NovelToon NovelToon

Akankah Ku Bisa Memilikinya?

Episode 1

Tring! Tring! Tring!

Alarm telah berbunyi menunjukkan pukul 6:00 pagi.

Memperlihatkan seorang pemuda tampan tengah mematikan alarm yang sedari tadi berbunyi nyaring seluruh ruangannya.

Lalu Ia pun bangun dan langsung menuju kamar mandi, membersihkan dirinya yang memang sejak kemaren belum Ia bersihkan. Setelah membersihkan diri Ia pun keluar dari kamar mandi dan memakai baju untuk pergi kuliah, karena hari ini dirinya ada jadwal pagi.

Setelah selesai. Ia pun turun menuju dapur untuk memasak apa yang ada di dalam kulkas.

"Hanya ada telur? Ah, sepertinya aku lupa belanja bulanan." ucap laki-laki itu saat melihat hanya ada 2 butir telur di kulkas nya.

Mau tidak mau Ia harus sarapan hari ini lantaran pelajaran hari ini akan memakan waktu seharian. Lalu dengan cepat Ia memasak telur mata sapi, tidak lupa memberikan sedikit garam di atasnya.

Awalnya Laki-laki itu emang tidak pandai memasak, jangankan memasak telur. Memasak air pun Jiaqi tidak tahu. Bagaimana tidak, dia seseorang yang sangat di cintai oleh kedua orang tuanya. Orang tuanya tidak akan membiarkan sang anak menyentuh alat-alat dapur sedikitpun. Lagipula Ia termasuk golongan orang-orang yang berada.

Kedua orang tuanya tidak pernah melarang Jiaqi untuk melakukan apapun, selagi itu baik mereka akan mengizinkan nya. Termasuk ingin tinggal di apartemen seorang diri.

Awalnya Jiaqi meminta izin untuk tinggal di sebuah kost dekat kampusnya. Namun, kedua orang tua nya menyuruhnya untuk tinggal di apartemen saja. Jiaqi pun tidak pernah membantah apa yang kedua orang tuanya katakan. Laki-laki itu pun juga tahu mereka melakukan itu karena mengkhawatirkannya.

Jiaqi pun sudah tiga bulan tinggal di apartemen pilihan kedua orang tuanya, Ia pun sedikit demi sedikit mulai terbiasa memasak, seperti halnya hari ini.

Setelah selesai bergulat dengan si telur.. ia pun memakannya dengan sedikit tambahan nasi.

Selesai sarapan Jiaqi pun berangkat.

Sesampainya di sana Jiaqi masuk ke kelas, dan sudah ada banyak orang.

"Jiaqi." panggil seseorang.

Jiaqi pun menoleh ke sumber suara, di sana Akbar melambaikan tangan..

Akbar adalah temannya sejak masih balita yang juga termasuk orang² terpandang.

"Lu telat bro, ngapain aja sih?"tanya Akbar.

"Telat apanya? Guru juga belum masuk." balas Jiaqi sembari meletakkan tasnya di kursi tempat ia duduk.

"Telat kamu membuat aku menunggu lama."ucap Akbar.

Jiaqi tersenyum meskipun terlihat samar, Jiaqi tahu Akbar sangat peduli padanya.. Bahkan anak itu akan sangat khawatir jika tidak melihat Jiaqi 1 menit pun.

"Maaf Bar. Tadi aku makannya sedikit lama makanya lambat datang." ucap Jiaqi.

"Lain kali, kabari aku jika kau lambat." ucap Akbar menatap sahabatnya itu.

Jiaqi pun mengangguk mengiyakan. Setelah beberapa menit mereka mengobrol akhirnya guru pun datang dan memulai pelajaran.

Orang orang pada berlarian keluar setelah pelajaran yang membuat kepala pening akhirnya selesai. Jiaqi & Akbar pun keluar, lalu menuju gerbang untuk segera pulang.

"Jiaqi, apa kau akan langsung pulang?" tanya Akbar saat keduanya sudah keluar dari kelas.

"Em. Iya langsung pulang, kenapa?." tanya Jiaqi.

"Tidak mau mampir ke kafe dulu?" tanya Akbar lagi.

"Sebaiknya aku langsung pulang saja deh Bar." ucap Jiaqi.

"Baiklah, kalau begitu aku akan pulang juga. Hati hati di jalan Jiaqi." kata Akbar mendahului Jiaqi, tidak lupa Ia melambaikan tangan.

"Iya, kau juga hati hati di jalan."balas Jiaqi. Yang telah di angguki oleh teman masa kecilnya.

