NovelToon NovelToon

CINTA UNTUK ALUNA

PROLOG

Dulu saat Aluna berusia 17 tahun, tepat ketika dirinya kelas 2 SMA, mimpi buruk terjadi. Kakak kelas sekaligus anak pemilik Yayasan tempat Aluna mendapatkan beasiswa itu melakukan pelecehan padanya.

“Heh, siapa nama kamu?”

“Aluna, Kak.”

“Anak beasiswa?”

“Iya, Kak.”

“Bantu gue bawain buku buku ini.”

Aluna tidak bisa membantah, semua orang tau kalau pria ini adalah anak pemilik yayasan. Arga Dwi Harlaputra. Anak tunggal yang dipastikan akan mendapatkan Yayasan yang menaungi banyak sekolah.

Kala itu, Aluna tidak bisa menolak dikarenakan dirinya tahu dimana posisi dirinya. Jadi dia masuk ke dalam mobil Arga sambil memegangi tumpukan buku. Bahkan Aluna sampai ikut masuk ke apartemennya. Dan di sana lah Arga melakukan hal jahat. Dia memperkosa Aluna, tidak mendengarkan isak tangis dan permohonan anak yang tinggal di panti asuhan tersebut.

Bahkan ketika selesai melakukannya, Arga mengancam kalau dia akan mengeluarkan Aluna dari Yayasannya jika berani mengatakannya pada orang lain. Jelas Aluna ketakutan.

Tiga bulan kemudian, Arga lulus dari sekolah itu. kabarnya, pria itu pergi ke luar Negara untuk melanjutkan pendidikannya. Saat Aluna menginjak bangku kelas 3 SMA, dia mendapati dirinya tengah hamil.

Ibu pemilik panti asuhan sangat kecewa dan memilih untuk membiarkan Aluna hidup tanpa pengawasannya karena merasa malu. Ditambah lagi, pihak sekolah mengetahuinya hingga Aluna dikeluarkan. Perempuan itu berjuang sendiri dengan anak yang ada di dalam kandungannya. Hidup dalam kesengsaraan dan keterbatasan. Aluna berniat meminta pertanggungjawaban pada Arga, tapi dia berada di luar Negara, begitupun dengan keluarganya.

Aluna bekerja apa saja asal dirinya bisa makan dan menabung untuk proses kelahiran anaknya. Meskipun hidup dalam kesengsaraan, Aluna mencoba yang terbaik. Lahirlah anak perempuan yang Aluna beri nama Elmira, nama anak yang diberikan oleh Aluna.

Hingga ambang keputusasaannya adalah saat sang anak mengalami gangguan pada jantungnya, mengharuskannya dioprasi. Dan Aluna tidak punya pilihan lain selain mencoba mendatangi pria yang menjadi ayah dari anak ini.

Aluna benar benar benci pada Arga, karena telah menghancurkan masa depannya. Namun, dia tidak pernah membenci Elmira. Aluna hanya menyalahkan sosok yang menjadikannya terperangkap dalam posisi ini.

Beruntungnya Aluna, rumah itu tidak kosong lagi. Ada wanita tua bernama Gita yang merupakan ibu dari Arga. Kedua orangtua Arga di sana mendengarkan. Namun sebelumnya mereka meminta untuk melakukan test DNA dulu sebelum melibatkan Arga.

Hasilnya positive, kalau Elmira adalah anak Arga. Keluarga Harlaputra langsung memindahkan Elmira ke ruangan VIP. Kemudian menyeret Arga yang baru saja menyelesaikan S2 nya dari luar Negara.

Arga kaget, dia hanya diam menatap Elmira yang terbaring lemah. Namun, tanpa diduga pria itu mengatakan, “Ini Papa.” saat Elmira membuka matanya.

Anak usia lima tahun yang selalu bertanya,

“Mama, mana Papa?”

“Mama, kok yang lain punya Papa, kenapa El nggak?”

“Papanya El dimana sih?”

