, Alfan pria yang sangat tampan dan sukses. Tapi sayangnya ia tidak mencintai lelaki itu. Alea yakin pasti banyak para wanita di luaran sana yang menginginkan seorang Alfan. Walaupun begitu, ternyata tampan saja tidak cukup, buktinya di hari pernikahan lelaki itu dia di tinggal kabur oleh calon istrinya. Tasya, iya Tasya nama calon dari Alfan. Seorang model terkenal seAsia. Iba. Ya, Ale merasa iba dengan apa yang terjadi pada Alfan, kakak dari sahabatnya. Yang mengakibatkan dirinya menjadi tumbal, untuk menggantikan mempelai wanitanya.
"Kamu mau di luar saja!" ucap Alfan datar membuyarkan lamunannya.
"Eh, iya." Alea langsung masuk kedalam Apartemen mewah milik lelaki itu.
Ya, setelah acara pernikahan mereka selesai. Alfan langsung membawa Alea ke Apartemennya. Karena ia tidak mau orang tuanya ikut campur urusan rumah tangganya.
"Ini kamar kamu!" ucap Alfan menunjukkan salah satu kamar pada Alea.
"Apa? tapi kit_-"
"Apa? kamu berharap kita satu kamar gitu?! jangan bermimpi!" ucap Alfan yang mengerti apa yang mau di ucapkan wanita yang ada di hadapannya ini.
"Kamu jangan pernah berharap banyak dengan pernikahan ini. Kamu tahu kalau aku terpaksa menikah denganmu. Andai saja Tasya tidak kabur dari pernikahan, aku tidak akan pernah mau menikah dengan kamu!" tutur Alfan memperingati Alea untuk tidak berharap dengan pernikahan mereka.
"Kamu pikir aku juga mau nikah dengan kamu?! maaf, tidak sama sekali. Kalau saja Ghea adik kamu tidak memohon dan memaksa ku, aku juga tidak akan mau menikah dengan pria sombong, seperti kamu! Aku melakukannya juga terpaksa." balas Alea yang mulai kesal dengan Alfan.
"Oh bagus deh kalau gitu! jadi aku tidak perlu mengingatkan mu. Jadi untuk sementara waktu jalani saja hidup kita masing-masing. Sampai Tasya kembali, baru aku akan putuskan gimana hubungan pernikahan kita. Dan ya, aku tidak akan melarang mu melakukan apa pun. Begitu sebaliknya jangan pernah ikut campur kehidupanku." ucap Alfan lagi.
"Baiklah, terserah kau saja." Alfan pun langsung meninggalkan Alea yang masih berdiri di ruang tengah. Baru beberapa langkah, Alfan menghentikan langkahnya lalu berbalik arah menghadap ke Alea kembali. "Dan satu lagi, jangan pernah sekalipun kamu masuk kedalam kamar ku, kau mengerti!" ucap Alfan tegas memperingatkan Alea untuk tidak masuk kedalam kamarnya.
"Iya.." balas Alea.
Setelah melihat Alfan sudah masuk kedalam kamarnya, Alea baru berjalan masuk kedalam kamar yang sudah di tunjukkan Alfan padanya. Kamar yang tepat berada di sebelah kamar Alfan. Kemudian Alea meletakkan koper milik nya. Dan entah kapan Ghea sahabatnya sudah menyiapkan pakaian untuknya di dalam koper. Melihat ranjang sepertinya empuk, Alea langsung merebahkan tubuhnya ke ranjang. Hari ini ia benar-benar sangat lelah.
"Ya Allah apa semua ini?" lirih Alea sembari matanya menatap langit-langit kamar tidur.
"Ya Allah pernikahan seperti apa yang sebenarnya akan aku jalani?" tanya Alea lagi.
Alea terus memikirkan nasibnya. Apakah ia harus menjalankan pernikahan ini sebagai mana mestinya, menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik, dan melakukan kewajibannya? entahlah. Tetapi terima atau tidaknya, ia sudah menjadi seorang istri dan Pernikahan seharusnya tidak di buat main-main. Tapi untuk saat ini sabar dan ikhlas lah yang bisa ia lakukan.
