" keluar kau dari sini! dasar wanita sialan! Aku tidak ingin, Desa ini menjadi desa yang sangat tercemar akibat ulahmu!" teriak salah Seorang warga yang berada di depan rumah seorang wanita cantik yang baru saja melahirkan.
" Sudahlah bapak-bapak ibu-ibu, lebih baik kita dobrak saja rumah ini. Saya yakin, wanita itu pasti ada di dalam rumah." ucap yang lainnya.
Tentu saja hal itu membuat semua warga yang mendengar itu, mengangguk setuju. dengan segera, mereka semua memberikan ancang-ancang untuk mendobrak rumah itu. Namun, belum sempat mereka menjalankan aksinya, si pemilik rumah sudah keluar terlebih dahulu.
" maaf bapak-bapak ibu-ibu, Ada apa kalian datang kemari?!" tanya wanita muda dengan langkah yang sangat pelan. karena memang, wanita itu baru saja melahirkan seorang putri cantik beberapa jam yang lalu.
Mendengar ucapan dari orang yang mereka tuju Dan mereka cari keberadaannya, seketika membuat semua orang yang ada di sana, menatap tajam ke arah wanita itu.
" Nah ini dia orangnya, lebih baik, kita usir saja wanita ini dari sini. daripada, Desa ini terkena tulah akibat ulahnya!" seru seorang wanita Tambun yang memakai sanggul kecil di kepalanya.
Tentu saja ucapan dari wanita itu, membuat wanita yang bernama Lita Amelia itu, menggelengkan kepala. karena memang, apa yang dituduhkan oleh semua warga kepadanya itu adalah fitnahan belaka.
" tidak! itu tidaklah benar!" teriak Lita Seraya menggelengkan kepala. dan dengan segera, wanita cantik itu melangkah mundur. saat melihat, beberapa warga mulai melangkah maju mendekati dirinya.
" ayo keluar dari sini cepat!" ucap seorang laki-laki dengan kasar menarik tangan Lita. hingga membuat wanita cantik itu, kepalanya terbentur pinggiran pintu hingga membuatnya mengeluarkan darah segar.
Lita mendadak sangat merasa pusing. setelah kepalanya, terbentur Pinggiran pintu cukup kuat. hingga membuat darah mengucur deras dari kepala wanita cantik itu.
" Ada apa ini?! Kenapa kalian berada di sini?!" teriak salah seorang dari arah belakang. hal itu tentu saja membuat semua orang yang ada di sana, seketika menoleh ke arah sumber suara.
" Pak Kades, Pak RT, kebetulan Kalian ada di sini, Kami mau melaporkan!" ucap salah Seorang warga Seraya menghampiri dua orang laki-laki yang berbeda profesi itu.
Tentu saja hal itu membuat Kades dan juga RT itu, seketika saling pandang." Memangnya ada apa?!" tanya Pak Kades setelah mereka semua mulai terdiam.
" Kami mau melaporkan tentang Lita," ucap salah Seorang warga yang memakai sanggul kecil itu. Seraya melirik ke arah seorang wanita muda yang tengah menggendong bayi mungil di tangannya.
" Emangnya ada apa dengan Lita?" tanya Pak Kades dengan raut wajah yang sangat kebingungan.
" Dia baru saja melahirkan! dan kita semua tahu, jika Lita ini belum pernah menikah. jadi Sudah dapat dipastikan, anak yang baru saja ia lahirkan ini, tidak jelas asal-usulnya." ucap ibu-ibu bersanggul itu yang tak lain bernama Rahmi.
" tidak itu tidaklah benar! anakku bukanlah anak seperti itu, Dia itu mempunyai ayah yang sah dimata agama!" sentak Lita Seraya menatap ke arah semua orang dengan Tatapan yang sangat tajam.
Semua orang yang Mendengar hal itu, seketika tertawa dengan sangat kencang." Hahaha mana ada Pendosa mengakui perbuatannya, Jika ada yang mengakuinya, maka penjara akan penuh!" ucap Rahmi Seraya menatap tajam ke arah Lita.