“El anak haram ya, Ma? Kata temen El gitu.”

Kini anak itu tersenyum, tangannya terangkat menyentuh wajah Arga dan berkata, “Papa.”

Yang mana membuat Aluna menahan tangisannya. Namun di sisi lain, dia tetap membenci pria yang sudah menghancurkan masa depannya.

“Pertunangan kamu dengan Teresa harus dibatalkan dan diganti dengan pernikahan antara kamu dengan Aluna.”

“Tapi, Yah─”

Tunggu, tunangan? Aluna cukup terkejut mendengarnya.

“Itu bentuk tanggung jawab kamu terhadap Aluna. Ayah juga bakalan nempatin kamu di anak perusahaan yang logistiknya belum jalan. Kamu harus tanggung jawab dan menghidupi keluarga kamu. Masalah Elmira, Ayah yang tanggung. Jadi, semua fasilitas yang kamu dapetin dari Ayah, bakalan Ayah Tarik. Kamu harus berusaha sendiri.”

🌹🌹🌹

Rumah Baru

Pesta pernikahan itu hanya dihadiri oleh keluarga inti saja, dilakukannya juga hanya sebatas formalitas. Tidak ada gaun cantik yang dipakai Aluna, tidak ada hiasan juga. Ini karena pertimbangan mereka tidak bisa melakukan pesta karena harus focus pada Elmira terlebih dahulu.

Kondisinya agak memburuk, bahkan setelah keluarga Harlaputra memindahkannya ke ruang VIP dengan penanganan yang terbaik. Saat ini, Elmira memiliki dokter pribadi dan juga perawat yang senantiasa akan menemaninya.

“Bunda sama Ayah ada kerjaan dulu. nanti sorean bakalan jenguk Elmira lagi.”

Sebenarnya, Aluna datang bukan untuk meminta dinikahi oleh Arga. Dia hanya ingin keluarga ini bertanggung jawab pada Elmira dan memberikan bantuan berupa materi. Namun, kalimat yang dikatakan oleh Wardana adalah sebuah keputusan mutlak. Aluna juga tidak mau menghancurkan rencana pertunangan Arga dengan pacarnya. terlebih lagi, Aluna yakin kalau Arga juga tidak mengharapkan pernikahan ini.

“Dengerin Bunda, Aluna. Kami gak mengambil keputusan ini tanpa pertimbangan. Hubungan Arga sama Teresa emang gak pernah bener, putus nyambung terus. Pertunangan mereka juga digantung karena Teresa masih mengutamakan pendidikannya. Teresa juga berapa kali sama pria lain kalau mereka putus. Jadi, Bunda juga gak mau Arga gagal move on terus, sementara dia punya tanggung jawab.”

Begitulah kalimat yang diberikan untuknya. Berakhir lagi dengan Aluna dan Arga yang berada di dalam mobil yang sama, tujuan mereka adalah rumah sakit.

“Aku bisa penuhi semua kebutuhan materi kalian, kasih sayang buat Elmira. Tapi jangan berharap kalau aku juga kasih sayang buat kamu.”

“Aku gak ngeharepin itu,” ucap Aluna dengan tajam. “Aku juga gak ngeharepin pernikahan ini.”

Arga berdecak mendengarnya. “Dimana kontrakan kamu?”

“Mau apa?”

“Bawa barang barang kamu, kita pindah ke rumah yang udah aku beli.”

“Kenapa kamu mau kita tinggal serumah?”

“Lalu? Kamu mau bawa Elmira ke gubuk tua tempat kamu ngontrak?”

“Gak usah ngehina, bisa kan?”

Aluna tau, kalau kehidupan pernikahannya tidak akan berjalan dengan baik ke depannya.

***

Arga berdecak ketika melihat bagaimana rumah yang ditempati oleh anaknya dan juga Aluna. Jujur saja, ini mengerikan. Sebenarnya, Arga tidak keberatan untuk bertanggung jawab tentang Elmira. Itu memang kesalahannya dan dia akan memenuhi semua kebutuhan anaknya. Namun jika harus menikah dengan perempuan yang tidak disukainya? Menjadikan pikiran untuk Arga ke depannya.

