NovelToon NovelToon

Cinta Yang Salah

bab 1

melati Sabila putri wanita berambut panjang sepunggung, cantik, putih alami ala gadis desa, dia berumur 22 tahun sudah mempunyai suami bernama Arif yang usianya 5 tahun lebih tua dari melati, mereka menikah karena di jodohkan oleh orang tuanya, lalu ikut suaminya merantau ke kota menemani suaminya yang bekerja sebagai supir truk di salah satu perusahaan di Surabaya.

Awalnya melati menolak dijodohkan, tapi setelah melihat Arif yang manis dan tampan meski kulitnya gelap tidak seputih tipenya yang lumayan tinggi kalau soal cowok ganteng, beberapa kali pertemuan nya dengan arif melati menjadi nyaman dan akhirnya mau menikah, melati menikah saat berusia 21 tahun jadi pernikahan nya baru berjalan 1 tahun dan mereka sudah sepakat untuk menunda memiliki momongan.

Sebagai supir Arif sangat jarang pulang ke kos an, melati merasa sangat kesepian apalagi tidak terlalu akrab dengan beberapa tetangga, melati anaknya pendiam dan pemalu jadi ia sangat sulit untuk mencari teman kecuali jika memang kenal dari awal.

"Mas, melati pengen cari kerja ya, melati bosen di kosan terus, apalagi mas jarang pulang, kadang cuma 2 kali seminggu" izin melati pada Arif ketika mereka sedang menikmati sarapannya, kebetulan hari ini hari Kamis pagi, jadwal pulang nya Arif yaitu hari Rabu dan Sabtu.

"Boleh aja, tapi kamu harus bisa jaga diri ya, mas nggak mau kamu kelelahan" jawab Arif setelah berpikir singkat, toh mereka belum memiliki anak dan jika melati bekerja setidaknya ia membantu ekonomi nya serta melati tidak merasa bosan.

"Siap mas, besok melati mau mulai ngelamar kerja" semangat melati membara tatkala suaminya mengizinkan.

"Iya sayang, hati-hati ya pake motor nya" kata Arif mengingatkan istrinya, melati pun mengangguk.

Besoknya setelah semalam ia membuat CV lamaran dan menyiapkan beberapa berkas yang di butuhkan nya melati mulai mencari kerja.

ia pun mulai mencari-cari kesana-kemari tapi mungkin karena ijazahnya hanya lulusan SMA, membuatnya sangat sulit untuk mencari pekerjaan, setelah melati mencari seharian ia masih belum dapat pekerjaan juga.

"Ternyata cari kerja susah juga ya" gumam melati saat perjalanan pulang diatas motornya.

Besoknya ia mencoba kembali, dan beruntung nya melati ada sebuah perusahaan yang membutuhkan karyawan pabrik, awalnya karena ia melihat tulisan lowongan pekerjaan lalu ia mencoba menitipkan di satpam dan kata satpamnya disuruh langsung interview dan beruntung nya melati berhasil masuk.

melati menjalani hari-harinya dengan lebih semangat karena ia tidak hanya diam di kos dan tidak melakukan apa-apa. Kini ia sudah bekerja kurang lebih sudah 6 bulan, di tempat kerjanya banyakan ibu-ibu jadi melati agak kesulitan mencari teman karena kadang ngobrol nya kurang nyambung.

"melati kamu udah menikah belum? Kalau belum mau ya sama anak ku, ganteng loh" pertanyaan itulah yang sering ibu-ibu itu tanyakan pada melati sampai harus puluhan kali ia menjelaskan tentang statusnya.

"Sudah Bu Elis, saya sudah menikah" jawab melati dengan tetap tersenyum padahal ia bosan karena sudah banyak yang bertanya seperti itu.

"Ehh sudah ya, kirain belum, abisnya kayak masih gadis banget nggak kelihatan sama sekali kalau sudah nikah"

melati hanya tersenyum mendengar ucapan Bu Elis.

