Peringatan! saya merekomendasi untuk membaca kisah alur utama terlebih dahulu sebelum membaca judul buku karya ini.
Dikarenakan ini akan menjadi spoiler pada bagian cerita Extra 2 untuk kisah utama pada Volume 5.
Kamu yang tidak peduli akan hal itu, maka karya ini dapat dinikmati sepenuhnya, karna cerita ini adalah kisah yang diambil dari sudut pandang Leila yaitu dari garis waktu cerita utama sebelum dunia baru, Volume 1, Volume 4 dan Volume 5.
Namun saya tetap merekomendasikan ke kamu setidaknya untuk membaca Volume 1 terlebih dahulu sebelum memulai membaca judul ini. Karena event/inti utama ada pada volume 1. Bab pertama pada novel ini akan memperlihatkan spoiler sekitar 10% di cerita utama.
Ingat sekali lagi, protagonist dalam cerita ini adalah wanita, bernama Leila Syaralani.
Itu saja terima kasih. Jangan lupa beri like, vote, dan komentar setiap babnya, jika ini viral atau hits maka saya senang dan semakin semangat membuat cerita sampingan dari alur utama dan membuat sampel ilustrasi.
Beri saya hadiah juga sebagai bentuk dukungan pundi - pundi receh untuk karya ini. Pundi receh itu juga bisa saya gunakan untuk membuat ilustrasi adegan yang detail dan berwarna pads cerita, dengan menyewa ilustrator khusus yang sudah saya kenal dan ahli di bidangnya.
Selamat membaca semoga ini sesuai dengan ekspetasi kamu.
Baik aku akan mulai kisah Extra ini, kamu dapat melewati kisah ini jika tidak berminat. Buku terpisah juga tersedia, dengan satu Extra cerita tambahan lainnya.
Kisah Extra yang cukup panjang ini bernama Dunia Baru: Kisah Trauma Leila
Karakter utama:
> Dani Radika sebagai anak pertama
> Fadil Remansa sebagai anak kedua
> Leila Syaralani sebagai anak ketiga
Ok semuanya disini sudah siap untuk membaca kisah dari karakter Leila Syaralani? Yang belum membaca cerita utamanya silahkan baca dulu ya. Bukunya ada di rak sana, setidaknya kamu baca sampai volume 4 dulu.
Bila kamu gak mau dengar cerita ini, kamu bisa tunggu volume 6 nanti saja.
Baiklah ini dia kisah tentang Leila pada awal kisah hingga sebelum kejadian pada volume 5 di versi cerita buku cerita utama.
***
Ini adalah kisah 2 tahun sebelum kejadian malapetaka dunia terjadi. Dunia yang namanya akal sehat masih ada.
Leila Syaralani adalah seorang gadis pendiam, pemalu dan lemah lembut namun dia gadis yang pintar dan sangat penyayang.
Leila diberkahi keluarga yang sangat baik hati dan keadaan finansial yang cukup bagus.
Leila adalah anak terakhir dari 3 bersaudara dan paling dimanja. Kehidupan penuh warna dan kedamaian hingga ayah meninggal dunia karna penyakit kankernya.
Leila sangat sedih karna ayah meninggal dunia. Setiap dan setiap malam selama hampir 2 minggu dia selalu bersembunyi lalu menangis sendirian. Bahkan setelah 1 bulan berlalu dia masih saja bersedih atas kematian ayahnya.
Ibunya kini menjadi tulang punggung keluarganya dan selalu berkerja hingga larut malam. Leila samakin sedih karna waktu bersama ibunya berkurang. Ibunya tau akan hal itu namun tidak dapat berbuat apa - apa dia hanya bisa menghibur dan memanjakannya disaat ada waktu senggang dengannya.
Dikala waktu di mengumpat untuk bersedih, kedua abanh selalu ada mencarinya ketika bersembunyi dan menghiburnya. Hari - hari kesedihan juga dibarengin canda dan tawa dari kedua abangnya.
