NovelToon NovelToon

Cinta Aliya

Bab 1

Aliya, dia gadis cantik nan periang datang ke ibu kota mencari kehidupan baru. Kemudian Aliya turun dari dalam bus, kedua mata itu pun langsung berbinar-binar merasa bahagia ternyata kota Jakarta begitu sangat indah seperti yang selama ini ia bayangkan. Dan yang membuat Aliya tak henti-hentinya tersenyum senang, akhirnya keinginan dirinya melihat gedung-gedung tingga disana tercapai juga.

"Wah, cantik sekali".

Setelah itu Aliya melangkah kedua kakinya. Pertama-tama ia harus mencari tempat tinggal terlebih dahulu, namun ia tidak melihat sebuah rumah kontrakan disana, yang ia lihat hanyalah sebuah toko-toko besar setiap pinggir jalan.

Aliya mulai merasa lelah, tenggorokan terasa kering, begitu juga dengan terik panas matahari yang membuat Aliya sangat kehausan. Lalu Aliya mengeluarkan dompet kecilnya dari dalam tas, ia melihat uangnya tersisa 450 ribu lagi.

"Uang ku masih tersisa banyak, aku masih bisa membeli minuman segar. Tapi kalau bisa aku membeli botol minum saja" gumam Aliya mencari pedagang kaki lima disekitar pinggir jalan, namun sayangnya Aliya tak kunjung menemukan si pedagang tersebut dan itu membuat Aliya semakin merasa lelah.

"Sebaiknya aku istirahat sebentar, siapa tau rasa lelah ku berkurang" Aliya pun mendudukkan diri disalah satu kursi restoran yang berada di pinggir jalan. Tanpa Aliya sadari hal itu, si pelayan restoran pun datang menghampiri dirinya.

"Selamat datang di restoran kami. Silahkan menunya di pilih" si pelayan tersebut tersenyum ramah dan itu membuat hati Aliya senang.

"Astaga! Maaf aku tidak tau kalau ini sebuah restoran hehehehe.." Aliya lalu menerima daftar menu. Ia pun segera membukanya seperti yang pernah ia tonton di televisi. Namun saat itu juga Aliya membulatkan kedua matanya menutup kembali daftar menu tersebut. "Ya Tuhan, rasanya aku sedang bermimpi".

"Ada apa mbak?" tanya si pelayan.

"Akh, begini.. Sebelumnya aku minta maaf kakak. Aku tidak memiliki uang sebanyak harga satu makanan disini. Tapi bisakah aku meminta tolong kakak? Tolong berikan aku satu gelas air putih saja, aku sang..at haus sekali" ucap Aliya melihat si pelayan itu langsung pergi meninggalkan dirinya disana.

Setelah itu, Aliya melihat security berjalan kearahnya. "Selamat siang mbak. Maaf yah, ini bukan kursi untuk istirahat mbak disini, ini khusus tamu restoran kami".

"Akh iya pak. Maafkan saya".

Aliya pun segera pergi meninggalkan tempat tersebut membawa tas barang bawaannya. Namun pas hanya beberapa langkah saja, Aliya melihat seorang wanita cantik keluar dari dalam mobil mewah berpenampilan elegan bak seorang istri sultan.

"Ya Tuhan, kenapa wanita itu sangat cantik sekali?" ucap Aliya dalam hati tanpa ia sadari kalau ia sedang menghalangi jalan si wanita tersebut.

Lalu wanita itu menatap Aliya heran, "Kamu siapa?" tanyanya.

"Hhhmm?".

"Kamu siapa?".

Mendengar wanita itu bertanya, dengan senang hati Aliya langsung mengulurkan tangan kanannya tepat di hadapan si wanita tersebut.

"Aliya, nama ku Aliya Tante".

"Haaahh?" wanita itu mengernyitkan dahi merasa jijik melihat tangan Aliya yang masih menggantung di hadapannya. "Ini apa-apaan?".

"Hhmmm? Maksud Tante?".

"Ya Tuhan... Kamu" wanita itu lalu memanggil si supir. "Segera singkirkan wanita ini sekarang juga dari hadapan saya".

"Baik nyonya" ia pun mendorong tubuh Aliya menyingkir dari hadapan nyonyanya itu. Setelah itu, ia mempersilahkan lewat. Lalu menatap Aliya dengan wajah kesal, "Bagaimana mungkin wanita muda seperti kamu berani menghalangi jalan majikan saya? Kamu mau cari mati?".