Sebelum Ijab kabul.
"Apaan sih Ghe, main tarik orang gitu aja!" Alea terkejut ketika sahabatnya, Ghea menariknya ke sebuah kamar.
"Ale, gue mohon sama kamu tolong bantu gue dan keluarga gue." ucap Ghea memohon pada Alea.
"Bantu apa Ghe?" tanya Alea yang bingung dengan sahabatnya yang menariknya kedalam salah satu kamar.
"Calon istri kakak gue menghilang gak tahu kemana, kaya' nya dia kabur." jawab Ghea
"Apa kabur?"
"Ia Ale.."
"Nah terus kamu ajak aku kesini mau ngapain?" tanya Alea.
"Gue mohon sama Lo, untuk menikah dengan kakak gue menggatikan mempelai wanita nya."
"Apa?" tanya Alea terkejut.
"Please Ale, hanya lo yang bisa menolong keluaga gue." jelas Ghea
"jangan ngaco deh Ghe.."
"Ale, kalau pernikahan ini sampai batal yang ada keluaga gue malu Ale. Lo lihat kan begitu banyak tamu yang sudah hadir. Mau ditaruh dimana muka orang tua gue. Apalagi mama tadi sempat pingsan karena syok." tutur Ghea yang masih memohon pada Alea.
"Pernikahan itu bukan untuk main-main, Ghea?"
"Aku tahu Ale, aku yakin pasti seiring berjalannya waktu kak gue nantinya bisa menerima kamu dan mencitai Lo Ale." balasnya. Please Ale, kasian kalurga gue kalau pernikahan ini sampai batal." Alea pun menghela nafasnya panjang, ia bingung harus menyetujui permintaan sahabatnya atau tidak. Tapi ia juga tidak tega.
Hari ini adalah hari dimana pernikahan Alfan kakak dari Ghea bersama kekasihnya Tasya. Tapi saat akan memulai Ijab Qabul, mempelai wanita mendadak hilang entah kemana. Membuat pihak keluarga menundanya sementara.
"Ale, gue mohon kali ini aja bantu keluarga gue." tak henti-hentinya Ghea meminta dan memohon pada sahabatnya, Alea.
"Baiklah ini demi nama baik keluarga kamu." ucap Alea dengan sangat terpaksa menerimanya permintaan sahabatnya. Ghea langsung memeluk Alea, senang.
"Terimakasih Alea. Kamu emang sahabatku yang paling baik dan pengertian.
"Ya Allah kalau ini sudah jalan takdirku, aku akan berusaha ikhlas dan mudahkan aku menjalani nya." ucap Alea berdoa dalam hati.
Tadinya Alea datang ke acara pernikahan kakak dari sahabatnya, Ghea karena ia memang mendapatkan undangan dari Ghea langsung. Tapi entah memang nasibnya yang sial atau memang sudah takdir dari Allah, tanpa di duga dirinyalah yang menjadi mempelai wanitanya.
*
"Ghea, apa-apaan kamu! Kakak tidak mau menerima tawaran kamu menikah dengan siapa tadi? sahabatmu, kamu bilang?" tolak Alfan. "pokoknya kakak mau cari Tasya dulu baru mau menikah! Tapi kalau tidak ketemu, kak tidak mau menikah!" ucap Alfan bersikeras tidak mau menikah dengan orang lain kalau bukan dengan Tasya.
"Alfan!!" Teriak Sandi. Papa dari Alfan dan Ghea. "Kamu mau buat papa dan mama malu, hah?!" ucap Sandi yang sudah mulai kesal dan emosi dengan sikap anaknya. "Dari awal Papa sudah katakan, wanita itu tidak baik buat kamu! tapi kamu tetep saja memilih wanita itu! Dan sekarang lihatlah dia malah pergi meninggalkan kamu tepat di hari pernikahan."Ucap Sandi dengan emosi. Ghea langsung mengelus lengan Papanya agar menahan emosinya. "Baiklah, kalau kamu tidak mau juga menikah dengan sahabat adikmu, Papa akan mencoret kamu dari daftar warisan.
