Pagi ini, terlihat beberapa siswa mulai memasuki gerbang sekolah.
Mereka adalah murid disekolah SMA Taruna Bangsa. Salah satu sekolah terfavorit di kota Bandung.
Banyak orang2 besar yg lulus dari sekolah ini.
Sehingga membuat SMA Taruna Bangsa menjadi incaran setiap murid yg baru lulus dari SMP.
Tentunya tidak mudah untuk bisa masuk ke sekolah favorit ini mengingat banyaknya fasilitas yg sangat memadai dan kegiatan ektrakulikuler yg bisa membuat pemenangnya mendapatkan beasiswa untuk kuliah diluar negeri.
Karenanya, mereka menuntut standar nilai yg sangat tinggi.
Sebuah mobil BMW keluaran terbaru memasuki sekolah. Diikuti tiga mobil lainnya dibelakang mobil itu.
Mereka memarkirkan mobil disamping sebuah pohon.
Kedatangan mereka membuat semua mata menatap kearahnya.
Terdengar bisik2 dari para siswa perempuan.
Tiga siswa lelaki keluar dari mobil. Mereka menghampiri mobil BMW yg masih tertutup.
Tak lama pintu mobil terbuka. Seorang siswa laki2 berwajah bule keluar sambil memainkan hanphonenya.
Begitu dia keluar, terdengar teriakan dari siswi2 perempuan yg mulai berkerumun didekat mereka.
Sudah tidak heran melihat kejadian ini karena memang ini terjadi setiap pagi.
Empat pria yg saat ini berdiri sambil menatap kearah kerumunan para siswi ini selalu menjadi pusat perhatian.
Bagaimana tidak, mereka adalah bintang disekolah ini. Mereka memiliki segudang prestasi ditambah wajah mereka sangat tampan dan juga kaya raya. Hingga membuat para siswi dari kelas satu sampai kelas tiga ingin menjadi kekasih salah satu dari mereka.
Ervin Damien Pranaja
Memiliki wajah yg sangat tampan. Berhidung mancung dan bermata biru. Seorang kapten basket yg memiliki tinggi 182cm. Menjabat sebagai ketua OSIS. Juara satu olimpiade matematika dan selalu menjadi pemenang dalam debat bahasa inggris. Dan masih banyak lagi prestasi lainnya. Ayahnya adalah seorang pengusaha yg sangat sukses didalam maupun diluar negeri. Ibunya adalah orang prancis karena itulah wajahnya kebule-bulean. Orangtuanya adalah pemilik saham terbesar disekolahnya.
Narendra Kusuma
Anak dari seorang pengusaha juga. Memiliki 2 pusat perbelanjaan dikota Bandung. Wakil ketua osis, tergabung juga didalam tim basket bersama keempat temannya. Tinggi 180cm. Juara tiga olimpiade bahasa inggris.
Memegang sabuk hitam taekwondo. Paling genit diantara ketiga temannya.
Rian Putra Anggara
Menjadi anggota tim basket juga. Ayahnya pemilik sebuah rumah sakit swasta di kota ini dan ibunya adalah seorang dosen. Menjuarai lomba berenang tingkat provinsi. Menguasai taekwondo dan judo tetapi masih kalah dibanding Ervin. Menjadi anggota osis juga disekolah. Sering berganti2 pacar. Paling romantis dan paling playboy.
Daffa Arion
Memiliki darah campuran jepang. Sangat menyukai musik. Mengusai beladiri judo, menyukai mesin. Hanya hidup berdua dengan ayahnya, ibunya sudah lama meninggal. Ayahnya seorang pengusaha di Jepang. Anggota tim basket dan osis. Paling pendiam diantara ketiga sahabatnya. Tidak pernah menolak ajakan teman-temannya.
"Selamat pagi kak Ervin" sapa beberapa siswi saat mereka berempat mulai berjalan memasuki kelas.
Ervin membalas mereka dengan senyuman mautnya, menampakkan lesung pipi disebelah kanan pipinya. Membuat para siswi berteriak histeris, bahkan diantara nya hanya terdiam bodoh melihat siswa favorit sekolah tersenyum kearah mereka.
"Dasar tukang tebar pesona" olok Rendra saat temannya tidak berhenti tersenyum kearah para siswi perempuan.
"Istighfar Er, anak orang sampai jejeritan gitu. Pingsan baru tau rasa lo" tambah Rian.
Sementara Daffa hanya diam mendengar sahabatnya. Dirinya ingin segera sampai dikelas karena bosan mendengar teriakan siswi2 disini.