Aliya bingung, "Kenapa bapak jadi marah kepada ku? Bukankah wanita cantik itu sendiri yang berkata kepada ku kamu siapa?".

Mendengar jawaban Aliya, si supir tersebut malah dibuat semakin kesal. "Sudah, sebaiknya kamu pergi saja".

Tetapi Aliya bukannya pergi, ia masih tetap berdiri disana melihat kearah dalam restoran mencoba mencari tahu keberadaan si wanita itu.

"Yah, kenapa kamu masih berdiri disitu?".

Tersenyum, "Tidak apa-apa pak. Oh iya pak, boleh tidak aku bertanya...

"Tidak ada bertanya-tanya, cepat pergi sekarang juga dari sini sebelum saya melaporkan kamu ke polisi telah melakukan penguntitan kepada majikan saya".

Aliya pun langsung takut, ia segera pergi berlari meninggalkan tempat itu membuat si supir merasa aneh kepadanya.

"Astaga, modus-modus maling sekarang semakin menjadi-jadi".

Hingga kini Aliya merasa lelah, ia melihat kebelakang dengan nafas tersengal-sengal sambil berkata. "Syukurlah, aku pikir dia akan mengejar ku sampai kemari. Tapi, bagaimana bisa dia tau kalau aku.. Tunggu, aku kan bukan mau maling tadinya. Hey, si bapak itu kok bisa tau yah kalau aku pernah maling?".

Aliya memang terbilang anak yang kurang kasih sayang. Sejak bayi, ia sudah tinggal di panti asuhan, bahkan Aliya tidak tau siapa orang tuanya. Dan seiring berjalanya ya waktu, Aliya mulai tumbuh dewasa menjadi wanita yang cantik. Namun teman-teman satu pasti asuhan Aliya, banyak diantara mereka kurang menyukainya dikarenakan Aliya sering mencuri uang-uang mereka. Bahkan Aliya sering kabur dari pantai asuhan tanpa bilang-bilang hanya untuk merampok di pasar tradisional.

Hingga suatu hari kejadian yang tidak ingin Aliya inginkan terjadi kepadanya. Ia pun ketahuan mencuri di pasar sehingga ia harus di bawa ke kantor polisi. Mendengar kejadian itu, pemilik dari panti asuhan langsung membuang Aliya saat itu juga setelah Aliya di bebaskan.

"Akh, aku lelah sekali" gumam Aliya. Kemudian ia menatap keatas langit, "Aku yakin Tuhan pasti sangat membenci ku. Tapi kalau aku boleh meminta, tolong turunkan hujan Tuhan sekarang ini juga. Aku sangat kehausan sekali" pinta Aliya dalam doa.

Tetapi doa Aliya belum juga terkabul setelah beberapa jam lamanya ia menunggu.

"Hahahaha.. Aku terlalu berharap sekali. Bagaimana mungkin Tuhan mengabulkan permintaan ku sedangkan aku saja sudah banyak melakukan dosa" lalu Aliya melihat sebuah toko kecil di seberang pinggir jalan, ia pun tersenyum senang akhirnya ia menemukan tempat tersebut.

"Akhirnya ketemu juga" Aliya melihat samping kiri kanannya, mobil terlihat begitu sangat ramai. Ia bingung bagaimana caranya ia bisa sampai ke sebrang sana. Hingga beberapa saat kemudian, Aliya mencoba memberanikan diri menyebrangi jalan tersebut.

DDDRREETTTT... BBBRRRAAKKK...

"Aaakkhhh".

"Ada apa?".

"Ke-kecelakaan tuan" jawab si supir melihat Aliya tergeletak diatas jalan dengan tubuh terlentang. "Tuan maafkan saya. Saya benar-benar tidak tau kalau wanita itu tiba-tiba menyebrang".

Lalu si tuan muda itu keluar dari dalam mobil, dan semua orang sudah berkerumun melihat kondisi Aliya. "Apakah dia orang yang baru saja menabraknya?" tanya salah satu orang itu melihat si tuan muda.

"Iya, sepertinya dia orang yang baru saja menabraknya".

"Tapi kenapa dia hanya berdiri disitu saja tidak membawa dia kerumah sakit?".

"Tidak tau, sepertinya dia orang kaya".

Bab 2

Si tuan muda lalu berjongkok disamping tubuh Aliya, ia menatap wajah Aliya dengan wajah datar tanpa ekspresi, bahkan menyentuh tubuh Aliya saja ia enggan.

