Hari ini aku wisuda setelah menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dalam ilmu kedokteran jiwa selama empat tahun. Selain gelar dokter, seorang psikiater juga memiliki gelar Sp.KJ (Spesialis Kesehatan Jiwa),keputusanku buat mengambil spesialis kesehatan jiwa menimbulkan banyak protes apa lagi protes keras oleh Oma,tidak ada bayangan buatku untuk menekuni bidang ini sebelumnya setelah umur tuju belas tahun aku lulus United World College of south East Asia di singapura. Aku melanjutkan ke ke universitas ternama di ibu kota sebagai mahasiswa teknik informatika ,tapi baru satu tahun aku merasa ada yang kurang akhirnya aku mengikuti seleksi FK di UI. Aku bisa menyelesaikan tepat waktu untuk FK, tapi tidak teknik informatika aku di DO gara - gara fokus menjalani caos saat itu. Selama 10 tahun perjuanganku akhirnya terbayar dengan gelar yang dapat kuraih,tapi sayang orang terpenting dalam hidupku ,kakek yang selalu mendukung ku telah tiada setahun lalu.
"Selamat sayang opa bangga padamu" ucap opa sambil memelukku.
"Makasih opa".
"Coba kamu mau mengambil spesialis kandungan"gerutu Oma,emang Oma yang paling menentang keras keputusanku.
"Selamat ya sayang "kata ayah kandungku yang juga menghadiri acara wisudaku.
" Tidak sia sia perjuanganmu selama 10 tahun" ucapnya dengan bangga.
"Maaf aku telat "sepupuku Dewa seorang pilot datang dengan adiknya Dewi mahasiswa kedokteran juga.
"Kapan ya aku kaya mbak Anin" ucapnya sambil menyodorkan sebuket bunga lili putih.
"Masih jauh sekarang aja skripsi belum"kata Dewa membuat semua ketawa, Dewi mahasiswa FK semester lima.
" Belajar yang rajin biar bisa nerusin klinik Oma,jangan kaya sepupu mu yang lebih suka ngurus orang sakit jiwa"kata Oma sambil merangkul cucu kesayangannya itu.
" Gak apa-apa ayah Bangga pada kamu mau jadi apa aja ,ayo kita pulang gak usah Kamu dengerin Oma kamu".
"Habis ini mau lanjut kerja dimana"tanya opa sambil berjalan di sampingku di depan ku ada Oma dan dewa Dewi.
".Aku dah dapat rekomendasi RSJ di Grogol opa" jawab ku.
Kami langsung berjalan pulang ke rumah opa,untuk makan siang bersama sekalian syukuran kelulusan ku disana.
*6bulan kemudian"
" Dok betah disini"kata suster Ria perawat muda seusiaku,udah bekerja di rumah sakit ini selama dua tahun.
" Betah lah sus kalau ga betah saya kemarin ga mau tanda tangan perpanjang kontrak"kataku saat ini aku lagi jaga malam . Setelah kemarin magang selama 3 bulan, baru aku tanda tangan kontrak kerja selama 1 tahun.
prok prok prok suara sepatu seseorang lagi berlari
"Hos hos hos gawat dok"kata dokter Fabian.
"Apa sih dok ,apa yang gawat"kata suster Ria
"Atur nafas dulu lalu cerita "kataku.
"Pasian nama Ardini kabur,dia loncat tembok samping"kata Fabian dengan suara putus putus
" Suster kamu hubungi keluarganya,dan Fabian kita coba keliling lagi sekalian kita ke pos penjagaan ,siapa tau masih sekitar sini" ucapku sambil melepas jas dokterku , sebelum berjalan keluar dari ruang jaga di ikuti Fabian.
"Dyaa kalau siang mungkin gampang tapi kalau malam susah "kata Fabian sebagian disini orang memanggilku Dyah karena ada suster senior yang namanya anin, jadi biar tidak bingung.
"Ya meski susah kita harus cari lah".
"Diakan menderita OLD mungkin ga dia menemui mantan pacarnya" ucap Fabian.
Obsessive love disorder (OLD) adalah suatu kondisi di mana seseorang menjadi terobsesi terhadap orang yang sangat dicintainya .Ardini cewek berusia dua lima tahun diputuskan pacarnya setelah sepuluh tahun pacaran ,padahal kesucian juga telah diberikan pada kekasihnya,tapi kekasihnya malah memilih anak atasannya .Karena menganggap tida suci lagi ia berusaha bunuh diri dan berprinsip' lebih baik dia mati jika tidak bisa bersama ' Bebe kali mendatangi kekasihnya untuk membunuh kekasihnya.
