NovelToon NovelToon

Menikah Muda Denganmu

BAB 1 Kisah bermula

~Selamat membaca~

Bermula dari persahabatan sejati antara dua orang yang saling menyayangi. Rahma Larasati dan Aima Nurrahmi.

Persahabatan yang murni antara dua wanita.

Kedua sahabat ini selalu kompak dalam segala hal. Mulai dari pakaian, gaya rambut, hingga mereka akan berjanji menikah di waktu dan tempat yang sama.

Sama-sama terlahir dari keluarga biasa dan jauh dari sanak saudara membuat Rahma dan Aima saling bergantung. Segala proses kehidupan sudah mereka jalani, pahit manis persahabatan membuat hubungan mereka semakin tak terpisahkan. Bahkan takdir selalu memihak dua sejoli ini.

Menikah dengan pria yang mereka cintai dan menggelar acara pernikahan bersama pun sudah mereka lalui.

Rahma menikah dengan Yuda. Sementara Aima menikah dengan Bayu. Tak perlu waktu lama, satu bulan setelah pernikahan Rahma dan Aima sama-sama hamil dan diprediksikan melahirkan di waktu yang sama.

Sungguh keajaiban Tuhan yang indah untuk keduanya. Namun kebahagiaan yang mereka rasakan tak selamanya bertahan. Karena hidup tak selamanya bahagia. Terkadang kita juga harus melewati ujian hidup agar kita semakin mendekat kepada sang pencipta.

Rahma dan bayinya selalu sehat sejak awal kehamilan, tapi tidak dengan Aima. Semenjak hamil Aima sering sakit-sakitan dan tubuhnya mengurus seiring bertambahnya bobot bayi yang ia kandung.

Segala pengobatan sudah mereka lakukan, tetapi tak pernah ada hasil. Mereka hanya pasrah karena Aima selalu berpesan, bagaimanapun keadaannya dia akan tetap mempertahankan bayinya hingga lahir.

Tiba saatnya Rahma dan Aima melahirkan. Rahma yang mulai kontraksi tak membutuh waktu lama untuk melahirkan bayinya secara normal. Hitungan menit Raya lahir ke dunia dengan tangisan keras.

Tapi tidak dengan Aima. Karena kondisinya, Aima harus menjalani operasi untuk melahirkan bayinya. Setelah operasi, Aima mengalami koma dan bayi pertama Aima harus dirawat di rumah sakit karena kondisi sang bayi yang juga lemah. Bayi laki-laki yang mereka beri nama Rafandi Anggara itu harus dirawat intensif.

Rahma yang melihat kondisi sahabatnya itu, hanya bisa berdoa untuk kesembuhan sang sahabat dan bayi itu. Tak banyak yang bisa mereka lakukan. Bayu hanya bisa pasrah dengan keadaan istri dan anaknya. Karena dokter juga sudah mengupayakan yang terbaik.

Seminggu setelah melahirkan, Aima dan bayinya belum juga ada kemajuan sama sekali. Rahma yang khawatir, terpaksa membawa Raya yang masih bayi kerumah sakit untuk menjenguk Aima dan bayinya.

"Bagaimana keadaan Aima, Bay?" tanya Rahma pada Bayu yang sedang duduk di depan ruangan sahabatnya.

"Belum ada perkembangan sama sekali Rah." Bayu menjawab lesu.

"Kamu yang sabar, kita berdoa saja semoga Aima dan bayinya lekas sehat."

Rahma dan suaminya duduk di samping Bayu untuk menguatkan Bayu sembari menimang Raya yang masih terlelap dalam gendongannya.

Tiba-tiba, seorang nenek-nenek datang menghampiri mereka. Menepuk pundak Rahma dan mengelus kepala Raya yang masih terlelap di dekapan Rahma.

"Dia putrimu? Apa aku boleh menggendongnya?" tanya si Nenek sambil terus menatap Raya yang masih terlelap.

Rahma sempat ragu karena tak kenal dengan nenek itu. Sedangkan, Bayu dan Yuda hanya bisa menatap si Nenek dengan wajah datar.

"Jangan meragukan ku, anakmu aman bersamaku, aku hanya ingin melakukan suatu keajaiban," ucap si nenek dengan yakin.

Rahma akhirnya menyerahkan Raya kedalam gendongan si Nenek.

* * *

Begitulah awal kisah Rafa dan Raya bayi....

Bab 2 Awal Keajaiban

"Silahkan, Nek." Rahma menjawab sembari menyerahkan Raya pada si nenek.