"Bu, saya permisi ke toilet ya " izin melati karena sudah kebelet pipis.

melati masuk toilet, baru saja akan membuka celana ia mendengar suara rintihan dan ******* di toilet sebelah.

"Shh ... Ahhh.. enak .." terdengar ******* tertahan suara perempuan.

"Enak kan?? Shh.. suami kamu nggak bisa kasih ini kan?" Balas yang laki-laki.

Tubuh melati gemetar sendiri mendengar itu, ia ingin cepat-cepat pergi dari sana jadi ia melanjutkan membuang air kecilnya lalu menyiram dengan cepat dan langsung pergi.

"Yang cewek kok sampek gitu ya des*hnya, emang suaminya nggak bisa kasih di rumah?" Kesal melati sambil berjalan kembali ke tempat kerjanya, pasalnya tidak sekali ini ia mendengar suara-suara begitu, memang kata yang sudah senior di kamar mandi memang tempatnya karyawan dan karyawati berselingkuh dari suami maupun istrinya.

Beberapa Minggu kemudian seluruh karyawan di pesan agar bekerja lebih hati-hati karena akan ada anak bos pemilik perusahaan yang akan mengawasi secara langsung produksi pabriknya.

Mereka tidak perlu menyambut tapi bekerja seperti biasa saja akan tetapi disuruh hati-hati karena semua gerakan di awasi penuh.

Pukul 12 siang anak bos nya datang, melati melongo, ia tidak pernah bertemu bosnya yang ia kira sudah tua, gemuk dan jelek ternyata masih muda tampan dan gagah,. Diam-diam melati melirik beberapa kali pada bosnya saat berjalan mengecek sana sini di dampingi atasan nya.

Sudah berhari-hari pak bos yang namanya ternyata Athar daneswara ini mengawasi terus karyawan-karyawan nya bekerja. Ia mengawasi langsung karena perusahaan nya baru meluncurkan produk terbaru atas usulannya, dan papanya menyuruhnya mengawasi langsung kalau-kalau ada kekurangan langsung bisa diselesaikan.

Tapi yang membuat Athar tidak tenang adalah seorang wanita muda yang menarik perhatian nya bahkan sudah dua Minggu ini athar memandangi wanita muda cantik dengan rambut sebahu itu, ia sangat penasaran sampai-sampai tidurnya terganggu karena terus memikirkannya. Bagaimana tidak setiap athar mengingat nya gejolak dalam tubuh athar tidak dapat dibendung.

Akhirnya athar memberanikan diri bertanya pada atasan yang mengawasi wanita itu. Ternyata melati namanya tapi yang membuat athar kecewa dia sudah bersuami.

"Bisa nggak pak nanti dia suruh ke ruangan saya" ujar athar pada atasan melati.

"Bis.. bisa pak, memangnya kalau boleh tau ada apa ya pak, apa dia buat kesalahan pak? Tanya atasan itu.

"Nggak ada apa-apa" ucapnya kemudian melenggang pergi.

Setelah jam istirahat yaitu jam satu siang melati segera menuju ruangan pak bos nya, tangannya sudah gemetar karena takut ia telah melakukan kesalahan.

Tok tok tok

Ketuk melati pada pintu ruangan pak bos nya.

"Masuklah"

Terdengar teriakan dari dalam melati segera masuk dan menutup pintu kembali.

"Permisi pak, bapak panggil saya ada apa ya?" Tanya melati sopan.

"Nggak papa, ayo kamu duduk dulu di sofa sana" ujar athar dengan masih sibuk pada laptopnya, padahal ia hanya pura-pura Karena jantung nya berdegup kencang.

melati pun duduk di sofa menuruti perintah atasannya.

"Nama kamu Melati Sabila putri?" Tanya athar yang baru duduk di sofa mengusir rasa canggung.

