NovelToon NovelToon

Pengantin Pengganti

Part 1

Siang itu terjadi keributan di dalam kantor tepat nya di ruang kerja Haikal, seperti biasa ada saja yang membuat nya kesal contoh nya siang ini.

Rena yang notaben nya sebagai pacar nya meminta mahar yang sangat fantastis kepada nya, namun bukan nya Haikal gak mau bagi nya semua juga butuh perhitungan.

"Bagaimana bisa seperti itu Ren, aku kan udah bilang kalo aku cuma bisa kasih mahar kamu 200 juta, kenapa jadi begini sih ujung nya," ucap Hikal kesal.

"Apa yang ada di kepala mu bukan kah sejak awal aku sudah bilang, aku ini bukan orang kaya, yang kaya orang tua ku bukan aku," lanjut nya.

Haikal Aryadinata adalah anak dari Hermawan Hadinata dan Irma windasari, pengusaha kaya asal kalimantan.

Umur nya yang baru 25 tahun dia ingin menikahi wanita nya yang selama 1 tahun menyandang sebagai pacarnya.

Rena wijaya gadis itu lah yang ingin di nikahi nya, meski orang tuanya sudah melarang dan tak merestuinya tapi Haikal tetap memaksa.

"Aku tidak tahu ini keinginan orang tuaku, kenapa kamu tidak minta saja sama mereka toh uang segitu gak ada apa-apa nya kamu kan anak kesayangan mereka," jawabnya

"Apa yang kamu bilang memang benar tapi aku tidak mau menyusahkan mereka, apa kamu lupa Mama sama Papa gak setuju dengan pernikahan kita," teriak nya membuat Rena meringis melihat Haikal yang tampak murka.

Mau bagaimana lagi dia sangat kesal sekali dengan Rena karna meminta satu unit Mobil mewah untuk mahar dan minta atas nama orang tua Rena.

"Kalo kamu tidak mau melakukan itu lebih baik kita gak usah nikah, aku gak mau nikah sama cowok pelit seperti kamu," jawab nya menaikan nada bicara nya.

"Apa kamu gila kita sudah menyebar undangan bahkan acara akan tinggal menghitung hari, dua hari lagi Ren apa kamu tidak memikirkan itu," ucap Haikal geram, ingin sekali dia menjambak wanita sialan itu.

"Aku tidak bisa berbuat apa apa sayang aku tidak mungkin melawan orang tuaku, kalo kamu gak mau nurutin yang ku mau buat apa kita menikah," ujar nya.

"Oke gue Haikal Aryadinata menerima semua keputusan loe untuk membatalkan pernikahan ini dan hari ini kita putus dan gak ada hubungan apa pun lagi," ujar nya.

Rena pun tercengang mendengar nya, dia tak menyangka Haikal akan melakukan hal itu, dia benar-benar menyesal telah menyetujui keinginan orang tua nya itu.

Rena pun meninggalkan kantor Haikal, dia nampak kesal dengan kekasih nya itu yang tak mau menuruti keinginan nya dan malah dengan senang hati melepaskan nya.

Setelah melihat Rena keluar Haikal menjambak rambut nya, dia tidak tahu harus berkata apa kepada orang tuanya.

"Anda tidak apa-apa bos?" tanya Dion asisten nya.

Bukan seperti bertanya namun itu terdengar seperti pedekan bagi nya.

"Keluar gue mau sendiri dulu pusing sekali kepala gue rasanya mau pecah," ujar nya membuat Dion terkekeh.

"Udah lah bos lagian kaya gak ada cewek lain aja sih gue kan udah bilang kalo wanita itu gak baik buat loe, loe nya aja yang ngeyel jangan karna loe patahati sama Shovia loe malah nerima gadis seperti Rena, dia itu tak sebaik yang loe kira selama ini," ujar nya.

"Gak usah ceramah loe mending keluar, keluar," teriak Haikal.