6 Bulan berlalu, anak tertua dari keluarga itu yang bernama Dani Randika akhirnya cita - citanya tercapai masuk ke militer.
***
Mendengar kabar itu, Leila senang dan juga sedih mendengarnya. Itu karena dia akan bisa bertemu dengan abang dalam waktu lama. Karna dia hanya bisa bulan selama 6 bulan sekali.
Sebelum pergi, Dani memberikan sesuatu kepada Leila. Itu adalah sebuah pisau kecil kecil yang terlihat antik dengan sarungnya dan ada ukiran nama - nama keluarganya.
Dani mengatakan bahwa sebelum ayah mereka meninggal dia ingin berikan ini suatu hari nanti ketika Leila dewasa untuk menjaga dirinya dan mengingat keluarganya.
Namun karna umurmya merasa tidak akan panjang karena derita kankernya. Ayahnya memberikan wasiat kepada Dani untuk memberikan pisau itu jika dia sudah tiada dan ayahnya tau kalau Dani punya cita - cita menjadi anggota militer dan suatu hari Leila akan sendirian.
Karna itu ayahnya membuat pisau itu untuk menjaga diri dan juga untuk mengingat kalau keluarga akan selalu disisinya.
Mendengar cerita itu dari abangnya Leila sangat bahagia dan juga sedih. Lalu Saudara pertamanya pun pergi meninggal rumah.
***
Hari - hari Leila dilalui dengan dunia yang damai dan tentram.
1 tahun sebelum hari petaka dunia, Abang keduanya bernama Fadil Remansa telah menemukan pekerjaan yang gaji cukup besar.
Dia menerima pekerjaan itu agar ibunya bisa berhenti bekerja dan terus dirumah bersama Leila.
Leila senang karna abang keduanya mendapatkan pekerjaan. Namun dia merasa kalau kedua abangnya lama - lama semakin jauh dengannya dan waktu bersama mereka semakin berkurang. Itu membuat lelila sedikit sedih.
Namun Leila berusaha tahan itu agar mereka berdua tidak khawatir dengannya.
Hari - hari berlalu dan sudah tiba sampai di mana awal dunia akan berubah selamanya.
Menjelas berganti hari Leila dan ibunya masih belum tidur. Mereka menunggu untuk melihat fenomena alam yang hanya bisa dilihat sekali seumur hidup. Leila juga membawa pisau yang diwariskan ayahnya.
Fanomena alam batu besar akan segera terlihat. Seluruh manusia menantikannya.
***
3 Jam sebelum berganti hari. Batu besar sudah terlihat cukup jelas dengan telanjang mata dan fenomena aneh mulai terjadi
1 Jam berikutnya, fenomena aneh mulai sering terjadi. Leila merasa sedikit takut namun ibunya menenangkannya walau juga merasakan kalau ada yang tidak beres.
100 menit sejak fenomena dimulai keadaan mulai aneh dan Ibu Leila mulai merasakan hal buruk.
Setelah 5 menit kemudian suara dentuman sangat keras terdengar di seluruh dunia dan Mereka berdua melihat batu itu terpecah menjadi 4 bagian.
Seketika suara sirine di seluruh berbunyi. Pengumuman status bencana darurat diumumkan melalui pengeras suara dan siaran paksa di smartphone.
Semua penduduk di haruskan segera menuju bunker untuk berlindung, dikarena puing - puing batu besar akan menghantam planet terra.
Leila dan ibunya sangat panik mendengar itu. Ibunya Leila langsung bergegas menuju garasi dan menghidupkan mobilnya.
Leila sangat ketakutakan dan bingung apa yang sebenarnya terjadi, namun Ibunya menenangkan untuk tidak khawatir.
Ibu Leila langsung menancap gas sekencang mungkin menuju bunker terdekat sejauh 18 KM yaitu terletas diantara perbatasan perumahan kelas menengah keatas dan perkantoran.