"Iya pak"

"Nama yang bagus" gumam Athar membuat melati heran tak mengerti arah pembicaraan bosnya.

"Maaf pak, bapak mau bicarakan soal apa ya?" Tanya melati to the point.

"Saya .. cuma.. mau kamu temani saya ngobrol" ujar athar seraya mendekatkan tubuhnya ke samping melati, melati sontak menggeser duduknya lebih menjauh.

athar yang sudah berhari-hari ini kepalanya dipenuhi senyuman melati itu tak bisa mengendalikan dirinya sendiri duduk di dekat melati membuatnya gelisah tidak karuan, ia segera menggenggam tangan melati.

"Pak, bapak mau kurang ajar ya?" Tanya melati dengan nada menbentak bos nya.

"Tolong saya" ujar athar dengan tangan yang gemetar membuat melati urung melepaskan tangan athar.

athar memejamkan matanya merasakan genggaman tangan melati, membuat melati lebih khawatir.

"Pak saya panggilkan orang ya pak biar bantu bapak ke rumah sakit"ujar melati, tapi athar menggeleng malah tangan melati Sekaran di tempelkan ke dada athar yang berdegup kencang.

"P..pak.. bapak kena..pa?" Tanya melati dengan suara terbata-bata.

athar dengan tiba-tiba memeluk melati dengan erat, melati tidak tau harus berbuat apa ia tidak berani membalas apalagi menghindar karena pelukannya terasa sangat erat.

melati memandang wajah dan mata athar, "tampan dan gagah sekali, dadanya sangat kencang" batin melati yang mulai nyaman, jantungnya sendiri berdegup kencang dan di hatinya entah perasaan apa ini yang melati sendiri tidak pernah merasakannya.

Tak lama menatap athar, tiba-tiba athar menci*m bibir melati, melati sontak kaget dan segera ingin melepaskan pelukan serta menjauhkan wajahnya dengan kasar, tak peduli bibir nya yang langsung berdarah karena melepas paksa tautan bibir bos nya.

"Pak.. bapak gila ya, saya sudah punya suami " bentak melati

bab 2

"pak .. bapak gila ya, saya sudah punya suami" bentak melati

"Sudah diam aja kamu, turutin aja apa mau saya" ujar athar dengan masih mengunci tubuh melati.

"Pak.. bapak nggak waras apa gimana? Saya udah punya suami, lepasin nggak!" Teriak melati dengan keras berharap ada yang mendengar dan menolongnya.

"Nggak akan saya lepasin, semenjak saya kesini pertama lihat kamu saya nggak bisa lupain tubuh dan kecantikan wajah kamu" athar berbisik pelan di telinga melati membuat melati merinding seketika.

"Tolongggg" hanya itu yang bisa melati lakukan sekarang. Tapi athar malah tertawa tidak cemas sama sekali.

"Minta tolong sama siapa? Ruangannya kedap suara sayang.." ujarnya dengan nada lembut.

"Kamu nurut aja ya, kalau nggak nanti saya pecat kamu" lanjut athar mencoba mengancam wanita cantik yang kini berada di pelukannya.

"Pecat aja pak, saya mending nggak usah kerja daripada di lecehin begini" bentak melati.

"Ohh gitu ya, kalau gitu jangan sedih ya kalau suami kamu serta seluruh keluarga kamu tinggal nama aja nanti" bisik athar membuat melati melotot. Sebenarnya athar tidak ingin sampai membunuh, ia hanya mengancam melati agar keinginannya terpenuhi, begitulah athar apapun yang ia mau harus selalu terwujud dengan cara apapun.

"Nggak aku nggak boleh percaya" batin melati seraya menggeleng, agar ia tidak mudah terpengaruh dengan ancaman yang di lontarkan Rey.

"Kamu nggak percaya?" Tanya athar lembut dengan mengelus pipi melati lembut.