"Apa?! Papa yang benar saja, hanya karena aku menolak menikah dengan sahabat Ghea? papa sampai mau mencoret Alfan jadi ahli waris..!" ucap Alfan tak habis pikir. Sebenarnya kalau pun ia di coret dari ahli waris tidak masalah baginya, karena dia seorang Arsitek terkenal dan dia sudah memiliki Perusahaan sendiri. Tapi melihat gaya hidup kekasihnya yang selalu memakai barang mewah. Apalagi kekasihnya itu seorang Model. Jadi dia harus tetap mempertahankan warisan dari papanya. "Tapi pah, bagaimana bisa aku menikah sama wanita yang tidak aku cintai?" tambah Alfan lagi.
"Saling mencintai atau tidak itu urusan belakangan. Yang terpenting kamu menikah dulu dengannya, agar keluarga kita tidak malu dengan para tamu yang sudah hadir. Apa kamu tidak kasian dengan mama yang memiliki penyakit jantung, Alfan...!" Dalam hati Alfan menahan emosinya. Ia tidak menyangka dengan Tasya, wanita yang sangat ia cintai. Dengan tega meninggalkan dirinya tepat di hari pernikahan mereka.
"Baiklah!" ucap Alfan dengan sangat terpaksa menerima tawaran dari keluarga nya, untuk menikah dengan sahabat dari adiknya, Ghea. Ia akan pikirkan nanti tentang Tasya dan mencarinya sampai ketemu. Atau ia akan tetap menunggu kekasihnya itu kembali dan menjelaskan padanya kenapa dia kabur dihari pernikahan mereka.
Sandi dan Ghea pun bernafas lega karena Alfan menyetujui nya.
Alfan duduk tepat di samping gadis cantik memakai hijab. Ia menghela nafasnya. Iya tidak menyangka akan menikah dengan wanita yang tidak ia kenal bernama Alea yang katanya sahabat dari adiknya, Ghea.
"Bagaimana, sah?" tanya penghulu.
"Sah.." jawab kedua saksi dan di ikuti tamu yang hadir.
"Alhamdulillah.."
Air mata Alea langsung jatuh, setelah mendengar kata sah. Ia tidak menyangka secepat ini menikah, menjadi istri dari pria yang tidak ia kenal.
Pagi harinya.
Seperti biasa Alea selalu bangun pagi. Alea pun beranjak dari ranjang lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Selesai mandi, Alea langsung menjalankan sholat subuh. Setelah selesai sholat subuh, Alea keluar kamarnya berjalan menuju dapur. Alea ingin membuatkan sarapan untuk Alfan dan dirinya.
Alea melihat di kulkas hanya ada beberapa telur saja. "Baiklah, aku akan masak nasi goreng saja." monolog Alea setelah ia berpikir akan memasak apa untuk sarapan mereka.
Tepat pukul 7 pagi Alfan keluar dari ruangan olahraga nya dengan keringat masih menempel di tubuhnya. Ya, seperti itulah kebiasaan Alfan sebelum pergi ke kantor Alfan sempatkan berolahraga. Alfan pun berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum. Tibanya sampai dapur, Alfan di kejutkan dengan seorang wanita berhijab ada di dapurnya.
"Kamu siapa?" tanya Alfan langsung. Alea pun menoleh ke arah Alfa. Alea langsung diam mematung setelah melihat penampilan Alfan yang telanjang dada dengan keringat masih menempel di tubuhnya. Matanya serasa enggan melepaskan pandangan dari tubuh dan perut Alfan yang berbetuk roti sobek itu.
"Ya Allah, apa aku berdosa melihat tubuh suamiku sendiri?" gumam Alea dalam hati.
"Hei aku tanya kamu siapa?! kok malah bengong!" ucap Alfan lagi. Membuat Alea langsung tersadar.
