NovelToon NovelToon

PELANGI Di Mata PANGERAN

Episode 1

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

''Eh tau nggak?" ucap Nadin.

''Tau apaan sih,emang nya ada apa?" tanya ku.

"Barusan pas aku ke ruang guru,aku tidak sengaja melihat cowok ganteng banget.Sepertinya dia anak baru deh,soalnya dia belum pakai seragam sekolah kita.'' jelas Nadin.

''Ah kamu sok tahu Din,mungkin itu tamu dari sekolah lain kali." timpal surya.

"Enggak aku benar yakin dengan apa yang aku lihat barusan.Dia emang anak baru,"

"Terserah kamu deh,mau dia anak baru atau apapun itu." ucap Rio.

Kami pun langsung kembali mengerjakan tugas kami dan tidak meneruskan obrolan kami yang aku pikir tidak penting.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Nama ku Pelangi Nadira Putri,teman- teman ku biasa memanggilku Dira.Aku merupakan anak tunggal di keluarga ku.Ibu ku bernama Kadek Ayu Putri,berasal dari Bali.Sedangkan ayah ku,bernama Siswanto asli Jakarta.Namun,ayah ku sudah lama meninggalkan aku dan ibu saat aku masih duduk di sekolah dasar.Mungkin sekitar 7 tahun yang lalu,beliau meninggal karena kecelakaan lalu lintas sepulang dari tempat kerja.

Ibu ku sendiri,sekarang memilih untuk kembali ke Bali dan meneruskan usaha dari keluarga ibu ku.Sedangkan aku masih bertahan sendirian di Jakarta dengan di temani oleh pembantu ku yang bernama bu Ningsih.

Beliau sudah bekerja dengan keluarga ku sudah hampir 27 tahun lamanya,dulunya beliau bekerja untuk keluarga dari almarhum nenek dan kakek aku dari pihak ayah.

Kami berdua tinggal di Apartemen yang di beli oleh ayah dulu.Sedangkan rumah kami,sudah terjual setengah tahun yang lalu.Karena memang rumah itu cukup besar untuk kami tinggali berdua saja.

Aku baru berkunjung menemui ibu ku saat musim liburan tiba saja,bukan karena apa-apa,ibulah yang melarang ku untuk sering mengunjungi nya di sana.Katanya takut aku kecapean dan nantinya aku jatuh sakit,mengingat aku punya riwayat sakit mudah lemah dan sesak napas.

Jadinya aku banyak menghabiskan waktu ku di Jakarta saja.Paling kalau pun libur,aku di temani oleh teman- teman ku.

Yang pertama ada Nadin,kami berteman sudah sejak dari SMP.Ada juga Rio,dia juga sama merupakan teman ku sejak kami SMP juga.

Ada pun Surya,kami baru dekat semenjak aku masuk SMA sampai sekarang kelas X1.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sebenarnya di sekolah ku yang sekarang,aku di kenal dengan pribadi yang introvert dan kutu buku.Karen memang aku juga menyadari itu.Bukan karena apa-apa,aku hanya malas saja untuk terlalu membuka diri ku untuk orang baru dan sampai sekarang pun aku sendiri tidak tahu apa alasan pasti aku bisa seperti itu.

Aku menjadi seperti itu,semenjak ayah ku meninggal 7 tahun yang lalu.Saat beliau kecelakan,aku sangat terluka dan hancur.Aku kira teman-teman di sekolah ku dulu dan orang-orang yang ada di sekitar ku akan bersimpati dan peduli pada ku saat itu.Tapi nyata nya tidak,mereka malah cuek dan tidak mengucapkan apa-apa pada ku saat itu.

Mungkin bisa jadi saat itu,usia kami yang masih muda dan belum mengerti apa-apa.Tapi bahkan teman dekat ku pun tidak menemani aku saat kondisi ku terpuruk.Sampai-sampai ibu ku sengaja memindahkan aku ke sekolah yang baru.Karena beliau mendapat berita tentang perubahan sikap ku saat itu.