“Cepetan, Elmira mungkin nunggu.”

“Bentar, lagi bawain mainan punya dia.”

“Gak usah, nanti dibeliin yang baru.”

“Emang? Kan semua fasilitas kamu ditarik sama orangtua kamu.”

“Bukan berarti aku jadi miskin,” ucap Arga berdecak. Dia mendengar cerita Aluna kalau perempuan itu sempat datang ke rumahnya untuk minta pertanggung jawaban, tapi saat itu rumah kosong dan tidak ada siapa siapa.

Arga lebih baik dipukul oleh ayahnya daripada kehilangan semua fasilitasnya, dia harus membangun cabang perusahaan dari awal lagi, dan itu menyebalkan. “Cepetan, nanti Elmira nungguin.”

“Bentar ya ampun.”

Dan Aluna sadar betul, kalau pria itu mencintai anaknya, tapi tidak dengan dirinya. Perjalanan kembali ke rumah sakit juga diisi dengan keterdiaman, Aluna sendiri bingung harus mengatakan apa.

“Kamu gak mau minta maaf?” Tanya Aluna karena sudah dari satu minggu menahan ini.

“Buat apa?”

“Karena kamu, aku jadi gak lulus sekolah, diusir dari panti. Kamu sadar gak udah ngehancurin masa depan aku?”

Pria itu hanya diam dan menghela napasnya dalam. “Jadi kamu lulusan SMP ya?”

“Iya, gara gara kamu, Arga.” Aluna enggan bersopan santun lagi.

Dan itu membuat pria itu tertawa mendengarnya. “Semuanya emang harus terjadi. Apa boleh buat.”

“Mana kata maafnya?”

Tapi sepertinya pria itu tidak berniat untuk mengatakannya. Karena dia dengan santai keluar dari mobil mendahului Aluna. Perempuan itu menghela napasnya dalam dan mengikuti Arga dari belakang.

Memasuki ruangan VIP dimana anaknya dirawat di sana.

“Papa….,” panggilnya dengan suara yang lemah.

Perawat yang sedari tadi menemani itu undur diri. “Mana Eyang?”

“Eyang sama Mbah lagi ada kerjaan dulu. nanti ke sini malem.”

“El mau pulang. kata Eyang, rumah Papa cantik.”

“Iya, nanti tinggal di rumah Papa.” mengusap rambut anak perempuan yang begitu mirip dengannya. Kemudian membubuhkan kecupan di keningnya. “Sayangnya Papa, kalau dalam waktu tiga hari udah sembuh. Nanti bisa pulang sama Papa ya.”

“Sama Mama juga kan?”

“Iya, sama Mama juga,” ucap Arga tersenyum dengan kecut.

***

Setelah tiga malam berada di rumah sakit, akhirnya Elmira diizinkan pulang. anak itu begitu exited karena akan pulang ke rumah baru. Karena memilih rumah yang dekat dengan cabang perusahaan di Bandung, maka terpaksa Aluna pindah keluar kota.

Rumah yang berlokasi dekat dengan kota, area perumahan. Memiliki dua lantai, tujuh kamar tidur dan halaman yang luas. Area sekolah dan bermain anak jugaa dekat.

“Whhoaaaa.”

“El suka?” Tanya Arga yang dibalas anggukan oleh sang anak.

Aluna hanya melihat dari belakang, bagaimana Elmira menempel pada sosok yang baru dia temukan setelah dia tanyakan beberapa kali tentang keberadaannya. Hubungan Aluna dengan Arga sendiri hanya sebatas membahas Elmira. Namun begitu, meskipun Aluna membenci Arga, dia menunaikan kewajibannya melayani suami. Tapi tidak secara hubungan badan, lagipula Aluna masih takut.

