Kasak kusuk disepanjang koridor terdengar bagai bunyi suara dengungan lebah yang sedang menjaga sarang.
Mata mereka terfokus kepada satu arah.
"Waaah, Hari ini Chers Chic banget ya! Duuuh gemes deh lihat outfitnya. ngepas paten deh!" Kata seorang cewek berambut keriting mie yang modis. Dengan tatapan kagum melihat kearah objek perhatian Mahasiswa lainnya.
"Aku juga beli ah lewat onlen sepatu lucu itu, Imut banget deh! Kukasih point cepek deh buat Chers," Sambut yang lain.
"Tasnya lagi, Itu kan merangkap dompet dan tas sandang juga, Gimana caranya sih ngedapatinnya, Chers memang stylissh habeeesss," Sambung bersambung pembicaraan dengan Style Chers hari senin yang Indah ini.
Chers tersenyam senyum kesana kemari melempar sapaan bagai Caleg yang mau kampanye sampai mulutnya terasa kebas.
" Gak papa deh namanya juga seleb kampus,"Bathinnya menghibur.
Rambut panjangnya dilempar kesamping terurai bagai mau ikutan casting buat iklan shampoo cap rambut mayang terurai.
"" Aduh Dadanya hari ini kok makin besar dan seksi gitu ya! Mau juga dong Aku ngantri jadi pacarnya, Masak iya sih cuma cowok tajir itu yang untung banyak,"Cetus seorang cowok bergaya retro setengah berbisik pada sang teman yang lagi menikmati Lenggokan Chers yang bagai penari Jaipong tahun 60 an yang bikin mata susah terpejam.
Dengan outfit berleher rendah memperlihatkan belahan dadanya yang bagai pepaya sedang mengkal.
Wadduhhhh.
Semua yang ada pada diri Cher begitu memukau. Membuat hati seangkatan barunya kebat kebit.
Chers tidak peduli dengan tatapan memuja dengan pandangan seronok yang mupeng berat, Dia selalu merasa istimewa dengan mata bulat bola pimpong yang bikin Semua melongong.
Seorang pemuda dengan mobil pipih bagai tutup limun namun dengan bentuk persegi yang mahal itu datang menghampiri Chers yang lagi sibuk wawancara dengan kumpulan teman teman populernya, Tampak kaget sekaligus bahagia melihat sang Romeonya datang, Sambil terus mendekat dan memepet kearah Chers bagai hendak memeluk gemas gadis mungil yang cantiknya menggemaskan itu.
"Apa Khabarmu Pagi ini sayang," Bisiknya ketelinga sang gadis dengan mesra. Dan bikin Baper.
Dengan spontan para pendukung fanatik mereka serempak berkata
membuat bunyi "Huuuu" berseru ramai memuja pasangan yang paling serasi seantero kampus Biru itu.
Pasangan Milenial. Yang satu Cantik dan modis dan satunya Tampan,Keren dan borjuis.
Siapa yang tak mengenal Neo Wiratmadja Putra konglomerat yang "The Have" Macho. Dan sedang berkuliah di Negeri Tirai Bambu tersebut.
Yah Ayah Neo adalah seorang keturunan Tionghoa yang sukses sebagai pengusaha. Sedang Ibunya keturunan Pribumi asli.
Berasal dari Parahiyangan sehingga mengukir wajah tampan Neo yang perpaduan dua Ras yang kompak.
Merekapun bubar sa'at Pak Dosen mereka datang melangkah tegap menuju kelas.
Dan Merekapun bubar menuju ruang kelas dan bangku masing masing.
Sedangkan Neo kembali menuju kearah luar lokasi kampus. Dia hanya datang hendak bertemu sang gadis Pujaan yang sejak semalam membuatnya tak bisa tidur.
Chers tersenyum manis dan melemparkan cium jauh buat Sang pria pujaannya itu.
Sempurna! Hari harinya memang indah. Nanti malam mereka akan Clubbing bersama teman dan tentu saja bersama Neo.
Mereka akan menghabiskan malam dengan musik dan tertawa ria dengan pasangan masing masing.
...****************...
Deru mobil mahal itu melaju kencang setelah menyempatkan diri mencium kening Chers mesra. Lalu berlalu meninggalkan Chers didepan pintu gerbang rumahnya yang tak terkunci.
