NovelToon NovelToon

Tak Bisa Memilikimu

Pertemuan Pertama

Hai readers ku tercinta, terima kasih sudah mampir di karya recehku ini, dan ini merupakan karya pertamaku, semoga kalian suka dengan ceritanya, mohon maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan, author masih belajar, mohon sarannya menggunakan bahasa yang halus, karena author tipikal orang yang baperan...

Salam dari penulis : MawarShu Yo. Bukan Bang Fabdul 🙏

Selamat membaca...🥰

...****************...

Kisah ini terjadi beberapa tahun silam. Tuhan mempertemukan kita tapi tidak untuk di satukan. Laki-laki itu berasal dari Negeri YX, konon katanya, Negeri YX disebut-sebut sebagai negeri di atas awan.

Perkenalan awal kami karena sebuah kecelakaan, pada saat itu kami sedang berlayar dengan tujuan yang sama menuju Negeri ZY. Di perjalanan menuju Negeri ZY aku diganggu oleh sekelompok laki-laki bajingan, bersyukurnya laki-laki itu datang menolongku bak raja yang datang menolong ratunya.

"Kalian jangan mengganggu gadis itu." Ucapnya lantang.

"Orang luar dilarang ikut campur, ini urusan kami, jika masih sayang dengan nyawamu maka enyahlah sekarang." Ucap salah satu bajingan itu dengan ketusnya.

"Tu--tuan, tolong aku.. ku mohon.." ucapku dengan penuh permohonan, berharap laki-laki itu akan menolongku.

"Gadis itu meminta tolong padaku, maka sekarang tugasku untuk menolongnya, lepaskan dia."

"Kau..." ketua dari sekumpulan Pria bajingan itu marah, "kalian bunuh saja dia, jasadnya dibuang ke laut untuk makanan ikan, hahahaha."

"Baik tuan."

Tak lama sekumpulan pria bajingan itu menyerang laki-laki itu, namun mereka bukanlah tandingan, alhasil mereka lari terpontang-panting, dan aku selamat.

"Terima kasih, sudah menyelamatkan aku. Dikemudian hari aku akan membalas budimu."

"Nyonya tak perlu sungkan, sudah tugas kita sesama makhluk Tuhan, untuk saling tolong menolong."

Aku hanya tersenyum malu, tak lupa aku juga perkenalan diriku pada pria yang telah menyelamatkanku itu.

"Namaku Mawar, kamu?" Ucapku mengulurkan tangan.

"Wahyu." Jawabnya dan membalas uluran tanganku.

Begitulah perkenalan singkatku dengan laki-laki dari negeri diatas awan, tak lupa sebelum berpisah kami menyempatkan bertukar nomor ponsel untuk menjalin hubungan baik dengannya, karena dia dengan beraninya telah menolongku dari sekumpulan pria bajingan tadi.

*****

Satu Bulan Kemudian...

Sebulan lamanya menjalin komunikasi yang baik dengan Wahyu, entah kenapa aku merasa nyaman dengannya, tak tahu dengan Wahyu apa dia merasakan perasaan yang sama denganku juga? Hanya dia dan Tuhannyalah yang tahu. Hehehe..

Komunikasi dengan Wahyu hanya berjalan sementara saja, hingga suatu seketika, Wahyu hilang kabar, seakan ditelan bumi, aku mencoba menghubunginya namun sia-sia semata.

Aku tidak menyerah begitu saja, aku mencari akun sosmednya dan seminggu kemudian aku menemukan akun sosial medianya, dan akhirnya kami kembali menjalin hubungan baik tanpa ada ikatan apa pun, Entahlah, ketika dia menghilang aku merasa separuh jiwaku terbawa dan hilang bersamanya.

Dia menjelaskan semuanya kepadaku dan juga meminta maaf kepadaku karena telah menghilang tiba-tiba tanpa memberitahu.

"Maafkan aku Mawar, orang tuaku kecelakaan di selat sunda dan jasadnya tidak di temukan, aku pun memutuskan untuk pergi ke selat sunda mencari tahu, apakah ibu dan ayah ku masih hidup."

Pesan darinya membuat hatiku teriris bagai sembilu, sakit sekali rasanya, aku menangis membaca pesan darinya. Wahyu berjanji akan kembali setelah mengetahui kebenaran mengenai orang tuanya. Aku pun mengiyakannya.

Semoga saja Tuhan mempertemukan kami berdua kembali, dan aku meminta pada Tuhan untuk menjodohkanku dengannya. Amen...

****

Bersambung...

Tak Sehangat Dulu Lagi

Saat kau pergi jauh, aku selalu mengingatmu

Walau aku tak bersamamu, doaku selalu menyertaimu

Ku selalu menanti kabar darimu. Agar ku tahu engkau baik baik saja.

