NovelToon NovelToon

Simpanan Abang Angkat

Bab 1 Melepas Rindu

Langkah yang riang, senyum yang cerah, wajah yang cantik dengan kulit yang putih mulus, membuat seorang gadis yang bernama Airy Andara menyedot perhatian orang-orang yang berada di bandara. Setiap gerak-gerik tidak lepas dari pantauan orang-orang yang dia lewati.

Airy merasa sangat senang, karena akan bertemu lagi dengan keluarga angkat yang begitu baik baiknya. Apalagi, saat dia melihat seorang laki-laki tampan dengan postur tubuh tinggi tegap, yang bernama Cakrawala Samudera. Seorang manager di perusahaan Samudera logistik, membuat senyumnya semakin mengembang.

"Abang!" panggil Airy dengan tersenyum manis. Jantungnya berdegup kencang melihat laki-laki yang diam-diam dia cintai.

Jantung kondisikan! Kenapa masih saja berdetak kencang. Ternyata, kuliah jauh ke luar negeri pun tidak dapat merubah perasaan aku sama Abang, batin Airy.

Laki-laki itu pun langsung mendongakkan kepalanya. Dia tersenyum manis melihat adik kesayangannya sudah berdiri di depannya. Tanpa ragu, laki-laki itu langsung memeluk Airy.

"Kenapa lama, hm?" tanya Sam, panggilan dari Cakrawala Samudera. Dia mengelus lembut rambut adiknya

"Pesawatnya delay. Abang, Airy kangen sekali sama Abang."

"Abang lebih kangen lagi. Mau makan dulu apa langsung pulang?"

"Makan yuk, Bang!"

Sam hanya menganggukkan kepalanya seraya mengambil alih koper yang dibawa oleh adik angkatnya. Dia memang tidak suka banyak bicara. Sam tergolong orang yang memiliki paham kalau diam itu emas.

Keduanya berjalan beriringan dengan tangan Sam menggenggam erat tangan Airy. Dia seakan-akan takut, adiknya akan hilang di tengah keramaian. Mereka pun masuk ke sebuah restoran yang ada di bandara.

"Pesan apa?" tanya Sam seraya mendudukkan bokongnya di kursi.

"Burger aja," jawab Airy dengan mengedarkan pandangannya.

"Apa di sana makannya hanya itu?" tanya Sam dengan menatap lekat adiknya yang terlihat semakin cantik. Apalagi, badan Airy semakin berisi dengan dada yang terlihat menonjol, membuat Sam meneguk ludahnya kasar.

Sial! Kenapa harus terlihat? Airy, kamu selalu membuat hidupku tidak tenang, batin Sam.

"Lebih mudah mencarinya daripada makanan nusantara. Aku pesankan dulu ya! Abang tunggu di sini saja," ucap Airy seraya pergi menuju ke tempat pemesanan makanan.

Gadis itu langsung memesan makanan seperti yang dia inginkan. Dia pun memesan makanan untuk kakaknya. Tanpa bertanya dulu, Airy memesan makanan kesukaan Sam.

Setelah mendapatkan semua pesanan makanannya, Airy pun kembali dengan nampan di tangannya. Dia sedikit kaget saat melihat Sam duduk dengan seorang gadis cantik yang dia tahu sebagai model terkenal, putri seorang pengusaha sukses.

"Bang, ini makanannya," ucap Airy dengan tersenyum ramah pada gadis cantik itu.

"Bukankah ini adik kamu, Sam?" tanya gadis cantik yang bernama Monalisa.

"Iya, dia baru datang," jawab Sam.

"Hai ... Aku Mona, calon istri Sam." Monalisa langsung mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan calon adik iparnya.

Duarrr!

Terasa tersambar petir di siang bolong, wajah Airy memanas seketika. Namun, dia berusaha menyembunyikan perasaannya dengan menampilkan senyum terbaiknya.

"Aku Airy, Kak. Senang berkenalan dengan Kakak," ucap Airy. "Ayo, Kak! Kita makan bersama," ajaknya.

Sam hanya diam saja tidak ikut menimpali pembicaraan dua gadis cantik yang ada di depannya. Dia sibuk memperhatikan raut wajah adiknya. Entah kenapa, dia sangat berharap Airy akan cemburu pada Mona. Namun, apa yang dilihatnya tidak seperti apa yang dia harapkan.