Dan sampai sekarang pun,aku masih seperti itu.Hanya pada Rio,Surya dan Nadin lah aku mau dekat dengan mereka.Sedangkan dengan yang lainnya aku memilih untuk hanya kenal atau tau saja.

Aku sendiri bukan tidak tahu,orang-orang di sekitar ku membicarakan aku yang seperti ini.Hanya saja aku memilih untuk menutup telinga ku untuk tidak menggubris omongan jelek di belakang ku.

Aku sudah sangat bersyukur dengan kehadiran ketiga teman ku ini.Mereka lah yang selama ini,bisa menerima sikap aku yang aneh ini.

Meski terkadang aku merasa kasihan sama mereka,karena harus menghadapi teman seperti aku.Belum lagi omongan yang sering mereka terima karena mau berteman dengan ku.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ...

"Dira,yuk kita ke kantin.Katanya hari ini ada menu baru di sana,'' ajak Nadin.

"Enggak ah,aku sudah bawa bekal dari rumah.Kamu saja sama Surya dan Rio,lagi pula aku mau ke perpustakaan untuk mengembalikan buku yang aku pinjam senin kemarin." jelas ku.

"Oh ya sudah kalau begitu,nanti aku bungkusin deh buat kamu.Tapi kalau makanan nya enak yah,kalau enggak nantinya malah kamu buang lagi." ucap Nadin.

"Ya udah sana,nanti kamu nggak kebagian lagi.''

" Ya sudah,aku duluan yah......" dia pun berlalu meninggalkan aku sendirian.

Karena memang Rio dan Surya tadi sudah lebih dulu keluar dengan yang lainnya.Aku pun meraih buku yang aku pinjam sebin kemarin untuk di kembalikan ke perpustakaan sambil mengambil kotak bekal yang di buatkan bi Ningsih untuk ku tadi pagi.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sesampai nya di perpustakaan setelah aku mengembalikan buku nya,seperti biasa aku duduk di pojokan yang jadi tempat favorit ku di sini.

"Ya ampun Dira,kamu tuh udah kelihatan kayak hantu penghuni perpustakaan saja sekarang.Bukannya istirahat di kantin,malah sudah nongkrong di sini." ucap Yosef yang merupakan teman seangkatan ku.

Dia memang terkenal dengan kepintarannya di sekolah ku.Hampir 1 setengah tahun lama nya,kami berdua seringkali bersaing untuk mendapatkan peringakt juara umum di setiap semesternya.

Makanya aku sudah tidak heran lagi,dengan sikap dia pada ku hari ini.

"Sudahlah,aku malas untuk berdebat dengan kamu.Pergi sana,kamu malah buat mood ku rusak." balas ku.

"Lagian siapa juga yang mau lama- lama dekat sama kamu,nanti yang ada aku malah ketularan introvert lagi." ucapnya sambil tersenyum.

Tanpa menggubris perkataannya yang bisa di bilang sudah keterlaluan dan sudah menyinggung sikap ku. Aku memilih untu diam saja dan membuka kotak bekal ku saja.

''Ya ampun,gimana kamu mau punya tenaga kalau makannya sama yang gituan." ucapnya setelah melihat menu makan siang ku.

Hari ini aku memang minta di buatkan salad sayuran oleh bi Ningsih dan roti gandum saja.

"Sudah lah Yosef,kamu tidak ada hak untuk mengomentari apa yang aku makan sekarang."

Dia pun tertawa dengan terbahak-bahak,mungkin karena melihat raut wajah ku yang sudah memerah karena menahan amarah.

"Yosef......"

"Apa yang sedang kamu lakukan di sana, berhenti untuk membuat keributan dan menggangu siswa yang lain yang sedang belajar.Kalau tidak kamu keluar saja," ucap bu Ida penjaga perpustakaan.

"Tapi bu,ini si Dira bukan lagi belajar pun.Dia malah lagi......"

"Ibu bilang keluar,kalau kamu ke sini hanya untuk membuat keributan saja." timpal bu Ida.

Episode 2

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Terlihat raut wajah Yosef yang tampak kesal,dia pun kemudian langsung keluar dari perpustakaan.

