Yuika Jasmine adalah seorang gadis yang berasal dari keluarga broken home. Ia memiliki orang tua yang akhirnya memilih untuk bercerai, kedua orang tuanya berpisah sejak ia masih berusia 12 tahun.
Yuika memiliki seorang adik perempuan bernama Fuji Jasmine yang baru berusia 6 tahun. Kini keduanya tinggal di kota Tokyo bersama sang ayah Yoshimura Jasmine. Mereka memilih untuk diasuh sang ayah dikarenakan ibu mereka telah menikah lagi dengan seorang duda pengusaha kaya raya.
Ayah mereka adalah seorang pelukis hebat yang cukup terkenal di kota itu. Selama berpisah dengan nyonya Elena mantan istrinya, tuan Yoshimura memilih untuk belum menikah lagi demi untuk merawat dan membesarkan kedua putrinya. Dia sangat menyayangi kedua putrinya itu dengan sepenuh hati dan jiwa raganya.
Sehingga selama ini dia selalu bekerja keras untuk terus berusaha membahagiakan kedua buah hatinya.
Musim telah berlalu dan waktu menjadikan Yuika kecil tumbuh menjadi remaja yang amat cantik jelita.
Kini Yuika telah berumur 16 tahun, yang artinya sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir sekolah, dia berharap akan lulus dan mendapatkan nilai yang memuaskan nantinya.
Di pagi hari yang cerah matahari bersinar begitu hangatnya. Di sebuah gedung sekolah terdengar suara bel berbunyi, tampak semua murid kelas 9 C berbaris mengikuti arahan wali kelas mereka, terlihat Yuika yang sedikit gugup berdiri di antara barisan sambil menggandeng sebuah tas kecil berwarna pink, dia kemudian memasuki kelas ujian.
Kelas ujian di pagi itu berlangsung dengan sangat baik dan khidmat. Seluruh siswa tampak begitu serius dan fokus menyelesaikan setiap soal-soal ujian yang diberikan.
Seusai ujian berlangsung Yuika segera pulang. Dengan tergesah-gesah ia mengayuh sepedanya menuju SD 2 Tokyo tempat di mana Fuji adiknya bersekolah. Yuika harus mengantar jemput adiknya ke sekolah dikarenakan ayah mereka sedang menghadiri undangan galeri lukisan di luar kota selama satu pekan.
Selama sepekan ini Yuika telah bekerja keras mengurus pekerjaan rumah dan adik perempuannya itu. Yuika memiliki sebuah impian menjadi seorang pelukis terkenal seperti ayahnya, sejak berusia 10 tahun Yuika sudah banyak mengikuti lomba lukis kejuaraan tingkat nasional di kota Tokyo, banyak medali dan penghargaan yang telah ia dapatkan.
Setelah lulus nanti Yuika berharap bisa mendaftar di SMA Negri 1 Tokyo dan melanjutkan sekolah di Universitas Art Tokyo, ia begitu berharap bisa menggapai mimpinya mengikuti jejak sang ayah.
Ujian sekolah kini telah usai dan hasil ujian akan keluar di bulan oktober nanti, yang artinya Yuika akan menghabiskan waktu selama 3 bulan di rumah sambil menunggu hasil ujian. Sebenarnya dia dan Fuji ingin sekali bertemu dengan ibunya saat liburan nanti, namun dia juga tak tega bila harus meninggalkan ayahnya sendirian.
Sehingga Yuika memilih untuk tetap di rumah menghabiskan tiga bulan liburannya.
Sore itu Yuika baru saja menyelesaikan pekerjaan rumah, tiba-tiba dari arah luar terdengar benturan yang begitu keras menghantam tembok rumah, Yuika segera berlari keluar rumah dan mendapati adiknya tersungkur bersama sepeda miliknya, rupa-rupanya Fuji adik Yuika saat itu sedang belajar mengendarai sepeda Yuika.