Nenek itu menggendong Raya sambil berjalan memasuki ruangan Aima dan bayinya. Dengan perlahan beliau meletakkan Raya di samping Aima. Percaya tak percaya, Aima mulai menggerakkan jari-jarinya perlahan dan menggerakkan matanya pelan.

Rahma, Yuda dan Bayu terlihat kaget. Mereka segera memanggil dokter,

begitu juga sebaliknya saat tangan Raya bayi disatukan dengan tangan bayi Aima, seketika pula bayi itu menangis dan membuka matanya.

Sungguh keajaiban yang tak diduga sama sekali. Mereka bersyukur tak henti-hentinya merasa bahagia dan kagum pada Raya yang masih bayi.

Setelah melakukan tugasnya, nenek itu mengembalikan Raya pada Rahma, tapi sebelum pergi nenek itu berpesan.

"Bayimu memiliki nasib baik sementara bayi itu (anak Aima) sebaliknya."

"Apa maksudmu, Nek?" Bayu yang mendengar penuturan tak masuk akal itu merasa penasaran.

"Hanya bayi ini yang akan bisa meneruskan keturunan bayimu. Nikahkan bayi ini dan bayimu sebelum mereka berusia 20 tahun, karena jika tidak, nasib buruk akan menimpa anakmu!" ucap si nenek penuh penekanan.

"Bagaimana itu mungkin?" Yuda mulai khawatir.

"Terserah kalian percaya atau tidak, tapi jika anak itu tak memiliki keturunan sebelum dia menginjak 20 tahun. Maka dia tidak akan bisa memiliki keturunan lagi dan anak itu juga tak akan berumur panjang." Tegas si nenek lagi sambil berlalu pergi tanpa pamit.

Yuda, Bayu, dan Rahma hanya terdiam dan tak sadar kalau si nenek telah pergi.

***

Sejak saat itu, Raya dan Rafandi di jodohkan oleh kedua orang tua mereka. Apalagi setelah melahirkan Rafa, Aima harus rela rahimnya diangkat dan tak lagi bisa memiliki keturunan.

Sejak saat itu pula hidup Raya seolah sudah digariskan menjadi calon istri Rafa. Pria yang sama sekali bukan tipenya.

Rafandi Anggara, laki-laki pendiam, pintar dan jarang bergaul, tapi satu kelebihan yang tidak bisa dipungkiri dia berwajah tampan, walaupun setiap hari dia hanya berhadapan dengan buku buku tebal, tapi pesonanya masih tetap menjadi kehaluan para wanita yang selalu mencoba menarik perhatiannya.

Tapi tidak dengan Raya, karena sedari orok dia sudah mengenal Rafa, maka tak heran bila dia menganggap Rafa biasa saja. Apalagi sejak mereka duduk di bangku SMU, Raya sudah jatuh hati pada sosok kakak kelasnya Arjuna Winata. Kapten tim basket sekolahnya. Terkenal tampan dan gaul. Ditambah lagi Juna adalah anak seorang pengusaha kaya membuat Raya semakin jatuh hati hingga ke dasar.

Tet ... tet ... tet....

Bel pulang sekolah berbunyi. Raya segera menyandang tasnya ke punggung dan bergegas lari ke gerbang sekolah untuk melihat sang pujaan hati sebelum pulang sekolah.

"Priaku sangat tampan," ucap Raya pelan. Gadis itu menatap kagum Arjuna yang sedang bersiap pulang dengan motor gedenya.

"Walaupun hanya sebagai pengagum rahasia, aku tetap senang. Setidaknya aku tau seperti apa pria impianku sebenarnya," ceria Raya meski hanya dalam diam.

Setelah melihat Juna sudah keluar sekolah. Raya segera menghampiri Rafa yang sedang mengeluarkan motor maticnya dari parkir sekolah. Memasangkan helm dan duduk di belakang Rafa.Tak lupa menepuk pundak Rafa dengan keras.

"Ayo Raf kita pulang!" Ajak Raya.

Dua sejoli yang sudah dijodohkan itu segera pulang. Tugas Rafa memang mengantar jemput Raya setiap hari ke sekolah, 'Itu' sudah menjadi rutinitas Rafa yang tak bisa ditawar. Walaupun setiap hari bertemu, tapi sampai sekarang tak ada perkembangan apapun pada perasaan keduanya.

Mereka hanya merasa nyaman dan menganggap hubungan mereka dekat karena orangtua. Dan sebagai anak mereka hanya menurut saja.

~ Hanya hiburan semata mohon berkomentar yang sopan bila ingin lanjut membaca....