"Sirik aja lo pada. Resiko punya wajah tampan ya kayak gini" jawab Ervin percaya diri.
"Pede banget sih elo Er. Pingin muntah gue dengernya" ejek Rian sambil menunjukkan ekpresi menahan muntah.
"Gue ngomong fakta kali Yan. Gue emang tampan dari lahir" lagi2 Ervin berkata narsis didepan teman2nya.
"Najis. Amit2 jangan sampe gue punya anak yg narsisnya kebangetan kayak lo" jawab Rian.
"Harusnya lo senang kalau punya anak yg tampannya kayak gue Rian".
Ervin semakin menggoda Rian yg saat ini menatapnya jengah. Dia sangat senang jika melihat teman2nya kesal tiap kali dia membanggakan ketampanannya.
"Taklukin bintang sekolah kita dulu baru gue akuin ketampanan lo yg gk seberapa itu".
Daffa yg sedari tadi diam tiba2 saja melemparkan bom ke wajah Ervin. Mereka bertiga menatap kearahnya.
" Lo sekalinya bicara bisa langsung bikin orang kesel tau gk" kesal Ervin.
"Bener tu yg dibilang Daffa. Ketampanan lo gk ngaruh buat si Vina" ejek Rendra.
Ervin diam memikirkan perkataan temannya. Memang benar selama ini gadis itu tak pernah merespon keberadaannya. Malah terlihat sangat marah tiap kali dia menggodanya.
"Gue heran deh sama tu cewek, kayaknya benci banget sama gue. Perasaan,gue gk pernah bikin salah ke dia".
"Haaahhh,, lo udah pikun apa gimana Vin. Lo lupa, tiap hari lo gangguin dia. Wajar aja dia selalu emosi liat wajah lo".
Rendra menatap heran pada sahabatnya yg saat ini sedang senyum2 sendiri.
"Hehe,abisnya gue gak tahan kalo liat dia. Bawaannya pingin godain dia terus" jawab Ervin sambil membayangkan kemarahan gadis itu yg menurutnya sangat menggemaskan.
"Eh, atau jangan2 dia sebenernya cuma pura2 marah, padahal dihatinya dia seneng gue godain. Gue yakin banget".
" Astaga Vin, kemana otak lo yg cerdas itu?? Lo gk bisa bedain apa mana marah sama yg pura2 marah?? Udah jelas kalo Vina tu bencinya setengah mati ke elo " jawab Rendra frustasi.
"Masa sih?? Gue gak percaya".
" Udah, gk usah debat. Kita taruhan aja. Kalau sebelum studytour lo udah jadian sama Vina, kita bertiga bakal nurutin semua perintah lo sampe lulus sekolah.Tapi.....
"Tapi apa. Lo kalo ngomong jangan setengah2 dong" tanya Ervin penasaran.
"Makanya lo diem dulu, gue belum selesai ngomong ****. Kalo lo gk bisa jadiin Vina pacar lo sampai batas waktu yg ditentuin, lo harus akuin kalo ketampanan lo itu gak ada gunanya" ucap Rian bangga.
"Gue setuju" sahut Daffa cepat.
"Lo main setuju2 aja2 si Daff. Belain gue napa"kesal Ervin.
" Sorry, gk ada pembelaan buat lo" jawabnya.
"Sialan lo" umpat Ervin sambil tertawa.
"Gimana, lo berani gk Vin"?? ejek Rian.
" Siapa takut " jawab Ervin.
"Oke, deal".
Mereka akhirnya setuju semua untuk membuat taruhan. Ervin berfikir bagaimana caranya dia bisa jadian dengan Vina. Sedangkan temannya tidak henti2nya berusaha mematahkan semua ide miliknya.
" Liat aja, lo pasti bakal jadi milik gue Er. Gue yakin " batin Ervin.
Dia akan melakukan semua cara untuk memenangkan taruhan ini. Meskipun sedikit ragu karena mengingat gadis itu yg begitu benci setiap melihatnya. Tapi Ervin tetap tidak akan menyerah. Dia tidak rela membiarkan dirinya menjadi bahan olok2kan ketiga temannya jika dia gagal mendapatkan gadis itu. Wajah tampannya yg akan menjadi taruhan. Aset yg sangat dia jaga selama ini.
"Ciihhh,, dasar tukang tebar pesona. Jijik banget gue liatnya" kesal Ervina saat melihat kerumunan para siswi didepannya.