" hahaha Lita Lita, kau janganlah berhalusinasi. Jika benar apa yang kau katakan itu, sekarang mana suamimu?" tanya Rahmi Seraya tertawa dengan kencangnya.
Hal itu juga diikuti oleh warga yang lainnya. karena mereka juga merasa sangat lucu dengan apa yang dikatakan oleh wanita muda itu.
" sudah sudah. lebih baik, kalian bubar saja!" Ucap pak kepala desa Seraya menatap tajam ke arah semua warga yang berada di sana. dan setelah itu, para warga itu segera melangkah meninggalkan rumah Lita.
****
" Pak Kades Pak RT, Terima kasih atas bantuannya. Saya tidak tahu lagi apa yang harus saya lakukan, jika tidak ada Pak RT dan Pak Kades menghampiri kami ." ucap Lita Seraya mengusap air matanya yang jatuh di pipinya.
" sama-sama mbak Lita, kalau begitu, Kami pergi dulu ya," ucap laki-laki paruh baya itu Seraya beranjak dari duduknya.
Di ikuti oleh yang lainnya. mereka segera berjalan melangkah menuju ke pintu utama rumah itu." kalau begitu, kami pamit." ucap mereka berdua Seraya melangkahkan kakinya keluar dari rumah Lita.
***
Selepas kepergian dari para perangkat desa itu, Lita segera membawa Putri kecilnya ke dalam kamar. karena memang, hari sudah mulai larut malam. itu pertanda, tubuh wanita itu, harus segera di istirahatkan.
" Mas Arya, Kamu di mana Mas? hiks hiks hiks." ucap Lita Seraya mengusap air matanya yang berjatuhan di pipi mulusnya.
Wanita yang memiliki warna rambut mencolok itu, seringkali difitnah oleh warga setempat. karena memang, tubuh dan penampilan wanita cantik itu, berbeda dengan yang lainnya. Apalagi, dengan warna rambutnya yang begitu mencolok.
" Ya Tuhan, Mengapa semua ini bisa terjadi padaku? Mengapa aku selalu difitnah oleh mereka?" tanya Lita Seraya menatap ke arah Putri kecilnya yang masih tertidur pulas.
" Sabar ya Sayang, semoga saja, nanti kita bisa bertemu dengan ayahmu. dan ibu janji, kita akan langsung meresmikan pernikahan ini. agar tidak menjadi fitnahan yang keji di kemudian hari." ucapnya Seraya mengecup seluruh wajah dari bayi mungil itu.
Hingga bayi mungil yang diberi nama Gracia Lutfia Amanda. itu menggeliat karena merasa geli dengan tingkah yang dilakukan oleh sang ibu.
Lita yang melihat itu, seketika terkekeh pelan. dan dengan segera, wanita cantik itu ikut berbaring dan memeluk Putri kecilnya. Melewati Sunyinya Malam yang begitu terasa.
****
Pagi harinya, Lita seperti biasa menjemur Gracia di depan rumah Seraya sesekali bercanda dengan bayi mungil itu. ya walaupun, Gracia masih belum bisa diajak bicara ataupun bercanda, namun Lita masih terus menggoda bayi itu. Hingga terkadang, bayi cantik itu menangis dengan kencang karena merasa terganggu dengan apa yang dilakukan oleh ibunya.
Ooeeekk,... Oeekk,... Oeeek,...
Seketika itu pula, Lita segera mendekat dan menimang-nimang Putri kesayangannya itu. saat wanita yang baru saja melahirkan itu, melihat anaknya menangis cukup kencang.
Tentu saja, hal itu membuat Lita yang mendengar tangisan dari Putri kecilnya itu, menjadi sedikit bersalah. karena terus saja mengganggu kenyamanan dan ketenangan bayi yang baru dilahirkannya itu.
" cup cup cup Sayang, maafkan Ibu ya, Ibu masih belum bisa menjadi Ibu yang baik. Hiks hiks" Lita menangis sesenggukan. Karena memang yang bisa dilakukan oleh wanita itu saat ini hanyalah menangis.