Andai saja waktu dapat kuputar kembali, aku ingin kembali ke masa pertama kali kita bertemu. Namun, itu adalah hal yang sangat-sangat mustahil dilakukan di dunia ini, aku hanya bisa mengingat kenangan itu dalam memori ku.

Entah kenapa, setiap kali mengingat kembali masa-masa kebersamaan kita kala itu, aku selalu tersenyum sendiri. Bola matamu yang bulat, menatapku penuh makna, canda, dan tawa serta manjamu yang begitu aku rinduku dan aku tidak pernah bosan menatap wajah itu.

****

Komunikasi aku dan Wahyu sedikit merenggang, tidak sehangat seperti dulu lagi. Aku sangat heran dan bingung kepadanya, dia akhir-akhir ini tampak sudah berubah,  tak seperti yang ku kenal.

Aku mulai bertanya-tanya pada diriku dan kepadanya, kenapa sifatnya mulai dingin? Tidak sehangat dulu. Ada apa? Apakah aku punya salah padanya? Ataukah Wahyu sudah menemukan wanita yang lebih baik dariku? Beribu pertanyaan untuknya terlintas di pikiranku, berputar-putar di sana.

Aku sangat gelisah dengan perubahan sikapnya padaku, bahkan aku mulai bertanya sana-sani dengan mereka yang kenal sama Wahyu, berharap menemukan jawaban atas perubahan sikap Wahyu terhadapku.

Mereka yang mengenal Wahyu pun heran, tidak tahu mengapa Wahyu bersikap sedemikian rupa. Bahkan mereka tak dapat kabar sama sekali dari Wahyu bukan hanya aku seorang.

Ada yang berbeda dari dirimu...

Pesanmu sangat singkat, tak sehangat dulu...

Kau bahkan mulai mengabaikan pesanku,  menjauh pelan-pelan tanpa kusadari...

Apakah kamu merasa risih denganku..??

Maafkan aku.. sungguh maafkan aku...

Bilamana kau ingin memilih untuk pergi, maka kubiarkan kau pergi...

Entah disana kau sudah menemukan pengganti ku, atau tidak, aku tidak tahu..

Tapi perasaanku mengatakan cintamu bukan untukku.. Iyah!

Mungkin kau takkan pernah tahu betapa dalamnya perasaan ini padamu, kenapa kau menghilang kembali?

Bulan-bulan aku lalui dengan kerinduan yang amat dalam padamu, aku berdoa semoga kau kembali, aku pun berdoa kelak aku dan kamu semoga berjodoh, itulah doa yang selalu ku panjatkan tanpa henti pada Tuhanku.

Apakah hanya aku yang mencintaimu? Tapi kenapa kau membuatku nyaman kepada mu, jika memang tak ada rasa dalam dirimu, kenapa? Hiks.. Hiks..

Tidak! Aku boleh harus begini, aku akan membuktikan padanya jika aku benar-benar telah jatuh cinta padanya, aku tak ingin tahu bagaimana latar belakangnya, tinggal di rumah gubuk sekali pun, asal bersamanya aku sanggup.

Aku bertekad kuat untuk membuktikan cintaku pada Wahyu, maka aku berniat untuk ke tanah kelahirannya di Negeri YX, walaupun kau tidak ada di sana, aku tetap mantapkan hatiku ke sana untuk membuktikan bahwa aku benar-benar ingin menjadi bagian dari hidup mu dan ingin menjadi wanitamu selamanya.

Disana hati aku akan meninggalkan berjuta melodi cinta untukmu yang tak pernah lagi ku temui di kala hati merindukanmu. Sepanjang jalan pun aku akan berdoa semoga Tuhan bisa mengabulkan dan mengatur pertemuan yang kita dambakan selama ini.

Apakah aku salah mencintaimu, apakah aku berdosa ketika ingin menjadi wanitamu? Atau aku bukanlah orang yang kau inginkan? Tapi, tapi kenapa kau memberikan rasa kenyamanan tanpa kejelasan? Seharusnya sejak awal kau tidak meladeniku agar diriku tak berlarut dalam cinta sendiri.

Aku menginginkanmu Wahyu, aku ingin hidup bersamamu, dalam suka dan duka, membangun rumah tangga denganmu dan melahirkan anak-anak yang lucu untukmu.. Arghh. Pikirkanku sudah berkhayallah tak karuan atas dirimu Wahyu.

****

Bersambung...

Negeri Diatas Awan (part 1)

Di sabtu pagi yang indah dan cerah, aku bareng sepupuku ke Negeri diatas awan, kampung Wahyu, laki-laki yang telah mengambil separuh jiwaku.

Aku bareng sepupuku dijemput oleh adiknya Wahyu dan keponakannya. Di ditulah awal mula perjumpaanku dengan adiknya Wahyu yang bernama Thoriq, dia biasa dipanggil dengan sebutan Damik, aku pun tidak tahu kenapa bisa dipanggil seperti itu, Hehehe.. kita lupakan saja.