"Kalau gitu saya telfon anak buah saya sekarang untuk menghabisi arif ya sayang, biar tidak ada penghalang lagi buat kita" ujarnya sambil memencet panggilan di ponsel mahalnya.

Kedua tangan melati yang dari tadi terus ia dekap di dadanya untuk penghalang dadanya agar tak tersentuh oleh Athar seketika ia angkat untuk mengambil ponsel athar yang sudah terdengar bunyi panggilan.

"Bapak beneran gila kayaknya, darimana bapak tau nama suami saya, jangan macam-macam ya pak, saya bisa lapor polisi" bentak melati dengan sok berani padahal jantung nya sudah berdebar-debar karena takut apa yang disampaikan bos gilanya ini kenyataan.

"Ya gampang lah, lagian semua keluarga kamu juga saya tau, semuanya" ujar athar dan mengambil ponselnya dari tangan melati. melati benar-benar takut akan ancaman itu, nyalinya menciut kalau sudah mengancaman keluarganya.

Melihat melati yang sudah lengah athar segera mengecup bibir melati, lembut pelan dan nikmat.

Tangan melati memukul-mukul dada athar agar di lepaskan, ia benar-benar takut jika berhubungan dengan orang lain kecuali suaminya.

"Jangan pak.. saya mohon.." pinta melati di sela-sela cium*n mereka, melati sama sekali tidak membalas dia terus berusaha melepaskan diri dari athar, tapi tenaga athar jauh lebih kuat dia menahan belakang kepala melati, memperdalam cium*nnya semakin lama melati sudah tidak memukul dada athar seperti tadi karena sudah lelah melawan, bahkan mata melati terpejam seolah menikmati pemaksaan yang athar berikan.

"Kenapa aku menikmati begini, kenapa mas arif tidak pernah menciumku selembut ini?" Batin melati bingung dengan perasaan aneh yang ia rasakan, darahnya seakan berdesir-desir dan menuntut lebih tapi ia sadar ini salah.

Setelah bercium*n dengan lembut athar mencoba membuat melati membuka mulutnya.

"Buka mulutnya sayang" ucap athar lembut melati menurut lalu lidah athar menerobos masuk ke dalam mulutnya melati mulai membalas cium*n athar lidah mereka saling terbelit, saling bertukar Saliva hingga sekitar bibir mereka penuh air liur.

Setelah puas cium*n athar mulai turun ke bawah menuju ke leher melati, dia menjil*t dan mengecup dengan liar, athar bahkan menyesap hingga agak kemerahan tapi samar, tanpa sadar melati mendes*h tapi tertahan.

"Shhh"

"Keluarkan des*hanmu sayang, jangan ditahan, kamu akan ku buat puas sekarang" ujar athar disela ia mengecup lehernya.

Semakin turun cium*n athar dia buru-buru membuka kancing kemeja melati, melati yang melihat itu segera menahan gerakan athar dengan tangannya seraya menggeleng.

"Pak... Saya Takut.." ujar melati ragu untuk melanjutkan.

"Gausah takut sayang, ingat orang tua kamu, apalagi suamimu, dia ada di perjalanan menuju Jakarta, mobil anak buah ku sudah mengintai" ujar athar semakin mengancam melati, tatapannya sudah sangat mengerikan, seperti sedang menahan sesuatu yang ingin cepat-cepat ia selesaikan.

melati kaget, bahkan posisi suaminya berada dimana sekarang athar tau, ia ingat betul jika suaminya tadi pagi bilang akan ke Jakarta.

Tanpa menunggu persetujuan melati athar sudah dengan cepat membuka kancing baju putih melati, dengan sangat mudah athar berhasil melepaskan kemeja melati, melati hanya memakai br* warna hitam yang kontras dengan kulit putih bersihnya.

melati spontan menutup dadanya dengan kedua tangannya sendiri dia malu, baru kali ini dia telanj*ng didepan orang lain selain suaminya.

athar segera membuka kedua tangan melati tangannya juga membuka pengait br* melati yang terletak di belakang.