Setelah sang anak tertidur pulas, Lita segera berjalan untuk menuruni ranjang kamarnya. dengan membawa ponsel di tangannya.
Sedari tadi, Lita tak henti-hentinya menghubungi sang suami yang bekerja di sebuah perusahaan di Kota Bojonegoro Jawa Timur.
Saat ini Lita berada di sebuah desa di pesisir Kota Tuban. yang merupakan, Desa plosok di kota itu. tentu saja, keberadaan Lita ini menjadi begitu heboh.
Karena memang Kota Tuban dijuluki sebagai Kota Wali. tentu saja semua warga di sana, sangat menjunjung tinggi adat istiadat dan juga norma agama. yang memang masih kental bersemayam di sana.
" Astagfirullah Mas, Mas di mana sih? dari pagi aku telepon kok nggak bisa-bisa?" tanya wanita muda itu dengan ekspresi wajah yang sangat panik.
Karena memang, suami Lita yang bekerja di Kota Bojonegoro, belum pulang sedari dua hari yang lalu. Padahal jarak kota Bojonegoro dan Kota Tuban, tidak lebih dari 30 menit. tentu saja hal itu membuat Lita, menjadi sedikit was-was.
Apalagi wanita cantik itu baru saja melahirkan seorang anak dan juga baru saja di grebek dan difitnah oleh semua warga yang ada di sini. tentu saja hal itu membuat Lita, menjadi sangat khawatir dan juga was-was.
" Mas Arya di mana sih?" tanya Lita Seraya menatap nanar ke arah ponselnya. sedari tadi, wanita cantik itu merasa sangat kebingungan. karena tidak biasanya, suaminya bersikap seperti ini.
Sejenak, Lita seperti Sedang berpikir sesuatu. Apakah suaminya sedang berkhianat? tiba-tiba saja pikiran aneh itu muncul di otaknya begitu saja.
" ah Itu nggak mungkin, nggak mungkin Mas Arya seperti ini. ini pasti hanya karena aku merasa khawatir saja." gumam Lita meyakinkan dirinya sendiri.
Walaupun di dalam hatinya, wanita cantik itu masih belum bisa menenangkan diri dan juga hatinya. Apalagi, setelah kejadian penggerebekan itu, semua orang menatapnya dengan Tatapan yang sangat sinis. dan Untuk itulah, Lita tidak berani keluar rumah. walaupun hanya sekedar membeli sayuran saja.
Yang dapat dilakukan hanyalah membeli makanan secara online. sangat diuntungkan, makanan cepat saji tidak jauh dari rumahnya. itu memudahkan Lita untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya.
Apalagi, kini wanita itu Tengah menyusui anaknya. otomatis, asupan di dalam tubuhnya harus dibagi menjadi dua. Untuk ibu dan sang Buah Hati. dan sehari-harinya, Lita dibantu oleh Seorang asisten rumah tangga yang bernama mbok Robiah. dan sangat diuntungkan, wanita paruh baya itu bukan berasal dari Desa itu.
jika tidak, mungkin saja Mbok Robiah akan bersikap sama seperti warga yang lainnya. Sangat diuntungkan memang, Lita memiliki harta yang berlebih. sehingga bisa membangun rumah yang menurut warga desa setempat, lebih dari kata mewah.
Jika tidak memiliki biaya, maka dapat dipastikan Lita akan sangat kesusahan untuk memerangi warga desa yang menuduhnya dengan sembarangan. Walaupun, wanita cantik itu belum bisa membuktikannya. karena memang, Lita dan Arya, melakukan pernikahan hanya sebatas agama saja. dengan negara.
Jangan dikira Lita Awalnya mau menerima pernikahan Siri ini. wanita cantik itu bahkan, sampai ribut besar dengan Arya. saat suaminya itu, mengatakan ingin menikahinya secara sirih.
Karena Lita sangat takut dengan akibat yang akan dituai ke depannya. Walaupun, pernikahan itu sah secara agama, namun tetap saja hal itu sangat mengkhawatirkan. karena kedudukan Lita di sini, sangat amat lemah.