Ketika akan berangkat Chers sudah berpesan kepada Bik Ani dan Pak kasim pembantu rumah mereka agar gerbang dilepas gemboknya pas pukul 12 Malam. Dengan mengendap ngendap Cher mengetuk jendela kamar Kakaknya Rania. Kakaknya telah menikah dan memiliki dua orang anak yang masih balita. Tapi karena rumah besarnya jadi sunyi maka Sang Ayah sering menyuruh Rania menginap dirumah ini sampai berminggu minggu.
Suami kakaknya adalah seorang prajurit TNI. Sama seperti sang Ayah yang pensiunan TNI Juga.
Dan Joko suami Rania sering bertugas keluar daerah.
Karena masih tergolong muda dan produktif makanya selalu sering ditugaskan keluar.
Cher terus mengetuk jendela kaca itu Namun tetap tak Ada sahutan.
Dan .
Bruk! Daun jendela kaca itu terbuka dengan layar penuh wajah sang nongol disana sambil menyeringai seram.
"Pa...PA," Kata Chers tergagap dan memulai mencoba aksi dramanya dengan wajah murung dan hampir menangis sebagai senjata pamungkasnya yang mungkin bisa meluluhkan hati sang Ayah yang murka bagai Rahwana yang akan mengamuk. Tapi kelihatannya kali ini tidak mempan dengan senjata apapun.
Chers langsung disidang didepan Ibu dan kakaknya sebagai saksi adalah para pembantu mereka yakni Bu Ani dan pak Kasim.
Tubuh Ayahnya yang hanya memakai singlet dengan sarung itu tampak bergetar menahan marah.
"Duduk!" Perintah lelaki paruh baya itu dengan keras.
Chers melihat sang Ibu yang ketakutan didekat pintu yang telah terbuka sejak dia ngibrit masuk kedalam rumah.
"Besok akan kusuruh Lamaran dari keluarga Ali Ramadhan datang kemari, Untuk melamarmu! Kami sudah sepakat akan menjodohkan kamu dengan Adiknya Barra Malik Ramadhan. Mungkin dengan menikah dengannya dapat menjinakkan sifat liarmu yang telah merajalela selama ini. Mulai besok kau jangan pergi dulu ke kampus. Karena ada musyawarah keluarga dan pada malam harinya akan datang penghulu dari KUA yang akan menikahkan kalian." Kata Ayahnya tak terbantahkan.
"Pa! Jangan begitu cepat dong! Kasihan Cherly Dia kan masih baru masuk kuliah, Masak langsung nikah sih! Bertunangan dulu misalnya," Kata Ibunya tak tega melihat airmata Cherly yang mengalir bak anak sungai.
Cherly semakin sesenggukan menahan sakit hatinya dengan rencana sang Ayah.
"Harus dinikahkan secepatnya sebelum aku mendapat malu atau kalian ingin melihat aku mati dengan penyakitku yang sekarang , Heh," Tanya sang Ayah kepada istrinya dengan menatap Cherly yang masih sesenggukan memeluk sang Ibu.
Cherly Kenal dengan Barra Dia seorang Guru Di sekolah Dasar Negeri. Tepatnya guru olah raga.
Cherly sempat menjadi siswanya dari kelas satu hingga tamat dan Sekarang akan menjadi suaminya?
Ah Papa benar benar tega , Pikirnya.
Cherly Hampir menangis lagi mengingat Neo yang akan berangkat besok ke Australia. Setahun Lagi Pemuda itu akan menyelesaikan Pendidikan manajemennya dan akan pulang ketanah Air.
Dan mereka akan menikah.
Mereka berdua sudah menyusun rencana itu. Cherly akan tetap kuliah setelah menikah dengan Neo.
Tapi malam ini pukulan mentalnya sangat telak dari sang Ayah.
Bujangan yang berusia 35 tahun itu akan menjadi suaminya.
Oh Apa khabar dunia!
Sang Gadis populer itu sebentar lagi akan jatuh. Pamornya akan hilang dan dia akan menghilang dengan kemalangan ini.
"Ma,Cher nggak mau nikah sama bujang lapuk dan kaku itu! Tolong dong Ma . Katakan pada Papa, Cher lebih baik mati aja deh, Dari pada menikah dengan dia," Tangisnya dengan penuh ketakutan.