"Gimana ada kabar dari keluarga "tanya Fabian pada Suter Ria yang menghampiri kami.
"Tadi keluarganya bilang tidak pulang ke rumah ,tapi kakaknya bilang mungkin dia ke klub malam xx,karena hari ini ulang tahun Arsen mantan nya Dini,"kata suster Ria.
"Apa kita harus ke klub malam juga sekarang "kata Fabian.
" Kakaknya akan mengecek kesana"kata Suter Ria.
" Lebih baik kita kesana,dari pada membahayakan dia sendiri dan orang yang ada disana"kata Fabian.
"Kalian pernah masuk klub malam ?"tanyaku suster Ria menggeleng dan Fabian mengangguk.
" Kamu catat no Kakak nya disini "aku menyerah kan ponsel ku pada suster Ria.
"Fabian kita bawa ambulan!"
"hah"kata Fabian
" Terus mau Pake apa aku punya nya motor ,Suter Ria juga,mobil mu sedan kalau dia ngamuk di mobil mu emang ga pa pa "kataku.
"Baik kita berangkat pake sopir aja tapi"kata Fabian.
"Kita siapkan yang perlu kita bawa"kataku , sambil menyiapkan obat penenang buat jaga jaga,setelah ambulan siap kami menuju lokasi . Bayangkan pukul sepuluh malam jalanan ibu kota masih sangat macet.
" Sudah kamu masukin no kakaknya dini".
"Udah dok".
"Coba kita hubungi dia sudah sampai belum".
Tut Tut Tut
" Halo".
"Halo saya dokter Dya gimana ada Dini nya disitu " kataku dengan suara yang keras mirip orang lagi marah, karena takut tidak di dengar olehnya.
"Saya udah masuk lagi mencari tar saya kabari tempatnya terlalu berisik"setelah itu panggilan diputus.
"Gila baru di ponsel aja berisik nya kaya gitu,gimana disana ya"kataku yang langsung diketawain Fabian.
"Selama ini Lo kemana aja belum pernah masuk club diumur yang ke dua puluh delapan,"kata Fabian.
"gw anak baik baik ya emang lo"kataku.
"Iya gw percaya Lo anak baik kalau ga baik gak bakal Lo jadi dokter spesialis di usia ke dua puluh delapan"kata Fabian sambil ketawa tapi sejenis ketawa mengejek Lo kuper. Fabian sendiri umurnya udah tiga puluh tapi Masi jadi dokter residen tahun ke dua PPDS (Peserta Program Dokter Spesialis).
Ting
kakak Ardini
gw dah ketemu adik gw lagi minum di meja bartender (sambil mengirim gambar)
^^^me^^^
^^^ok awasi jangan di dekati takut panik malah kabur^^^
kakak Ardini
ok dok
kalau boleh tahu dengan dokter siapa ini
^^^me^^^
^^^dr fabian^^^
aku perlihatkan isi chat ku pada fabian
"Buset Lo ngaku nama gw".
" Ga pa pa makanya gw kasih lihat Lo biar tar ga kaget "kataku sambil ketawa.
"eh dok biasanya kan kalau ke klub harus Pake paken seksi kita Pake begini bisa masuk ga"tanya suster Ria.
"Kalau aku sama dya bisa kayanya kita kan ga bawa jas dokter tapi ga tau suster "kata Fabian setengah ketawa Karen suster masih memakai seragam perawatnya lengkap.
"Padahal aku penasaran mau lihat ke dalam,"katanya lesu.
" Aha aku ada ide"suara Suter Ria yang berteriak membuatku dan Fabian melihat ke arahnya,sedetik kemudian aku melihat dia membuka kemeja susternya dan hanya menggunakan tank top membuat Fabian beberapa kali mengerjakan matanya.
"lepas jake Lo"kataku pada Fabian dan Fabian langsung melepas jaketnya.
"Pake ini"kataku yang langsung diterima dan dipake,membuat Fabian mendengus Fabian memakai kaos polo dan jaket,jadi meski jaket nya di lepas tak masalah. Setelah kami sampai di depan aku hubungi kakaknya Dini , tidak selang beberapa menit seorang cowok seusia Fabian keluar
" Dokter Fabian"katanya sambil melirik aku dan suster Ria.