Syukur, Arga juga tidak meminta.

“Nanti Eyang main ke sini ya?”

“Iya, kapan kapan Eyang sama Mbah ke sini.” mencium pipi Elmira. “El, mau liat kamar punya El sendiri gak?”

“Mauuu!”

Menurunkan sang anak. “Tuh di lantai dua, yang ada gambar princess nya. Itu punya El.”

“Okey!” teriak anak itu kemudian berlari ke sana.

Hanya ada Aluna dan juga Arga di sana. “Gak akan ada pembantu di sini. jangan berharap dilayani selama perusahaan yang ayah kasih belum stabil.”

“Aku gak ngomong apa apa loh,” ucap Aluna. “Dimana kamar aku.”

“Kamar kita diatas.”

“Kita?”

***

Tidur satu ranjang

Melihat kamar yang sekarang menjadi hunianya. Benar benar berbeda dari sebelumnya. Dimana kamar ini memiliki semua yang diharapkan oleh Aluna dulu. Tidak ada lagi atap yang bocor. Hangat dan juga menyenangkan rasa di dadanya. Hidupnya akan lebih baik dari sebelumnya bukan? 

"Mama…," Panggil Elmira tatkala Aluna baru saja menyimpan tasnya di atas ranjang. "Mama…. Lapar…"

Aluna tersenyum mendengarnya. Sungguh menggemaskan sekali anaknya ini. "Tunggu bentar ya, Papa dimana?"

"Nggak tau. Papa mana?" Malah balik bertanya. 

"Coba cari sana. Nanti Mama bikinin mam ya?" 

Aluna tidak mau membuat anaknya merasakan kesedihan, kesakitan lagi. Keceriaan itu bahkan mengalahkan penyakit. Belum sembuh sepenuhnya, tapi jelas Elmira terlihat lebih nyaman dengan keadaan yang ada. 

"Jangan ngelamun mulu. Masak, El bilang dia laper."

Kesal karena pria itu membuatnya ingat dengan masa lalu. Masih saja bajingan! 

"Elmira tadi nyariin."

"Iya, anaknya ngajak main di halaman belakang. Ini mau ganti baju dulu." Tanpa tahu malu, Arga membuka pakaian di hadapan Aluna secara langsung. Perempuan itu memalingkan wajah dan memilih untuk turun ke bawah untuk memasak. 

"Mama… ?"

"Iya, mama masak ini. Nanti main sama Papa aja dulu ya."

Mengangguk dengan antusias. Dan Aluna merasa senang ketika melihat bahan makanan yang begitu banyak. Tidak seperti dulu dimana dirinya kelaparan sepanjang malam dengan Elmira yang merengek ingin makan. 

Anaknya akan sembuh, masa depannya akan baik. Meskipun Aluna masih bertanya tanya tentang masa depannya sendiri. Tentang bagaimana jalan pernikahannya. 

Makan malam terasa lebih menyenangkan untuk Elmira, anak itu terus mengoceh membuat Arga gemas. "Nanti El boleh kok sekolah. Di kompleks ini ada sekolah. Bisa sambil jalan. Nanti dianter sama Mama ya?"

"Sama Papa?"

"Iya, sama Papa juga dianter. Tapi nanti ditungguin nya sama Mama oke?"

"Ada taman bermain juga? Ada banyak mam di sana?"

"Ada, sayang. Banyak banget pokoknya. Nanti El bakalan seneng." Berjanji dengan kalimat seperti itu. 

"Makasih, Papa. Ini mam dulu," Ucap sang anak menyiapkan sosis pada sang Ayah. 

Arga begitu menyayangi sosok ini. Bagaimana bisa malaikat ini baru dia ketahui sekarang setelah sekian lama? Merasa bersalah karena baru mengetahui keberadaannya sekarang setelah sekian lama. Padahal, jika saja mengetahui kalau anak ini lahir. Arga tidak keberatan untuk bertanggung jawab dan membiayai anak ini. 