Dion pun langsung keluar dan menutup kembali pintu nya sambil mengusap dada.

"Sial si bos benaran marah, kira-kira bonus tahunan gue aman gak yah," guman nya.

Haikal nampak prustasi di masuk ke ruangan rahasia nya mengambil minuman di dalam lemari kaca, di sana banyak sekali minuman beralkohol salah satu nya Vodka, dan Wiski dia membeli nya saat pergi ke lir negri.

Haikal memang sudah terbiasa minum-minuman beralkohol sedari dulu, apalagi sejak di putuskan oleh cinta pertama nya satu tahun lalu yang memilih laki-laki yang telah di jodohkan dengan nya, Haikal sempat frustasi dengan berlari keminuman.

Setelah menenggak beberapa gelas kecil dia pun memutus kan untuk tidur sejenak sebelum pulang ke rumah.

Beberapa jam kemudian Haikal pun terbangun dan akhirnya pulang ke rumah dengan wajah kesal nya, dia benar- benar kacau sekali hari ini.

"Kak kamu baru pulang?" tanya Irma yang sedang menonton tv bersama Hermawan suaminya.

Haikal bekerja di kantor cabang milik Ayah nya, sedangkan perusahaan induk masih di pegang oleh ayah nya karna Haikal tak ingin berada dalam pegawasan ayah nya.

"Iya Ma, di jalan sedikit macet," alasannya. dia pun menghampiri orang tuanya dan mencium tangan mereka.

"Ya sudah kamu mandi sana, kita makan malam bersama," ujarnya dan Haikal pun mengangguk.

"Baiklah mah, pah aku kekamar dulu yah," ujarnya.

Setelah melihat orang tuanya mengangguk dia pun segera berjalan menaiki tangga menuju kamar nya yang ada di atas.

Haikal pun melempar jas nya ke atas tempat tidur, tak lupa dia juga melepas dasi nya yang dari tadi seakan mencekik nya.

"Sial gue harus gimana ngomong sama mereka, sedangkan persiapan udah sembilan puluh persen, mama sama papa berusaha bahagia kan gue dengan menerima pernikahan ini bahkan mereka menyewa gedung dan lain-lain buat gue agar pernikahan gue terlihat mewah, terus sekarang Rena malah merusak semua nya," gerutu nya kesal.

Mau tak mau dia pun harus mengatakan yang sesungguhnya pada mereka, dia harus meminta maaf pada mereka.

Haikal pun mandi untuk menyegarkan pikiran nya, sungguh dia sangat lelah sekali hari ini.

Setelah selesai mandi Haikal pun bergabung bersama orang tuanya di meja makan, kebetulan adiknya juga ada di rumah.

Haikal mempunyai adik laki-laki yang hanya berbeda dua tahun dengan nya, yang bernama Dava Arvano Hadinata, dia menetap di kalimantan bersama Nenek dan Kakek nya.

"Loh Dava kapan kamu datang?" tanya Haikal heran karna biasa kalo Dava mau pulang dia akan memberi kabar terlebih dulu.

"Tadi sore kak, kakak apa kabar?" tanya Dava memeluk kakak nya tersebut sambil tos.

"Kabar baik, ko gak ngasih tahu kalo mau kesini?" ujar nya.

"Kan aku udah bilang jauh -jauh hari kalo aku akan datang di acara bahagia kakak yang tinggal 2 hari lagi," ucapnya sambil tersenyum.

Uhukk.. uhukkk...

Haikal pun tiba-tiba tersedak mendengar ucapan adiknya itu.

"Kamu gak papa nak?" tanya Irma memberikan nya satu gelas air putih.

"Gak papa kok mah," jawab nya tersenyum.

Padahal dalam pikiran nya dia tak menentu harus bicara apa dengan orang tuanya.

Mereka memang kaya bahkan membelikan 2 mobil pun mereka masih sanggup, namun Haikal tidak mau menyusahkan orang tuanya dia ingin menikah dengan uang nya sendiri.