"Pak .. tolong jangan pak.." ujar melati seraya menangis, tapi athar tidak akan kasihan sama sekali, Sekarang nafsunya benar-benar ingin disalurkan dan mengalahkan segalanya.

Dada melati benar-benar indah dengan bongkahan besar dan ujung pink yang mungil.

athar langsung melahap ujung d*da melati dengan bergantian, kedua tangannya dipakai untuk meremas dada melati sesekali memil*n ujungnya yang sudah mengeras. melati sudah tidak bisa mengembalikan kewarasannya dadanya membusung tangannya meremas rambut athar, kadang di dorong lebih dalam agar athar bisa melahap semua d*da nya.

"Ahhh ... " des*han melati lolos karena saking nikmatnya permainan lidah athar di ujung pink melati, athar tersenyum menang, melati sudah dalam genggamannya.

Bahkan lama-lama melati merasakan nikmat tak terkira gejolak di **** ********** nya sepertinya mendorong cairan dari dalam dan sangat luar biasa rasanya membuat tangan melati membenamkan kepala athar agar mengul*mnya lebih dalam lagi.

"Ahh.. pak .., jangan.. seperti ini.. saya.. mohon.." ujar melati terbata-bata karena tak tahan dengan sensasi baru yang athar berikan, Athar tersenyum di sela-sela menyes*p ujung pink milik melati.

" mulutnya ngomong suruh berhenti, tapi kepalaku di tahan" batin Athar.

athar pun mencoba tak peduli apapun yan di ucapkan melati, tangannya dengan cepat membuka resleting dan pengait celana jeans melati sedangkan mulutnya masih mengul*m dada melati dengan liar dan menggairahkan.

Tidak butuh waktu lama celana jeans melati sudah athar lempar ke sembarang arah, dengan masih terbungkus segitiga melati terlihat sangat seksi dan membuat rudal athar semakin tidak sabar untuk segera memasukkan nya ke dalam milik melati.

Tangan athar mengusap lembut milik melati dibalik segitiga warna hitam, melati menegang usapan lembut athar membuat melati terbakar gairah dan menginginkan lebih.

"Kamu sudah basah sayang" goda athar kemudian ia memasukkan jarinya ke lubang milik melati dengan menyingkap sedikit belahan di segitiga melati.

melati menegang, jari athar yang keluar masuk membuat melati membuang jauh-jauh rasa malunya, ia terus mendes*h apalagi kini athar menambah satu jarinya lagi, melati semakin merapatkan pahanya, ia ingin menjepit jari athar yang masih setia mengoc*k celah selangkang*n nya.

"Ahh... Pak.. saya .. mau pipis..." des*h melati yang sudah tidak tahan akan pelepasannya, tubuh melati menggelinjang di dalam lubang bawahnya seperti ada sesuatu yang meledak tapi nikmat.

"Aahhhh.." ia menjerit merasakan kenikmatan ini. athar mencabut jarinya dari inti melati laku keluarlah cairan yang membuat kain segitiga melati bagian bawahnya basah kuyup seakan penuh di area intinya.

bab 3

Setelah nafas melati mulai normal athar menci*m bib*r melati kembali melati hanya menerima tanpa membalasnya, ia masih bingung dengan yang barusan ia alami, bahkan yang melakukannya orang lain, bukan suaminya, dan dengan paksaan Athar pun melakukan nya, melakukan hal yang seharusnya tak mereka lakukan hari itu.

melati menangis dari tadi tanpa suara, saat athar membaringkannya dan membersihkan sisa cair*n percint*an mereka di bagian inti melati, melati tidak peduli ia masih diam dengan air mata terus mengalir.

Melati bangkit dari sofa setelah athar membersihkan ************ nya yang tadi banyak cairan pelepas*n mereka.