"Ya sudah,Dira lanjutin aja makan siangnya." ucap bu Ida.

Beliau pun kembali menuju ke meja tempat dia bekerja,begitu pun dengan aku yang melanjutkan kembali makan siang ku yang sempat tertunda karena ulah Yosef tadi.

Karena memang,sudah dari dulu bu Ida sudah mengetahui kebiasaan aku,yang biasa makan siang di perpustakaan sebelum belajar.

Beliau hanya meminta aku untuk membersihkan kembali mejanya dan membuang sampah ke tempatnya.

Tidak lama setelah itu,sekitar 15 menitan Nadin pun datang menghampiri aku dengan membawa kantong plastik yang ukurannya cukup besar.

"Loh kok kamu udah kesini aja,emang nya kamu udah makan siang nya?" tanya ku.

"Udah dong,tadi aku sempat makan siomay sama Rio dan Surya juga." balas nya.

"Oh iya,kamu ingatkan tadi aku sempat cerita kalau hari ini di kantin ada toko yang baru saja buka gitu."

"Iya....."

"Nah ternyata,toko itu menjual roti dan beberapa menu sarapan seperti sandwich dan yang lainnya.Ada juga beberapa menu minuman dan boba juga." jelas Nadin.

"Tadinya aku berniat untuk membeli minuman boba nya jug.Hanya saja mungkin karena hari ini tokonya baru buka,jadinya hampir semua siswa tuh kumpul di sana semua." lanjutnya.

"Tapi untungnya,aku berhasil mendapatkan beberapa roti nya.Sok kamu ambil aja,kebetulan aku beli banyak varian rasa."

"Buat apa kamu beli banyak-banyak,sayang tahu.Kan bisa kamu beli nanti lagi," balas ku.

"Enggak lah,kan aku mau tahu juga rasanya seperti apa.Supaya aku tahu mana varian yang terenak,nantinya akan aku jadikan roti favorit aku." jelas nya.

"Ya udah,nanti aku ambil....."

"Tapi sebelum itu,biarkan aku melanjutkan kembali untuk baca buku ini.Oke...." lanjut ku.

"Ya udah sok....."

Aku pun langsung kembali membaca buku nya,sedangkan Nadin dia malah nonton drama korea di HP nya.

...\ \ \ \ \ ...

Setelah jam istirahatnya sudah berakhir,kami berdua langsung beranjak dari tempat duduk ku begitu pun dengan Nadin yang mengikuti aku dari belakang.

Namun sebelum itu,aku juga menyempatkan untuk meminjam kembali buku hari ini.

Kami sengaja berjalan melewati lapangan basket,supaya agak lebih cepat juga.

"Kamu nggak bosen apa,perasaan hampir tiap hari kamu pinjam buku dari perpustakaan." ucap Nadin.

"Ya kan kamu tahu,hobi aku emang ini.Baca buku,emang nya kamu....."

"Aku? Emang nya aku kenapa?" tanya nya.

"Ya kan hobi kamu nonton drama korea," balas ku.

"Ih kamu bisa aja,tapi benar juga sih." ucap nya sambil tersenyum.

Dari kejauhan aku melihat dua orang yang sepertinya tengah kebingungan.Terlihat sepasang suami istri yang tengah berdiri sambil melihat sekeliling.

"Eh Din,coba kamu lihat mereka....." tunjuk ku.

"Iya,emangnya kenapa?" tanya nya.

"Sepertinya mereka sedang kebingungan gitu deh,coba kamu tanya." balas ku.

"Lah kok aku,kamu aja ah...."

"Ya udah,kita bareng aja samperin nya." aku pun langsung menarik tangan Nadin.

Karena memang,jalan yang melewati lapangan basket itu sangat jarang ada siswa yang lewat.Biasanya kebanyakan siswa suk lebih memilih lewat jalan yang biasa di gunakan.Mengingat jalan yang melewati lapangan basket itu,emang cukup panas juga.

"Permisi....." ucap ku.

Mereka berdua pun langsung menyambut kami dengan senyuman.