"Jangan begitu Cher, Nanti akan Mama bujuk pelan pelan, Kamu tahu kan? Papa punya riwayat penyakit jantung." Bujuk Sang Ibu.
Cherly tak dapat tidur malam ini dia akan berencana lari dari kamarnya.
Namun Alangkah terkejutnya Dia melihat Sang Ayah tergeletak didepan pintu kamarnya terjatuh karena penyakit beliau.
Semua gara gara dirinya.
"Mamaaaa! Papa Pingsan!!! Katanya Panik.
Barra Pov.
Lelaki berusia 35 tahun itu duduk dengan menekukkan wajahnya ditopang kedua telapak tangannya.
Dan mengusap usap wajahnya yang habis bercukur meninggalkan sisa hitam kebiruan di pipi dan dagunya dan juga dibawah hidungnya yang mancung. Dengan rahang yang kuat, Menyerupai garis wajah timur tengah. Dengan sepasang mata dengan ceruk kecil dan tajam dinaungi bulu alis yang tebal dan tampak garang.
Dengan tinggi tubuh 185 cm. Dulu dia telah mendaftarkan diri kejajaran Dinas Angkatan laut.
Namun Kakak lelakinya satu satunya yang telah berprofesi sebagai Anggota TNI ini memintanya agar menjadi seorang guru. Seperti profesi Almarhum Ayah mereka.
Guru adalah profesi yang sama sekali tak diminatinya. Baginya seorang guru yang cocok adalah seorang wanita yang berjiwa halus dan lembut. Dapat membimbing siswa dengan sifatnya yang penyanyang.
Ali Ramadhan Sang kakak yang telah mengasuhnya sejak kecil dengan bekerja keras menghidupi dirinya yang setelah kepergian orang tua mereka yang telah meninggal sa'at Barra masih berusia 5 tahun menyusul kepergian Sang Ayah yang meninggal Sa'at Barra berusia 11 tahun. Jadilah Sang Kakak yang mengalihkan seluruh pengasuhannya kepada Barra.
Sa'at Ali memintanya agar menikahi Chers. Bara sama sekali tak menyukai gadis itu.
Yang telah dikenalnya sejak kecil dan malah pernah menjadi Guru Olah Raganya Sa'at suduk dibangku Sekolah Dasar kelas 4.
Dulu Gadis kecil itu sangat cantik dan menggemaskan dimatanya. Namun seiring waktu gadis itu membuatnya mengingat sesuatu yang buruk dimasa lalu terulang dengan pahit.
Zheba!
Gadis cantik yang berwajah serta bertingkah hampir sama dengan Chers. Cantik, Centil dengan kibasan rambut panjangnya dengan tubuh yang menggoda iman lelaki manapun yang melihatnya.
Barra mencintainya dengan segenap perasaan yang ada. Dan sebuah rencana yang telah disusunnya tatkala Barra telah Lulus di Jajaran Kepegawaian Negeri Sipil dalam negeri. Dan Gadis itu mengkhianati kepercayaannya. Dengan berselingkuh dengan atasannya yang berprofesi sebagai Acounting disebuah perusahaan besar.
Gadis itu mencintainya namun menjadi lemah Sa'at disodorkan kehidupan yang lebih baik dari Barra yang hanya berprofesi sebagai Pegawai Negeri dan sebagai seorang Guru yang dianggap kurang mapan dari Sang Acounting yang baru saja dikenalnya.
Menjalin hubungan dengan Barra sejak dari SMA hingga menyelesaikan Perguruan tinggi mereka yang berbeda jurusan tetap menjaga hubungan yang sangat lekat seakan tak tepisahkan.
Namun berakhir dengan sebuah pengkhianatan.
Dan Sejak sa'at itu Barra hanya suka menjalin hubungan yang hanya sebatas berpacaran tanpa ada tujuan jelas untuk menikahi para deretan wanita wanita yang pernah menemani hari harinya. yang kini dilaluinya.
Dan kini Chers si gadis berambut panjang yang sering dilihatnya sering diantar oleh lelaki bertampang oriental dan putra seorang konglomerat itu kerumahnya sa'at larut malam Barra menatap gadis itu dengan sudut matanya dengan pandangan benci. Barra sering berada dirumah sang kakak yang hanya berselisih dua rumah dari rumah Pak Hermawan Ayah Cherly.