"Ya ampun Fuji, apa yang sedang kamu lakukan..? Mengapa kamu mengendarai sepeda tanpa seizin kakak..!" Ucap Yuika kepada Fuji adiknya.
Namun Fuji tak menjawab pertanyaan kakaknya, dia hanya merintih kesakitan.
Terlihat kaki adik Yuika itu mengeluarkan darah, Yuika segera merangkul sang adik yang di sayanginya itu masuk ke dalam rumah dan segera mengobati lukanya.
Setelah beberapa saat ayah mereka tuan Yoshimura Jasmine pulang ke rumah, Fuji dan Yuika segera datang menyambut kepulangan sang ayah dengan hati yang sangat gembira. Namun dari raut wajah tuan Yoshimura nampak pucat dan sedih.
Lalu kemudian Yuika menghampiri ayahnya itu dan bertanya.
"Ayah, apa yang terjadi..? Ada apa dengan ayah..? Mengapa ayah bersedih..? Aku tak pernah melihat ayah bersedih seperti ini sebelumnya, katakan padaku ayah..! Apa yang sebenarnya telah terjadi pada ayah..?"
Tuan Yoshimura menghelah nafas panjang sambil menatap kedua putri kecilnya. Dia kemudian memeluk kedua putri yang sangat di cintainya itu.
"Dia telah menipu ayah..! Ayah salah telah begitu mempercayainya. Sekarang ayah tak punya apa-apa lagi sayang, tuan Takeda telah pergi entah ke mana." Ucap tuan Yoshimura sambil terus memeluk kedua putrinya itu.
"Apa maksud ayah..? Sungguh Yuika tak mengerti..? Tuan Takeda, siapa dia..?" Yuika merasa bingung.
"Dia sahabat ayah, dia telah melelang semua lukisan hasil karya ayah dan lari entah kemana. Bahkan satu-satunya galeri lukisan yang ayah miliki telah di jualnya tanpa sepengatahuan ayah dan sekarang ayah harus membayar tagihan cicilan kepada pihak Bank sayang..!" Ucap tuan Yoshimura sambil mengusap-ngusap wajahnya.
Tampak kedua bola mata tuan Yoshimura berkaca-kaca tak tahu harus berbuat apa. Ia memeluk erat kedua putrinya itu sambil meneteskan air mata.
Fuji yang masih kecil saat itu belum begitu mengerti dengan apa yang sebenarnya telah terjadi kepada keluarganya, sehingga dia hanya terdiam dan ikut memeluk ayahnya erat-erat.
"Kita harus meninggalkan rumah ini, bulan depan kita akan pindah dan mencari tempat tinggal baru. Ayah akan menjual tanah dan rumah ini untuk melunasi tagihan kepada pihak Bank. Ayah harap kalian berdua tidak keberatan..!" Tuan Yoshimura kemudian melepas pelukannya dan menatap wajah kedua putrinya.
"Tapi bagaimana dengan sekolah kami..? Apakah itu artinya kami juga akan berhenti bersekolah..? Aku bahkan baru saja mengikuti ujian di sekolah..!" Ucap Yuika yang merasa sedih.
"Tidak sayang, kalian akan tetap bersekolah. Akan tetapi setelah kamu lulus nanti mungkin ayah tak akan mampu mendaftarkanmu ke SMA favorite seperti yang kamu inginkan, maafkan ayah sayang. Tapi ayah janji akan bekerja keras untuk membahagiakan kalian berdua. Jadi ku mohon bersabarlah." Ucap tuan Yoshimura sambil memegang wajah kedua putrinya.
Bebarapa bulan kemudian, kini tuan Yoshimura dan kedua putrinya telah tinggal di kota Otaru. Kota pelabuhan dekat Sapporo dengan kanal yang indah dan bangunan bersejarah seperti gudang tua. Juga dikenal dengan festival musim dinginnya. Kota Otaru adalah sebuah kota yang tidak begitu besar, namun kota itu sangatlah indah. Banyak masyarakat dari luar kota bahkan turis-turis dari berbagai manca negara datang berkunjung ke kota itu untuk menyaksikan festival musim dingin yang di adakan di sana.