Namun orang tuanya tetap memaksa membiayai semua nya karna mereka tidak mau orang lain tahu kalo mereka tak merestui pernikahan itu.

"Gimana kerjaan kamu nak?" tanya ayah nya.

"Biasa aja pah," jawab nya.

"O yah apa kamu belum mau cuti sayang kamu juga kan perlu istirahat sebelum acara di mulai," ujar Irama menyarankan.

"Iya Ma mungkin besok aku akan mulai cuti," jawab nya dan mereka pun mengangguk.

"Dava kamu jangan lupa bawa pacar kamu di acara bahagia kakak," ucap Haikal menggoda adik nya itu.

"Tenang aja Kak nanti aku bawa sebanyak mungkin," canda nya.

Irma pun hanya menggelengkan kepala nya, ternyata Dava masih tetap sama walau pun tak tinggal di sana.

Dava memang pemain wanita namun dia tak pernah bisa mencintai wanita lain setelah patahati di tinggal menikah oleh orang yang dia cintai.

part 2

Haikal bingung harus bagaimana akhirnya dia memberanikan diri untuk menceritakan semua nya, jujur saja dia sangat merasa bersalah dengan kedua orang tua nya namun harus bagaimana lagi.

"Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian," ujar nya dengan gugup.

Kini mereka ada di ruang tv bersantai bersama sebelum tidur, Dava sudah kembali ke kamar nya di sana hanya ada Irma dan Hermawan.

"Mau bicara apa nak, seperti nya serius sekali?" tanya Irma heran melihat Haikal nampak sedih.

"Aku.. aku mau minta maaf sama kalian," ucap nya sendu.

"Hah... " Irma merasa aneh dengan Haikal yang tiba-tiba meminta maaf kepada nya dan juga suaminya.

"Kamu minta maaf untuk apa, bukannya kamu gak ada salah sama kami, sebenar nya ini ada apa Kal?" tanya Hermawan heran tak seperti biasa nya dia melihat Haikal seperti itu.

"Aku.. aku..," Haikal tak kuasa menahan tangis nya sungguh dia sangat sedih dan juga kecewa.

Irma pun merangkul anak nya dan menyandarkan kepala nya di pundak Mamanya.

"Sayang kamu kenapa sih kok jadi cengeng gini, bukannya senang mau menikah kamu malah kaya gini Mama sama Papa udah restuai pernikahan kalian sekarang apa lagi yang buat kamu sedih nak?" ucap Irma mengelus kepala anak nya itu.

"Rena membatalkan pernikahan kita Ma," jawab nya sendu.

"Apa...?" tanya Mereka barengan bahkan Irma sambil memegang dada nya karna kaget.

"Tapi kenapa, apa kalian ada masalah?" tanya Irma sedikit syok namun Haikal hanya menggelengkan kepala nya.

"Ya Tuhan bagaimana dengan para tamu undangan tak mungkin kan Mama membatalkan semua nya uang kita sudah 80 persen masuk sayang," ujar Irma namun dalam hatinya Irma merasa senang karna selama ini Irma tidak menyukai Rena.

Namun Irma juga tidak tega melihat anak terpuruk seperti itu, dia bingung harus bagaimana menenangkan anak nya itu.

Hermawan yang sejak tadi diam pun kini angkat bicara, dia tidak terima anak nya di permalukan separti ini.

"Sudahlah nasi sudah menjadi bubur ada atau tidak pengantin wanita nya pesta akan tetap di gelar, sebaiknya kamu jangan pernah lagi berhubungan lagi dengan keluarga itu, Papa sudah tahu dari awal mereka hanya ingin mengincar harta saja bukan karna tulus mencintaimu," ujarnya.

"Maafkan aku pah seharus nya aku mendengarkan kalian sejak awal," ucap nya sendu.