"Ya ampun,akhirnya ada yang lewat juga ayah."

"Oh iya,perkenalkan nama ibu Ajeng." ucapnya sambil mengulurkan tangannya.

"Dan ini suami saya namanya bapak Riki," lanjut beliau sambil memegang tangan bapaknya.

"Saya Pelangi Nadira,panggil saja Dira bu." ucap ku membalas uluran tangan beliau.

"Kalau saya Nadin," sambung Nadin.

"Nama kalian cantik,seperti orang nya." balas beliau sambil tersenyum.

"Kalau boleh tahu,ada yang bisa saya bantu? Saya perhatikan dari kejauhan tadi,sepertinya ibu dan bapak sedang kebingungan." jelas ku.

"Ah ini,kebetulan ini pertama kalinya ibu ke sekolah ini.Jadinya ibu kebingungan,ibu sedang mencari kantor guru atau ruang guru kalau tidak salah.'' jelas beliau.

"Ah ruang guru,"

"Ibu sekarang tinggal lurus saja dari sini,setelah itu nanti ibu belok kanan nanti tepat di lorong yang paling ujung di sana tempat ruang gurunya berada." jelas ku.

"Ya ampun,makasih ya nak.Kalian baik banget,"

"Iya sama-sama bu,"

"Ya sudah kalau begitu kami permisi duluan ya bu...." lanjut ku.

"Iya,sekali lagi makasih ya....." ucap beliau sambil melambaikan tangannya.

Aku dan Nadin pun langsung berlari menuju ke kelas kami yang berada di lantai dua.Sebentar lagi pelajaran ke tiga akan segera di mulai.Kami berdua harus sampai ke kelas sebelum gurunya sampai duluan,kalau enggak bisa saja nanti kami berdua jadi korban hukuman dan menjadi pajangan di depan kelas.

"Ya ampun,kalian berdua dari mana aja sih?" tanya Rio yang sudah menunggu kami berdua di ambang pintu.

"Nanti saja,"

"Itu gurunya udah mau sampai." lanjut ku langsung masuk melewati Rio.

Dan benar saja,baru saja kami duduk guru nya pun tidak lama kemudian sampai.

"Tuh kan,apa kata aku bilang....." bisik ku pada Rio.

Kami pun langsung menyiapkan buku mata pelajaran matematika nya.

"Hem,baru aja aku makan enak tadi istirahat.Eh masuk-masuk malah harus belajar berhitung lagi," ucap Surya yang duduk tepat di belakang Rio.

"Hush....."

"Nanti kalau bu gurunya dengar,kamu mau kena omel dia?" timpal Rio.

"Enggak lah," balas Surya.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Jam pelajaran terakhir pun selesai,ini tandanya pelajaran hari ini sudah berakhir.Dan sekarang waktunya untuk kami pulang,

Kebetulan hari ini aku dan Rio kebagian jadwal piket untuk membersihkan kelas bersama dengan kedua siswa yang lainnya.Sedangkan Surya dan Nadin mereka sudah pergi lebih dulu dan menunggu kami berdua di tangga.

"Tadi kamu ke mana?" tanya Rio.

"Maksudnya?" tanya ku balik.

"Ih Dira,kamu tuh ya......"

"Di tanya,malah balik nanya sama aku.Itu tadi pas masuk istirahat,kamu dan Nadin habis dari mana? Kalian kan tadi sempat mau terlambat masuk." jelas Rio.

"Ah itu....."

"Tadi saat di perjalanan menuju ke sini,kami kan lewat jalan yang di samping lapangan basket itu.Kami tidak sengaja melihat orang tua siswa yang kebingungan sedang mencari ruang guru,gitu." jelas ku.

"Lah kok aneh,kalau mereka orang tua murid di sini pastinya mereka sudah tahu lah letak ruang guru dimana." balas Rio.

"Katanya sih,mereka baru pertama kali ke sini."

"Tuh kan,apa kata aku bilang tadi pagi....." ucapnya sambil mengacungkan sapu yang dia pegang.