Selama perjalan keadaan sekitar sangat riuh dan penuh kepanikan. Setelah tinggal 8 KM lagi mereka terpaksa berhenti karna keadaan lalu lintas sudah kacau dan melakukan perjalanan menggunakan mobil sudah mustahil.
Lalu mereka berdua akhirnya berlari menuju bunker bersamaan orang - orang di sekitar yang memilih untuk berlari.
Ketika jarak ke bunker sekitar 2 KM lagi, tiba - tiba puing - puing pecahan batu besar jatuh di dekat mereka dan membuat mereka berdua terhempas.
Karena hempasan itu Leila pingsan karna kepalanya terbentur. Keadaan sekitar sangat riuh penuh kepanikan, beberapa rumah terbakar dan ada juga mobil yang terpental karna hempasan angin itu.
Dengan keadaan yang sangat linglung Ibu Leila langsung menggendong Leila dan kembali berlari menuju bunker.
Namun keberuntungnya sudah habis, puing - puing batu besar secara masal mulai menghantam seluruh planet terra.
Ibu Leila yang sedikit lagi hampir sampai ke bunker ternyata gagal. Dia terpental kembali bersama dengan Leila yang di gendongnya karna hempasan angin dari puing batu besar yang jatuh di dekatnya namun kali ini sangat dekat.
Ketika puing itu akan jatuh menghantam tanah, Ibu Leila langsung memeluk Leila dari depan dan membelakangi tempat jatuh puing itu.
Ketika jatuh ia terpental dan punggungnya terkena luka bakar yang parah dan juga puing kecil lainnya yang terpental ke sekitar menembus ke tubuhnya namun dia berhasil lindungi Leila.
Merasa tidak sanggup lagi untuk bergerak dan kesadarannya mulai memudar. Ibu Leila bergerak ke sebuah bangunan terdekat.
Ibu Leila kemudian mendekati tembok lalu kemudian memeluk Leila dengan erat untuk melindunginya apabila ada puing yang menghantamnya lalubuap panas atau serpihan lainnya yang berbahaya mengarah ke mereka itu hanya mengenai tubuh ibunya saja.
Ibu Leila melihat Leila yang sedang memeluk pisau pemberian ayahnya dan senang karna bisa melihat pertumbuhannya sampai saat ini.
Seketika dia menangis karna tidak akan bisa bersamanya lagi, melihat pertumbuhannya bahkan dia akan menikah dengan pria seperti apa nantinya dia tidak akan tahu.
Ibu Leila kemudian memberikan sebuah liontin yang berisikan foto keluarga agar jika di suatu hari sendirian Leila tidak akan kesepian dan bersedih. Ibunya mengalungkannya ke Leila.
Kesadaran Ibunya Leila perlahan mulai buram. Dia memeluk Leila dengan sangat erat.
Disaat sekitarnya penuh kepanikan, dia sangat merasa rasa hangat untuk terakhir kalinya dan dunia seketika berjalan sangat lamban.
"Sampai jumpa anak-ku. Aku doakan untukmu untuk selalu dapatkan kebahagian tiada tara."
*** Hari sudah pagi dan Fadil menemukannya.
Selama kejadian malapetaka Fadil berhasil ke bunker karna tempat kerjanya sangat dekat dengan bunker.
Namun dia sangat khawatir dengan ibunya dan Leila. Apakah mereka selamat? Mereka terluka? Apa mereka sampai bunker?
Hanya itu saja yang dia pikirkan selama didalam bunker. Ketika keadaan diluar sudah dinyatakan aman, dia langsung berlari keluar.
Keadaan masih gelap dia melihat jam kalau itu masih jam 4 pagi. Dia melihat banyak bangunan yang hancur dimana - dimana dan juga kebakaran.
Dia menelpon ibunya dan Leila namun tidak diangkatnya.
Karna sudah berkali - kali tidak diangkap dia langsung membuka peta dan memeriksa bunker terdekat dari rumah mereka. Lalu dia langsung pergi kesana dengan berlari berjarak sekitar 30 KM.