Jiaqi pun melangkah keluar gerbang, dia ingin cepat cepat sampai ke apartemennya. karena memang apartemennya dengan tempat Ia kuliah sangat dekat, hanya 15 menit bagi Jiaqi untuk sampai ke apartemennya.

Saat Jiaqi sedang menuju apartemennya dia melihat di depan ada seseorang sedang duduk berjongkok dan seperti tengah berbicara entah dengan siapa.

"Lukamu sudah ku obati, dan kau akan segera sembuh."

Jiaqi berjalan ingin melewati gadis itu yang memang jalannya ke arah apartemennya. Namun, saat sampai di samping gadis yang berjongkok itu Jiaqi menoleh karena penasaran ingin tahu dengan siapa gadis itu berbicara.

Namun, Jiaqi di buat bingung. Gadis yang berjongkok itu ternyata sedang berbicara dengan seekor anak kucing.

'Em, kenapa dia malah berbicara dengan anak kucing?' batin Jiaqi heran.

Gadis yang berjongkok itupun menyadari jika ada seseorang yang tengah berdiri disampingnya. Ia pun menoleh dan mengetahui siapa orang itu.

"Jiaqi." ucapnya.

"Lina. Kamu ngapain berjongkok di sini? lalu kenapa dengan kucing itu?" tanya Jiaqi kepada orang yang ternyata gadis itu adalah Lina teman sekelas nya.

"Oh ini, tadi aku menemukan kucing ini sedang terluka jadi aku mengobatinya."ucap Lina sembari memperlihatkan anak kucing yang dia pegang kepada Jiaqi.

"Kenapa anak kucing itu bisa terluka?" tanya Jiaqi.

"Aku sendiri tidak tahu, aku menemukannya di ujung situ dengan kakinya sudah terluka." Lina memberitahu letak dimana gadis itu menemukan kucing tersebut

Jiaqi pun mengangguk.

"Kau mau pulang?" tanya Lina.

"Iya."

"Baiklah, kalau begitu aku akan mencari ibunya si anak kucing ini dulu. Lepas itu aku juga akan pulang bye Jiaqi." ucap Lina sembari melambaikan tangannya hendak pergi.

"Aku akan menemanimu." ucap Jiaqi dengan cepat.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode 2

Episode Sebelumnya..

"Jiaqi." ucapnya.

"Lina. Kamu ngapain berjongkok di sini? lalu kenapa dengan kucing itu?" tanya Jiaqi kepada orang yang ternyata gadis itu adalah Lina teman sekelas nya.

"Oh ini, tadi aku menemukan kucing ini sedang terluka jadi aku mengobatinya."ucap Lina sembari memperlihatkan anak kucing yang dia pegang kepada Jiaqi.

"Kenapa anak kucing itu bisa terluka?" tanya Jiaqi.

"Aku sendiri tidak tahu, aku menemukannya di ujung situ dengan kakinya sudah terluka." Lina memberitahu letak dimana gadis itu menemukan kucing tersebut

Jiaqi pun mengangguk.

"Kau mau pulang?" tanya Lina.

"Iya."

"Baiklah, kalau begitu aku akan mencari ibunya si anak kucing ini dulu. Lepas itu aku juga akan pulang bye Jiaqi." ucap Lina sembari melambaikan tangannya hendak pergi.

"Aku akan menemanimu." ucap Jiaqi dengan cepat.

***

Setelah 20 menit berkeliling, akhirnya mereka menemukan ibu dari si anak kucing tadi. Lina memberikan anak kucing tadi kepada ibunya sambil mengelus-elus kucing itu.

"Ibu kucing, kau harus menjaga anakmu jangan sampai kau biarkan anak-anakmu terluka." kata Lina.

"Apa kau tidak kasian? anakmu mencari mu sampai terluka seperti ini.. Kau harus berjanji akan menjaganya oke!?" Imbuhannya kembali sembari mengelus lembut bulu-bulu anak kucing itu.

Jiaqi yang sedari tadi mendengarkan Lina berceloteh dengan kucing menampakan sedikit senyuman. Dia tersenyum meskipun terlihat samar.

"Lucu sekali." ucap Jiaqi tanpa sadar.

"Hm? Kau ngomong apa barusan?" tanya Lina yang tidak mendengar perkataan Jiaqi.

"A ah, tidak-tidak! Aku tidak ngomong apa apa." ucap Jiaqi gugup.

Lina yang tadi melihat Jiaqi pun kembali menoleh ke arah kucing tadi.

Setelah urusan dengan si kucing selesai. Akhirnya mereka kembali ke apartemen masing masing dengan Jiaqi yang mengantarkan Lina tepat di depan apartemennya.