"Aku?" ucap Alea menunjuk dirinya.
"Iya kamu..! siapa lagi?!"
"Apa kakak lupa, siapa aku?!" tanya Alea balik.
"Lupa?" tanyanya bingung. "Oh Shitte!!" seketika Alfan ingat. Kalau kemaren ia baru saja menikah dengan wanita yang ada di hadapannya dan ia sendiri yang langsung membawanya ke Apartemen milik nya.
"Apa mas sudah ingat?" tanya Alea.
"Hmm." jawab Alfan datar. Setelah selesai minum air putih, Alfan berlalu begitu saja tanpa bicara sepatah katapun pada Alea. Sedangkan Alea hanya tersenyum kecil melihat kepergian suaminya.
Nasi goreng sudah siap di sajikan oleh Alea di meja makan. Ia pun menunggu Alfan keluar dari kamarnya. Setelah menunggu selama 20 menit, akhirnya Alfan keluar dari kamarnya dengan penampilan yang sudah sangat rapi dengan memakai Jas berwarna navy. Alea yang melihat itu, langsung terpesona dengan ketampanan yang di miliki Alfan. Apalagi menggunakan setelan jas sepeti itu, membuat ketampanan Alfan semakin bertambah.
"Sadar Alea, sadar." lirih Alea. Kemudian ia menghampiri Alfan yang sedang memakai sepatu.
"Mas, sarapannya sudah aku siapkan?" Alfan menatap Alea sekilas, lalu melanjutkan memakai sepatu nya.
"Tidak perlu repot-repot membuatkan sarapan untukku! Aku tidak terbiasa makan masakan dari orang asing." ucap Alfan yang langsung keluar Apartemen sembari membanting pintu. Membuat Alea terkejut.
"Astaghfirullah.." ucap Alea sembari mengelus-elus dadanya. "Apa tadi katanya..! tidak terbiasa makanan yang di masak orang asing?! aku ini kan sudah jadi istrinya, bukan orang asing." Alea menghela nafasnya. Sepertinya Alfan sengaja membangun tembok dia antara mereka.
Sebenarnya Alea sudah memutuskan akan menjalani pernikahan ini sebagaimana mestinya. walaupun mereka menikah karena paksaan. Tapi tetap saja kan pernikahan bukan untuk main-main. Meskipun ia tahu kalau Alfan tidak menganggap nya, tidak masalah baginya. Ia akan tetap ikhlas menjalaninya sampai nantinya Alfan sendirilah yang melepasakan atau mengakhiri pernikahan mereka. Seperti apa yang di inginkan lelaki itu.
*
*
Seminggu telah berlalu. Dan sudah satu Minggu juga Alea menjadi istri seorang Alfan Ezra Kavindra. Tapi sayangnya, tidak ada perubahan dari pernikahan mereka. Sikap Alfan masih tetap sama, tidak ramah dan cuek padanya. Alfan juga selalu mengabaikan dirinya, menganggap nya tidak ada. Bahkan mereka tidak saling berkomunikasi. Terkadang Alfan akan pergi pagi-pagi dan pulang ke apartemen tengah malam. Membuat Alea bingung sendiri dengan Alfan, suaminya. Alfan benar-benar membangun tembok begitu tinggi yang sulit untuk Alea gapai.
Saat ini Alea tengah asik menikmati kopi sembari duduk di sofa singgel dengan memandang ibu kota Jakarta melalui dinding kaca transparan apartemen milik Alfan. Hari ini terakhir Alea cuti, dan besok ia mulai kembali bekerja seperti biasa.
Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu di Apartemen nya. Alea pun beranjak dari sofa, lalu berjalan menuju pintu.
Tok tok tok
Suara ketukan kembali terdengar. "Sebentar..!!" Teriak Alea. "Siapa sih!" kesalnya. Saat pintu sudah terbuka Alea terkejut melihat seorang wanita dengan senyum lebar di depan pintu apartemen. Dengan membawa beberapa paper bag di tangan wanita itu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!