Hermawan sudah menentang sejak awal mereka pacaran namun karna Haikal yang kala itu masih sakit hati di tinggal oleh mantan kekasih nya dia malah melanjutkan hubungan nya.

"Sudahlah sayang sebaiknya kamu istirahat, biar kita pikirkan besok ya, jangan jadikan beban kami tidak marah padamu hanya sedikit kecewa saja dengan sikap Rena yang seperti itu, dan masalah pesta tidak apa-apa anggap saja kita syukuran," ujar nya mengelus pundak anak sulung nya.

"Makasih ya Mah, Pah, kalian udah ngertiin aku," ujar nya.

Dia pun memeluk erat ibu nya sungguh selama ini dia jarang sekali memeluk nya, karna terlalu sibuk bekerja.

***

Keesokan harinya mereka sudah berkumpul di ruang keluarga, Haikal nampak murung sekali pagi ini seperti nya dia tidak semangat.

"Pagi semua," ujar nya menggeser kursi yang akan di dudukinya, serta mengambil satu gelas air putih.

Irma pun tersenyum."Pagi juga sayang." ucap Irma tersenyum manis.

Di sana hanya ada Irma dan Dava sedangkan Papa nya belum keluar kamar.

"Oyah Dava kamu ambil baju batik di rumah Nenek ya di sana ada Kaila loh, bukannya kamu sudah lama tidak bertemu dengan nya?" ujar Irma kepada Dava anak bungsu nya itu.

"Iya mah," jawab Dava, dia memang sudah tahu kalo sepupu nya itu juga pulang untuk acara kakak nya bahkan kemarin mereka sempat bertemu.

"Oyah Kaila kapan datang Ma?" tanya Haikal dia juga merindukan sepupu barbar nya itu.

"Kemarin," ujar nya.

"Kamu mau ikut kesana Kal?" tanya Irma.

"Iya Ma, aku ingin bertemu Kaila aku juga kangen bayi lucu nya," ucap Haikal.

Mereka pun mengangguk setelah itu mereka pamit, Haikal mengikuti Dava dari belakang.

"Kakak yang bawa mobil ya aku males nyetir," ucap Dava menyerahkan kunci mobil itu ke tangan Haikal.

"Cckk.. di kira gue supir apa," gumannya, namun dia segera melajukan mobil nya menuju rumah Nenek nya.

Sesampai nya di sana mereka langsung masuk ke dalam rumah nenek nya yang ramai.

Ternyata benar Kaila sudah ada di sana duduk bersama tante Icha di sana juga ada bayi kecil yang duduk di pangkuan Icha.

Ya Kaila sudah menikah dan mempunyai seorang anak laki-laki yang tampan.

"Aduh calon pengantin ngapain pagi-pagi udah kesini?" goda Kaila melihat sepupu nya itu.

"Kalo ketemu tuh harus nya tanya kabar bukan ledekin kaya gitu," jawab nya sambil manyun.

Sedangkan Revan suami nya Kaila dia hanya tersenyum melihat Istri dan sepupunya yang selalu saja ribut dari dulu.

"Gimana kabarmu kak, sudah lama tidak bertemu?" tanya Kaila merentang kan tangan nya ingin di peluk, namun suami nya segera memeluk nya tak mau ada laki-laki yang memeluk nya walau pun sepupu nya sendiru.

"Ckkk.. dasar fosesiv," ucap Haikal mendudukan bokong nya di sofa.

Sedangkan yang lain hanya tertawa, Dava sendiri memilih kedapur menghampiri nenek nya.

"Kusut banget nih calon penganten," ujar Kaila.

"Kabar gue sangat buruk Kai," jawab nya lesu.

Kaila sangat peka sekali dengan orang-orang di sekeliling nya, jadi dia curiga ada yang tak beres dengan Haikal.

Kaila menarik Haikal menjauh dari orang tua nya, dia membawa Haikal ke taman belakang.