Setelah sampai Jiaqi pun akhirnya menjatuhkan dirinya di ke ranjang, tempat ternyaman bagi orang orang tidak terkecuali Jiaqi. Dia menidurkan dirinya setelah di rasa melelahkan karena aktivitas seharian ini.

"Lina." Jiaqi berucap. Dia tersenyum saat mengingat momen tadi sore dengan Lina, dirinya tidak menyangka akan bertemu dengan teman sekelasnya itu.

Iya, Lina adalah teman sekelasnya dan juga dengan Akbar. Meskipun sekelas, mereka tidak pernah saling tegur sapa. Lantaran dirinya terlalu pendiam juga tak terlalu suka berkomunikasi dengan orang orang, kecuali dengan Akbar sahabatnya.

Dirinya hanya akan mendengarkan atau berkomunikasi panjang hanya dengan Akbar saja. Iya hanya Akbar! Karena menurut Jiaqi hanya Akbar lah satu-satunya teman yang dapat Ia percaya saat ini, tepatnya sejak dirinya masih di taman kanak-kanak.

Lina pun di kenal memang gadis polos, ramah, cantik, juga penyuka hewan. Dan Jiaqi tahu akan hal itu. Entah mengapa dirinya sangat nyaman saat bersama dengan gadis itu.

"Ada apa denganku?"ucap Jiaqi.

Saat berkecamuk dengan pemikirannya yang entah kenapa. Jiaqi akhirnya memutuskan untuk membersihkan dirinya.

Setelah selesai mandi dan berpakaian, Jiaqi hendak pergi ke dapur ingin memasak sesuatu. Namun langkah kakinya terhenti saat mendengar ponselnya berbunyi. Ia pun menghampiri dimana ponsel itu di letakkan..

"Halo." ucap Jiaqi saat ia telah mengangkatnya.

"Halo, Jiaqi apa kau sudah sampai ke apartemen mu?" tanya sang sahabat.

"Iya, aku sudah sampai." kata Jiaqi.

"Lalu mengapa kau tidak mengabari ku, hah? Apa kau sudah lupa?" terdengar suara Akbar yang terdengar kesal.

"Maaf, tidak mengabari mu."

Jiaqi merasa tidak enak karena telah membuat sahabatnya khawatir. Dia pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Mereka memang sedekat itu. Bahkan mereka sangat mirip seperti sepasang kekasih yang tak terpisahkan jika salah satunya seorang perempuan. Namun nyatanya? bukan.

Jiaqi menganggap Akbar sudah seperti kakak sendiri di dalam keluarganya. Bahkan bisa di bilang Jiaqi sangat bergantung terhadap sahabatnya itu.

Akbar juga sebaliknya, dia telah menganggap Jiaqi seperti adiknya sendiri. Dia akan sangat khawatir jika tidak mendapat kabar dari sang adik.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Episode 3

Episode Sebelumnya..

"Halo." ucap Jiaqi saat ia telah mengangkatnya.

"Halo, Jiaqi apa kau sudah sampai ke apartemen mu?" tanya sang sahabat.

"Iya, aku sudah sampai." kata Jiaqi.

"Lalu mengapa kau tidak mengabari ku, hah? Apa kau sudah lupa?" terdengar suara Akbar yang terdengar kesal.

"Maaf, tidak mengabari mu."

Jiaqi merasa tidak enak karena telah membuat sahabatnya khawatir. Dia pun meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Mereka memang sedekat itu. Bahkan mereka sangat mirip seperti sepasang kekasih yang tak terpisahkan jika salah satunya seorang perempuan. Namun nyatanya? bukan.

Jiaqi menganggap Akbar sudah seperti kakak sendiri di dalam keluarganya. Bahkan bisa di bilang Jiaqi sangat bergantung terhadap sahabatnya itu.

Akbar juga sebaliknya, dia telah menganggap Jiaqi seperti adiknya sendiri. Dia akan sangat khawatir jika tidak mendapat kabar dari sang adik.

****

Jam telah menunjukkan pukul 7 pagi dan itu menandakan bahwa Jiaqi harus berangkat kuliah, Jiaqi sengaja tidak sarapan di rumahnya karena dirinya ingin mengajak Akbar makan bersamanya.

Ketika dirinya hendak membuka pintu, Ia di kejutkan dengan adanya tubuh jangkung yang sama dengan dirinya berdiri tepat di depan pintu.

Jiaqi terlanjur kaget, ingin menjitak orang di depannya itu yang menampilkan senyuman cengengesan nya. Namun, dia urungkan karena tahu siapa orang itu.

"Akbar! Kamu tuh ya! Mengagetkan ku saja."ucap Jiaqi kesal.

