NovelToon NovelToon

Mainan Tuan Mafia

PROLOG

Seorang laki-laki tampak menatap cerahnya langit dan awan yang berarak dari jet pribadinya. Dia kemudian menarik salah satu sudut bibirnya. "Aku sudah tidak sabar bertemu dengan kalian semua. Laurie, memang rasanya sakit, sangat sakit tapi aku bisa apa? Kau sudah tidak mungkin bisa kuraih selain ikhlas melepasmu pada dokter brengsekkkk itu. Aku tidak mau membuang waktuku untuk menggapai dirimu lagi, karena saat ini yang terpenting bagiku adalah bisa membalaskan dendamku pada orang yang telah membuatku kehilangan dirimu."

Dia kemudian mengambil ponselnya dari saku jasnya, lalu menatap foto wanita cantik yang ada di ponsel tersebut. "Apa kabarmu, wanita siluman? Kau selalu menyebutku dengan sebutan raja iblis kan? Sekarang mimpimu akan jadi kenyataan karena aku benar-benar akan menjadi iblis yang sesungguhnya di matamu. Tidak ada lagi Zack yang bisa kau permainkan seperti dulu," ucapnya sambil tersenyum smirk di wajahnya.

***

Sementara itu..

Di sebuah hotel mewah yang kini sudah dihias bunga-bunga warna pastel serta untaian kain satin cantik yang membentuk dekorasi pernikahan yang begitu indah, tampak seorang laki-laki sedang mengucap janji ijab qabul.

Wajah kedua mempelai itu tampak begitu bahagia, apalagi saat terdengar teriakkan SAH yang menggema di seluruh sudut ballroom hotel. Mempelai wanita itu lalu mencium tangan laki-laki yang ada di hadapannya, lalu dibalas kecupan hangat dari pengantin pria.

Seorang wanita yang duduk di salah satu meja VIP khusus keluarga menatap sepasang pengantin itu sambil merasakan sesak di dadanya. "Selamat berbahagia Laurie, Alvaro," ucapnya lirih sambil buru-buru menyeka air mata yang masih menggantung di sudut matanya. Tak dapat dipungkiri, hatinya masih merasa begitu sakit, melihat laki-laki yang dia cintai menikah dengan saudara sepupunya. Tapi dia bisa apa? Nyatanya cinta tidak bisa dipaksa.

"Cinta itu memang rumit, tapi serumit-rumitnya keikhlasan, aku tidak akan pernah menyerah pada prosesnya, karena melupakan itu hanya soal waktu. Cepat atau lambat, suka atau tidak suka, memang harus ada proses yang harus dilewati, minimal jika aku tidak jadi pemenang, aku bukanlah pecundang," gumamnya sambil tersenyum kecut. Tiba-tiba sebuah usapan halus menempel di pundaknya.

"Are you okay, Nala?" tanya sebuah suara di sampingnya. Nala kemudian mendongakkan wajahnya.

"Mamaaaa..."

"Meskipun kamu nggak pernah ngomong sama mama, mama tahu isi hatimu, Sayang."

Nala pun menundukkan kepalanya, menyembunyikan air mata yang mulai mengalir di wajah cantiknya. Calista lalu menggengam tangan putrinya. "Semua akan baik-baik saja sayang seiring berjalannya waktu," sahut Calista sambil menghapus air mata di wajah Nala.

"Iya ma, aku tau."

"Sebaiknya kamu pulang sekarang aja sayang, nanti mama yang ngomong sama mereka kalo kamu nggak enak badan."

"Tapi ma, aku nggak enak sama Laurie dan Alvaro. Aku nggak pengen terlihat rapuh di mata mereka, aku nggak mau hubungan kita jadi canggung karena mereka nggak enak sama aku. Mama tenang aja, aku kuat kok."

"Really?"

"Yes," jawab Nala sambil tersenyum meskipun hatinya masih begitu terluka. Namun, dia tidak ingin Calista khawatir padanya. Dia kemudian bangkit dari tempat duduknya lalu mendekat pada Laurie dan Alvaro di atas pelaminan untuk memberi ucapan selamat sekaligus berfoto bersama mereka dan ikut hanyut dalam kebahagian mereka meskipun hatinya sebenarnya terasa begitu sakit. Nala pun akhirnya tetap ada di pesta pernikahan itu sampai pesta itu selesai.