***
Dia melihat beberapa polisi dan langsung meminta kepada polisi itu untuk mengatarkannya ke bunker yang kemungkinan ibunya dan Leila berada.
Awalnya tidak mau karna mereka sedang dalam tugas untuk menenangkan keadaan kota yang semakin rusuh. Namun karna permohonannya sangat sungguh - sungguh bahkan sampai bersujud salah satu polisi bernama Adi menyetujuinya.
"Kau sepertinya sangat khawatir dengan keluargamu. Biar aku antar." ujar polisi Adi.
"Hei! Nanti kamu akan dihukum." ujar salah satu teman polisinya.
"Aku jadi polisi untuk membantu masyarakat, kalau hanya mengantar saja tidak bisa aku merasa malu jadi polisi." ujar Polisi Adi.
"Ya sudah, ayo kawan naik ke motor ini." ujar Polisi Adi, mendengar itu Fadil sangat senang dan berterikasih padanya.
Lalu polisi Adi langsung menancap gasnya dan pergi ke lokasi yang dituju.
***
Selama menuju lokasi mereka harus berputar - putar karna banyak yang runtuh, kemacetan, dan juga tertutup oleh gedung yang runtuh.
Selama perjalanan dia melihat banyak orang yang bingung, sedih, terluka dan termenung dan bahkan ada banyak mayat bergeletakan sepanjang jalan.
Melihat keadaan yang begitu ambur radul, dia bingung kenapa polisi bernama Adi ini mau mengatarnya.
"Hei terima kasih ya sudah mau mengantarmu." ujar Fadil.
"Ah tidak masalah kok, ini juga tugasku." ujar Adi.
"Kenapa kamu mau antar aku?" ujar Fadil.
"Kau tau, aku ini yatim piatu aku tidak pernah rasakan yang namanya kehangatan keluarga. Jadi melihat dirimu yang sampai bersujud untuk mengecek keadaan keluarganya membuat hati tergerak menolongmu." ujar Adi.
"Maafkan aku." ujar Fadil merasa bersalah karna bertanya.
"Kenapa minta maaf? Apa karna aku yatim piatu? Hahaha....tidak masalah aku sudah terbiasa hidup sendiri dan aku tidak merasa iri juga. Aku hanya kagum padamu." ujar Adi.
Mendengar itu Fadil merasa senang kalau dia tidak kesal dengannya.
"Hei namamu siapa?" ujar Adi.
"Namaku Fadil. kamu?" ujar Fadil.
"Aku Adi. Senang bertemu denganmu sepertinya kita akan akrab, hahaha...." ujar Adi.
Matahari mulai terbit dan menerangi dunia yang baru saja dilanda malapetaka besar yang tidak akan bisa dilupakan.
***
Mereka telah tiba di bunker yang dituju. Fadil langsung berlari dan memeriksa bunker dan bertanya ke petugas tentang keberadaan Ibunya dan Leila.
Sedangkan memarkirkan motor dan melihat keadaan sekitar yang sangat berantakan dan banyak mayat tergeletak. Adi membantu petugas medis memindahkan mayat ke sauatu tempat.
Sekitar 15 menit mencari, Fadil tidak temukan keberadaannya. Fadik berfikir positif kalau mereka telah pergi keluar dari bunker.
Fadil berlari kesana kemari dan berteriak nama Leila, namun dia tidak pernah mendengar balasan.
Adi yang melihat Fadil seperti oranh yang sangat panik kemudian menghampirinya.
"Hei - hei Fadil kenapa?" ujar Adi.
"Adi - Adi! Aku tidak temukan ibuku dan adikku." ujar Fadil yang sangat panik.
"Tenanglah. Mungkin mereka sudah keluar dari bunker atau bukan berada di bunker ini." ujar Adi berusaha tenangkan Fadil.
"Aku sudah meneriaki mereka disekitar sini namun tidak ada balasan. Di bunker lain juga tidak mungkin, karna yang terdekat adalah ini." ujar Fadil.