" Mereka"katanya sambil menunjuk kearah kami.
"perawat,kami perawat "jawab ku dan dia menganggu,
" Panggil saya Dino"
".Sebaiknya kita segera masuk "kata Fabian
Kami berempat langsung masuk dan duduk di meja bartender yang jarak nya tidak jauh dari Dini,
"Itu Arsen pacar Dini" tunjuk Dino pada laki laki yang sedang dansa.
"kita lihat dulu jangan bergerak Gegabah takutnya mbak Dini panik dan bertindak diluar kendali"kataku.
" Kamu dekati Dini bawa obatnya"bisik ku pada Fabian .Dini berjalan mendekati Arsen dan dalam hitungan detik ,dia membawa pisau dan diarahkan ke Arsen. Kami yang melihat secara spontan berlari mendekat begitu juga dengan Ria dan kakak Dini,dengan gerakan cepat aku menarik Arsen dan Fabian mendekap dini sambil menyuntikkan obat penenang dalam hitungan detik Dini langsung tidak sadar kan diri . Tanpa banyak bicara Fabian langsung menggendong dini dan membawa keluar di ikuti Dino dan temanya yang aku ga tau namanya,
"Maaf aku ga sengaja menabrak anda "kataku langsung meninggalkan Arsen dan menarik Suter Ria.
"Mbak gelas nya pecah harus ganti rugi"kata seorang saat aku menghampiri meja bartender hendak mengambil tas medis ku.
"Hah"kaget ku ,perasaan gw ga pecahin gelas,gw lihat bartender tadi melambai tangannya meminta aku supaya mendekat.
" Waktu kamu lari,kamu menyenggol dua gelas sekaligus tu buktinya"katanya sambil menunjuk dua gelas yang pecah
"Berapa harus gw ganti,"kataku ⁰ sambil mengeluarkan dompet dalam tas ku.
"100 ribu."
"Dua gelas 100,gila ,"kataku sambil mengeluarkan duit dan menaruh ke atas meja sebelum pergi sempat ku lihat muka bartender tersungging senyum tipis.
"Gila gimana ga cepat kaya punya klub gelas dua seratus ribu ,"gerutu ku.
"Apa yang seratus ribu,"tanya Fabian⁰0
yang sedang menungguku keluar sama suster Ria.
"Masak gw ga sengaja nyenggol dua gelas di minta seratus ribu"kataku sambil masuk ambulan di ikuti Ria dan Fabian .
"kayanya di kerjain deh Lo,"kata Fabian.
"Lo kenapa ga duduk depan nemenin pak Agung nyopir sih "kataku.
"Ga mau,pingin dekat Lo".
"Dasar buaya Lo"
"Eh jangan salah buaya bintang yang setia Lo"kata Fabian.
"Eh mbak bartender tadi ganteng ya,kaya opa korea"kata Ria.
"Mbak ko tidur sih "kata Ria sambil menarik baju Dya supaya tidak tidur,tapi nihil si Dya tetap tidur hingga sampai di rumah sakit.
"Begitu sampai rumah sakit langsung bangun jangan jangan Lo pura pura tidur ya"kata Suter Ria.
"Menurut Lo"jawab Dya sambil menguap lebar.
" Anak gadis kalau menguap ditutup kenapa itu mulut,biar kelihatan anggun"kata Suter Nuri yang baru datang,yang ku balas dengan senyum kecut,Suter Nuri salah satu perawat senior disini umur tiga puluh lima belum menikah.
"Ga usah di denger mbak Nuri kan kalau ngomong emang gitu,efek kesepian"kata Ria.
"Hus mulut"kataku sambil mengawasi sekitar takut di dengar orang.
"Ayo di ruang jaga aja yang tadi biar diurus Fabian"kataku,akhirnya kami keruang jaga.
"Cewek kalau dah obsesi ngeri ya"kata Fabian yang tiba tiba datang.
"Halah sama aja cowok juga kalau dah cinta kadang jadi psikopat "kata Suter ria.
"Eh mas kalau masuk klub malam gitu masuk nya bayar berapa"tanya ria.
"Kenapa Lo mau masuk
" Pingin ketemu bartender tadi mas cakep soalnya"kata nya.
"Masuk Lo harus bayar sekitar seratus ribu"kata Fabian yang bilangnya dah sering masuk klub malam.