"Kamu mau kemana?" tanya Athar

melati tidak menjawab, ia melihat ada toilet di ruangan ini, segera ia pungut pakaiannya dan masuk ke toilet itu.

melati menangis dalam toilet itu, ini adalah perbuatan yang sangat memalukan bagi melati, bagaimana nanti ia berhadapan dengan suaminya, ia takut kalau suaminya tau nanti, apalagi orang tua nya di kampung, bisa mati berdiri mereka.

Selesai membersihkan badannya dan berpakaian ia segera keluar, melati sengaja tidak mengguyur rambutnya, takut orang lain curiga.

Saat keluar dari toilet athar sudah rapi dengan kemeja dan celana panjangnya tadi tapi tanpa memakai jas nya seperti tadi.

melati berjalan ke arah pintu, ia ingin segera keluar dari sana, akan tetapi tangan athar menahan lengan melati yang berjalan terburu-buru di sampingnya.

"Mau kemana kamu?"

"Jangan sentuh saya" bentak melati dengan melepaskan secara kasar tangan athar.

"Ini buat kamu" athar menyodorkan amplop coklat tipis

"Apa?"

"Cek 50 juta sebagai permintaan maaf saya tadi sudah maksa kamu" melati sontak terkejut.

"Heh, bapak pikir saya lont*? Bapak rendahin saya" bentak melati marah.

"Minta maaf nggak gitu caranya, apa mulai sekarang udah harus pake uang?" bentak melati.

"Terus kamu maunya apa?" tanya athar yang tak mengerti keinginan melati.

"Jangan pernah temui saya lagi, saya muak lihat muka bapak" ujar melati seraya melangkah pergi.

athar melongo tak sempat menjawab melati sudah keluar dari ruangannya.

"Ahhhhh " athar menyepak kaki meja di depannya.

"Maaf melati, saya bener-bener nggak bisa kontrol diri saya " gumam athar lumayan menyesal tapi tadi keduanya sama-sama menikmati, athar pun akhirnya kembali ke meja kerja nya, hendak melanjutkan pekerjaannya.

"Kok lama banget melati Sampek 2 jam kamu di sana" tanya atasan melati yang mengawasi bagiannya saat melati baru sampai.

"Eee ... Saya tadi disuruh bersihin ruangan sama toiletnya pak" bohong melati, pak Rudi memicingkan matanya.

"Bukannya udah ada petugas nya ya Mel?" tanya pak Rudi.

"S..saya nggak tau pak, mm .. mungkin kurang cocok " ujar melati gelagapan, pak Rudi pun mengangguk dan menyuruh melati kembali bekerja.

Hari ini melati tampak lebih diam daripada biasanya, dia pulang dengan keadaan bingung, sedih, marah, menyesal, dan semuanya berkumpul jadi satu, melati pun menangis sepanjang jalan pulang.

"Maafin melati mas, melati nggak bisa jaga kehormatan melati sebagai istri, melati gagal, hiks hiks.. "

Setelah sampai di kosan melati segera mandi dan tidur di kasur. melati terus memejamkan matanya, tapi sama sekali tidak tidur, dia bingung bagaimana kedepannya, apa ia musti resign atau bagaimana. Daripada bingung sendiri melati pun mencoba melelfon suaminya, siapa tau mendengar suara suaminya hatinya sedikit lebih tenang.

"Halo ada apa sayang?" ujar Arif di sebrang telpon sana.

"Nggak papa mas, mas baik-baik aja kan? Sekarang lagi di mana? " tanya melati.

"Baik-baik aja kok, udah mau nyampe Jakarta sebentar lagi, ini lagi di warung pinggir jalan mel, ngopi-ngopi bentar" jawab Arif

"Ee... mas melati boleh berhenti kerja nggak?" tanya melati tiba-tiba.

"Hah.. emang kenapa? Kamu nggak betah? Bukannya dulu kamu yang minta kerja ya?"tanya Arif balik.