Selesai menghabiskan makanannya, Sam dan Airy pun berpamitan pada Mona. Begitupun dengan Mona yang langsung pulang ke rumahnya karena memang, dia juga baru datang setelah pemotretan di luar kota.

Selama perjalanan menuju ke rumahnya, Airy jadi lebih banyak diam. Dia masih merasa tidak percaya kalau Abang kesayangannya sudah memiliki calon istri. Karena selama dia belajar di luar negeri, Sam sering menghubunginya dan menanyakan kabarnya. Begitupun dengan orang tua angkatnya. Tetapi tidak satu pun dari mereka yang memberitahu tentang pernikahan Sam.

Setibanya di rumah, Airy dibuat heran karena banyak orang yang hilir mudik di rumah itu. Namun, dia tidak perdulikan saat dia disambut hangat oleh kedua orang tua angkatnya. Mereka sangat senang karena putri kesayangannya sudah kembali dari study dengan hasil yang memuaskan.

"Selamat datang kembali Airy. Mama senang melihat kamu kembali. Apa tidak ingin memberi pelukan pada Mama?" ucap Hanna Rahardian, ibu kandung Sam dengan merentangkan tangannya.

Airy pun langsung memburu pelukan wanita yang sudah merawatnya dengan penuh kasih sayang. "Mama, Airy kangen sama Mama."

"Mama lebih kangen lagi, Sayang."

"Apa tidak ada yang kangen sama Papa?" ucap Airlangga Rahardian, ayah kandung Sam.

Laki-laki paruh baya itu ikut merentangkan tangannya untuk menyambut pelukan Airy. Namun bukan Airy yang datang tapi Sam segera masuk ke pelukan papanya. Karena dia langsung menarik tangan Airy saat adiknya itu akan memeluk papanya.

"Sudah aku wakilkan, Pah." Sam bicara dengan nada datar.

"Ck! Kamu tetap saja seperti itu. tidak mengijinkan laki-laki lain menyentuh Airy. Kamu pikir dia hanya milik kamu. Padahal Airy milik kita ya, Mah." Angga, panggilan dari Airlangga berdecak sebal dengan kelakuan putranya.

Karena memang, Sam selalu bersikap posesif pada Airy semenjak gadis itu datang ke rumah mereka saat masih kecil. Bahkan, dia sendiri yang merawat dan menjaga serta menyuapi Airy semenjak gadis itu berusia lima tahun.

"Sudah ... sudah ... Airy sebaiknya istirahat saja dulu. Mama mau melanjutkan mendekor uang maskawin untuk pernikahan Abang kamu," ucap Hanna langsung melerai perdebatan suami dan anaknya.

"Apa Mah? Abang mau menikah secepatnya?" tanya Airy kaget.

Bukannya menjawab, Hanna dan suaminya saling berpandangan karena mereka lupa kalau Airy belum diberitahu tentang pernikahan Sam yang tinggal dua hari lagi. Akhirnya, Hanna pun membuka suaranya.

"Maaf, Sayang! Mama lupa memberitahu kalau Sam akan menikah lusa dengan Mona. Mungkin kamu kenal dengan model terkenal itu. Yang wajahnya selalu nongol di iklan televisi."

"Apa secepat itu, Mah? Kenapa Abang juga tidak kasih tahu aku kalau mau menikah lusa? Apa aku tidak berarti apapun sampai tidak ada yang mau memberitahu aku?" tanya Airy dengan suara yang bergetar.

Bukan masalah waktu yang terlalu cepat. tetapi Airy merasa sakit hati karena ternyata, laki-laki yang diam-diam dia cintai akan menikah secepatnya. Sungguh Airy merasa belum siap melihat laki-laki pujaan hatinya akan bersanding dengan gadis lain. Meskipun dia sadar, kalau dia dan Sam tidak mungkin bersama.

"Maafkan Abang, Airy. Abang belum sempat memberitahu kamu. Abang selalu lupa setiap kali berbicara dengan kamu."

"Iya, Sayang maafkan papa juga. Papa kira Abang kamu sudah memberitahu karena kalian sering video call," sesal Angga.

"Iya, tidak apa. Apa boleh Airy ke kamar. Kepala Airy pusing ingin istirahat."

"Istirahat saja ya, Sayang. Untuk baju seragaman, Mama udah siapkan untuk kamu. Bintang dan istrinya juga, mungkin baru besok akan datang ke sini."

...~Bersambung~...