"Dasar cewek lihat cowok ganteng langsung ganjen"dengus Fabian.
"Sama aja kali dok cowok kalau lihat cewek cantik juga langsung tebar pesona "kata suster Ria ga terima.
"Udah ga sah berisik mending kalian tidur dari pada berisik"kataku malas orang pada tidur malah berisik
" Kamu juga kenapa ga tidur aja ya"kata Fabian.
"lagian dari pada Lo Main game mending tidur"sambung Fabian.
"Mending gw main game gak berisik kaya kalian 'kataku.
"ya udah gw tidur "Kata suster Ria sambil merebahkan badannya di atas tiga kursi yang di gabung menjadi satu,sekarang jam dua pagi enak buat tidur tapi aku lagi Mabar,Fabian jarang tidur malam di rumah sakit katanya setiap dia tidur malam di rumah sakit suka mimpi aneh aneh.
"Besok Lok libur ya"kata Fabian
"Gue besok di Pelni praktek sore"kataku Setip Jumat dan Sabtu sore aku praktek di Pelni dan Senin sampa kamis di Grogol,
"Ga niat buka klinik sendiri,gw denger nenek Lo punya klinik bersalin dan keluarga besar dari keluarga nenek Lo pemilik rumah sakit besar di beberapa kota "kata Fabian.
"gosip itu"kata ku acuh.
"iya juga sih,kalau keluarga Lo punya semua itu pasti Lo ga ngambil psikiater,pasti mereka nyuruh ngambil spesialis yang berkaitan banyak dengan rumah sakit umum."
" Lo tau gitu "kataku,
"kenapa Lo jadi psikiater "kata Fabian.
"Waktu lulus SMA gw belum genap tuju belas jadi pikiran gw masih labil waktu itu,aku aja sempat ambil jurusan teknik informatika karena pingin jadi programmer,tapi belum setahun gw bosen akhirnya iseng tahun berikutnya ikut tes FK UI dan diterima,saat jadi mahasiswa kedokteran gw baru tertarik ilmu psikiatri menurut gw ilmu psikiatri itu menarik,"
"Emang keluarga Lo ga menentang"
"Menentang sih sebagian ,kalau Lo kenapa"
"Gw simpel mama gw psikolog,dan gw sering lihat mama kerja ngasih terapi,waktu kecil gw bertanya kenapa ga dikasih obat mama malah ketawa,dan mama bilang mama ga bisa ngasih resep karena mama bukan dokter " ucapnya bangga.
"eh adzan subuh gw duluan ya mau adzan di mushola"kata Fabian,setelah adzan subuh kami mulai membangunkan pasien yang udah bisa dikatakan sembuh lima persen untuk melaksanakan sholat bersama atau ibadah lain sesuai kepercayaan dan siap siap olah raga pagi dengan para perawat dan dokter jaga pagi.
"Mau pulang "tanya Fabian
"iya lah dah jam tuju,nikmati masa masa residen mu"kataku sambil ketawa meninggal Fabian,itulah salah satu pengorbanan menjadi residensi . Menjadi dokter residen dibutuhkan bukan saja fisik, materi melainkan jiwa. Yang terakhir menurut ku yang paling penting. Aku bersyukur dari segi materi sejak memakai nama keluarga ayah aku tak pernah memikirkan materi dari segi fisik dan jiwa ada ayah dak kakek yang mendukung dan opa sebagai mentorku meski opa mantan dokter jantung berbeda tapi masukan masukan dari opa sangat banyak membantu.
" Langsung pulang dok "kata satpam saat melihatku mengeluarkan motor matic ku.
" Iyalah pak,istirahat " kataku sambil menaiki motorku. Jadwal praktek dari siang sampai malem pukul 20.00,karena kebetulan dapat jatah piket malam jam 23.00-07.00 , jadi sekalian aku tidak pulang . Karena kalau pulang dipastikan aku ketiduran jadi nya aku tetep di rumah sakit dan sekarang rasanya badanku yang remuk semua dan membutuh kan kasur ,ku jalankan motor menuju kosan ku. KENAPA bukan apartemen,aku ga suka suasana apartemen terlalu cuek . Berbeda dengan di kosan rame serasa tinggal satu rumah,aku sengaja memilih kosan yang yang masuk gang biar mobil tidak bisa masuk biar opa dan ayah tidak bisa sering nengok tapi meski masuk kosanku tergolong mewah menyediakan jasa laundry juga dan ada AC nya meski tidak bisa buat parkir mobil.