Mereka seperti kurang kerjaan berteriak2 tidak jelas melihat empat siswa yg kini berjalan masuk ke kelas.
Dia bukannya tidak tau siapa mereka, hanya saja dia tak menyukai siswa yg menurutnya sok kegantengan itu.
Terlebih mereka yg bernama Ervin. Dia sangat membencinya sampai2 tidak bisa mengontrol emosinya tiap kali diganggu laki2 itu.
Sejak dia masuk ke sekolah ini, dia selalu saja diganggu oleh Ervin. Hal itu membuatnya semakin membenci laki2 itu. Ditambah lagi Ervin sangat suka tebar pesona dan membuat teman2nya menangis karena patah hati.
"Apa hebatnya sih mereka itu. Kayak udah gk ada cowok lain aja" geramku sambil masuk kedalam kelas. Aku duduk bersama dengan sahabatku, Lisa.
"Lo kenapa sih Er pagi2 udah ngomel. Lo digangguin lagi ya"?? tanya Lisa.
" Gimana gue gk ngomel. Tiap pagi harus selalu ngeliat pemandangan yg bikin mood gue rusak ".
" Maksud lo rombongan cowok tajir dan ganteng itu "?? tanya Lisa sambil tersenyum. Gue tau Lisa suka sama salah satu diantara mereka.
" Memangnya siapa lagi. Gila ya tu cewek2 sampe teriak kayak orang gila. Diluar masih banyak kali cowok yg kegantengannya melebihi mereka" kesalku.
"Tapi mereka emang ganteng tau Er. Apalagi Rian".
"Itu karena lo suka sama Rian. Makanya lo bilang kaya gitu".
" Hehe, Er lo kenapa sih benci banget sama mereka. Apalagi sama Ervin. Sebenernya ada apa sama kalian. Heran deh gue "!! tanya Lisa sambil mengusap dagunya.
"Sebenernya gue bencinya cuma sama si Ervin. Tapi karena kecengan lo dan dua temennya sahabatan sama si Ervin jadinya gue benci juga liatnya. Hidup gue gak tenang sejak pertama masuk sekolah ini gara2 digangguin cowok rese itu. Bayangin Lis, tiap hari gue digangguin. Tiap hari Lis. Gimana gue gak benci coba" jawabku kesal.
"Mungkin Ervin suka kali sama lo makanya dia gangguin lo terus".
" Gak mungkin lah Lis. Lagian ni ya, kalo bener dia suka sama gue, gue gk bakalan sudi suka balik ma dia. Cowok brengsek kayak dia gk pantes buat gue"..
"Wahh,,lagi gosipin apaan lo pada. Kayaknya seru banget. Ikutan dong gue"
Dateng lagi satu sahabatku. Namanya Maya. Dia termasuk pengagum si cowok rese, Ervin.
"Ini nih Ervina. Pagi2 udah marah2" jawab Lisa sambil mencolek daguku.
"Gue tau sebabnya. Pasti gara2 pangeran gue. Iyakan?? tanya Maya senang.
" Pangeran dari Hongkong. Males gue ngomong sama orang yg buta cinta " omelku.
"Jangankan cuma bucin, jadi pembantunya juga gue rela Er. Asalkan bisa deket2an sama ayang Ervin" jawab Maya sambil tertawa.
"Idihh amit2. Najis banget gue dengernya. Sadar May sadar" ucapku sambil mencubit pipinya.
"Aduduhhh,, sakit tau Er. Lo cemburu ya ngeliat gue suka sama Ervin. Jangan2 lo suka ya sama Ervin makanya tiap gue muji2 dia lo pasti marah" tanya Maya curiga sambil mengusap pipinya yg memerah karena ulahku.
"Gue suka sama dia???
Hahhaa, sampe dunia kebalik juga gk bakalan gue suka sama cowok rese kayak dia. Yang ada tiap hari kebencian gue makin nambah tau gk".
"Benci sama cinta tu bedanya tipis kaya kertas tau Er. Bisa aja lo nanti jatuh cinta sama Ervin" sela Lisa.
"Ihh amit2. Itu gk bakalan terjadi" jawabku yakin.
"Gak papa kali Er kalo lo suka sama Ervin. Gue rela bagi pangeran gue sama lo" sahut Maya.
"Ini lagi. Udah gue bilang gue gk bakalan suka sama pangeran lo itu" kesalku.
"Udah2. Nanti aja baru diterusin ngomongnya. Bel udah bunyi tu" cegah Lisa saat Maya akan membalas ucapanku.