Mereka menjemputku dan sepupuku di kediamanku di kota ZX, tak lupa aku menjamu mereka dengan baik sebelum berangkat ke Negeri YX.

Selesai sarapan mereka beristirahat sejenak untuk melepas penatnya dan aku pun berbincang ringan dengan mereka. Setelahnya kita memutuskan untuk berangkat ke Negeri YX.

Di perjalanan menuju Negeri YX banyak sekali cobaan dan rintangannya, mulai dari motor yang tak mau nyala dan kami harus menunggu beberapa jam demi sebuah motor butuk itu, sialan!

Alhamdulillah motor itu kembali menyala, kami melanjutkan perjalanan kami.

"Sudah aku peringatkan padamu Damik untuk tidak membawa motor sialan itu." Ucap teman Damik sambil tersenyum renyah. Aku hanya bisa tersenyum pelan, tak enak hati dengan Damik.

Damik Hanya menatap temannya dengan tatapan tajam penuh mematikan, membuat nyali temannya seakan ciut, senyum yang mekar di bibirnya kini tak ada lagi.

Perjalanan kami setelahnya mulus, sepanjang perjalanan hatiku sangat bahagia dan aku tak menyangka bisa ke tanah kelahiran laki-laki yang sangat kucintai, Negeri diatas awan. Hehehe..

Di perjalanan pun banyak anak sekolah yang dari Negeri YX turun, membuatku heran..

Ada apa ini? Kenapa banyak anak sekolah datang kesini?

Aku memberanikan diri untuk bertanya ke Damik yang memboncengku.

"Eh- Dam, kena-kenapa banyak sekali anak sekolah turun." Tanyaku terbata-bata.

"Oh, mereka weekend kesini biasanya sabtu-minggu, pemandangan indah dan sejuk katanya." Jawabnya.

Aku hanya mengangguk paham, dan mengerti dengan suasana ini sekarang. Langit sedikit gelap diatas sana, mungkin akan segera turun hujan, aku berharap hujan jangan dulu turun sebelum kita sampai.

Pada saat masuk perbukitan, disitu mulai terasa hawa dingin yang seakan menusuk tubuhku, tapi aku menghiraukan itu, karena aku sangat takjub dengan pemandangan yang terhampar di depan mataku, wah, memang pantas dinamakan Negeri diatas awan, sangat indah sekali.

Tak lama kemudian, akhirnya kita sampai dirumah yang kita sewa, aku patungan dengan sepupuku, walaupun nggak luas tapi cukup untuk kita dan nyaman pula.

"Terima kasih." Ucapku

"Sama-sama, jika kakak ingin jalan-jalan melihat tempat ini hubungi kita saja, kita siap menemani 1 ×24 jam, hihihi." Ucap teman Damik.

"Baiklah, kak Mawar, kita pergi dulu ya."

"Iya Dam, sampai jumpa."

Selepas mereka pergi aku dan sepupuku memasak mie instan karena perut kami meminta untuk disini, mungkin kita merasa lapar karena efek perjalanan.

Setelah mie instan masak, Kita memakan mie instan kami di teras rumah, pemandangan saat itu masih mendung, dan tak lama kemudian hujan pun turun.

"Untung saja hujannya turun pas kita sudah sampai." Batinku sambil memakan mie instan ku.

Pada saat hujan turun dari arah selatan gunung sepupuku yang memandang ke arah sana dari jendela rumah kayu itu, seketika memanggilku dengan keras yang membuatku hampir jatungan.

"Aish, kamu ini kenapa sih, hampir jantungan aku."

"Hehehe, maafin aku kak mawar, coba liat ke arah sana, begitu yah proses turun hujan jika diliat dari atas gunung begini."

"Eh, iya. Aku juga baru liat, sungguh indah sekali."

Aku yang tidak mau kehilangan momen indah itu, langsung bergegas mencari ponselku dan mengabdikannya dalam bentuk video dan gambar.

"Kak, kirimin aku nanti ya, aku pengen buat story whatsApp, hehehe."

"Hm, nanti aku kirimin."

Kita kembali melanjutkan makanan kami sampai habis tak tersisa. Hujan pun semakin deras, dan disusul dengan kabut yang menyelimuti semua gunung dari arah selatan dan Gunung-gunung itu tak tampak lagi sedikit pun lagi.

"Adduh, kok jaringannya ngilang sih, Yun, jaringanmu gimana?"

"Sama kak, aku juga."

"Aish, gimana mau update story whatApps kalau kek gini."

"Nunggu hujan reda kali, mungkin saja jaringannya hilang akibat datang hujan kak."

"Betul juga katamu, mari kita coba, hehehe."

Tak lama hujan pun reda dan jaringan pun kembali stabil, aku langsung membuat story whatsApps dengan foto dan video yang aku ambil tadi, dengan caption "nikmat Tuhanmu yang mana lagi kau dustakan."

****

bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!