"Baru pulang Lo"kata Rinda pekerja kantoran,kamarnya sampingku pas.
"Mau berangkat "tanya ku balik tanpa menjawab pertanyaannya tadi.
"Ada penghuni baru di kamar bawah opa opa korea"katanya . Kosanku kosan campur cewek cowok,aku memilih disini karena tidak ada jam malam dan selalu rame 24 jam,gimana ga ramai ada ada dua puluh kamar,sepuluh kiri sepuluh kanan,atas lima bawah lima,kamarku di lantai 2 sisi kanan sama penjaga kosan.
"kebawah yuk kenalan "ajaknya.
"ogah gw ngantuk mau tidur"kataku,langsung masuk dan tidur tanpa mandi cuma cuci kaki dan muka,hingga adzan luhur membangunkan ku . Tanpa mandi cuma cuci muka ku langkahkan kaki mencari makan,karena perut belum sempat diisi dari semalam.
" Mas Rio yang jual ketoprak lewat belum"mas Rio penghuni kos bawah seorang reporter.
"Belum,baru bangun"aku jawab dengan senyum dan anggukan kepala.
" Ada penghuni baru disebelah ,sopir taksi online" ucapnya.
Hebat juga sopir taxi online bisa kos di sini,kata ku dalam hati.
"gw heran" kata Mas Rio yang ikut duduk bersamaku.
" Heran karena sopir ngekos disini "kataku.
" Bukan gw ga masalahin kos disini,wong dia di samping kamar mas tanpa AC,tanpa laundry kamar biasa ngambilnya,tapi gini bilangnya sopir on line tapi ga bawa mobil"katanya belum sempat aku jawab ku lihat yang jual ketoprak lewat jadinya obrolan kami berhenti.
" Saya ketoprak nya juga satu pak"kata laki laki tiba tiba duduk di sampingku di pos satpam kosan.
"loo"kata ku saat melihat muka nya,dan sepertinya dia juga kaget.
"mbak udah"kata penjual ketoprak
"iya pak terimakasih "kataku sambil mengasih uang pas pada penjual dan naik ke lantai atas.
" Pantes dia berani ngontrak disini meski sopir online sampingannya bartender"kata ku lirih sambil naik ke kamar ku.
" Bangun Lo,kita dah kumpul semua sekarang,"kata Arga.
" Iya,baru juga tidur,"kataku sambil mengucek mata, dan memperhatikan sekeliling ruangan kami yang udah lengkap personilnya.
"lesu amat masih ngantuk, "ledek Arga.
"kampret Lo,"kataku malas.
"Ayok sayang kasihan, "kata Arga sambil berusaha mengelus rambutku tapi aku tepis.
" Sialan gw jijik lihat Lo ya," kataku dengan bergeser dari tempat duduk ku yang malah membuat Arga ketawa. Aku kenal Arga sejak di Akpol dia juniorku,usianya dibawah ku setahun tapi kami baru akrab tiga tahun terakhir.
"Oke udah lengkap tim Elang,"kata bang Bima ketua tim.
"Indri apa yang Lo dapat selama seminggu,"tanya bang Bima,Indri polwan cantik baru berumur 23 paling muda dan cakep Kata arga.
"Setiap pagi saya bersihin toilet saya selalu nemuin bungkus sabu,tapi sepertinya pemakai karena bungkusnya semu kemasan kecil,"kata Indri. Indri menyamar sebagai cleaning servis di klub malam. Setiap pagi sebelum lanjut jadi office girl ditempat
target kami bekerja. Indri mengeluarkan kantong plastik dari kantongnya.
"Lo arga,"seminggu Arga jadi pedagang ketoprak mangkal di kosan setiap siang dan mengikuti Arman target kami setiap malam .
"Vanesa dan Arman selalu pulang bersama ,tapi mereka tidak langsung pulang mereka mampir ke apartemen mewah Arman di kawasan Slipi. Baru balik kosan vanesa jam enam pagi,tapi saya ga bisa masuk apartemen kendala keamanan. Setiap siang Arman akan memesankan makana buat vanesa,dari aplikasi sejauh ini belum jelas hubungan mereka,"jelas Arga.