"Loh kailan mau kemana?" tanya Mama Icha.

"Bentar Ma aku kebelakang dulu," ujar nya.

Setelah sampai di taman belakang Kaila pun mulai bertanya kepada nya.

"Loe kenapa ada masalah?" tanya Kaila heran, tak biasa nya Haikal seperti itu.

"Gue ada masalah besar loe bisa bantu gue gak?" tanya Haikal.

Kaila nampak melongo mendengar ucapan itu, sebenar nya apa yang terjadi pikir nya.

"Cariin gue calon pengantin wanita nya buat akad nikah besok," ujar Haikal dengan wajah yang serius.

Kaila malah terbahak mendengar perkataan Haikal yang aneh menurut nya.

"Gue serius ih kok loe malah ketawa sih," ujar nya kesal menoyor kepala Kaila.

"Iss loe itu kebisaan ya, emang kemana cewek yang loe banggain itu gue jadi kesel dengar nya," ujar Kaila masih dengan sisa tawa nya.

"Dia batalin pernikahan kita Kai, dia gak mau nikah sama gue," jawab nya sendu.

"Hahha rasain emang enak loe," canda nya.

"Sialan emang loe, gue nyesel tahu cerita sama loe bukannya bntu malah ngeledekin," ujarnya.

"Loe beneran serius?" tanya Kaila mulai. serius.

"Ya beneran lah ngain juga gue bohong," ucap nya sendu dia memijat pelipis nya yang tiba-tiba pening.

"Terus nanti acara nya gimana?" tanya Kaila panik, apalagi acara nya akan di gelar besok.

"Gue juga gak tahu, gue bingung apa gue kabur aja yah gue gak tega liat Mama sama Papa kecewa," lirih nya.

"Sebaiknya loe tenangin diri dulu Kal, nanti kita cari jalan keluar nya," ujar Revan yang sedari tadi menyimak kini dia memberi saran.

"Gimana kalo kita ke acara nikahan nya Shovia dulu, nanti malam kita bahas lagi dan cari jalan keluar nya udah siang nih," ujar Kaila beranjak dari duduk nya.

"Jadi beneran Shovia mau nikah, gue kira cuma bohongan dari dulu kan kaya gitu bilang nya," ujar Haikal.

Dia juga menerima surat undangan nya namun entah dimana."Loe gak di undang?" tanya Kaila.

"Di undang tapi gue males kesana," jawab nya.

"Ya udah lah ya mendingan loe di rumah aja, ngapain juga loe hadir di acara mantan loe entar malah baper lagi," ucap Kaila meledek sambil terkekeh.

"Sialan emang loe, kalo Shovia gak di jodohin udah gue nikahin dia dari dulu," ucap Haikal kesal.

Haikal mengingat pertemuan terakhirnya satu tahun yang lalu Shovia memutuskan hubungan nya karna di jodoh kan mau tak mau Haikal pun menerima nya dan dia bertemu Rena dan menjalin hubungan.

Awal nya hanya pelampiasan tapi Haikal menjadi terbiasa dengan kehadiran Rena walau pun rasa cinta nya kepada Shovia masih sama tapi dia tidak mungkin kembali padanya.

part 3

Di tempat lain Kaila baru saja sampai di kediaman Shovia yang nampak sepi, gak tahu kenapa bukannya hari ini adalah pernikahan nya tapi kok beda.

"Sayang kamu yakin ini tempat nya?" tanya Revan melirik ke tempat acara.

Kenapa dia tak yakin kalo di sana ada acara pernikahan.

"Yakin Mas, Shovia kan bilang kalo akad nikah akan di adakan di rumah nya," ucap Kaila yang sama bingung.

Dia sudah menghubungi Shovia namun tak diangkat sama sekali.

"Ayo kita masuk dulu Mas kita tanya sama orang-orang yang ada di sana," tambahnya.