...Halo Kakak Reader tersayang, jangan lupa dukunganya ya untuk karya terbaru Author. Akan ada give away di akhir cerita untuk tiga orang pendukung terbanyak dan dua orang pemberi komentar terbaik. So, ikuti terus ceritanya sampai tamat ya....

...Terima kasih....

Bab 2 Pernikahan Sam

Malam yang terlihat indah dengan kelap-kelip bintang menghiasi angkasa dan cahaya rembulan yang bersinar terang, tidak membuat hati seorang gadis merasa senang. Dia terus saja menatap langit malam dengan hati yang gundah. Ingin rasanya dia marah, protes pada kedua orang tua dan juga Sam. Namun, rasanya itu percuma, karena tidak akan merubah keadaan.

"Kenapa rasanya sakit sekali saat tahu Bang Sam akan menikah secepat itu?" gumam Airy.

Tanpa di sadarinya, Sam sudah berdiri di belakangnya. Laki-laki tampan yang selalu bersikap dingin pada orang lain itu, melampirkan jaketnya pada tubuh Airy yang sedang berdiri di pinggir pagar pembatas.

"Udara malam dingin sekali, Ai. Kenapa di luar terus?" tanya Sam.

"Malamnya indah ya Bang. Sudah lama aku tidak melihat bintang-bintang di atas sini," kelit Airy.

"Apa kamu marah karena Abang tidak memberitahu dari awal?"

"Sudah tidak, kho. Tadi aku hanya kaget. Tidak menyangka Abang akan menikah secepat itu."

"Abang juga tidak pernah menyangka akan menikah dengan Mona."

"Semoga Abang bahagia dengan Kak Mona," ucap Airy dengan suara yang sedikit bergetar. Untung saja suara dedaunan yang diterpa angin mampu menyamarkan suaranya, sehingga Sam tidak menyadarinya.

"Ai, meskipun Abang menikah dengan Mona, Abang janji akan selalu ada untuk kamu. Kakak janji akan terus menyayangi kamu."

Aku janji Ai, hanya kamu yang mengisi hatiku, batin Sam

"Makasih, Bang. Tapi Abang tidak perlu berjanji seperti itu. Karena saat sudah menikah, Abang harus bisa menjaga perasaan Kak Mona."

Meskpun sebenarnya, aku tidak ingin melihat Kakak menikah dengan gadis lain, tapi aku juga tidak mungkin bisa menikah dengan Abang, batin Airy

...***...

Hari yang dinanti oleh keluarga Samudera kini sudah tiba waktunya. Mereka terlihat kompak dengan memakai baju yang sudah disiapkan sebelumnya. Meskipun hati Airy merasa tidak senang dengan pernikahan Sam. namun sebisa mungkin dia tidak memperlihatkannya pada orang lain.

Akad nikah berjalan dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun. Sam dan Mona kini sudah resmi menjadi pasangan suami istri. Mereka saling bertukar cincin dan tersenyum pada kamera yang siap mengabadikan momen kebahagiaan itu.

Sam terlihat tampak gagah dengan baju pengantinnya. Begitupun dengan Mona yang menggunakan gaun pengantin, terlihat sangat cantik. Seperti seorang putri di negeri dongeng.

Semua orang memuji ketampanan dan kecantikan pengantin baru yang sedang duduk di pelaminan. Tidak heran jika mereka berdua digadang-gadang sebagai pasangan yang paling serasi tahun ini oleh beberapa wartawan yang meliput jalannya acara pernikahan Sam dan Mona.

"Airy ayo sini! kita buat foto bersama," ajak Hanna pada putrinya.

"Tidak usah mah! Airy lagi tidak ingin difoto," tolak Airy.

"Ayo sebentar saja, kita buat foto keluarga," rayu Hanna.

Mau tidak mau, akhirnya Airy berjalan menuju ke pelaminan. Dia ikut berfoto bersama dengan keluarganya. Mungkin benar bibirnya tersenyum. Namun sorot matanya tidak bisa berbohong, karena terlihat jelas luka hati yang menganga di sana.

Tanpa disadarinya, Sam terus melihat ke arah gadis itu. Sampai akhirnya mereka saling beradu pandang. Sam dapat melihat kekecewaan Airy padanya. Namun, dia hanya bisa diam. Tidak dapat lari dari pernikahan ini.