Keluarga Jasmine telah membeli sebuah rumah yang sederhana di kota itu, walau dengan keadaan yang sedikit kesulitan namun keluarga kecil itu tetap merasa bersyukur.
Mereka membeli sebuah rumah yang terletak tak jauh dari stasiun Kereta Api.
Yuika melanjutkan sekolah di SMA 1 Otaru dan adiknya Fuji bersekolah di SD kota Otaru. Keinginan Yuika melanjutkan sekolah di SMA favorite Tokyo kini harus terpendam, bahkan mungkin Yuika akan kehilangan impiannya melanjutkan sekolah di Universitas Art Tokyo.
Musim semi telah tiba, cuaca di kota Otaru begitu sejuk di pagi hari. Tampak keluarga Jasmine tengah menikmati sarapan pagi mereka.
Pukul 07:25 pagi di kota Otaru. Terdengar bunyi klakson mobil nona Naomi Haruka datang menjemput Fuji untuk berangkat ke sekolah. Fuji lekas mengambil tas dan berpamitan kepada ayah dan kakaknya, dia segera berangkat ke sekolah bersama keluarga Naomi Haruka.
Keluarga Haruka adalah keluarga yang baik dan sangat ramah, mereka tinggal di seberang jalan dekat rumah tuan Yoshimura. Hampir tiap pagi Fuji pergi ke sekolah bersama nona Naomi menggunakan mobil keluarga Haruka. Nona Naomi memiliki usaha toko bunga yang kebetulan tak jauh dari tempat Fuji bersekolah, itulah mengapa setiap hari nona Naumi mengajak Fuji berangkat bersama. Bukan hanya itu saja tetapi beliau juga sangat sayang kepada Fuji.
Nona Naomi dulunya memiliki seorang putri yang bernama Nikita, namun kecelakaan mobil harus merenggut nyawa anak semata wayangnya itu. Kesedihan yang dia rasakan sedikit terobati ketika setiap kali melihat Fuji yang dianggap mirip dengan anaknya Nikita. Sudah 3 tahun lamanya sejak kepergian Nikita nona Naomi Haruka masih belum dikaruniai anak lagi.
Sedangkan Yuika berangkat ke sekolah menggunakan Kereta, karena jarak SMA 1 Otaru saat itu cukup jauh dari kediaman mereka. Butuh hampir 30 menit lamanya untuk tiba di SMA 1 kota Otaru.
Sementara itu tuan Yoshimura yang seorang seniman tetap berada di rumah, dia membuka kursus privat melukis di kediamanya sendiri. Ada sekitar 7 orang anak yang sedang dididiknya saat ini.
Tuan Yoshimura berharap suatu saat nanti dia dapat berkarya kembali dan membuka galeri lukisan sendiri, dan menstabilkan kembali keuangan keluarganya yang sekarang sedang tidak baik.
Pukul 08:05 pagi, Yuika telah tiba di SMA 1 Otaru, ia memasuki gerbang sekolah sembari berlari. Dari jauh nampak 2 sahabatnnya melambaikan tangan, rupanya mereka berdua telah menanti kedatangannya.
Miki dan Hana adalah nama kedua sahabatnya itu. Miki adalah siswi dengan gaya agak tomboy, dia memiliki rambut berwarna coklat gelap dan pendek sebahu, sedangkan Hana berpenampilan layaknya siswi-siswi Jepang pada umumnya, rambutnya panjang berwarna coklat dan berparas cantik.