Kemudian si supir memberitahu kepadanya kalau ambulans sedang menuju kesana. Si tuan muda pun langsung bangkit berdiri masuk kembali ke dalam mobil, setelah itu mereka pergi. Tidak menunggu beberapa lama lagi, ambulans tiba disana.

"Tuan, tolong maafkan saya. Saya benar-benar tidak tau..

"Lupakan" ucap si tuan muda memotong perkataannya.

Sedangkan Aliya yang kini sudah tiba dirumah sakit, ia langsung menerima pertolongan pertama, bahkan Aliya mendapatkan beberapa jahitan kecil di bagian kepala. Setelah itu ia dipindahkan kedalam ruang rawatan, tidak menunggu beberapa lama lagi, Aliya pun siuman.

"Aaakkhhh.. Badan ku terasa sakit sekali" Aliya lalu melihat tangan kanannya. "Apa ini? Kenapa tangan ku... Astaga, aku dimana? Kenapa aku" Aliya kemudian menurunkan kedua kakinya dari atas tempat tidur. "Jangan bilang aku ada dirumah sakit".

Ceklek!

"Kamu siapa?" tanya Aliya langsung kepada sang suster yang baru saja membuka pintu ruangan tersebut. "Aku ada dimana?".

"Dirumah sakit" jawabnya.

"Apa? Rumah sakit? Ta-tapi kenapa aku bisa berada dirumah sakit? Apa yang terjadi kepada ku?".

"Mbaknya mengalami kecelakaan sehingga mbaknya dibawa kemari".

Aliya pun mencoba mengingat kejadian tersebut, dan saat itu juga Aliya langsung mengingatnya kalau ia baru saja ditabrak.

"Iya aku baru ingat suster. Terus bagaimana dengan biaya pengobatan ku sus? Apakah aku akan membayarnya? Bagaimana ini? Aku hanya memiliki uang tersisa 450 ribu lagi suster".

"Biaya pengobatannya sudah di bayar. Karna mbaknya sudah siuman, sebaiknya mbaknya keluar sekarang juga".

"Akh iya, aku akan keluar suster" jawab Aliya mencari barang bawaannya. "Lalu bagaimana dengan ini suster".

"Mari, saya akan melepaskan alat itu".

Begitu sang suster melepaskan alat infus tersebut dari tangan Aliya, dengan senang hati Aliya pergi meninggalkan rumah sakit meskipun tidak dengan kondisi baik-baik saja.

Dan sekarang Aliya berada di halte bus, ia melihat pejalan kaki itu berlalu lalang dari hadapannya. Namun saat Aliya sedang asik melihat mereka, tiba-tiba seorang wanita duduk di sebelahnya dengan kondisi tas terbuka. Dan itu membuat kedua mata Aliya tertuju kesana.

"Tidak, aku tidak boleh melakukannya lagi. Aku sudah berjanji kepada diriku sendiri kalau aku tidak akan mencuri lagi" ucap Aliya dalam hati mengalihkan pandangan matanya dari sana. Tetapi pada saat itu juga seorang pria tiba-tiba duduk di sebelas si wanita pemilik tas, melihat itu Aliya pun langsung tau kalau tujuan pria itu ingin mencuri. Dan benar sekali, Aliya melihat tangan si pria tersebut telah berada di dalam tas si wanita. Tidak ingin si wanita itu kehilangan, Aliya segera memberitahunya, tetapi sesuatu yang tidak di inginkan, si pria itu malah memutar balikan fakta menuduh Aliya telah mencuri dompet si wanita.

"Maling-maling maling" ucapnya si pria itu melemparkan dompet.

Kedua mata Aliya pun tertuju kepada dompet yang berada di atas pangkuannya. Tidak lama kemudian, orang-orang itu melihat kepadanya dan berkata kalau ia sudah mencuri dan langsung digebuki oleh mereka sampai Aliya benar-benar tidak berdaya lagi.

"Sakit, tolong lepaskan aku" ucap Aliya.

Tetapi mereka masih tetap memukulinya.

Hingga beberapa menit lamanya mereka berhenti. Luka di kepala Aliya yang belum sembuh, kini luka itu mengeluarkan darah, namun tidak membuat mereka merasa kasihan, mereka malah senang. Setelah itu mereka pergi.