Hingga dia dapat sering melihat tingkah laku Cherly dengan Pacarnya itu. Baginya Cherly bertingkah sangat dewasa diusianya yang masih menginjak 19 tahun. Dan mengklaim Cherly sebagai gadis mudah dan gampangan.
CherLy yang manja, Centil, Ceria dan Penggoda para pria.
Seolah melihat Zheba Sang Penggoda hadir dalam diri Chers. Dengan Wajah penampilan yang hampir sama.
Dan kemarin Kakak lelaki yang sangat disayangi dan dihormatinya itu meminta dengan satu kata.
"Menikah" Ya Dia akan menikahi Cherly besok tanpa dapat ditawar dari sang Kakak.
...****************...
24 Jam dari waktu kejadian Malam itu dengan pulang sa'at Larut malam san dipergoki kembali oleh sang Ayah.
Maka tanpa tedeng aling lagi. Keluarga itu menyusun rencana dalam waktu 24 jam.
Langsung ke acara Lamaran.
Keputusan sang Ayah adalah muthlak.Tak bisa diganggu gugat ataupun diminta penangguhan.
Acara Lamaran itu langsung tiba ketempat fihak keluarga perempuan pada sore hari berikutnya.
Benar benar berdetak dan berdentum bagai guruh yang beruntun diikuti hujan yang turun tiba tiba tanpa sempat bagi orang orang untuk berteduh dan menyediakan payung. Begitupun dengan sa'at ini semua tiba tiba dan secara mendadak dilaksanakan antaran dan lamaran dan besok akan diadakan pernikahan yang seharusnya dilakukan dengan perencanaan matang. Karena sekali untuk seumur hidup, Mengapa malah diadakan dengan tergesa gesa. Seolah olah Chers telah mengandung anak dan segera dinikahkan. Agar tidak memberi malu.
Cher benar benar bingung. Apa Ayahnya tidak merasa malu? Seolah menjajakan anak gadisnya yang Populer dan seorang Icon kampus ini?
Keluarga Pak Ali Ramadhan datang sore itu.
Pak Ali adalah "adik letting" Ayahnya sa'at masih menjadi prajurit diwaktu yang lampau. Kala itu masih zaman kuda gigit besi. Dan sampai di Zaman Milenial Kuda gigit roti pun persahabatan mereka yang bagai kepompong terjalin baik.
Bagai saudara. Di Acara Lamaran ini Barra Sang Calon pengantin pria tak ikut didalam dirombongan yang datang membawa berbagai macam peralatan didalam nampan kecil dan kotak yang berisi pernak pernik yang tak diketahuinya. Dengan makanan tradisional dan moderen yang tak akan dimakan atau disentuhnya.
Chers benar benar frustrasi dan menganggap ini cuma mimpi.
Namun ketika dia mencubit pipinya dengan keras kok sakit? Dan ternyata ini memang nyata.
Sebentar lagi dia akan menikah.
Alangkah senangnya Bujang Soak itu mendapat istri Secakep dia! Fresh dan Yummy!
Dia tak kan sudi disentuh gunung Es itu. Chers teringat sa'at masih duduk di bangku Sekolah Dasar dulu! sa'at Barra masih menjadi gurunya. Barra terlihat didepan parkiran. Sa'at itu Chers duduk ditembok rendah pembatas parkiran menunggu sang Ayah yang akan menjemput Chers kesekolah, Lelaki yang berprofesi sebagai guru Olahraga mereka sa'at itu terlihat oleh Chers membentak Seorang wanita yang ternyata adalah Pacarnya.
Hanya karena wanita cantik itu mengulum Lollypop dengan tangkai dimulutnya, Dan Barra memarahi wanita cantik itu dengan alasan tak sopan makan sambil berjalan.
Huh! saat itu juga Chers tak suka pada Guru Olahraga itu. Kasar, Kaku dan sangat disiplin. Baginya Barra benar benar kolot. Dan Puritan.
Kala itu Cher masih duduk dikelas empat Sekolah Dasar.
Dia terlalu sibuk dengan tangisnya menganak sungai menghujan badai memikirkan sang kekasih hatinya yang akan tertinggal ditengah jalan, Dikarena perkawinan yang dianggapnya sebuah kesialan yang tak berguna. malah mendatangkan mudharat baginya.
Namun dalam sesi acara Lamaran itu Barra tak tampak hadir.