"Tenang. Mungkin mereka sudah berjalan agak jauh atau mungkin kembali kerumah." ujar Adi.
Mendengar itu Fadil sedikit tenang karna kemungkinan yang dibilang Adi ada benarnya.
Seketika tiba seseorang medis meminta bantuan ke Adi.
"Pak polisi bantu aku, ada orang yang tertimbun bangunan dan masih hidup." ujar petugas medis.
Adi kemudian langsung menuju lokasi yang dituju petugas medis itu, begitu juga dengan Fadil yang juga ikut untuk membantu dan kemungkinan itu keluarganya.
***
Mereka tiba di bangunan yang runtuh terdengat suara tangisan bayi. Adi, Fadil dan tugas medis itu membongkar runtuhan bangunan itu dengan sangat hati - hati.
Setelah beberapa menit seorang bayi berhasil divakuasi namun tidak dengan ibunya yang telah meninggal demi melindungi bayinya.
Fadil sedikit bersyukur karna itu bukan ibunya dan Leila. Ketika berbalik badan dia seketika melihat tubuh seorang wanita yang sedang meringkuk seperti sedang memeluk sesuatu dan punggung wanita itu hangus terbakar dan beberapa darah juga keluar dari punggungnya.
Fadil yang merasakan firasat aneh kalau itu adalah ibunya kemudian langsung berlari ke sana.
Adi yang melihat Fadil tiba - tiba langsung berlari juga mengikutinya.
***
Ketika sudah disana Jantung Fadil berdegup sangat kencang. Kemudian dia perlahan melihat wajah wanita itu dan seseorang yang dia peluk.
Ternyata firasat dia benar. Itu adalah ibu dan juga Leila.
"Ibu! Leila!" ujar Fadil dengan spontan.
Fadil kemudian langsung memeriksa keadaan ibunya yang sangat parah. Dia memegang urag nadinya sudah tidak ada dan tubuhnya juga dingin.
Fadil mulai berlinang air mata. Adi memeriksa kondisi Leila yang memiliki beberapa luka kecil dan Leila setelah di periksa masih hidup.
Fadil kemudian mulai menangis sejadi - jadinya dan meneriaki 'Ibu - Ibu dan ibu' terus menerus.
Adi kemudian langsung memanggil petugas medis untuk memeriksa kesehatan Leila.
Adi tersentuh hatinya dan juga hampir menangis melihat ibunya Fadil yang telah tiada untuk melindungi anaknya.
Beberapa jam terlewati. Leila telah sadar dan kemudian dia mengetahui fakta kalau ibunya meninggal karna melindunginya.
Dia kemudian sangat sedih dan terpukul mentalnya karna tau akan hal itu dan juga merasa bersalah.
***
Saudara pertamanya yaitu Dani, telah mendangar kabar itu. Lalu dia diizin untuk melihat kondisi keluarganya.
Dani pergi ke pengungsian tempat Fadil dan Leila berada. Sesampai disana Leila langsung menangis di pelukan Dani. Kemudian Dani mengunjungi kuburan ibunya. Dani menangis karna tidak bisa melindunginya walau di sudah menjadi anggota militer dan prospek karirnya yang sangat bagus.
Begitu juga dengan Fadil yang tidak ada disana saat kejadian. Leila juga menangis sejadi - jadinya sambil memeluk pisau warisan ayah dan liontin pemberian ibunya.
Setelah itu mereka bertiga pergi ke rumah mereka yang sudah hancur. Mereka mengingat masa - masa mereka bersama ibu dan ayahnya.
***
Hari berlalu sangat cepat. Fadil gunakan semua uang untuk membangun rumahnya kembali dan Dani gunakan semua koneksinya agar rumahnya cepat selesai dibangun.
Kurang lebih 1 bulan, rumah yang semula hancur kini telah berdiri tegak kembali walau tidak sama tapi kenangan di tempat itu masih ada.
Fadil dan Leila menempati rumah baru mereka sedangkan Dani kembali bertugas.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!