Aliya lalu menyentuh wajahnya, rasa sakit yang masih ia rasakan tadi sekarang bertambah sakit melihat darah itu mengalir begitu saja dari wajahnya.

"Sakit sekali! Kenapa mereka tidak bisa membedakan mana pencuri mana yang tidak pencuri" gumam Aliya.

Setelah itu Aliya menyambar tasnya, ia membuka tas tersebut tidak menemukan dompetnya berada disana lagi.

"Haahh? Dompet ku dimana? Kenapa dompet ku tidak berada disini?".

Aliya khawatir, kalau sampai dompetnya benar-benar hilang, dia tidak akan tau bagaimana nanti nasib kehidupannya. Dan sayang sekali, dompet itu benar-benar hilang dari dalam tas itu. Bahkan Aliya menumpahkan semua isi dalam tasnya.

"Hiks.. hiks.. Dompet ku hiks.. hiks.. Aarrkkhhh.. Apa yang harus aku lakukan hiks.. hiks..".

Lalu seorang pejalan kaki melihat Aliya, "Kamu baik-baik saja" tanyanya di jawab gelengan kepala oleh Aliya

"Tidak, aku tidak baik-baik saja pak hiks.. hiks.. Dompet ku hilang, aku tidak tau siapa yang mengambilnya hiks.. hiks..".

Namun bukannya menolong Aliya, pria paruh baya itu malah pergi begitu saja dari hadapannya. Dan itu membuat Aliya semakin bertambah sedih.

"Apa yang harus aku lakukan? Matahari sebentar lagi akan terbenam. Kemana aku harus pergi?" Aliya melap wajahnya, darah itu masih belum berhenti. Kemudian Aliya mengunakan pakaian yang dari dalam tas untuk menghentikan darahnya. Setelah menunggu beberapa waktu, sedikit demi sedikit akhirnya darah itu berhenti. Tetapi Aliya malah merasa pusing, tubuhnya terasa sangat lemas dan juga penglihatannya Berkunang-kunang.

"Aku merasa pusing, adakah orang berniat membantu ku? Tolong.. Tolong aku.. Siapapun orangnya tolong aku".

Hingga seorang wanita lewat dari hadapannya bersama beberapa pria bertubuh besar. "Bawa dia" ucap wanita itu langsung.

_

Pagi harinya Aliya membuka mata, ia melihat dirinya berada disebuah kamar yang cukup bagus. Lalu wanita yang telah menyelamatkan nyawanya itu memasuki kamar tersebut membuat Aliya segera mengangkat tubuhnya.

"Kamu siapa?" tanya Aliya takut.

"Orang yang sudah menyelamatkan nyawa mu".

"Be-benarkah?".

"Mmmm" si wanita itu mendudukkan diri diatas ranjang yang Aliya pakaian. "Apa kamu sudah merasa baikan? Semalam mereka sudah mengobati luka mu".

"Iya, aku sudah merasa baikan. Terima kasih banyak".

"Sama-sama. Tapi tidak ada yang gratis di dunia ini".

Deng!

Aliya terkejut, "Ma-maksudnya?".

"Benar tidak ada yang gratis. Sebagai gantinya, kamu harus mengikuti semua perintah ku. Bagaimana? Kamu bersedia?".

"Perintah? Maksudnya perintah seperti apa?" tanya Aliya sangat polos.

"Hahahaha" wanita itu tertawa. "Nanti kamu akan tau maksud ku. Sekarang kamu istirahat lah kembali, sebentar lagi mereka akan membawakan sarapan untuk mu".

"Ya".

Begitu ia keluar, Aliya menghela nafas panjang. Ia menyentuh keningnya, sebuah perban ia rasakan disana. Lalu ia menuruni tempat tidur, tidak menunggu beberapa lama lagi sebuah ketukan ia dengar dari pintu.

Ceklek!

"Selamat pagi nona" ucap kedua orang itu menyapa Aliya.

Dengan senyum tipis Aliya segera membalas mereka. "Selamat pagi juga".

"Ayo nona, silahkan sarapan paginya di nikmati".

"Akh tunggu!".

"Iya nona, ada yang bisa kami bantu?".

"Aku mau bertanya, kenapa kalian memanggil ku nona? Dan kalau boleh tau aku sedang tinggal dimana?".

Kedua orang itu tersenyum, "Jangan khawatir, nona berada di tempat yang tepat. Kalau begitu kami permisi dulu".