"Papa, Mama, malem ini aku nginep di rumah Amora ya," ucap Nala saat mereka sedang berjalan keluar dari ballroom hotel.

"Mau ngapain di rumah Amora?"

"Mau nonton drakor, Pa. Males di rumah cuma liat papa sama mama mesra-mesraan mulu, Nala udah kaya obat nyamuk," jawab Nala yang membuat Leo dan Calista tersenyum.

"Dasar anak nakal!" balas Leo.

"Ya udah aku pergi sekarang ya! Aku naik taksi aja, jadi papa sama mama ga usah anter aku, bye!" ucap Nala sambil berlari meninggalkan kedua orang tuanya. Leo dan Calista pun hanya menggelengkan kepalanya.

"Belum dikasih ijin dia pergi gitu aja!" geram Leo.

"Namanya juga anak muda, udah biarin aja," balas Calista.

Namun, tanpa mereka sadari, di balik punggung putrinya itu. Sebenarnya dia sedang menyembunyikan tangisnya yang sudah sejak tadi ditahan olehnya. Nala kemudian bergegas keluar dari hotel lalu masuk ke sebuah mobil yang dia pikir taksi yang dipesan olehnya.

"Jalan, Pak!" perintah Nala pada supir yang ada di dalam mobil itu, laki-laki itu pun tersenyum smirk sambil menatap Nala yang saat ini sedang menangis.

Nala yang sedang hanyut dalam kesedihannya, baru menyadari jika taksi itu membawanya bukan ke alamat yang dituju olehnya. "Apa-apaan ini? Kita mau kemana, Pak?"

"Ke tempat tujuan, Nona."

"Tapi bukan ini tujuan saya!" teriak Nala. Dia pun mencoba membuka pintu mobil itu, tapi sia-sia karena pintu mobil itu terkunci.

"TOLONG BERHENTI!" bentak Nala, supir itu kemudian menepikan mobil itu yang membuat Nala bisa bernapas lega. Namun, tiba-tiba supir tersebut membalikkan tubuhnya dan tersenyum pada Nala lalu dengan gerakkan tangan yang begitu cepat dia membekap mulut Nala yang membuatnya tidak bisa berkutik dan langsung tak sadarkan diri. Supir itu pun tersenyum menyeringai melihat Nala yang kini pingsan di dalam mobil.

***

Entah berapa lama mata Nala terpejam, dia pun mulai membuka matanya saat merasakan sebuah sentuhan di pipinya. "Apa kabar wanita siluman," ucap sebuah suara.

Perlahan mata Nala pun terbuka, dan saat mata itu terbuka sempurna, tampak seorang laki-laki di hadapannya sedang tersenyum menyeringai yang spontan membuat Nala berteriak.

"Zack!"

NOTE: Ini lanjutan cerita Nala dan Zack di novel Bed Friend ya, jadi di beberapa part awal othor certain juga kisah mereka sebelumnya. Kalo yang belum pernah baca Bed Friend tetep bisa ikutin kok, terima kasih bagi yang sudah berkenan mampir 🤗😍

Anak Buah Papa

FLASBACK...

ENAM BULAN SEBELUMNYA...

Nala yang awalnya menjalankan bisnis di Paris bersama kekasihnya memutuskan pulang ke Indonesia, setelah patah hati karena kekasihnya, Alvin berselingkuh di belakangnya. Dia pun begitu terkejut saat mendengar kabar saudara sepupunya yang terbaring koma.

Kini dia tampak mengamati wajah cantik Laurie yang terbaring tidak berdaya di atas brankar, matanya terpejam, bibirnya terkatup rapat, dan wajahnya begitu pucat. Rasanya sangat menyesakkan dada melihat Laurie kini tak berdaya, akibat ulah suaminya, Zack.

Laurie memang tidak pernah menyukai Zack dan dia terpaksa menjalani pernikahan itu karena ancaman Zack yang mau membunuh seluruh keluarganya. Hingga pertengkaran besar itu terjadi setelah Zack membunuh mantan kekasih Laurie, mereka bertengkar hebat hingga membuat Laurie mengalami koma.