Hana adalah gadis pecinta musik, ia selalu membawa alat musik biola kesayangannya di mana pun ia pergi, bahkan saat ke sekolah Hana selalu membawa biola kesayangannya itu, selain itu Hana juga sangat lihai bermain biola. Ia terinspirasi dari Machi Okabe yang juga seorang gadis pemain biola terkenal di kota Tokyo saat itu.
"Wah...wah...wah... Kamu telat lagi si putri tidur..!" Ucap Miki coba menggoda Yuika.
Yuika tersenyum sambil menggandeng tangan kedua sahabatnya itu masuk ke ruang kelas.
Suasana di ruang kelas begitu riuh, rupanya pak Watanabe wali kelas mereka juga belum hadir. Yuika duduk di bangku baris ke 3 sebelah kiri dan kedua sahabatnya itu duduk di bangku pojok tepat di belakang Yuika.
"Hari ini ku dengar katanya akan ada siswa baru yang akan masuk ke kelas kita..!" Ucap Hana.
"Ya benar... Aku juga dengar dari pak Watanabe, kabarnya dia adalah seorang siswa pindahan dari SMA 1 Tokyo. Aku harap dia akan menjadi sleeping prince buat Yuika, si putri tidur kita. Ha...ha...ha..." Ucap Miki sambil tertawa terbahak-bahak.
"Diamlah Miki berhentilah menggoda Yuika." Balas Hana.
Miki selalu menggoda Yuika dan memanggilnya dengan sebutan si putri tidur karena dia perna mendapati Yuika tertidur di ruang olahraga bahkan beberapa kali dia melihat Yuika tidur di ruang kelas saat mata pelajaran sedang berlangsung.
Tak berselang menit kemudian pak guru Watanabe datang, seluruh murid kembali tenang dan duduk di bangku mereka masing-masing.
"Hari ini kita kedatangan siswa baru dia adalah siswa pindahan dari SMA 1 Tokyo, bapak harap kalian bisa bersikap ramah padanya, mengerti..!" Ucap pak guru Watanabe.
"Kami mengerti..!" Kompak seluruh siswa menjawab.
"Kau boleh masuk sekarang..!" Panggil pak guru Watanabe kepada siswa baru itu.
Dari balik pintu kelas masuklah seorang anak laki-laki yang cukup tampan, dia adalah siswa baru yang dimaksudkan itu.
Seluruh siswi di ruangan itu begitu terpesona melihatnya.
"Dia tampan sekali..!" Ucap salah satu siswi
Namun tidak dengan Yuika, sontak dia kaget melihat siswa baru itu. Rupanya pagi tadi saat hendak ke sekolah Yuika bertemu dengan anak laki-laki itu dekat pintu masuk Kereta Api, karena terburu-buru dia tak sengaja menabrak anak laki-laki itu hingga mereka berdua terjatuh, namun posisi Yuika saat terjatuh tepat berada di atas pelukan anak laki-laki itu, hingga membuat wajahnya merah menahan rasa malu.
**F**lash Back**
"Maaf.. maafkan aku..!" Ucap Yuika sembari berdiri.
"Aku sungguh minta maaf." Ucap Yuika kembali sambil mengulurkan tangannya membantu anak laki-laki itu berdiri.
"Tidak masalah, aku pikir sepertinya kamu begitu terburu-buru." Balas anak lelaki berseragam sekolah yang sama seperti Yuika.
Rupanya anak laki-laki itu juga bersekolah di SMA yang sama seperti Yuika.
...****************...
Kembali ke ruang kelas. Siswa baru itu pun mulai memperkenalkan dirinya.
"Apa kabar semua..! Namaku Shine Minato, kalian boleh memanggilku Minato. Aku siswa pindahan dari SMA 1 kota Tokyo, aku harap ini akan menjadi kelas yang menyenangkan bagiku, mohon kerja samanya. Terima kasih." Sapa Minato kepada seluruh murid di kelas itu.
"Hey.. Yuika lihatlah betapa kerennya siswa baru itu, bahkan saat memperkenalkan dirinya, itu terlihat sangat manis..!" Bisik Hana kepada Yuika.