Tangan Sam terulur, menautkan jari jemarinya pada Airy yang berdiri di sampingnya. Membuat gadis itu melihat ke arah Sam. Bersamaan dengan fotografer membidikkan kameranya.

"Diulang sekali lagi satu ... dua ... tiga ...." Lagi-lagi kameranya menangkap Airy dan Sam yang saling berpandangan dengan tatapan yang sulit dia artikan. Sampai akhirnya dia mendapatkan foto yang pas sebagai foto keluarga.

Selesai berfoto, Airy akan beranjak turun. Tetapi Sam menahan tangannya, lalu berkata. "Apa tidak mau mengucapkan selamat pada Abang?"

"Selamat ya, Bang. Semoga kalian bahagia," ucap Airy dengan suara yang bergetar.

Sam tidak menjawab ucapan Airy, dia langsung memeluk gadis itu erat. Bukan hanya Airy yang merasakan hatinya terluka, tetapi Sam juga sama.

"Maafkan, Abang!" bisik Sam.

Airy tidak menjawab permintaan maaf Sam. Dia langsung melepaskan pelukannya dan beralih pada Mona untuk mengucapkan selamat pada Kakak iparnya.

"Selamat ya Kak Mona, semoga bahagia dan langgeng," ucap Airy dengan memaksakan senyumnya.

"Terima kasih Airy."

Selesai memberikan selamat pada kakaknya, Airy pun turun dari pelaminan. Dia memilih menyendiri , tidak bergabung bersama dengan keluarganya.

Pesta pernikahan yang megah dengan dekorasi yang begitu indah, tidak mampu mengalihkan rasa sakit hati dan kekecewaannya. Meskipun dia berusaha untuk tetap tersenyum di depan semua orang. Akan tetapi, hatinya menangis tersedu melihat Sam bersanding dengan gadis lain.

Dia terus saja melihat ke arah Sam dengan tatapan penuh lupa. Hatinya hancur lebur saat membayangkan akan kehilangan semua kasih Sam kepadanya. Meskipun Sam berjanji tidak akan berubah, tetap saja dia tidak akan lagi menjadi prioritas pertama laki-laki itu.

Tahan air mata, jangan keluar dulu! Mereka tidak boleh tahu kalau aku sedih. Mereka tidakboleh tahu kalau menangisi pernikahan Kakakku sendiri. Lebih baik aku pergi dari sini, sebelum mereka sadar kalau aku tidak sua melihat Kak Sam menikah dengan gadis lain, batin Airy.

Airy segera membalikkan badannya. Langkahnya terlihat tergesa menuju ke pintu keluar ballroom hotel. Tanpa sengaja dia berpapasan dengan sahabatnya yang baru datang ke acara pernikahan Sam dan Mona.

"Airy, kamu mau ke mana? Buru-buru sekali," tanya Early Kireina, Sahabat Airy.

"Early? Aku-aku mau ke kamar mandi, perutku mendadak sakit," kelit Airy.

"Cepatlah keluarkan yang membuat perutmu sakit, biar rasanya plong. Aku masuk dulu ya, mau mencicipi kue pengantin kakakmu," ucap Early.

"Early!!!" panggil mama gadis itu dengan penekanan.

"Hehehe ... becanda Mah. Dah Airy ...." Early segera merangkul tangan mamanya, mereka pun masuk ke dalam ballroom setelah mamanya Early menganggukkan kepalanya sedikit pada Airy. Begitupun dengan Airy yang membalas dengan menganggukkan kepalanya seidkit pada mamanya Early.

Setelah memastikan sahabatnya masuk, Airy bergegas keluar hotel dan masuk ke dalam taksi yang dipesannya lewat aplikasi. Dia terus saja memalingkan wajahnya, melihat gedung-gedung yang terlihat berjalan. Pikirannya menerawang entah kemana. Sampai akhirnya taksi sudah berhenti di depan apartemen yang Sam berikan padanya sebagai kado ulang tahun yang ke tujuh belas.

Setelah membayar ongkos taksi, Airy bergegas naik ke unit apartemennya. Dia memasukkan tanggal lahirnya sebagai password unit apartemennya. Airy bernapas lega karena Sam tidak pernah mengganti password apartemen itu.

"Sepertinya Abang sering ke sini. Banyak sekali barang-barang Abang di sini. Apa dia juga menginap di kamarku?" gumam Airy saat sudah berada di kamarnya.