Nala pun terlihat menundukkan wajahnya sambil meneteskan air matanya. "Aku tahu ini sangat berat bagi kita semua, tapi saat ini kita tidak bisa berbuat banyak. Papamu dan Om Kenan juga sedang mencari jalan agar bisa menaklukan Zack. Mereka juga tidak ingin saat Laurie sadar, dia harus hidup kembali bersama dengan Zack. Kami semua tidak rela, Nala."

"Iya Tante, aku juga tidak rela wanita secantik dan sebaik Laurie harus hidup dengan laki-laki iblis seperti Zack."

"Iya Tante aku tahu itu."

Saat Nala dan Olivia masih terlibat perbincangan, tiba-tiba pintu ruang perawatan itu terbuka. Tampak dua sosok laki-laki masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Siapa kalian?" tanya Olivia.

"Kami anak buah Tuan Zack, kami ingin mengantarkan makanan ini untuk Nyonya Olivia."

"Taruh saja makanan itu di sana! Aku tidak sudi menerima apapun dari Tuanmu itu."

"Terserah anda Nyonya, yang penting saya sudah mengantarkan apa yang diperintahkan oleh Tuan Zack," ujar kedua laki-laki tersebut.

Setelah menaruh makanan di atas meja, mereka kemudian keluar dari ruangan itu. Nala yang melihat kedua orang itu, lalu terlintas sebuah ide di benaknya. Dia kemudian pamit pada Olivia.

"Tante Olivia, maaf sepertinya aku harus pulang sekarang. Tiba-tiba ada temanku yang datang ke rumah," ujar Nala.

"Oh iya Nayla, hati-hati di jalan ya, Sayang."

"Iya Tante," jawab Nala. Dia kemudian keluar dari ruang perawatan itu dengan langkah yang begitu tergesa-gesa, lalu mengikuti kedua anak buah Zack sambil mengendap-ngendap.

Nala juga mengikuti arah mobil yang dikendarai oleh anak buah Zack itu, hingga setengah jam kemudian, mobil anak buah Zack tiba di sebuah rumah yang begitu mewah. Nala kemudian menghentikan mobilnya.

"Oh jadi ini rumah Zack? Tunggu saja besok, aku akan datang padamu Zack. Aku akan datang padamu dan memulai permainan diantara kita," ujarnya sambil tersenyum kecut.

Setelah mengamati rumah Zack, Nala kemudian mengendarai mobilnya pulang ke rumahnya. Saat dia memasuki rumah itu, tampak Calista sedang duduk di depan televisi bersama Leo.

"Nala, kau darimana?" panggil Calista saat melihat Nala berjalan memasuki rumah.

"Seharian aku menemani Tante Olivia di rumah sakit. Mama aku sangat kasihan pada Laurie, keadaannya sangat memprihatinkan."

"Iya, mama tahu itu. Kami pun merasa sangat prihatin pada Laurie, kami tidak menyangka dia akan memiliki nasib yang sedikit buruk bertemu dan dicintai oleh laki-laki seperti Zack."

"Iya Ma, jangan sampai aku juga dicintai oleh laki-laki seperti dia, ih amit-amit jabang bayi," gerutu Nala.

"Nala, tidak baik berkata seperti itu."

"Kenapa Ma, laki-laki seperti itu memang layak dihujat. Mama, memangnya papa tidak bisa menolong Laurie? Bukankah papa juga punya banyak anak buah, Ma?"

"Tidak semudah itu Nala. Jaringan mereka sangat kuat, bahkan ada beberapa petinggi yang melindungi Zack. Dia memiliki kunci perdagangan di kawasan Asia timur, dia bukan lawan yang mudah Nala," jawab Leo.

"Sudah Nala, lebih baik kau masuk ke dalam kamarmu lalu bersihkan tubuhmu. Setelah itu kami tunggu kau di meja makan, kita sudah lama tidak makan malam bersama kan?"

"Mama benar, oke baiklah kalian pasti sangat merindukanku kan?"

"Tentu saja sayang, orang tua mana yang tidak merindukan putrinya. Apalagi kau sudah lama hidup di Prancis."