Setelah memperkenalkan diri, Minato segera menempati bangku yang masih kosong dan duduk bersebelahan dengan Mizuki.
Bel istirahat pun berbunyi. Miki dan Hana mengajak Yuika pergi ke kantin sekolah namun tampak Yuika tidak beranjak dari bangku tempat duduknya.
Bahkan dia menutup wajahnya dengan sebuah buku gambar miliknya. Miki dan Hana menyaksikan keanehan yang terjadi dengan sahabatnya itu.
"Ada apa denganmu..? Wajahmu memerah, apa kamu sedang demam..?" Tanya Miki sembari tangannya menyentuh dahi Yuika.
"Tidak apa, aku hanya ingin menyelesaikan lukisan ini." Ucap Yuika sambil memperlihatkan lukisan separuh jadi miliknya itu kepada Miki.
"Kalian pergilah duluan, aku pasti akan segera menyusul nanti." Ujarnya kembali.
"Ya sudah baiklah..! Tapi ingat jangan sampai telat cepatlah datang..!" Ucap Miki.
Mereka berdua pun berlalu pergi meninggalkan Yuika.
Rupanya Yuika masih sangat malu mengingat peristiwa yang terjadi di pintu masuk kereta api pagi tadi, dia terus saja menutupi wajahnya dengan buku gambar, sambil sesekali melirik ke arah bangku milik Minato, namun dia tidak mendapati Minato di sana.
Rupanya Minato telah keluar dari ruangan.
Segera Yuika berdiri meninggalkan bangku miliknya, dia hendak menjumpai Miki dan Hana di kantin sekolah, sambil menunduk Yuika jalan meninggalkan ruang kelas. Namun saat hendak memasuki pintu kantin sekolah, Yuika lagi-lagi menyenggol seseorang yang ternyata itu adalah Minato.
Minato baru saja kembali dari kantin sekolah dan membawa beberapa bungkus roti coklat keju favoritenya.
"Apa kita perna bertemu sebelumnya..? Sepertinya aku perna melihatmu, tapi di mana ya..!" Tanya Minato sambil memperhatikan wajah Yuika dan mencoba mengingat-ingat kembali kapan dan di mana dia perna berjumpa dengan gadis itu.
Yuika tak menjawab ia merasa malu dan berlari meninggalkan Minato.
"Wanita yang aneh..!" Seru Minato dalam hati.
Sementara itu di dalam kantin Miki dan Hana masih menunggu kedatangan Yuika, tak berselang lama Yuika datang dan menyapa mereka.
"Syukurlah kamu telah datang, kami sudah sangat lapar. Aku bahkan hampir mati kelaparan di sini menunggumu." Ucap Miki sedikit berlebihan.
"Maaf.." Ucap Yuika
Merekapun memesan beberapa makanan dan menikmatinya.
Rumput hijau tumbuh sangat rapi di pekarangan, hembusan angin yang lembut terus saja menerpa pohon di sana sehingga beberapa ranting pohon bergoyang bagai sedang menikmati suatu irama musik clasik yang syadu.
Bunga sakura pun mulai berguguran mengubah sebagian warna rumput hijau itu menjadi merah muda, harum bunga sakura menyeruak di mana-mana menambah kesegaran udara di pagi itu.
Terlihat seorang gadis yang sedari tadi memperhatikan jam yang ada di tangannya . Nampaknya gadis itu tengah menunggu kedatangan seseorang, ada rasa kesal tergambar di raut wajahnya.
Rupanya dia adalah Miki yang sedang menunggu kedatangan Hana dan Yuika. Karena hari ini adalah hari libur mereka telah membuat janji untuk bertemu di taman pohon bunga sakura.
Sudah hampir 30 menit lamanya Miki berdiri di sana, namun sialnya Hana dan Yuika masih belum terlihat batang hidungnya.