"Denis cek cctv apartemen Arman,cek teliti dan kamu cek semua keuangan Vanesa dan Arman,Dito!"
"Udah dua hari aku tinggal di depan kamar kos Vanessa. Teman- temanya tau nya taunya Vanesa kerja di pabrik di daerah BSD, bukan waiters di club malam."
Aku bertugas mendekati Vanesa pelayan club malam yang kami duga kurir narkoba dan Arman sebagai bandarnya.
"Vanesa udah masuk perangkap dia malam ini mau mengenalkan Arman padaku,"ucap Ayu. Polwan tomboy usia setahun diatas Indri lulusan Akpol satu angkatan dengan Galang.
" Malam ini gw ada transaksi dengan Vanesa setelah seminggu mendekati nya,"kata Galang.
"OK semua bukti udah lengkap. Tapi kita perlu menangkap basah, kalau kita tangkap malam ini hanya vanesa yang ketangkap Arman pasti bisa kabur. kita tunggu satu Minggu lagi saat Ayu dah bisa transaksi dengan Arman,"kata Bima.
"0k jelas semua lanjut aktivitas kalian! Buat Ayu dan Indri lebih hati hati."Kata bang Bima satu tim kami berisi dua perempuan dan lima laki laki.
Dari kesemuanya hanya Denis yang tidak pernah dapat tugas lapangan Denis seumuran Arga dua puluh sembilan ,teman SMA Arga. Tapi Denis sempat kuliah teknik informatika sebelum menjadi polisi dan paling jago buat meretas data.
"Bang Ferdi langsung balik,"tanya Indri sambil berjalan mengikuti Dito.
"Iya ngantuk berat,tadi pagi habis dari klub langsung nemenin Arga ngikutin Arman."
"Kenapa neng? "tanya Arga.
"Mau ngajak makan siang ,bang? "kata Indri malu malu.
"Sama Abang aja gimana,"kata Arga.
"lo waktunya jualan ketoprak lupa,"kata Galang .
" Sama gw aja gimana,"rayu Galang .
" Dasar buaya darat semua,yang di pingin nin teman gw itu idola nya tim satu bukan Lo pada,"kata Ayu.
"Semuanya gw balik ya,"kataku males.
"Balik kemana apartemen apa kosan vanesa? "Kata Arga.
"Kosan, " jawab ku.
"Ya deh gw nebeng sampai pangkalan ketoprak." Pangkalan ketoprak adalah tempat Arga mengambil dagangan ketoprak, jadi Arga tinggal keliling menjualnya tanpa perlu repot menyiapkan.
"Udah seminggu jualan ketoprak baru kemarin gw lihat cewek cantik,?"kata Arga.
"Ceweknya banyak yang cantik coba ke kosan malam,semalam gw di ajak kenalan cewek cantik namanya Rinda pakainya fiuh seksi habis,"kataku membuat mata Arga melotot.
"kapan-kapan perlu kesana malam,tar misi selesai jangan langsung pindah. Sebelum Lo kenalin gw sama salah satu yang di sana,Indri ga pernah melirik gw,"kata nya membuatku ketawa ngakak. Setalah berpisah dengan Arga aku langsung mengendarai motor sport gw ke kosan. Gw lihat cewek yang memecahkan gelas di club malam beberapa hari lalu sedang mengobrol dengan orang gila ,yang sedang menggendong boneka. Apa dia juga gila orang gila diajak ngobrol berati yang ngobrol ikut gila,kataku dalam hati sambil ketawa ngelihatnya.
"Ngapain Lo ketawa,ngetawain gw ya,"kata cewek yang gw ga tau namanya itu membuatku kaget dan salah tingkah.
"Gak,cuma aneh aja biasanya wanita lihat orang gila kan takut atau jijik gitu, pada menghindar kadang ada yang lari,"kataku .
"Orang gila juga manusia kaya kita,cuma akalnya yang sakit." katanya Wow kata ku dalam hati.
"Eh Lo nipu gw ya tentang gelas pecah kemarin,"ucap Anin galak.
"Gak lah ,"kataku.
"Yakin,masak dua gelas seratus ribu ,"katanya sinis.
"Ya jujur aku juga tau harganya dua gelas berapa. Biasanya pengunjung langsung ngasih uang tanpa bertanya?"