Kemudian Maya segera kembali ketempat duduknya. Dia duduk didepanku.
"Er gue iklas kalo lo mau sama si Ervin. Masih ada tiga temennya yg gk kalah ganteng dan tajir" ucap Maya bisik2.
"Enak aja. Rian kecengan gue, lo ambil yg lain aja. Awas aja kalo lo berani godain Rian" ancam Lisa begitu mendengar ucapan Maya.
Maya terkikik mendengar ancaman Lisa. Sementara aku hanya bisa menggelengkan kepala melihat mereka berdua.
Kami berhenti bicara saat guru memasuki ruang kelas untuk memulai pelajaran.
*****
"Ren, bosen nih"
Ervin mengirimkan pesan kepada Rendra. Dia benar2 bosan belajar dikelas. Pelajaran hari ini dia sudah hafal diluar kepala karena memang otaknya sangat cerdas. Ditambah lagi dia yang menjuarai olimpiade pelajaran ini.
drrttt.. ddrrtttt
"Lo mau gimana" balas Rendra.
"Main billiar yok. Sekalian cuci mata" balasku lagi.
"Ayo berangkat.
Gue kabarin mereka dulu".
Aku tertawa membaca balasan pesan Rendra. Sahabatku satu ini matanya akan langsung berubah hijau jika diajak berbuat maksiat.
Apalagi jika itu urusan perempuan. Dia yg paling semangat diantara kami.
" Gue tunggu diparkiran ".
Aku bergegas keluar saat guru sedang ke toilet. Aku berlari menuju parkiran mobil tanpa mempedulikan teriakan guruku yg berpapasan denganku tadi.
Sesampainya diparkiran, aku segera masuk ke mobil lalu menghidupkan ac-nya. Tubuhku gerah sekali setelah berlari tadi.
Sambil mengatur nafas, aku mengirim pesan pada Rendra.
" Cepetan, gue ketahuan Bu Susi tadi ".
Tak lama kemudian, Rian dan Rendra datang. Mereka dengan santainya masuk kedalam mobil. Aku menatap heran pada mereka. Bagaimana bisa mereka lolos begitu saja dari kemarahan But Susi yg terkenal pemarah itu.
" Kenapa lo Vin. Kesambet lo ya" tanya Rian menatap ku aneh.
"Gila aja. Kok kalian bisa baik2 aja sih. Gue aja lari udah kaya lagi dikejar setan gara2 diteriakin Bu Susi" jelasku sambil mengelap keringat yg masih menetes di wajahku.
"Hahhaa,, kasian deh lo. Untung gk jatoh dijalan tu kegantengan lo pas lo lari" ejek Rian sambil tertawa.
"Gk semudah tu kegantengan gue ilang. Dimana Daffa?? Dia kok gk ikut kesini?? tanyaku karena tidak melihat keberadaan satu lagi sahabatku.
" Tenang aja. Lima menit lagi dia juga sampe. Lo kaya gk tau dia aja" jawab Rian lagi.
"Kasian juga sih. Bokapnya terlalu posesif sama tu anak. Eh ceritain dong kenapa lo berdua bisa lolos dari guru killer itu" tanyaku penasaran.
"Gue pura2 mau nganterin Rendra kerumah sakit. Kebetulan sekali tadi mukanya Rendra pucat. Jadi ya kita berdua bisa keluar tanpa masalah" jelas Rian.
"Lo beneran sakit apa Ren?? perasaan tadi lo baik2 aja deh" tanyaku khawatir.
"Gue pucet bukan karena sakit Vin, tapi perut gue mules nahan boker"..
Aku terbahak2 mendengar alasan mereka berdua. Tengil banget si mereka ini.
Tak lama, Daffa datang dengan nafas yg ngos-ngosan.
" Kenapa lo Daf" tanya Rendra heran.
"Udah ayo berangkat" ajaknya sambil mengambil minuman ditanganku lalu meminumnya.
"Tas lo mana?? tanyaku saat melihat Daffa tidak membawa tasnya.
" Diambil Bu Susi" jawabnya sambil berjalan kearah mobilnya.
Kami bertiga tertawa mendengarnya. Pasti tadi dia ketahuan saat mau bolos dari kelas.