Karena memang, pernikahan Siri ini seperti halnya sepasang kekasih. Jika suami atau salah satu pasangan sudah merasa bosan, maka tidak akan ada perceraian di pengadilan agama. begitulah yang Lita tahu. maka dari itu, wanita cantik itu sangat menentang keputusan suaminya.
Namun, Entah mengapa Seiring berjalannya waktu, hati Lita seakan melemah. dan menyetujui keputusan dari Arya untuk menikah Siri. dan saat ini, Lita merasa sangat kebingungan. karena Arya sang suami, tidak bisa dihubungi.
Dikirimkan pesan pun tidak ada jawaban. hal itu semakin membuat Lita merasa meradang dan juga emosi. jangan sampai, karena Kejadian ini, dirinya menjadi terkena sindrom baby blues.
Dengan cepat, Lita berjalan keluar dari dalam kamar. dengan langkah yang sangat berhati-hati. karena takut, sang buah hati akan terbangun.
Ceklek
Tepat, saat Lita membuka pintu, terlihat seorang wanita paruh baya Tengah membereskan meja makan yang baru saja selesai digunakan sore tadi.
" eh mbok ngagetin aja sih!" ucap Lita Seraya mengusap ke arah dadanya karena merasa terkejut dengan kedatangan wanita paruh baya itu.
" Nyonya Mau apa, Biar mbok buatkan sesuatu jika Nyonya berkenan." ucapnya Seraya mengukir senyum tipis.
" aku tidak ingin apa-apa mbok, lagi pula kan aku baru saja makan. masa iya udah laper lagi," ucap Lita menggoda sang asisten rumah tangganya itu.
Mbok Robiah yang mendengar itu, hanya terkekeh pelan. kemudian ikut Duduk di samping sang majikan. menatap seksama ke arah wajah wanita cantik itu. Sebenarnya, ada sebuah pertanyaan yang mengganjal di dalam pikirannya.
Mengapa majikan laki-lakinya tidak pernah muncul lagi ?ada apa dengan mereka? Semoga, semua akan baik-baik saja. pikir wanita paruh baya itu.
" nyonya, Mengapa anda seperti gelisah dan banyak pikiran seperti itu? tidak baik nyonya, Apalagi anda baru saja melahirkan. takutnya malah terkena sindrom baby blues." ucap wanita paruh baya itu memberanikan diri.
Karena Mbok Robiah tahu, tentang batasan-batasan antara majikan dan juga rumah tangganya. bukan masalah perlakuan spesial ataupun apalah itu. Melainkan poin-poin yang tidak bisa dicampuri oleh orang lain.
" aku hanya memikirkan tentang keadaan Mas Arya. apa dia baik-baik saja? mengapa dia tidak pernah menghubungiku selama satu minggu ini? ataukah jangan-jangan,..." ucapannya menggantung di udara.
Karena sepertinya, Lita tidak berani melanjutkan perkataannya. takut jika apa yang ia katakan, menjadi kenyataan. dan sesungguhnya, wanita muda itu sangatlah belum siap jika hal itu benar-benar terjadi dalam hidupnya.
" jangan terlalu berpikir berlebihan nyonya, mungkin saja, Tuan Arya mendapatkan pekerjaan yang mengharuskannya menyita waktu dan tenaga. hingga tidak sempat, untuk mengabari anda." ucap Mbok Robiah dengan mengusap bahu wanita itu.
Mencoba untuk menenangkan sang majikan dari hal-hal yang bersifat negatif. agar Lita tak terkena hal-hal yang tidak diinginkan. seperti baby blues misalnya,
Walaupun Mbok Robiah adalah termasuk orang jadul, namun wanita paruh baya itu tahu apa itu baby blues. dan bagaimana cara pencegahannya. karena memang, anak-anak beliau bekerja sebagai tenaga kesehatan di berbagai rumah sakit.
walaupun anak-anaknya bekerja sebagai tenaga medis, namun Mbok Robiah menolak untuk ikut bersama mereka. dan wanita paruh baya itu lebih memilih tinggal di desa terpencil seperti ini.