"Tapi.. Ck, mereka pergi begitu saja hhmmsss" Aliya kemudian melihat sarapan paginya. Terlihat sangat enak, tanpa menunggu lama, Aliya langsung melahapnya dengan sangat lahap.

Bab 3

Selesai menikmati sarapan, Aliya tersenyum senang menyentuh perutnya telah terisi penuh sampai ia merasa malas bergerak. Hingga beberapa menit lamanya ia menunggu, Aliya bangkit berdiri dari atas kursi berjalan kearah pintu. Namun saat Aliya membuka pintu itu, dua orang pria langsung melihat dirinya dengan tubuh kekar.

"Astaga! Kalian ini siapa?" tanya Aliya takut.

Mereka tersenyum tipis, "Ada yang bisa kami bantu?" tanya mereka.

"Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaan ku?".

"Jika tidak ada hal penting yang ingin nona bicarakan kepada kami. Sebaiknya nona masuk kembali".

"Tidak mau. Aku tidak mengenal kalian ini siapa, sebaiknya aku pergi saja dari sini" namun saat itu juga kedua pria bertubuh besar itu langsung menghalangi jalannya Aliya dan itu membuat Aliya semakin ketakutan. "Apa yang sedang kamu lakukan? Minggir tidak?".

Kemudian kedua orang itu membawa Aliya secara paksa masuk kembali ke dalam kamar, setelah itu mereka menguncinya dari luar.

BBAARRRR... BBBAAARRR... BBAARRRR...

"Yah, buka pintunya. Keluarkan aku dari sini, kalian tidak bisa mengurungku disini. Yah...!!" teriak Aliya menggedor-gedor pintu tersebut sampai berulang-ulang kali membuat mereka sangat kesal.

Ceklek!

"Lepaskan saya dari sini" bentak Aliya kembali. Lalu mereka tertawa bersama, "Apa kalian berdua sudah gila? Aku bilang lepaskan aku sekarang juga dari sini".

"Tidak semudah itu nona setelah apa yang kami lakukan kepada mu".

"Apa? Emang kalian melakukan apa kepada ku haaahh? Pokoknya aku tidak mau tau, cepat keluar aku dari sini...

"Ada apa ini?" si wanita yang tadi pagi menghampiri Aliya ia datang kembali melihat Aliya mencoba melawan kedua pria tersebut. "Apa yang kalian lakukan kepadanya?".

"Nyonya, kami tidak melakukan apa-apa kepadanya" jawab keduanya.

"Terus kenapa dia...

"Lepaskan aku sekarang juga dari sini" ucap Aliya memotong perkataannya. Lalu si wanita itu tertawa dan itu membuat Aliya merasa aneh kepada mereka. "Kenapa kamu tertawa? Bukankah aku sudah mengatakan kepada mu kalau aku ingin pergi dari sini?".

"Hhhmmrrrr" si wanita itu berjalan mendekati Aliya, ia menyentuh pipi mulus Aliya dengan lembut dan juga dagunya. "Apa kamu sudah lupa perkataan ku tadi pagi kalau di dunia ini tidak ada yang gratis?".

Deng!

Aliya terdiam, tubuhnya bergetar melihat si wanita itu tersenyum sinis kepadanya.

"Tidak, kalian tidak boleh melakukan ini kepada ku. Minggir, aku harus pergi".

"Cepat bawa dia".

Kedua orang itu pun langsung membawa Aliya masuk kembali ke dalam kamar dan mengunci langsung pergi dari sana. Sedangkan Aliya, ia menangis kalau sampai apa yang sedang ia pikirkan terjadi kepadanya.

"Hiks.. hiks.. Aku tidak mau hiks.. Aku tidak mau hiks.. hiks.. Tolong keluarkan aku dari sini, aku tidak mau aarrkkhhh".

Hingga malam hari kembali tiba, Aliya masih berada di depan pintu sambil memohon agar mereka melepaskannya. Kemudian ia mendengar pintu itu di buka, dengan cepat Aliya bangkit berdiri mengambil posisi langsung kabur dari sana.

Namun saat Aliya hendak kabur, tangan pria besar itu segera menahan tubuh Aliya.

"Aarrkkhhh, lepaskan aku. Tolong jangan lakukan ini kepada ku hiks".

Tidak mendengar teriakkan Aliya, ia menyuruh dua orang wanita cantik masuk ke dalam ruangan itu. "Buat dia secantik mungkin, tamu malam ini tidak seperti tamu biasa".