Semua guru sudah hafal dengan kelakuan kami berempat. Jika satu membolos, maka tiga lainnya akan mencari seribu alasan supaya ikut membolos. Tapi biarpun begitu, pihak sekolah tidak bisa berbuat apa2. Karena meskipun kami membolos, kami tetaplah pemegang nilai terbaik setiap ujian. Ditambah lagi kami berempat adalah siswa berprestasi dan sudah menyumbangkan banyak piala untuk sekolah ini. Belum lagi salah satu dari kami adalah anak pemegang saham terbesar disini. Jadi mereka hanya bisa menahan kekesalan mereka dan melampiaskannya pada murid lainnya.
Jam pelajaran telah usai. Para murid berhamburan dari dalam kelas.
Ervina dan dua sahabatnya beriringan berjalan menuju parkiran.
"Ervina, pulang bareng yukk".
Ervina berhenti saat ada orang yg memanggilnya.
Ternyata itu si Albert. Anak IPA3 yg memang sudah lama menyukainya.
" Sorry Albert, gue pulang bareng temen2 gue " tolakku halus.
Ini sudah kesekian kalinya aku menolak ajakan Albert. Tapi dia tetap saja berusaha mendekatinya.
"Kenapa si Er, lo selalu nolak ajakan gue. Apa karena gue gak seganteng dan sekaya Ervin" tanyanya.
Aku dan sahabatku terkejut mendengar pertanyaannya. Bagaimana bisa dia berfikir seperti itu.
"Albert, ini gak ada hubungannya dengan Ervin" jawabku. Lagi2 si cowok rese itu.
"Terus kenapa lo nolak gue terus"??.
" Itu karena gue gk suka sama lo. Tolong dong lo ngertiin posisi gue. Gue berusaha buat gk nyakitin lo. Jadi jangan paksa gue buat nerima lo"
Albert terdiam mendengar kejujuranku. Aku sedikit merasa bersalah udah bicara kaya gitu ke dia. Tapi mau gimana lagi, aku gk mau kasih harapan ke Albert.
"Sorry Al, gue gk ada niat buat nyakitin lo. Gue harap lo bisa ngerti" ucapku.
"Iya gue bisa ngerti ko Er. Sorry ya kalo selama ini perbuatan gue udah bikin lo gk nyaman" jawabnya sambil menundukkan kepala.
"Iya Al, gue ngerti" jawabku lagi.
"Kita masih bisa temenan kan Er??? tanyanya penuh harap.
" Tentu saja. Emangnya lo mau kita musuhan?? Kita tetep temenan ko " aku tertawa mendengar pertanyaannya.
"Makasih ya Er" jawabnya sambil pergi meninggalkan kami.
Dia sangat senang masih bisa berteman dengan siswi tercantik disekolah ini.
Ervina Putri
Memiliki kulit putih seperti salju. Mata bulat dan bulu mata yg lentik. Bibirnya merah tipis, dihiasi hidung yg mancung dan dua lesung pipi diwajahnya. Juara satu lomba debat bahasa inggris. Sangat hobi menggambar dan bermain piano. Orangtuanya memiliki sebuah perusahaan besar di Singapura. Ayahnya memiliki campuran darah orang timur, membuatnya memiliki bola mata yg berwarna coklat terang.
"Udah berapa kali lo nolak Albert Er?? tanya Lisa.
" Lupa gue. Sampe bingung buat alesan nolak dia. Hufft, tapi kayaknya ini yg terakhir Lis " jawabku.
"Gila aja tu si Albert. Nekad bener ngejar lo. Tapi ni ya, kalo seandainya gue yg dikejar, gue pasti terima cintanya Albert. Dia juga lumayan cakep ko. Minusnya cuma kacamatanya doang" ucap Maya sambil tertawa.
"Dasar mata keranjang lo. Gak bisa liat cowok bening dikit" ejek Lisa.
"Lho, itu tandanya mata gue normal Lis. Emangnya elo, mata isinya Rian doang. Sia sia mata lo gk dipake buat liat cowok ganteng " ejek Maya balik.
"Biarin aja. Itu karena gue setia. Gak kayak lo. Liat ganteng dikit, langsung pindah kelain hati" cibir Lisa.
"Nggak papa. Yang penting gue cantik".
" Iya cantik, tapi gk ada yg mau jadi pacar lo "
Lisa tertawa setelah membuat Maya kesal. Mereka berdua selalu saja berantem kalau masalah cowok.
"Ervina aja yg gelarnya cewek paling cantik disekolah masih jomblo, gimana sama gue yg cantiknya dibawah Ervina" elak Maya.