Di lain tempat, lebih tepatnya, di sebuah rumah mewah, terlihat seorang laki-laki dan juga seorang wanita, Tengah berbincang-bincang.
" Mas Arya, Kenapa kamu seperti orang yang sedang gelisah seperti itu?" tanya wanita yang ada di sampingnya itu Seraya mengusap pundak laki-laki Tampan itu.
" Ah, tidak sayang, aku tidak kenapa-napa. sebaiknya, kita segera istirahat saja. karena memang, aku sudah sangat kelelahan." ucap laki-laki yang bernama Arya itu Seraya menarik tangan istrinya.
Yap. dia adalah Arya Wiguna. suami dari wanita yang bernama Lita Amelia. wanita muda yang baru saja melahirkan di sebuah desa terpencil di Kota Tuban Jawa Timur.
Saat ini Arya merasa sangat bersalah kepada wanita itu. karena Sedari Dulu, tidak pernah berkata jujur dengan Lita sang istri. Begitupun, istri pertamanya. Arya tidak pernah mengatakan hal suatu apapun
Memang, laki-laki berusia 26 tahun itu merasa menjadi laki-laki yang sangat pengecut dan juga pecundang. karena memang, pada kenyataannya, Arya tidak pernah berani berterus terang kepada istri-istrinya.
" Maafkan aku Lita. jika nanti kamu mengetahui tentang kenyataan ini, Aku mohon jangan pernah membenciku." ucapnya dalam hati Seraya memejamkan mata.
Ya, beberapa hari ini, memang Arya tidak pernah panggilan dari Lita. karena memang, laki-laki itu takut ketahuan oleh Cynthia. Mereka sudah menikah hampir 5 tahun, namun belum juga dikaruniai anak.
Hal itulah yang membuat Arya, tega menghianati Cynthia yang merupakan wanita yang membantunya sedari bawah dulu.
Sementara wanita yang tengah tertidur di sampingnya itu, merasakan hal aneh di dalam tubuh suaminya. Hingga beberapa kali, wanita yang bernama Cynthia Agatha itu, ingin sekali bertanya pada sang suami. perihal perubahannya itu.
" Apa yang Sebenarnya kamu sembunyikan Mas?" tanya wanita itu Seraya menatap punggung suaminya. yang sepertinya, Sudah terlelap dan menyelami indahnya kabut mimpi yang menenangkan jiwa.
Ya, selama ini, diam-diam Cynthia seperti mengetahui gerak-gerik suaminya. yang memang, terlihat begitu sangat aneh dan juga mencurigakan.
Bahkan, Cynthia Sudah beberapa kali mengutus orang-orang untuk menyelidiki Apa saja kegiatan suaminya selama berada di luar kota. Karena memang saat ini, Cynthia dan juga Arya, tinggal di sebuah perumahan yang berada di Bojonegoro Jawa Timur.
Namun sayangnya, wanita cantik itu masih belum bisa menemukan apa-apa. dan akhirnya, Setelah lama terdiam, mata Cynthia mulai berat. dan secara perlahan-lahan, mulai menutup. mengikuti jejak sang suami. dalam menyelami lautan mimpi yang sangat indah dan juga menyenangkan.
*****
Sementara itu di lain tempat, seorang wanita cantik Tengah mundur-mandir Seraya menggendong seorang bayi mungil dalam dekapannya.
' cup cup Sayang, jangan nangis lagi ya, jangan buat ibu khawatir." ucap wanita itu Seraya menimang-nimang tubuh bayi mungil yang ada dalam dekapannya itu.
Namun, bukannya makin tenang, bayi mungil itu malah semakin menangis cukup kencang. hingga membuat sang ibu, sedikit kelabakan. dan dengan segera, berlari keluar dari dalam kamar.
" nyonya, Apa yang terjadi dengan Nona Gracia?" tanya Mbok Robiah, Seraya melangkahkan kaki mendekati majikannya itu.
" Saya tidak tahu mbok, yang jelas, Gracia sangat rewel. dan se dari tadi, anak ini Terus saja menangis." ucap Lita Seraya berlinang air mata.