Dia sedang pergi keluar daerah untuk meninjau sekolahnya yang baru.
Yap. Dia akan pindah kesebuah desa yang jauh dari perkotaan. Yakni sebuah desa didaerah tertinggal Di Bagian Barat Indonesia.
Lagi lagi Cher berdecik heran melihat pilihan Barra, Calon suaminya yang baginya sangat bodoh. " Ha ha ha ... Coba lihat betapa goublok! Calon menantu pilihan Papa! Disaat orang berlomba-lomba mencari kerjaan dikota dia malah pergi kedesa yang serba kolosal. Eh lagi ya! Disa'at orang berebut jadi pilot!, Jadi Akuntan, Jadi Arsitek, Dokter De El El. Eh Barra malah pilih jadi guru SD! Oh My God!" Katanya menggeleng gelengkan kepalanya dengan angka pikiran kosong! Telah lama Cheers tak berjumpa dengan Barra. Mungkin sejak tamat SD, Cher merasa tidak ada keperluannya bertemu dengan pria yang sama sekali tak menarik baginya. Tapi kalau dipikir pikir Asik juga hidup seperti Zaman The Flinstone's Family seperti jalan fikiran Barra saat ini. Tapi bukan Bara yang akan jadi pasangan Chers melainkan Neo. Sang Romeo penjaga hati Chers.
Barra cocoknya Jadi Mammuts dizaman Es. Dengan postur tinggi besar dan penuh bulu ditangan dan didadanya hingga menjalar ke wajahnya yang terlihat menyeramkan.
Sejak Chers berusia 8 Tahun dan bertandang ketempat keluarga Pak Ali, Kakak lelaki Barra yang rumah merwka berdekatan. Namun Chers takut Melihat Lelaki dengan penuh bulu diwajahnya. Chers Selalu bersembunyi dibalik punggung sang Ayah. Karena Pak Ali pernah mencium pipinya dengan bulu wajah sama dengan sang adik, Barra!
Chers merasa pedih sa'at mandi sebab wajahnya yang halus itu sangat peka dengan bulu kasar diwajah Pak Ali , Teman Ayahnya. Dan bulu wajah Barra lebih lebat dari kakak laki lakinya itu.
Dia tertawa dan menangis bagai orang gila. Dia bisa saja melarikan diri dari rumahnya sekarang! Tapi dia juga harus bersiap siap kehilangan Sang Ayah yang sering kini sering jatuh pingsan dengan pikiran yang sedikit ruwet Ayahnya pasti kambuh.
Senakal nakalnya Cherly, Dia tak mau kehilangan sosok Ayahnya yang sangat menyayangi dirinya.
Oh Apa yang dikatanya nanti dihabitat kampusnya?
"Hei hei hei Lihat Aku! Aku telah menikah dengan seorang Guru SD pendiam, Kaku dan bermulut tajam, Dan dia adalah mantan guru olahragaku sa'at SD dulu, Keren kan?
Silakan like dan sabskreb ya?" Katanya sendirian didekat kacanya bagai orang yang hilang akal.
Sekarang dia menelepon Grace teman populernya! Dari Grup Populernya. Sambil mondar mandir dengan tank top pink dan celana pendek jeansnya yang memperlihatkan paha mulusnya yang jenjang padat dalam bentuk yang sangat indah . Rambutnya tak terurus dan kusut sejak bangun tidur dipagi harinya.
"Oh, Grace! Atau aku bunuh diri saja sekarang Memanjat kepohon jambu depan rumah yang lumayan tinggi itu lalu meloncat dari atas." Katanya lagi.
"Kau gila ya! Yang ada malah patah tulang! Cacat deh seumur hidup," Cegah Grace dengan suara ngeri.
"Jangan lakukan hal yang bodoh Chers, Jalani saja hidupmu yang sedang terjadi. Pak Barra tak seburuk pikiran mu.Chers, Semoga kau berbahagia,"Nasehat Grace bijaksana sambil menutup telponnya.
...****************...
Hari yang sangat penting itu tiba. Pernikahannya dengan Barra sesa'at lagi akan terlaksana.
Chers Mengenakan kebaya putih berenda terbuat dari bahan Rayon satin lembut yang berbahan sejuk.
Membalut tubuhnya dengan padat dan presbody.