Bab 3 Dua Sejoli

Bukan Raya namanya jika tak berisik. Sepanjang perjalanan pulang gadis imut dan manis ini hanya terus mengoceh tentang Juna sang pujaan hati. Dan sebagai pendengar, Rafa hanya diam tanpa berkomentar mendengar curhatan gadis yang akan menjadi istrinya ini. Sudah biasa bagi Rafa. Bagaimanapun, Rafa tak punya hak untuk marah. Dia sadar mereka hanya bersama karena kedua orang tua mereka bukan karena cinta.

"Udah sampai," ucap Rafa singkat seolah mengatakan agar Raya segera turun dan masih dengan wajah datar.

"Oh udah ya? Makasih ya Raf," kata Raya sembari turun dari atas motor Rafa.

"Heemm. Aku balik." Rafa pamit dan segera pulang.

Raya juga bergegas masuk ke dalam rumah sederhananya. Membuka pintu dan menyapa Bundanya yang sedang di dapur.

"Assalamuallaikum Bunda," salam Raya.

"Waallaiikumsalam, eh anak gadis bunda udah pulang? Rafa gak mampir?"

"Gak bun."

"Ya udah cepet ganti baju! terus makan. Bunda udah nyiapin makanan kesukaan kamu."

"Iya Bun, Raya kekamar dulu Bun."

Dengan langkah gontai Raya masuk ke dalam kamarnya yang sejuk. Menikmati kenyamanan di dalam kamar yang berukuran 3x3 meter dengan nuansa hijau muda. Warna kesukaannya. Berbaring telentang memandang langit-langit kamarnya.

"Andai aku belum di jodohin, mungkin aku udah pacaran sama Juna," batin Raya dengan wajah sedikit kecewa.

"Kapan semua ini berakhir." lagi-lagi Raya berandai.

Tiba-tiba suara ketukan pintu menyadarkan Raya dari lamunannya.

Tok ... tok ... tok.

"Ray kamu belum selesai ganti baju?" Tanya Rahma dibalik pintu kamar.

"Ah ... iya Bun, bentar lagi Ray keluar." Jawab Raya cepat.

Selesai berganti pakaian dengan kaos dan celana selutut. Raya keluar dari kamar, ia duduk di kursi makan bersama Bunda dan adiknya Lusi yang sudah menunggu untuk makan bersama.

"Kamu kenapa mukanya ditekuk gitu?" Tanya Rahma heran melihat anak sulungnya seperti tak bersemangat.

"Gak apa-apa Bun, cuma lagi banyak pikirkan aja," jawab Raya seadanya.

"Mikir apa sih anak gadis Bunda?"

"Gak Bun, cuma mikir ujian kenaikan kelas yang udah gak lama lagi."

"Ouw ... kirain kamu lagi mikir kapan nikah sama Rafa hehe." Ledek Rahma yang sengaja ingin membuat Raya kesal.

"Iihh bunda apaan sih, siapa juga yang mau cepet nikah. Yang ada, kalo bisa dicancel udah Raya cancel dari dulu." Kesal Raya.

"Eh ... jangan ngomong gitu dong anak bunda! Rafa itu calon suami sempurna. Masa kamu gak bisa sih sedikit aja suka sama Rafa." Rahma melirik anak gadisnya itu dengan wajah penasaran.

"Beneran belom bun," ucap Raya datar.

"Jadi kamu kepaksa nih? Mau ngebatalin perjodohan ini? Padahal kamu udah janji lho sama Bibi Aima."

"Itulah kenapa Raya gak bisa apa-apa, Raya udah anggap Bibi Aima itu ibu sendiri Bun."

"Ya udah kalo udah ikhlas. Jangan mengeluh terus. Dari pada kamu ngeluh, mending kamu coba buka hati kamu buat Rafa. Bunda yakin Rafa pria yang baik untuk kamu. Kamunya aja yang gak liat kelebihannya Rafa." Rahma mencoba menasehati.

"Iya Bun." Kata Raya malas.

"Ya udah cepet makan! urusan Rafa kamu jalanin aja dulu Ray. Siapa tau Rafa memang jodohmu yang dikirim Tuhan lewat si Nenek misterius." Rahma masih membayangi wajah Nenek misterius yang sampai sekarang tak pernah ia lupakan. Apa ia Malaikat? Entahlah.

Jodoh tak ada yang tau. Bisa datang kapanpun dan dimanapun. Ntah lewat perjodohan, pandangan pertama atau ada yang datang karena terbiasa, tapi percayalah jodoh tak pernah salah karena ada campur tangan Tuhan didalamnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!