"Baik" jawab mereka.

Lalu pria bertubuh besar itu keluar, sedangkan kedua wanita itu, mereka melihat Aliya dari atas sampai bawah. "Kakak, tolong keluarkan aku dari sini. Aku mohon kakak, tolong keluarkan aku dari sini. Aku sangat takut, aku sangat takut sekali. Aku mohon tolong aku kakak".

Tetapi mereka pura-pura tidak mendengar Aliya dan segera mendadani Aliya secantik mungkin. Tanpa bisa berbuat apa-apa, pada akhirnya Aliya pasrah apapun yang mereka lakukan kepadanya.

Hingga kini mereka telah selesai, Aliya melihat pantulan wajahnya di depan cermin begitu sangat cantik tanpa ekspresi.

"Kamu sangat cantik" puji mereka sebelum meninggalkan ruangan tersebut. Lalu pria itu masuk kembali, Aliya meneteskan air mata melihat si pria bertubuh besar.

"Aku membenci mu" ucapnya.

Tapi si pria itu tidak perduli, ia tetap membawa Aliya keluar dari dalam sana dengan secara paksa meskipun Aliya menolaknya. Dan sekarang mereka berada disebuah kamar yang begitu sangat mewah, wanita itu masuk ke dalam melihat Aliya dari atas sampai bawah terlihat begitu sangat cantik.

"Kamu sangat cantik sekali. Sebagai gantinya karna aku telah menolong mu, malam ini kamu harus melayani pelanggan kami yang sebentar lagi akan datang kemari".

"Tidak mau" jawab Aliya geleng kepala mencoba pergi dari sana. Dan lagi-lagi pria bertubuh besar itu menahan jalan Aliya, "Kalian sangat jahat. Bagaimana bisa kalian melakukan ini kepada ku? Sedangkan aku tidak mengenal kalian".

"Diamlah, kalau kamu menangis make up kamu bisa luntur".

"Aku membenci kalian, aku membenci kalian. Pergi kalian sekarang juga dari kamar ini, aku tidak ingin melihat kalian" teriak Aliya menatap mereka dengan tatapan benci seperti yang baru saja ia ucapkan.

"Baiklah" angguk si wanita itu pergi meninggalkan Aliya di dalam kamar.

"Aarrkkhhh.. Aarrkkhhh.." Aliya menangis.

Dan sekarang, tidak menunggu beberapa lama lagi Aliya mendengar sebuah suara dari luar pintu. Aliya pun langsung bisa menebak kalau orang itu adalah pria yang tadi wanita itu bicarakan.

"Berakhir sudah hidup ku" namun sebelum pintu itu terbuka, Aliya mematikan lampu supaya pria itu tidak akan mengenali wajahnya jika suatu saat nanti mereka bertemu.

Ceklek!

Pintu terbuka, Aliya pun melihat seorang pria yang tidak bisa ia kenali wajahnya berjalan mendekati dirinya yang sedang duduk diatas ranjang.

Namun saat pria itu berdiri di hadapan Aliya, pria itu malah memasuki kamar mandi membuat Aliya merasa heran ada apa dengannya. dan dengan rasa penasaran, Aliya langsung mengikutinya dan membuka sedikit pintu kamar mandi melihat si pria itu sedang mandi.

"OMG, apa yang sedang dia lukakan disana?".

Setelah itu Aliya menutupnya kembali.

Tidak lama, pria itu keluar dari dalam kamar mandi menggunakan handuk putih melilit diatas pinggangnya. Aroma maskulin yang begitu sangat enak di Indra penciuman Aliya membuat ia sangat menyukai aroma tersebut dan seketika Aliya lupa diri.

Kemudian pria itu berjalan mendekatinya kearah ranjang, dengan lembut ia menyentuh pipi kanan Aliya tanpa sedikitpun pria itu berniat menyalakan lampu, bahkan mengajak Aliya bicara saja dia tidak mau.

"Tunggu sebentar" ucap Aliya.

Pria itu melepaskan tangannya.

Lalu Aliya berkata, "A-aku takut".

Berkata demikian, pria itu malah menjatuhkan tubuh Aliya diatas ranjang. Dengan secara perlahan ia pun menjatuhkan tubuhnya diatas Aliya dan langsung menimpanya memberikan kecupan di leher jenjang Aliya, dan dengan bodohnya Aliya malah mend*esah saat kecupan itu mendarat dengan lembut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!