"Alasan Lo."katanya sebelum pergi dengan menyenggol bahuku meski tak membuatku jatuh. Tapi baru kali ini ada cewek yang berani berbuat semaunya kepadaku. Biasanya perempuan akan bersikap lembut,anggun terkesan mencari perhatianku . Dengan wajah good looking body jangan ditanya ,apalagi kalau udah make seragam dinas para wanita datang dengan sendirinya. Tapi semuanya hanya tertarik pada tampangku dan seragam ku. Oya perkenalkan aku Ferdito Arya Mahardika ,papi ku seorang arsitek. Tapi sekarang banting setir masuk ke dunia bisnis karena mengelola bisnis keluarga mama baruku. Mami kandung ku seorang mantan model yang tidak mengakui keberadaan ku,mami udah menikah dengan seorang penjabat BUMN ,mempunyai seorang anak perempuan berusia dua puluh satu seorang mahasiswa hukum . Jadi dari pihak mama dan papi aku mempunyai dua adik satu perempuan usia dua puluh tahun mahasiswa manajemen bisnis dan laki laki umur tuju belas tahun kelas sebelas.Ya itu lah aku lahir dari keluarga broken home.
"Kenapa bro,"tanya laki laki bernama Rio kamarnya pas di sampingku.
"Enggak bang."
"ko bengong?"
"Lapar mas nunggu yang jualan makan lewat mas,"kataku mencari alasan.
"Gw mau pesan nasi Padang mau sekalian,"tawarnya
"Boleh pakai ikan bakar ya mas,"kataku ku lihat dia mengontak atik ponselnya.
"Udah ni."
"Berapa mas?"
"Tiga puluh," ucapnya segera ku sodorkan selembar uang biru.
"Ini kembalinya, "ucapnya.
"Lo kan sopir terus mobil Lo mana,gw lihatnya Lo Pake motor terus,itu motor mu juga bukan motor murah Lo,"katanya sambil menunjuk motor Kawasaki ninja 250 hitam punyaku, apa dia curiga pikirku.
"Mobil kan setoran bang,jadi ditaruh di rumah yang punya mobil,.."
"Eh penghuni baru mas,"kata Vanesa targetku memotong obrolan kami.
"Dari mana neng geulis,?"kata Rio.
"Biasa ambil makan siang,"kata vanesa sambil menunjukan tentengannya dan duduk di sampingku.
"Kenalin Vanesa kamar ku yang depan tu,"kata vanesa sambil mengulurkan tangan dan menunjuk letak kamarnya.
" Ferdi," jawabku menyebut nama depanku dan menyambut uluran tangannya.
"Eh pesanan kita datang fer,"kata Rio berjalan ke depan.
"Lagi pesan makanan bang,?" tanya nya
"Iya,boleh aku panggil Vanes,?"kataku yang langsung di anggukin.
"Vanesa kerja di mana,?".
"Nganggur bang."
"Nganggur,"ulang ku
"Lo nganggur nes,?"kata bang Rio yang datang membawa dua bungkus nasi pesanan kami.
"Iya,semalam dipecat, pengurangan sekarang ni."katanya aneh menurutku semalam masih kerja setahuku dan tadi aku dan Arga juga mengikuti masih bersama Arman dia.
"Terus rencana mau kerja dimana atau masih nyari,"kata Rio.
"Belum dipikirin," katanya dengan menyantap makanannya tapi sorot matanya memandang Rio,selama makan kulihat mereka juga saling curi curi pandang.
"Elo masih bisa pijat kan,gw mau di pijat."
" Tentu tapi gw mandi dulu ya,"katanya sambil berjalan ke kamarnya.
"Gw mau ke minimarket depan bisa pinjem motor bro."
"Bawa aja bang,"setelah Rio pergi dengan motor ku, segera ku masuk kamar untuk mengambil kamera mini tanpa kabel . Setelah mengawasi sekitar yang aman, segera ku letakkan kamera itu. Aku taruh lubang fentilasi diatas pintu dengan cepat,selang lima belas menit kulihat Rio datang dengan kantong belanjaan.
"Makasih ya,"kata Rio sambil mengasih kunci motor padaku.
"Cabut dulu bang, "kataku. Langsung ku kendarai motor ku menuju apartemenku, disana sudah ada Denis dan Galang disana.
"Gimana?"tanyaku begitu aku sampai.
"Sepertinya selain menjual narkoba Vanessa juga melayani pijat plus plus," ucap Gilang.
"Yang bener?"
Mereka langsung melihat laptop di depan Galang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!