Episode 3

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

"Ya ampun Dira,masa kamu udah lupa aja sih."

"Tadi pagi kan aku pernah mengatakan sama ku,kalau aku tidak sengaja melihat anak baru di ruang guru."

"Kalau di sambungkan dengan cerita kamu ini,sepertinya mereka itu merupakan kedua orang tua anak baru yang aku lihat itu." lanjut Rio.

"Ish,sok tahu banget kamu......" balas ku.

Rio pun kembali menurunkan sapunya dan melanjutkan kembali untuk menyapu sampah di kelas.

"Bisa-bisa nya kamu bicara seperti itu,"

"Ya bisa aja kan,itu orang tua murid yang lainnya." lanjut ku.

"Hem........"

"Awas aja,kalau ucapan aku ini benar." timpal Rio kesal.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Setelah seisi kelas bersih dan kursi-kursi sudah di naikkan ke atas meja.Aku dan Rio pun langsung keluar dari kelas dan menutup pintunya.Kebetulan teman kami yang tadi piket bersama aku dan Rio sudah lebih dulu keluar untuk membuang sampah.

"Hei......"

"Maaf yah lama," ucap ku.

"Tidak apa-apa,lagi pula kan kamu juga suka nungguin kami juga kalau kami kebagian piket." balas Surya.

"Kan seharusnya seperti itu," timpal Rio.

"Ya udah yuk,sepertinya kita yang terakhir deh yang pulang hari ini." ajak Rio.

"Sok tahu kamu," timpal Surya.

"Lah emang......"

"Tuh,lihat ada siswa yang lain juga.Meraka lagi latihan basket sama tadi di kelas X1 IPS masih ada yang belajar." jelas Surya.

"Emang nih Rio,nggak tahu aku juga.Dari tadi dia tuh sok-sokan menebak-nebak kayak gitu." sambung ku.

"Mulai deh,"

"Jangan ngambek dong,mendingan kamu makan ini aja." ucap Nadin sambil mengulurkan kantong plastik yang dia bawa dari tadi.

"Apaan nih," ucap Rio langsung meraihnya.

"Ini roti yang tadi kamu beli itu?"

"Masih banyak banget,emangnya kamu nggak mau?" tanya nya.

"Tadi aku udah makan kok,ini hanya sisanya aja."

"Ini sisa? Yang benar saja Nadin,ini tuh banyak kali...." ucap Rio.

"Lihat deh,dia bilang ini sisa." lanjut Rio sambil menunjukkan isi plastiknya sama Surya.

Surya pun langsung terkekeh setelah melihatnya.

"Padahal ini tuh,udah sebagian aku ambil juga."

"Nih,aku bawa di dalam tas dan saku jaket aku." lanjut Surya.

"Ini beneran kamu udah gak mau?" tanya nya meyakinkan.

"Iya sok ambil aja,aku udah kenyang."

"Kamu Dir,mau nggak?" tanya nya.

"Nggak,aku juga sama tadi udah nyoba.Aku juga sama udah bawa juga di tas," balas ku.

Rio tampak kaget mendengar ucapan ku,mungkin dia tidak habis pikir bisa-bisanya Nadin membeli roti sebanyak itu.

"Kamu habisin uang berapa Din? Nggak mungkin kalau kamu habis sedikit," ucap Rio.

"Ya mungkin sekitar Rp.230.000 an,"

"Eh buset,itu bisa buat jatah jajan aku selama dua hari kedepan." timpal Surya.

"Tahu sendiri uang jajan dia berapa,tiga kali lipat dari milik kita.Kalau uang jajan kamu Rp.100.000 ya kalikan aja." jelas Rio.

"Nggak gitu juga kali,hanya saja aku punya uang lebih aja hari ini.Itu emang uang jatah pas liburan kemarin aja,yang masih ada sisa." sangkal Nadin.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Kami pun akhirnya berpisah di parkiran sekolah,karena memang aku sendiri yang berbeda arah sama mereka bertiga.Sebenarnya tadi Nadin sempat mengajak aku untuk main ke rumah dia lebih dulu.Karena kebetulan memang rumah dia lah yang paling dekat jaraknya dari sekolah.