Mereka pun keluar dari mobil menghampiri bapak-bapak yang sedang berkumpul di sana.

Kaila pun bertanya kapad seorang paruh baya yang sedang duduk di depan rumah Shovia, orang itu berkata kalo pernikahan nya tidak jadi di gelar karna pengantin pria nya kabur.

"Sayang tunggu dong jangan cepet-cepet jalan nya," ujar Revan menarik tangan Kaila agar tidak terlalu cepat.

"Asalamualaikum," sapa Kaila langsung masuk ke dalam rumah yang pintunya terbuka lebar.

Dia melihat Papa nya Shovia sedang duduk dengan tatapan yang sedih,sepertinya dia sangat kecewa dengan nasib anak nya itu.

"Walaikumsalam," jawab laki-laki paruh baya menatap Kaila sendu.

Dia adalah Putra papa nya Shovia, selama ini Shovia hanya tinggal berdua di sana setelah ibu nya meninggal.

"Kaila kamu datang nak?" ujar Putra memeluk erat sahabat anak nya itu.

Revan nampak melotot melihat istrinya di peluk oleh pria tua itu,namun dia tidak bisa marah karna ini bukan waktu yang tepat.

Kaila sudah di anggap sebagai anak oleh Putra apalagi dulu mereka sangat dekat sebelum Kaila menikah dan pindah mengikuti suaminya.

Shovia adalah sahabat baik dari Kaila, dia hanya tinggal bersama Ayah nya karna Ibu nya sudah lama meninggal dunia

"Iya Om, bagaimana keadaan Shovia?" tanya Kaila melepas pelukan nya.

Dia sangat mengerti tatapan tajam dari suami nya itu seolah ingin menermam nya, dia lupa kalo suami nya itu sangat posesif.

"Dia megurung diri di kamar, sepertinya dia sangat terpukul mendengar berita kalo calon suami nya kabur, mau di taroh dimana muka nya di depan para teman-temannya apalagi sebentar lagi penghulu nya pasti datang," ucap Om Putra.

Kaila pun bingung harus bagaimana dia pun menelpon Haikal agar segera datang ke sana, awal nya Haikal menolak namun saat mendengar penjelasan Kaila dia segera datang ke sana.

Kaila menghampiri Shovia di dalam kamar dia mengelus pundak sahabat nya itu yang masih bergetar menahan tangis.

"Via loe gak papa?" tanya Kaila.

Shovia pun menoleh melihat siapa yang datang, saat melihat itu Kaila dia langsung memeluk nya erat.

"Kai... hik.. hikk.. " Shovia pun semakin menangis dia sangat rapuh sekali.

Kaila bisa merasakan kesedihan di dalam diri sahabat nya itu.

"Kamu tenang ya semua akan baik-baik saja," ujar nya mengusap air mata Via yang membanjiri pipi nya.

Sedangkan Shovia nampak menggelengkan kepala nya dia benar-benar sedih dan tak bisa berfikir jernih.

"Aku salah apa Kai sehingga mas Arsen malah memilih pergi di acara penting ini, aku udah ngecewain almarhum ibu," ujar nya terisak.

Kaila tahu kalo Shovia sangat menghargai keinginan mendiang ibu nya yang menjodohkan nya dengan pria yang tak di kenal nya.

"Sudahlah ini semua bukan salah kamu, kamu sudah menjadi anak yang baik dan Mama kamu juga pasti mengerti akan hal itu," ujar Kaila terus menenangkan.

Shovia pun sedikit tenang, dia akhirnya bisa bernafas lega karna bukan salah nya semua ini terjadi namun bagaimana dengan para tetangga pasti akan menghujam nya habis-habisan kasian Papa nya nanti bakal kena imbas nya.

.

Disisi lain Haikal nampak tergesa menarik tangan mama nya yang baru saja sampai di rumah nenek nya itu.

"Ma ayo antar aku ke rumah Shovia," ujar Haikal menarik tangan ibu nya.