Ia pun merogo ponsel dari dalam sakunya, mencoba menghubungi kedua sahabatnya itu kembali. Ini yang ketiga kalinya Miki menghubungi Yuika dan Hana. Belum sempat menelepon sahabatnya itu tiba-tiba dari arah belakang seseorang datang mengejutkannya, yang ternyata itu adalah Yuika.
"Apa yang kamu lakukan Yuika..! Lihat ini sudah pukul berapa sekarangn..! Dan Hana... Mana Hana..? Astaga aku hampir mati berdiri di sini..!" Miki berseru dengan kesal.
"Sabarlah Miki tunggu sebentar lagi, dia pasti akan segera datang." Yuika mencoba menenangkan Miki.
Tak lama kemudian datanglah Hana sambil menggandeng biola di tangannya. Hana datang mendekati mereka berdua sambil menyapa, namun sapaan itu tak di balas oleh Miki.
Miki yang sedari tadi merasa kesal terus saja mengoceh, ia melontarkan begitu banyak pertanyaan kepada Hana.
"Maafkan aku...! 2 hari yang lalu bibi zima dan anaknya datang berkunjung ke rumah kami dan dia menitipkan anaknya kepada kami, jadi pagi ini aku harus mengantar anaknya kembali pulang ke rumahnya." Ucap Hana mencoba menjelaskan kepada Miki.
Bibi Zima adalah masih kerabat dekat dengan ayah Hana, dia memiliki 3 orang anak yang masih kecil. Bibi Zima bekerja sebagai karyawan di toko bunga nona Naomi dan terkadang jika sedang sibuk ia sering menitipkan anaknya kepada keluarga Hana.
Yuika, Hana dan Miki tampak sangat menikmati suasana di taman bunga sakura pagi itu.
Pohon-pohon sakura yang di penuhi bunga nampak cantik dan sangat menakjubkan. Beberapa kali mereka mengambil gambar pohon sakura dan mengabadikannya di dalam handphone mereka masing-masing, mereka juga tidak lupa mengambil foto selfi mereka bertiga di bawah pohon yang berbunga merah muda itu.
Setelah berjalan-jalan menikmati indahnya bunga sakura yang bermekaran, mereka pun singgah di sebuah pondok untuk melepaskan penat mereka.
Hana yang membawa biola mulai memainkan biolanya, nada yang sangat indah keluar dari alat musik itu, tampak Hana sangat pandai memainkan biola kesayangannya itu.
Yuika memejamkan mata mencoba menikmati setiap alunan nada yang di mainkan oleh Hana.
Miki juga tampak menikmati permainan biola Hana.
Ketika mereka hendak beranjak meninggalkan taman bunga sakura, tiba-tiba Minato dan Mizuki datang menghampiri, rupa-rupanya mereka berdua juga datang ke sana untuk menikmati indahnya bunga sakura di musim semi.
Hana sangat senang bisa bertemu dengan Minato, ternyata diam-diam Hana menyimpan perasaan suka kepada anak yang berambut hitam itu. Hana mengajak Minato untuk mengambil foto selfi berdua bahkan dia juga memperlihatkan keahliannya dalam bermain biola kepada Minato.
Yuika yang sedari tadi berdiam diri di pojok pondok, terus saja memperhatikan Minato yang sedang menikmati permainan biola Hana. Tampak pipi Yuika memerah saat setiap kali melihat wajah Minato.
Miki dan Mizuki sedang berbincang-bincang sambil tertawa lepas. Entah apa yang menjadi tema perbincangan mereka, tampaknya hubungan mereka berdua begitu dekat, mereka sangat akrab namun terkadang Mizuki terlihat malu saat Miki mencoba menggodannya.
Miki dan Mizuki melihat ke arah Yuika yang hanya duduk sendiri di pojok pondok, mereka berdua pun datang mendekati Yuika dan mengajaknya bergabung berbincang-bincang bersama.