Mendengar perkataan Calista, Nala pun tampak menundukkan wajahnya. "Maaf ma aku sudah banyak membuang waktuku untuk kalian gara-gara laki-laki sialan itu. Kupikir dia laki-laki yang baik, aku sampai membuka usaha untuk kami berdua di Paris karena kupikir di benar-benar serius denganku! Aku sungguh sangat menyesal pernah memiliki hubungan dengan laki-laki seperti Alvin!" gerutu Nala.

"Sudahlah sayang tidak usah disesali, yang penting sekarang kau sudah bebas dari laki-laki seperti itu. Tuhan sudah sangat baik membuka aib Alvin sebelum kalian menikah, kalau kalian sudah menikah di sana, lain lagi ceritanya Nala. Tentu akan sangat merepotkan bagimu memiliki suami seperti dia."

"Iya Mama benar, kalau begitu Aku masuk dulu ke dalam kamar, tunggu aku di meja makan."

"Iya sayang," jawab Calista sambil menatap Nala yang sedang berjalan memasuki kamar.

Sedangkan Nala yang saat ini berjalan masuk ke dalam kamarnya tampak berjalan sambil memikirkan sesuatu. Dia masuk ke dalam kamarnya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi sambil berusaha mencari ide untuk esok hari. Saat dia selesai menggosok giginya, Nala tampak menatap cermin yang ada di depannya.

"Come on, apa yang harus kulakukan? Ayo berpikir Nala, ayo berpikir!" ucap Nala bermonolog pada dirinya sendiri yang ada pada pantulan cermin di atas wastafel. Nala kemudian memejamkan matanya tampak berpikir sejenak, hingga beberapa saat kemudian dia membuka mata itu disertai senyum yang tersungging di bibirnya.

"Aha aku punya ide, lebih baik nanti kubicarakan saja dengan papa saat makan malam," ucap Nala. Setelah itu, dia menyalakan shower lalu mulai membasahi tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, Nala yang sudah selesai mandi keluar dari kamarnya lalu mendekat ke arah Leo dan Calista yang saat ini ada di meja makan tengah menunggu dirinya. "Maaf lama menunggu," ucap Nala sambil meringis.

"Tidak apa-apa sayang," Jawab Calista.

"Tapi perut Papa sudah lapar," sahut Leo yang hanya dijawab kekehan oleh Nala. Mereka kemudian menikmati makan malam bersama.

"Papa!" Panggil Nala setelah mereka selesai makan malam.

"Ada apa Nala?"

"Ada yang ingin ku bicarakan Pa."

"Kau mau bicara apa?"

"Papa bolehkah aku besok minta bantuan pada teman-teman Papa?"

"Teman-temanku? Maksudmu anak buahku?"

"Iya Pa."

"Memangnya kamu mau apa Nala?"

"Begini Pa, aku hanya ingin mengerjai Alvin. Boleh kan aku minta bantuan pada anak buah papa?" dusta Nala.

"Oh kalau begitu boleh saja, kau hubungi saja Reza."

"Wow papa memang terbaik, terima kasih banyak Pa," jawab Nala sambil tersenyum menyeringai. Dia pun kemudian terkekeh mengingat rencananya yang akan dia jalankan esok hari untuk mulai mengerjai Zack.

Bersambung...

NOTE: Mampir juga ke novel othor yang ini ya dijamin ga bisa napas 😩😅⏬

Awal Pertemuan

Keesokan harinya, Nala tampak menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah mewah. Sekitar setengah jam lamanya, dia ada di depan rumah tersebut, hingga tiba-tiba sebuah mobil keluar dari rumah itu.

"Mobil yang baru saja keluar berbeda dengan mobil tadi malam. Mobil yang baru saja keluar, mobil mewah yang memang layak dipakai oleh orang-orang seperti Zack. Ah, lebih baik kuikuti saja mobil itu." Dia kemudian mengikuti sebuah mobil porsche warna hitam yang baru saja keluar dari rumah tersebut.

Mobil itu kemudian tampak berjalan menuju ke arah rumah sakit tempat Laurie dirawat. Namun, saat berjalan di sebuah jalan yang agak sepi, tiba-tiba Nala mendahului mobil itu, dan dengan sengaja menyerempet mobil milik Zack.