Dia langsung merebahkan tubuhnya dengan wajah menghadap ke arah langit-langit kamar. Satu tangannya dia pakai untuk menutup matanya. Perlahan Airy pun terlelap dalam tidurnya.

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukunganya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih ...

Bab 3 Affair

Hari sudah beranjak malam saat Airy bangun dari tidurnya. Dia langsung pergi membersihkan diri karena badannya terasa sangat lengket. Saat semuanya sudah rapi, Airy pun segera mengambil ponsel untuk memesan makanan, sedari tadi perutnya terus saja berbunyi.

Bagaimana tidak, belum ada sebiji nasi pun yang masuk ke dalam perutnya. Semenjak tadi sore, dia hanya minum susu dan air putih. Entahlah, luka hatinya membuat dia kehilangan napsu makan.

"Lebih baik aku menunggu di depan sambil nonton televisi," gumam Airy.

Gadis cantik yang memiliki mata sebening mata bayi itu, terus saja mengotak-atik channel televisi karena tidak ada yang dia sukai. Sampai akhirnya terdengar suara bel apartemennya berbunyi. Airy pun segera beranjak, karena yakin itu pasti pesanannya. Benar saja terlihat Abang go food berdiri di depan pintu dengan tentengan di tangannya.

"Dengan Mbak Airy?" tanya Abang Go Food itu.

"Iya, Mas. Saya sendiri," jawab Airy.

"Ini pesanannya, Mbak. Silakan ditanda tangani!"

Tidak ingin membuang waktu, Airy pun segera memberikan tanda tangannya, seperti yang yang diminta oleh Abang Go Food. Setelah semua urusannya selesai, Airy kembali masuk ke dalam apartemen. Secepatnya dia melahap makanan yang di pesannya itu hingga ludes tak bersisa.

Namun, saat dia akan beranjak pergi menuju ke dapur, tanpa sengaja dia melihat stasiun televisi yang menampilkan resepsi pesta pernikahan Sam dan Mona secara live. Dia tersenyum kecut melihat kemesraan yang ditampilkan oleh pasangan pengantin itu. Dia pun kembali duduk dengan pandangan yang tidak lepas dari televisi.

"Selamat berbahagia, Bang," lirih Airy

Semakin lama dia melihat acara live itu, semakin hatinya terasa teriris sembilu. Matanya berkali-kali mengerjapkan menahan sesuatu yang ingin keluar. Sampai saat dia melihat Sam dan Mona sedang berdansa. Cairan bening itu memaksa keluar membasahi pipinya.

Tuhan, kenapa mencintai itu menyakitkan? Kenapa aku harus memiliki rasa cinta ini? Jika aku hanya akan terluka. Tuhan, Tidakkah pantas aku merasa bahagia dengan orang yang aku cintai? Kenapa hanya kemalangan dan luka yang selalu aku rasakan?

Airy menangis tersedu, meratapi nasibnya. Dia merasa dunia ini tidak berpihak padanya. Saat dia kecil, dia harus kehilangan kedua orang tua yang meninggal karena kecelakaan. Saat sudah besar, Dia pun tidak bisa meraih cintanya. Karena sekarang laki-laki yang dia cintai sudah menikah dengan orang lain.

Lama dia menangis dengan menumpukan wajahnya pada lutut, sampai Airy tidak menyadari ada seseorang yang masuk ke dalam apartemennya. Airy mengangkat kepala, saat dia mencium bau alkohol didekatnya.

"Abang ...," lirih Airy.

"Sayang," ucap Sam langsung memeluk adiknya. "Jangan menangis! Maafkan Abang kalau Abang sudah menyakitimu. Kamu tahu, tidak ada orang yang pailng Abang sayangi selain kamu. Hati Abang sakit saat melihat kamu terluka."

"Abang, aku ...." Airy tidak dapat melanjutkan kata-katanya saat semua kata yang ingin dia ucapkan terasa tercekat di tenggorokannya.

"Sayang," ucap Sam seraya mengurai pelukannya. Dia melihat mata Airy yang sembab, tangannya terulur mengusap sisa-sisa air mata yang masih menghiasi wajah cantik adiknya. Dikecupnya kedua mata gadis itu secara bergantian, sebelum Sam melanjutkan bicaranya.

"Sayang, sebenarnya Abang tidak pernah mencintai Mona. Abang menikah dengannya karena demi perusahaan keluarga kita. Perusahaan mengalami pailit karena harus menanggung banyak kerugian. Saat Papa meminta tolong pada papanya Mona, dia mau memberikan pinjaman yang cukup besar tapi dengan mengajukan syarat agar Abang menikahi putrinya."