Dengan tatanan rambut model sanggul Kartini muda dengan untaian melati yang menjuntai sepanjang empat puluh sentimeter. Wajahnya yang terpoles make up tipis terlihat sangat cantik dan teduh walau matanya yang indah terlihat sembab. Rania dan dua orang temannya sebagai juru rias pengantin dadakan ini. Berkali kali menghiburnya sejak didalam kamar dengan ditemani sang Ibu yang tak lepas lepas menggenggam jemari tangan Cherly yang lembut sejak tadi sambil menangis.
wanita setengah baya itu tahu kalau Cherly atau Barra hanya menikah karena terpaksa oleh karena desakan Suaminya Pak Hermawan dan Temannya Ali Ramadhan. Kakak lelaki Barra Malik Ramadhan.
Kain panjang dengan wiron yang rapi menutup bahagian bawah tubuhnya yang bertelanjang kaki dengan menapak pelan kepermadani ruang utama rumah dimana telah menunggu Tuan Kadi dan para kerabat keluarga dan wali nikah beserta saksi yang merangkap tokoh adat dan pejabat dari petugas Kantor Urusan Agama setempat.
Dan Barra! Lelaki yang duduk dengan tegap didepan meja kecil, Duduk dengan takzim didepan tuan kadi yang tengah menunggu kedatangan calon pengantin putri.
Cherly berjalan sambil menunduk dengan kerudung putihnya yang tipis bagai helaian yang lesu menutup separuh wajah cantiknya.
Bahu lelaki yang sebentar lagi akan menjadi suaminya itu terlihat lebar dan kukuh dalam balutan Jas berwarna hitam.
tampak lebih tinggi dari Tuan Kadi yang duduk didepannya yang hanya terpisah meja setinggi lima puluh sentimeter itu. Diatas meja tersebut terletak mahar dan satu set perhiasan yang menjadi maharnya.
Cherly perlahan duduk dengan menyimpuh takzim disamping Bara.
Lelaki itu tampak tenang dan menatap kedepan dengan lurus.
Hati Cherly berdebar kencang sa'at tuan kadi dan Barra berjabat tangan dengan menumpukan Ibu jari mereka bersatu.
"Bagaimana semua handai Taulan?kita akan mulai Ijab kabul ini," Kata tuan kadi bersiap siap dengan kalimat ultimatum pernikahan yangbtelah disahkan secara Agama.
"Silakan dimulai sekarang, Pak," Jawab Pak Hermawan menyilakan kepada tuan Kadi.
Cherly semakin menunduk dan meremas ujung kain selendangnya dengan kuat hingga tangannya terasa sakit.
"Aku Nikahkan Cherly Kemala Ulfa Binti Hermawan menjadi Istrimu dengan mahar 20 gram Emas yang dibayar tunai," Ikrar sang Tuan kaldi dan langsung dibalas oleh Barra Malik dengan cepat dan dwngan suara Baritonnya yang tegas.
"Aku terima Nikahnya Cherly Kemala Ulfa Binti Hermawan menjadi Istriku dengan 20 gram emas yang dibayar tunai," Jawabnya .
Dan diulang sampai tiga kali disambut dengan kata "Sah" Dari tamu tamu kaum kerabat yang hadir secara serentak.
Cherly menyalam suaminya dan mencium telapak tangan suaminya yang terlihat besar dan berbulu ditangannya yang kecil dan lentik itu. Semua tersenyum senang kecuali kedua pengantin yang seharusnya tersenyum sumringah satu sama lain dengan malu malu.
Namun Barra atau Cherly tidaklah demikian halnya.
Barra tetap berwajah datar dan Cherly yang menunduk menangis tanpa daya.
Kak Hanum sahabat Rania kakaknya berbisik dari belakang Cherly. " Ayolah Cher! Hapus airmatamu dan mulailah menyalam tamu satu persatu,"Suruhnya dengan berbisik disambut anggukan Cherly dan mulai menyalami para tamu yang telah disalam oleh Barra terlebih dahulu.
Tak Lama kemudian Cherly kembali dibawa menuju kamar untuk dirias dan nantinya akan dibawa langsung kerumah Barra, Suaminya Yang terletak sejauh 10 kilometer dari rumah keluarga Hermawan dan rumah keluarga Ali Ramadhan.