Setelah berhasil menyerempet mobil itu, Nala kemudian melajukan mobilnya dengan begitu santainya. Hingga, tiba-tiba Zack mendahului mobilnya, dan mencegat mobil Nala dengan menaruh mobilnya di depan mobil milik Nala. Dia kemudian keluar dari mobilnya lalu menggebrak kap mobil milik Nala.

"HAI KELUAR KAU! DASAR BODOH!"

Mendengar gebrakan Zack, seketika nyali Nala pun sempat menciut. Namun, saat mengingat keadaan Laurie, dorongan hatinya pun timbul kembali. Melihat Zack yang sudah berulang kali berteriak di depan mobilnya, Nala kemudian keluar dari mobil miliknya.

"Cepat keluar!" bentak Zack.

Saat melihat seorang wanita cantik yang memakai pakaian seksi keluar dari mobil yang ada di depannya, seketika Zack pun sempat tertegun beberapa saat, hingga suara dari Nala seketika membuyarkan lamunannya.

"Tuan maafkan saya," ujar Nala lirih sambil menundukkan kepalanya.

"Berani sekali kau! Berani-beraninya kau menyerempet mobilku begitu saja! Kalau tidak bisa naik mobil lebih baik kau tidak usah mengendarai mobil di jalan raya seperti ini, karena kau hanya akan merugikan pengendara lain!"

"Tolong maafkan saya, Tuan. Saya memang belum lama bisa menyetir mobil, dan saat ini saya juga sedang terburu-buru. Jadi, saya benar-benar tidak sengaja menyerempet mobil anda."

"Maaf katamu? Apa kau tahu berapa harga mobilku?"

"Maafkan saya tuan, saya tahu mobil itu pasti sangat mahal."

"Itulah alasannya mengapa aku menyuruhmu untuk tidak mengendarai mobil di jalan besar seperti ini! Sangat membahayakan orang lain dan diri mu sendiri! Sekarang, tolong ganti rugi biaya perawatan mobilku ini atau kau akan kubunuh sekarang juga!"

"Maafkan saya Tuan, sebenarnya saya..., saya,..."

"Apa hah? Kalau bicara itu yang jelas!"

"Maafkan saya Tuan, sebenarnya saya bukan berasal dari kalangan berada. Mobil ini adalah mobil pinjaman, mobil ini milik teman saya. Saya benar-benar orang tidak mampu. Tuan, tolong jangan suruh saya untuk mengganti kerugian mobil anda, saya tidak punya uang," isak Nala.

Mendengar perkataan Nala, Zack pun mengangkat salah satu alisnya. "Apa? Jadi ini bukan mobilmu? Kau benar-benar wanita yang tidak tahu diri! Kenapa kau sampai berani mengendarai mobil yang bukan milikmu di jalan besar seperti ini? Dan bahkan hampir saja mencelakakan pengemudi lain!"

"Maafkan saya, Tuan. Saya sedang terburu-buru. Saya harus mengantar Ibu saya ke rumah sakit sekarang juga."

"Mengantar ibumu ke rumah sakit? Enak saja, jadi kau mau lepas dari tanggung jawab begitu saja? Dasar wanita tidak tahu diri! Kau memang manusia tidak berguna!"

"Tolong maafkan saya Tuan, tolong Tuan katakan saja apa yang bisa saya lakukan agar saya bisa mengganti kerugian mobil Tuan itu."

"Tentu saja kau harus mengganti biaya perawatan mobil ini! Apapun yang terjadi, kau harus bertanggung jawab! Ini menjadi pembelajaran untukmu agar kau bisa lebih berhati-hati!"

"Tapi Tuan, saya benar-benar tidak memiliki uang, Tuan. Saya mohon jangan suruh saya untuk mengganti biaya perawatan mobil sekarang juga. Uang yang saya miliki hanya bisa saya gunakan untuk membayar biaya perawatan rumah sakit Ibu saya Tuan, tolong jangan paksa saya untuk mengganti kerugian ini sekarang juga."

"Jadi kau mau lepas dari tanggung jawab? Kalau begitu lebih baik kau serahkan nyawamu sekarang juga!"