"Mama, boleh gak Nina bobonya sama Papa?"

"Boleh. Mau dibikin susu hangat dulu gak?"

"Iya nanti kalau udah mau bobo." 

Karena sebelumnya, Arga dan Elmira bermain dulu di atas karpet. Menonton televisi yang katanya, "Dulu El gak punya yang kayak gini ya, Ma, ya?"

Miris sekali. 

Bercanda tawa sampai akhirnya kelelahan. "Mau bobo."

"Nina Bobo sama Papa?" Tanya Arga. 

"Sama Mama juga ah. Boleh, Ma?"

"Duluan ya, Mama bikinin susu dulu."

Setelahnya Aluna menyusul ke lantai atas, menemui sang suami yang ternyata sudah membuat Elmira tertidur. "Cepet banget?"

"Kecapean kayaknya."

"Ini susunya gimana?"

"Simpen aja di sana. Nanti aku yang minum."

Aluna juga melihat dengan jelas bagaimana pria itu sangat menyayangi anaknya. 

"Yuk keluar."

"Gak usah rangkul rangkul," Ucap Aluna dengan tajam hingga membuat Arga terkekeh mendengar nya. 

***

"Bunda sama Ayah ke sini nya besok katanya. Sekalian mereka mau ada acara katanya."

"Hmmm… iya. Gak dateng juga gak papa."

Aluna menyipitkan matanya, diam diam menatap pada Arga yang sedang berpakaian. Pria itu baru mandi. Dan Aluna tidak siap jika harus berada dalam ranjang yang sama dengannya. 

Jadi dia hanya berdiri saja di dekat lampu tidur. 

"Ngapain berdiri di sana?"

Aluna masih diam. 

"Aku gak bakalan apa apain kamu, Aluna."

"Halah! Apanya yang enggak! Dulu aja kamu merkosa aku dengan tega dan penuh kesadaran pas tanpa status. Apalagi sekarang."

Arga malah terkekeh. "Enggak lah, lagian aku gak cinta sama kamu."

"Emang dulu cinta?"

Arga menggela napasnya dan masuk ke dalam selimut. "Udah tidur. Besok kan harus anterin Elmira mulai sekolah."

"Emang mau besok banget? Kan mau ada Eyangnya."

"Gak langsung sekolah. Liat liat aja dulu, aku juga nemenin kok." Menyamankan dirinya di dalam selimut. "Cepetan tidur. Mau sampe kapan berdiri terus?"

"Kenapa sih kita harus tidur satu kamar? Gak paham apa yang artinya trauma ya?"

"Yaudah terserah."

Aluna memilih untuk berbaring di atas sofa. Dan tidak lama kemudian, perempuan itu memejamkan matanya. Dia sangat lelah hari ini. Berjalan jalan dari satu kota ke kota lainnya. 

Ketika Aluna memejamkan mata dan terlelap, Arga tidak demikian. Dia menoleh pada perempuan yang sedang berbaring itu dan menghela napasnya dalam. "Baru banget, semoga El nggak kayak emaknya," Ucap pria itu datang untuk menggendong Aluna secara pelan pelan dan memindahkannya untuk tidur di atas ranjang. Bergantian dengan dirinya yang sekarang tidur di sofa. 

Hingga keesokan harinya, Aluna kaget dirinya sudah ada di atas ranjang. Pemikiran aneh aneh muncul di kepalanya. 

Melihat Arga yang keluar dari kamar mandi, seketika dia berteriak, "Kamu ngapain semalem hah?! Ngapain aku? Kenapa sekarang aku di sini?"

"Semalem aku ***** ***** abis kamu pingsan soalnya aku kasih kamu obat tidur di dalam nasi goreng."

"Heh!"

Pria itu malah tertawa terbahak-bahak ketika keluar dari kamar. 

"Arga!" Teriak Aluna kesal. 

Pria itu tidak mendengarkan sama sekali. 

***

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!