Irma pun bingung ada apa dengan anak nya itu kenapa tiba-tiba ingin pergi ke rumah Shovia bukannya di berkata tidak akan datang di pernikahan mantannya itu.

"Untuk apa bukannya kamu gak mau hadir di acara bahagia nya, kenapa sekarang berubah pikiran?" tanya Irma heran.

Irma tidak berpikir macam-macam dia hanya berfikir mungkin Haikal ingin melihat Shovia bahagia tanpa dirinya.

"Cerita nya panjang mah, aku berangkat duluan nanti mama ajak papa ya aku harus cepat," ujar nya membuat Irma mengangguk setuju.

"Ya udah kamu hati-hati yah," ucap Irma heran melihat anak nya berlari tergesa-gesa.

Irma yang penasaran pun menelpon Kaila agar bisa mencari tahu apa yang terjadi, setelah Kaila menceritakan semua nya Irma pun mengajak suami nya menyusul Haikal.

Haikal pun segera melajukan mobil nya menuju kediaman Shovia, tak sampai 20 menit akhirnya dia sampai.

Haikal masih nampak ngos-ngosan dia berlari dari jalan menuju rumah Shovia.

Putra nampak melebarkan mata nya melihat Haikal datang kesana, nampak. datang ke sana.

Lantas Haikal pun mengutarakan maksud kedatangan nya dia ingin mengantikan pengantin pria yang tidak jadi datang.

Sedangkan Pak penghulu nampak bingung dengan keadaan ini, akhirnya dia pun bertanya.

"Maaf apa pernikahan nya bisa di mulai sekarang,karna saya masih ada urusan lain?" tanya pak penghulu yang tak tahu apa-apa.

Putra pun melirik ke arah Haikal dan Haikal pun mengangguk, untung saja dia membawa Cek untuk mahar Pernikahan nya dengan Rena jadi itu yang akan di jadikan mahar nya.

"Ya sudah kalo begitu saya mulai yah," ujar nya.

Sedangkan Kaila masuk ke lagi kedalam kamar menenangkan Shovia dia berusaha memberi tahu rencana nya kalo Haikal yang akan menggantikan menjadi pengantin pria nya.

"Kamu tenang aja semua akan baik-baik saja, Kak Haikal yang akan menjadi suami kamu menggantikan Arsen yang pergi ninggalin kamu," ujar nya.

Kaila sangat mengenal pria itu, dia sangat sombong dan arogan juga keras kepala, Kaila bersyukur sahabatnya tidak jadi menikah dengan pria itu.

"Tapi Kai bagai mana dengan calon nya kak Haikal bukannya mereka juga akan menikah besok?" tanya Shovia di sela isakan nya.

Shovia sangat bersalah kalo sampai Haikal membatalkan pernikahan nya dengan Rena karna memilih menikah dengan nya.

"Sudah lah nanti biar Haikal yang akan menceritakan semua nya padamu, kamu tenang ya aku bantu rapihin make up nya," ujar kaila meraih tas nya memoles wajah ayu Shovia dengan make up yang selalu ada di dalam tas nya.

Ijab kabul pun terdengar, akhirnya Shovia sah menjadi istri dari Haikal.

"Kai aku gak mimpi kan?" tanya Shovia haru dia benar-benar tidak bisa berkata apa-apa lagi.

"Enggak, ini emang beneran kamu nikah sama Kak Haikal selamat ya," ujar nya.

Kaila pun membawa Shovia keluar dari kamar menghampiri mereka.

Untung saja Haikal siap sedia membawa berkas yang dibutuh kan untuk membuat surat kawin, awal nya pak penghulu bingung saat nama dan poto yang terdaftar di sana beda jadi Pak penghulu akan merubah ulah ke cacatan sipil.

Mungkin dua atau tiga hari kedepan surat kawin bisa di ambil di catatan sipil.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!