"Tuan tolong jangan berkata seperti itu, Ibu saya masih membutuhkan saya, saya tulang punggung keluarga, tolong kasihani saya. Tuan, saya mau melakukan apa saja untuk mengganti biaya perawatan mobil anda, anda bisa menggunakan tenaga saya."

"Memangnya kau bisa apa hah?"

"Begini saja Tuan, saya mau bekerja untuk anda. Anda bisa mempekerjakan saya apa saja, mungkin anda bisa mempekerjakan saya sebagai asisten rumah tangga di rumah anda ataupun sebagai salah satu staf di kantor anda. Apapun akan saya lakukan untuk mengganti kerugian mobil anda, Tuan. Karena saya tidak bisa memberikan ganti rugi dalam bentuk uang. Saya tidak memiliki uang, yang saya miliki hanya tenaga yang bisa anda pergunakan."

Mendengar perkataan Nala, Zack pun hanya bisa mendengus kesal. Dia tidak bisa berbuat apa-apa pada wanita yang terlihat lemah di depannya, apalagi wanita itu wanita cantik yang tampak begitu tidak berdaya. Zack kemudian merenung dan terdiam beberapa saat memikirkan apa yang akan dia lakukan.

"Bagaimana Tuan? Bagaimana kalau saya bekerja untuk anda? Anda bisa mengambil semua atau memotong gaji saya. Tapi tolong jangan suruh saya untuk mengganti kerugian mobil itu sekarang karena saya benar-benar tidak memiliki uang."

"Baik aku tahu orang miskin sepertimu pasti tidak akan memiliki uang untuk mengganti kerugian yang kualami!"

"Jadi Tuan mau mempekerjakan saya untuk mengganti rugi biaya perawatan mobil Tuan?"

"Aku tidak punya pilihan lain. Hanya itu yang bisa kulakukan."

"Terima kasih Tuan, tapi bisakah saya mulai bekerja besok? Karena hari ini saya harus membawa Ibu saya pergi ke rumah sakit."

"Besok katamu?"

"Iya Tuan, tolong maafkan saya. Saya tidak bisa bekerja sekarang karena saya harus membawa Ibu saya ke rumah sakit."

"Jadi kau ingin melarikan diri?"

"Tidak Tuan, saya benar-benar tidak ingin melarikan diri. Anda bisa membawa jaminan ini. Ini mobil milik teman saya. Bisa anda jadikan jaminan, saya juga akan memberikan jaminan kartu identitas untuk anda."

"Bukankah mobil itu bukan milikmu? Yang benar saja? Kau mau mempermainkanku gadis bodoh?"

"Karena saya tahu mobil ini bukan milik saya, karena itulah saya pasti akan mengambil mobil ini kembali karena saya harus bertanggungjawab juga pada pemiliknya, begitu kan Tuan? Silakan anda membawa kartu identitas saya sebagai jaminan kalau saya tidak akan pergi. Lalu, ini nomor ponsel saya," ujar Nala sambil memberikan sebuah kertas yang berisi nomor ponselnya.

"Apakah aku harus percaya padamu?"

"Tentu tuan, saya tidak akan berbohong pada anda. Anda benar-benar harus percaya pada saya. Besok, anda bisa menghubungi nomer ponsel saya untuk memberi tahu dimana saya harus menemui anda."

"Baiklah, terpaksa aku percaya padamu karena kau memberikan jaminan mobil ini."

"Terima kasih banyak Tuan, kalau begitu saya permisi dulu. Saya harus pulang ke rumah untuk membawa Ibu saya ke rumah sakit."

"Baiklah, tapi jangan coba-coba kau lari dariku karena aku bisa saja menghabisimu kapanpun kumau, karena kau tidak akan pernah bisa lari dariku!"

"Iya Tuan, saya mengerti."

Nala kemudian memberi kunci mobil miliknya pada Zack. Lalu, berpura-pura naik taksi. Zack yang melihat Nala pergi dari hadapannya kemudian tersenyum kecut.

"Wanita yang sangat bernyali, dia tidak tahu dia sedang berhadapan dengan siapa."

Sementara Nala yang melihat Zack yang tampak masih berdiri sambil termenung, kini tersenyum kecut. "Kata orang, kau mafia terbesar. Tapi dibohongi oleh seorang kucing kecil seperti ku saja kau mau percaya padaku."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!