"Abang, aku ...." Lagi-lagi Airy tidak dapat melanjutkan kata-katanya. Dia ingin mengelak tetapi rasanya dia sulit untuk mengucapkan kata-kata.

"Sayang, lihat Abang!" Sam mendongakkan wajah Airy agar melihat ke arahnya, hingga mata mereka saling beradu pandang. "Airy, kamu tahu, kenapa Abang tidak pernah punya pacar? Meskipun banyak gadis yang mengejar Abang, Karena hati Abang, sudah dipenuhi oleh namamu. Tidak ada tempat untuk gadis lain di hati Abang. Hanya kamu yang menjadi pemilik hati Abang."

"Abang, apa maksud Abang?"

"Abang mencintaimu, Airy Andara."

Seperti tersirami oleh rintik-rintik hujan, bunga yang mulai layu di tanah gersang, kini kembali bersemi. Airy seperti tersihir oleh tatapan mata, Sam. Gadis itu hanya diam saja, saat Sam mulai mendekatkan wajahnya dan menempelkan benda kenyal itu pada bibir Airy yang terlihat pucat.

Bibir keduanya saling bertautan, melepaskan semua rasa yang tersimpan rapi di hati. Sampai akhirnya ada sebuah rasa yang menginginkannya untuk melakukan lebih dan lebih dari sebuah kecupan.

Lama mereka saling berpagutan, meskipun ini untuk yang pertama kali untuk keduanya, tetapi naluri menuntun mereka untuk melakukan hal lebih dari sekedar ciuman. Apalagi Sam, seorang pria dewasa yang sudah mengerti bagaimana caranya berhubungan dengan seorang wanita. Dia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mempraktekan apa yang pernah dilihatnya di internet.

Tangan Sam sudah mulai nakal dengan memainkan titik sensitif seorang wanita. Membuat Airy tidak kuasa untuk menolak hasrat yang semakin mengusai akal pikirannya. Namun, saat Sam mulai memainkan bukit kembar Airy, membuat Airy tersadar dari kesalahannya.

Dia memegang tangan Sam dan langsung melepaskan pagutannya. "Abang, jangan! Aku-aku tidak mau ...."

"Maafkan Abang, Sayang!" Sam menempelkan keningnya dengan kening Airy. "Abang janji tidak akan melakukan hal yang lebih sebelum kita menikah."

"Menikah? Maksud Abang apa? Bagaimana mungkin kita bisa menikah, sedangkan Abang sudah menikah dengan Kak Mona."

"Sayang, percaya sama Abang! Pernikahan Abang tidak akan lama. Abang baru tahu kalau ternyata Mona sedang hamil dari laki-laki lain. Makanya Tuan Anderson meminta Abang menikahi putrinya, agar anak itu memiliki nama keluarga."

"Tapi, bagaimana dengan Mama dan Papa? Mereka pasti tidak akan setuju."

"Sayang, kita bisa diam-diam. Mama dan Papa tidak perlu tahu apapun tentang hubungan kita. Abang yakin mereka mengira kalau kita saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Bukan sebagai pasangan. Asalkan kita bisa rapi, mereka tidak akan tahu kalau kita saling mencintai."

"Apa Abang serius mencintai aku dan tidak akan menyentuh Kak Mona?" tanya Airy dengan menatap lekat mata Sam.

"Iya, Sayang. Abang mencintai kamu lebih dari yang kamu tahu, apa Ai juga mencintai Abang?"

Bukan jawaban dari mulut mungil Airy yang Sam dapatkan, tetapi anggukan kepala dari adik kecil yang telah mencuri hatinya. Sam tersenyum melihat pengakuan hati Airy yang malu-malu kucing. Dia langsung merengkuh tubuh ramping itu ke dalam pelukannya.

Keduanya tersenyum dengan saling berpandangan, membuat hasrat itu kembali bergelora. Sam pun kembali meraup bibir ranum yang terlihat pucat itu. Mereka begitu menikmati malam pengantin Sam yang seharusnya laki-laki itu habiskan bersama dengan istrinya.

...~Bersambung~...

...Jangan lupa dukunganya ya kawan! Klik like, comment, rate, vote, gift dan favorite....

...Terima kasih....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!