"aku ngerasa capek aja mas" bohong melati.

"Ya terserah kamu aja melati, tapi padahal mas udah seneng banget kamu bantu-bantu perekonomian kita, tapi mas juga nggak mau maksa kamu"

"Yaudah mas, melati pikir-pikir lagi aja"

"Iya sayang, kamu pikir-pikir lagi, kamu tau sendiri kan kalau kamu kerja kita bisa kirim uang buat ibu bapak kamu" kata Arif

"Iya mas, yaudah kalau jalan lagi hati-hati ya" pesan melati.

"Siap sayang " jawab Arif.

Ya memang melati harus pikir-pikir lagi, kalau ia masih bekerja orang tuanya merasa terbantu mengingat kedua orang tua nya hanya merupakan petani yang pemasukannya tak menentu.

"Ya udah lah, aku betah-betahin aja dulu" gumamnya sambil memejamkan matanya.

Perut melati sudah keroncongan, ia pun bangkit bersiap-siap keluar mencari makan.

Sudah seminggu melati bekerja lagi melati tidak pernah bertemu dengan pak athar, tapi melati lihat mobil nya ada di parkiran, "baguslah dia dengerin omonganku buat nggak nemuin aku lagi" gumam melati.

Hari Sabtu melati dengan semangat mengerjakan pekerjaannya karena besok libur, suaminya juga pulang nanti malam, tapi setelah jam istirahat produksi nya ada masalah, jadi mau tidak mau athar keluar dari ruangannya mengecek dan membenahi masalahnya.

melati melihat dari jauh athar berjalan kesana kemari untuk mengatur jalan pembenahan nya.

Sebenarnya kalau dilihat-lihat dia tampan batin melati, bahkan bukan kalau dilihat-lihat, dia memang tampan, kulit putih bersihnya, badan tinggi tegapnya dan juga permainan seksualnya. "Ihhhh kok mikir kesitu sih" melati memukul kepalanya sendiri.

"Heh gila ya kamu melati, pukul-pukul kepala sendiri" ujar ayu teman melati yang tidak jauh dari tempat duduk nya.

"Hehehe, nggak papa mbak, cuma lagi punyeng aja kepala" bohong melati.

"Mbak aku mau ke toilet dulu nggak papa kan ya, lagian kayak nya baru beres di depan, masih beberapa menit lagi" tanya melati.

"Boleh, gampang nanti kalau udah sampai sini kamu belum Dateng biar aku gantiin" Jawab ayu yang memang agak judes tapi baik hati.

"Makasih mbak" melati berjalan ke arah kamar mandi letaknya di luar jadi ia harus melewati satpam masuk dulu, melati lewat di depan athar, karena athar masih mengontrol mesin di depannya.

athar melihat melati berjalan ke kamar mandi, ia seperti memalingkan mukanya saat melati menatap wajahnya,bukan apa-apa athar khawatir melati takut dengannya, tapi melihat melati yang tadi menoleh santai-santai saja athar pun mengikuti ke toilet.

Di toilet hanya satu pintu tertutup karena semuanya tidak ada orang, dan 1 pintu itu athar yakin pasti melati.

athar menunggu melati di depan pintu, jantungnya berdebar "kayak mau ketemu presiden Amerika aja gue, padahal cuma mau nemuin tuh cewek" batin athar saat menunggu.

melati membuka pintu dan kaget karena melihat bosnya di depan pintu, saat melati kaget athar memaksa masuk kedalam, melati yang belum sempat melawan athar sudah keburu masuk dan mengunci pintu.

"Pak" kaget melati dengan suara agak tinggi

"Sttt, kamu mau kita ke gep selingkuh disini, jangan teriak" athar menutup mulut melati dengan satu jari telunjuk nya.

"Ada apa lagi" tanya melati berbisik tanpa suara.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!