Tapi hari ini,aku sudah ada janji sama bibi untuk menemani dia untuk belanja bulanan ke supermarket.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sesampainya di apartemen,aku langsung masuk ke kamar untuk segera berganti pakaian.Karena memang bibi sudah menunggu aku di lantai bawah bersama mang Diman supir keluarga ku.

Sebenarnya bunda memang meminta aku untuk berangkat sekolah di antar oleh mang Diman menggunakan mobil atau motor.Hanya saja,aku malas untuk melakukannya dan memilih untuk mengendarai motor sendirian.

Setelah mengganti seragam sekolah ku dengan menggunakan kaos dan rok,aku langsung turuk ke bawah untuk menyusul bi Ningsih.

"Maaf yah bi lama," ucap ku.

"Tidak kok,"

"Bibi udah mencatat semua barang yang akan kita beli kan?"

"Sudah,ini....." ucapnya sambil menunjukan buku catatan yang biasa dia gunakan untuk belanja.

Sebenarnya baik aku atau pun ibu,kami sudah menyerahkan semua tanggung jawab kebutuhan kami pada bi Ningsih,begitu pun dengan keuangan untuk membeli semua keperluan aku,bibi dan mang Diman.Hanya saja bi Ningsih lah,yang selalu meminta aku untuk belanja sama dia.Katanya supaya aku tahu,setiap kali dia belanja itu habis berapa dan tidak ada kecurigaan terhadap bibi.

Padahal mengingat beliau yang sudah bekerja di keluar kami untuk waktu yang cukup lama.Sebenarnya kami sudah tidak mempunyai lagi kekhawatiran atau pun kecurigaan terhadap bibi.

Namun,aku hanya berusaha untuk menghormati keinginan beliau itu.

"Bi,nanti sebelum belanja kita makan dulu yah....." ajak ku.

''Baik non,"

"Mang Diman juga ikut yah,pasti mamang belum makan siang kan?"

"Sudah non,kebetulan tadi mamang makan siang sama satpam yang ada di lobi."

"Ya sudah,nanti mamang beli kopi atau apa gitu.Kan tetap mamang harus ikut sama kami juga ke dalam,nanti siapa yang mau bantuin aku dan bibi bawa trolinya." jelas ku.

"Baik non......"

Mang Diman pun kemudian langsung tancap gas dan melajukan mobilnya menuju supermarket langganan kami.

...¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶...

Sepulang dari supermarket,seperti biasa tidak hanya kami bertiga yang harus membawa semua belanjaan kami ke lantai atas.Tapi kami juga melibatkan satpam yang biasanya jaga di parkiran untuk membantu kami.

Aku dan bibi memang sengaja membeli semua keperluan kami itu dalam jumlah yang cukup banyak.Hanya ada beberapa item saja yang biasa di beli perminggu saja,seperti telur,susu,roti,buah-buahan dan sayuran.

Aku memang tidak bisa makan sayuran yang terlalu lama di simpan di kulkas.Apalagi kualitasnya tidak akan sebagus saat di beli,karena kelamaan di simpan di dalam kulkas.

Tidak lupa setelah semua barangnya sudah masuk ke dalam apartemen,kami langsung berbagi tugas untuk menyimpan barangnya di tempat yang seharusnya.

Mang Diman sendiri kebagian untuk membereskan barang-barang untuk keperluan sehari-hari kami.Sedangkan bibi menata makanan dan minuman di atas meja sesuai jenisnya dan aku lah yang kebagian untuk memasukannya ke dalam kulkas.

"Kalau lihat,kulkas terisis penuh seperti ini tuh rasanya lega banget.Iya kan bi....." ucap ku.

"Iya non,"

"Oh iya,nanti malak mau bibi buatkan apa untuk makan malam?"

"Aku mau makan sama nasi goreng dengan bumbu yang biasa bibi buat itu,bisa kan bi?"

"Oh kalau itu bibi bisa dong....." balas nya sambil tersenyum.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!