Setelah menikmati hidangan yang disajikan dirumah Cherly rombongan pengantin laki laki akan berangkat sekalian membawa pengantin wanita yang masih menangis sesenggukan didalam pelukan sang Ibu dikamarnya. "Chers pergi Ma, Terima kasih telah menjaga Cherly selama ini dan Cherly banyak nyusahin Mama," Tangisnya kian pilu teringat akan Kasih sayang yang diberikan Ibunya selama ini.
Bahkan Cherly masih sering disuapin sang Ibu sa'at hendak makan dan ketika berangkat kuliah.
Cherly masih sering tidur bersama diapit oleh Ibu dan Ayahnya kala demam dan sakit sedikit saja kedua orang tuanya akan sangat khawatir.
Dan kini dia akan tinggal dengan orang yang sangat asing yang sama sekali belum dia kenal secara pribadi dan tinggal bersama selamanya.
Didepan pintu kamar sang Ayah hanya menatap putrinya dengan mata berkaca kaca.
Walau Pernikahan ini adalah kehendaknya namun ada semacam kekhawatiran terhadap anaknya yang sama sekali belum mengerti untuk mengatur rumah tangga.
Namun dihati kecilnya mengatakan Cherly akan baik baik saja.
Cherly menangis memeluk sang Ayah , Dia merasa telah banyak menyusahkan dan membuat Ayahnya khawatir tentang tingkahnya selama ini."Pa! Chers Pergi! Maafkan segala kesalahan yang pernah Cherly Lakukan selama ini," Katanya menangis kian pilu.
Ayahnya mengangguk tanpa kata sambil mengusap putrinya yang sangat disayanginya ini.
Perkawinan Rania tidaklah sesedih dan semengharukan dengan.perkawinan Cherly .
Rania sudah dewasa dan sangat matang dan berencana dengan baik membuat komitmen pernikahan dengan Joko suaminya.
Yang memang saling mencintai satu sama lainnya.
Mobil pengantin berhias pita putih itu membawa Cherly melangkah dari rumahnya menuju ketempat yang baru. Barra duduk disampingnya membuka dua kancing baju kemejanya dibagian atas dengan sikap gerah. Sedangkan Jasnya telah dibuka sejak masuk kedalam mobil.
Wajahnya yang menyeramkan itu terlihat datar tanpa kata.
dimobil ini hanya mereka berempat bersama sopir. Barra duduk disamping sopir sedangkan Chers duduk dengan kakak Iparnya. Istri Ali Ramadhan.
Sedangkan Ali Ramadhan beserta anak anaknya dan handai taulan lainnya berada di iringan 6 Mobil yang mengikut mobil mereka dibelakang.
Dan matahari yang telah naik sempurna keatas kepala para pejalan kaki seakan turut menyaksikan alangkah janggalnya pernikahan dua sejoli ini.
Namun Apabila Tuhan telah merestui jodoh tak mau menunggu para Sepasang pengantin ini untuk saling menyetujui hubungan yang telah terikat ini.
Apakah Ada setitik harapan untuk kembali bersama Neo yang masih menunggunya disebuah benua yang jauh hingga jarak itu telah membuat mereka terpisah untuk selamanya.
Hanya waktu yang tahu jawabannya.
Barra.
Memandang keluar jendela mobil.
Tak bergeming atau berkata apa apa.
Sa'at kakak Iparnya berkata.
"Bar, Apa kau akan berangkat besok?" Kata Rosita, kakak Iparnya yang telah dianggapnya menjasi sosok seorang Ibu yang bijak untuknya.
"Mungkin lusa kak!" Jawab lelaki bersuara Bariton itu singkat.
"Apakah kau akan membawa Cherly?" Tanya kakaknya lagi.
"Tidak! Dia akan tinggal disini,Dia harus kuliah kan?" Tanyanya balik bertanya kepada kakak Iparnya tersebut.
Barra sengaja membuang wajahnya kesamping, Enggan melihat kearah belakang kearah Cherly.
"Sebaiknya Bawa juga Cherly agar dia tahu bagaimana menyesuaikan diri denganmu dan ajarilah Cherly dengan berbagai hal agar dia tahu dalam pengaturan dan adab dalam rumah Tangga ," Saran kakaknya bijaksana.
Cherly yang masih terlihat Shock dengan kejadian yang dianggapnya bagai mimpi itu masih terdiam dan menatap kearah luar kaca mobil.
" Neo! Kamu sedang apa?" Tanyanya dalam hati.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!