"Alahh, ngeles aja lo kayak bajai. Ervina bukannya gk laku, tapi dianya aja yg gk mau pacaran. Lo gk liat cowok yg antri tu panjangnya sampe keluar negeri".
" Kalian berdua ni apa-apaan sih.. Cowok terus yg dibahas. Selesein sekolah dulu, kuliah, kerja baru cari cowok " omelku gemas melihat pertengkaran mereka. Gak ada yg mau ngalah.
"Keburu rambut gue jadi uban semua Er kalo dengerin saran lo" jawab Lisa.
"Iya. Kebuang percuma dong masa muda gue. Sia-sia meni- pedi gue selama ini kalo ngikutin elo Er" sela Maya.
"Ya nggaklah. Selama kita melakukan hal2 yg positif, kecantikan kita tetep bakalan terjaga. Percaya deh sama gue" belaku lagi.
"Kalo lo si bisa mikir gitu, la kalo Maya mana bisa Ervina. Dia ngeliat cewek dadanya gede dikit aja langsung mikir yg nggak2. Yg operasi lah, yg suntik silikon lah, yg isinya balon lah. Pokoknya gk bakalan bisa deh dia mikir positif" jelas Lisa.
"Enak aja lo. Mana pernah gue mikir kaya begituan. Lo kali yg mikir gitu" Maya menggerutu mendengar ucapan Lisa.
"Udah ngaku aja. Kemaren aja ni ya, pas lo ngeliat Endang pake kaos olahraga lo bilang kaya gini ke gue " busseett, bokongnya Endang makin montok aja ya. Disuntik kayaknya deh, soalnya kemaren2 gk segede itu " iya kan?? ngaku aja deh lo???.
"Tapi itu beneran ko. Lagian lo percaya2 aja tuh pas gue bilang kaya gitu. Itu tandanya lo sama kaya gue. Bedanya cuma lo sebagai pendengar dan gue sebagai pembicara" ucap Maya.
Kami bertiga tertawa mengingat kekonyolan yg sering kami lakukan. Maya adalah peng-ghibah nomor satu dikelas. Segala berita mulai dari yg kecil sampai yg besar dia selalu tau. Dia juga selalu menjadi pengamat cewek2 disekolah kami. Makanya, meskipun jika aku atau Lisa tidak masuk sekolah, kita berdua gk pernah ketinggalan berita terupdate disekolah ini. Karena ratu ghibahnya adalah sahabat kami sendiri.
"Eh, sore ini ke mall yuk. Gue mau nyari buku. Sekalian jalan2 kita" ajakku sebelum masuk ke dalam Honda-Jazz kesayanganku.
"Boleh2, males juga nih dirumah sendiri. Ortu gue lagi kekawinan sodara diluar kota" jawab Lisa.
"Kalo gue sih udah pasti ikut. Gue mau beli tas baru. Udah lama gue gk shopping" sela Maya. Selain sebagai ratu ghibah, Maya juga adalah ratu belanja. Hampir setiap hari selalu aja ada barang yg dibeli. Ntah itu online maupun belanja langsung.
"Lo udah pikun apa amnesia May, baru minggu kemarin kita nemenin lo beli tas. Dan sekarang lo bilang lo udah lama gk belanja???? Oh my god, yg bener aja Maya. Lo kemanain tas yg lo beli kemaren??? tanyaku heran.
" Tau ni Maya. Jangan boros2 lah May. Kasian orangtua lo. Mereka banting tulang nyari duit, anaknya malah siang malem buang2 duit" omel Lisa juga.
"Lebay deh lo pada. Inikan emang duit jatah gue belanja kali. Lagian mereka gk keberatan ko kalo gue ngabisin duit buat belanja. Belanjaan gue belom seberapa dibanding mommy gue. Kalian bisa jantungan kalo liat bon belanjanya" bantahnya.
Kami menatap jengah mendengar jawaban Maya. Sampai kapanpun, aku dan Lisa gk bakalan bisa menang kalo bahas masalah belanja dengan Maya.
"Apa kata lo deh May. Gue cabut dulu. Kabarin gue aja jam berapa perginya" pamitku sambil masuk kedalam mobil.
"Ya udah,gue juga mau pulang. Udah laper dari tadi dengerin ocehannya Maya" ucap Lisa sambil berlari kearah mobilnya sebelum mendapat omelan dari Maya.
"Sialan lo Lis, " teriak Maya.
Kami bertiga meninggalkan sekolah dengan kendaraan masing2. Mencoba untuk sampai dirumah sesegera mungkin.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!