Selesai bermain biola Hana dan Minato juga datang bergabung dan berbincang-bincang bersama Mizuki, Miki dan juga Yuika, namun tampaknya Yuika sedikit gugub saat berdekatan dengan Minato, pria berambut hitam itu.
Pukul 11:25 siang, mereka semua sepakat untuk meninggalkan taman bunga sakura dan kembali ke rumah masing-masing.
Miki dan Mizuki pulang bersama sebab arah rumah mereka yang searah dan tidak begitu jauh dari lokasi taman bunga sakura, sedangkan Yuika akan pulang bersama Minato. Mereka berdua akan menaiki Kereta Api yang sama dan Hana pulang dengan bersepeda.
Di dalam Kereta Api Minato dan Yuika duduk bersebelahan, Minato mengeluarkan sebotol air mineral dari dalam tas yang di bawanya.
"Ini ambilah...!" Ucap Minato sambil memberikan botol air mineral itu kepada Yuika.
"Terima kasih." Ucap Yuika sambil mengambil botol minuman itu. Dia tampak masih sedikit gugup.
Yuika lalu membuka penutup botol minuman itu dan meminumnya.
Minato melirik ke arah tas Yuika, dia melihat kertas yang bergambar terselip di dalamnya, dia penasaran apa yang telah dilukis oleh gadis itu.
"Apa kamu menyukai lukisan..?" Tanya Minato.
"Yaa..." Jawab Yuika.
"Apa aku boleh melihatnya..?" Tanya Minato sambil melirik buku bergambar yang ada di dalam tas Yuika.
Yuika lalu mengeluarkan buku bergambar itu dari dalam tasnya dan menyodorkannya kepada Minato.
"Wahh... ini sangat indah..! Apa kau yang melukisnya sendiri..? Kamu benar-benar sangat berbakat." Ucap Minato takjub
melihat hasil karya Yuika.
"Ini tampak seperti bunga sakura yang asli, kau melukisnya dengan sangat sempurna." Ucap Minato lagi, yang masih takjub melihat lukisan yang di buat Yuika.
"Ayahku adalah seorang pelukis, aku juga ingin menjadi sepertinya. Saat kami masih tinggal di kota Tokyo. Ayahku memiliki sebuah galeri lukisan tapi seseorang telah menipunya dan ayah terpaksa menjual semuanya dan membawa kami tinggal di kota Otaru." Ucap Yuika dengan nada sedih.
"Benarkah, jadi dulu kamu dan keluargamu tinggal di kota Tokyo?" Ucap Minato.
"Ya, begitulah." Jawab Yuika.
"Bagaimana denganmu, apa yang membuatmu datang ke kota Otaru..?" Tanya Yuika kepada Minato.
"Oohhh itu...! Ayahku dipindah tugaskan di kota ini, dan kami sekeluarga harus pindah ikut bersama ayah.
Sebenarnya aku masih ingin bersekolah di SMA 1 Tokyo tapi ibu tidak bisa tinggal jauh dariku, jadi aku memutuskan untuk pindah ikut bersama ayah di kota ini."
"Apa boleh aku meminta sesuatu darimu..?" Pinta Minato.
"Sesuatu..? Tapi apakah itu..? Yuika bertanya kepada Minato penasaran.
"Aku ingin kamu melukis wajahku sekarang." Canda Minato sambil tersenyum.
Rupanya Minato mencoba menggoda Yuika.
Yuika pun terdiam sambil menundukan kepalanya, pipinya menjadi merah karena merasa malu.
Kereta Api melaju sangat cepat, dan berhenti di sebuah stasiun. Para penumpang segera keluar dari Kereta Api tampak Minato dan Yuika juga turut keluar meninggalkan Kereta Api itu.
Tepat di ujung persimpangan jalan, Minato dan Yuika akhirnya berpisah dan pulang menuju arah jalan rumah masing-masing.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!