Karena memang beban yang dipikul oleh Lita, sangatlah berat. Mendengar hal itu Mbok Robiah, langsung mengambil alih Gracia dari gendongan Lita.
Namun, di luar dugaannya, bayi mungil yang masih merah itu Malah semakin kencang menangis. tentu saja hal itu membuat Lita dan Mbok Robiah yang melihat itu, menjadi sangat panik.
" Aduh Mbok, kita bawa ke dokter aja ya, aku takut soalnya." ucap wanita muda itu Soraya mengusap air matanya dengan sangat kasar.
Jujur Saja, Lita merasa sangat ketakutan. dan juga Terpukul tentang semua ini. Apalagi, saat ini mentalnya Tengah diajar habis-habisan oleh keadaan.
" jangan nyonya, sepertinya non Gracia ini bukan sakit karena medis. Melainkan,..." ucapan wanita paruh baya itu terhenti.
Tentu saja hal itu membuat Lita yang melihatnya, merasa sangat ketakutan. dengan gemetar, wanita itu segera menggendong anaknya. dan mendekatnya dengan erat.
Mbok Robiah segera menarik tangan kita untuk masuk ke dalam kamar. dan dengan segera, wanita paruh baya itu mengambil baju yang selalu dipakai oleh Arya jika berada di rumah.
Lita yang melihat itu, tentu saja merasa sangat kebingungan. berulang kali, wanita cantik itu memandangi wajah Mbok Robiah dengan tatapan bertanya-tanya.
" ini supaya non Gracia tidak menangis lagi nyonya, karena kamu percaya, bayi yang sedang rewel dan dipakaikan baju milik ayahnya pasti akan merasa tenang. karena merasakan dekapan erat dari ayah kandungnya." ucap Mbok Robiah yang mengerti akan tatapan dari majikannya itu.
Lita yang mendengar itu, menghela nafas. karena seketika merasa sangat lega. dengan apa yang dikatakan oleh wanita itu. dan benar saja, beberapa saat setelah baju itu dikenakan, Gracia segera tertidur pulas.
Tentu saja, Hal itu membuat Lita semakin merasa takjub dan mulai mempercayai, mitos-mitos yang berkembang di suatu daerah. terutama di Kota Tuban ini.
Maklum saja, Lita sangat tidak mempercayai yang namanya makhluk gaib. Walaupun, wanita cantik itu beragama muslim. yang sepatutnya, mempercayai adanya makhluk gaib. namun Entah mengapa, wanita cantik itu tidak melakukan hal yang demikian.
Menurutnya, hal-hal gaib itu adalah buatan manusia. Begitupun dengan adat istiadat yang ada di suatu daerah. ya walaupun, Lita ini berasal dari daerah yang tidak jauh dari kota Tuban.
Dirinya bertemu dan menikah dengan Arya yang memang Seorang warga asli kota Tuban. dan Lita pun, mengikuti sang suami dan pindah di kota yang saat ini ia tinggali.
" Nah benar kan apa kata mbok, non Gracia ini sebenarnya Rindu dengan ayahnya. Mbok sarankan, lebih baik kamu segera mencari keberadaan suamimu. agar nanti, anakmu tidak menjadi korbannya." ucap wanita paruh baya itu Soraya menatap wajah damai dari Gracia.
Lita yang juga melihat Gracia tertidur pulas, juga ikut menyunggingkan senyuman tipis. Kemudian, perlahan-lahan, wanita cantik itu pun ikut terbaring di samping sang anak.
" kalau begitu, Mbok pergi dulu ya, kalau ada apa-apa, Segera Panggil saja saya." ucapnya Soraya melangkahkan kaki meninggalkan kamar wanita itu.
Lita yang mendengarnya, hanya menganggukkan kepala. dan dengan segera, ikut memejamkan mata menyelami dan menaungi lautan mimpi yang sangat indah.
membuat banyak orang merasa terlena dengan dunia yang begitu indah dan tidak ingin kembali lagi di dunia nyata yang penuh dengan luka dan duka.
Bayangan-bayangan tentang masa indahnya bersama Arya, berputar-putar seperti kaset rusak di dalam otaknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!