Yang di hadapannya hanya cengengesan menandakan bahwa dirinya telah berhasil membuat sang sahabat terkejut.

"Hehehehe, maaf."ucap Akbar dengan wajah tak bersalah nya.

"Bar, kenapa kamu malah ada di depan apartemen ku?" tanya Jiaqi pada Akbar.

"Menjemputmu." ucap Akbar singkat.

"Menjemput Ku?" kata Jiaqi sembari menghentikan langkahnya.

"Iya menjemputmu, aku sengaja datang kemari karena ingin berangkat bersama denganmu." ucap Akbar lagi.

"Tapi kan apartemen ku dengan kampus berdekatan Bar. Ngapain pula kamu harus menjemput ku? Kan bisa bertemu di sana." ucap Jiaqi dengan menatap Akbar di sampingnya.

"Aku tahu." balas Akbar dengan pandangannya yang lurus ke depan.

"Lalu mengapa kau menjemput ku?" tanya Jiaqi lagi.

"Aku hanya tidak ingin kau berangkat kuliah sendirian dan di ganggu oleh para perempuan nakal di perjalanan, makanya aku datang ke sini menjemputmu sekaligus menjadi teman ngobrol mu." terang Akbar dengan posisi tetap menatap lurus.

Jiaqi pun yang mendengar perkataan sahabatnya itu hanya geleng-geleng kepala. Tetapi dalam hatinya ia sungguh sangat senang dengan perhatian yang di berikan oleh sahabatnya itu.

Yah Jiaqi dan Akbar sangat populer di kampusnya, banyak para wanita mengincar kedua pemuda itu dan juga tidak terhitung banyaknya yang mengungkapkan perasaan mereka.

Namun, keduanya sama sekali tidak ada yang menerima ungkapan perasaan para gadis itu. Mereka menolaknya dengan halus dan mengatakan bahwa keduanya hanya ingin berfokus pada kuliah mereka.

Karena bagi mereka, mereka tidak ingin mempermainkan atau melukai perasaan para gadis yang telah mengungkapkan perasaan kepada keduanya.

Akbar yang melihat Jiaqi terdiam tidak menanggapi perkataanya pun menepuk bahu sang sahabat yang telah Ia anggap seperti adik kandungnya itu.

"Hei, kau kenapa hanya dia saja?" tanya Akbar sembari merangkul pundak Jiaqi.

"Tidak kok, aku tidak apa apa." ucap Jiaqi.

"Apa aku mengganggu mu? Apa aku membuatmu merasa tidak nyaman? Kalau begitu tidak apa apa jika kau ingin berangkat sendiri." ucap Akbar sembari menghentikan langkahnya, sehingga Jiaqi pun ikut berhenti dan menatap Akbar yang berada di belakangnya.

Jiaqi tersenyum saat melihat wajah sahabatnya yang terlihat mengkhawatirkannya.

"Aku tidak apa apa Akbar, aku justru senang kau menjemput ku." ucap Jiaqi mencoba untuk menenangkan hati sahabatnya itu.

"Benarkah? Tapi sepertinya aku merasa bahwa kau merasa tidak nyaman saat bersama ku." ucap Akbar sembari memicingkan kedua matanya.

"Enggak kok! aku juga berniat ingin mengajakmu untuk sarapan bersama. Berhubung kau sudah menjemput ku jadi aku tidak perlu lagi memberitahumu." kata Jiaqi menerangkan.

"Oke, kalau begitu ayo kita makan bersama." ucap Akbar semangat.

"Em." ucap singkat Jiaqi lalu mengikuti langkah Akbar yang telah menjauh.

Mereka pun menuju lift dengan Akbar merangkul bahu Jiaqi saat mereka telah berdekatan. Saat lift terbuka mereka langsung keluar apartemen tempat Jiaqi tinggal.

*

*

Mereka telah sampai di kantin kampus. Mereka juga tengah memakan sarapan yang mereka ambil di sana.

"Jiaqi setelah selesai pelajaran, apa kau akan langsung pulang?" tanya Akbar dengan mulut yang penuh dengan makanan.

"Iya."

"Bisakah kau menemaniku dulu setelah pulang nanti?" ajak Akbar pada sahabatnya itu.

"Kemana?" tanya Jiaqi sembari mengernyitkan dahinya .

"Tidak tahu."

"Hah? Kamu mengajak keluar tapi tidak tau arah tujuannya?" ucap Jiaqi bingung dengan Akbar yang mengajak dirinya tapi tidak tahu tujuannya kemana.

Akbar yang melihat Jiaqi tengah kebingungan dengan kata-kata yang Ia lontarkan nya pun berucap.

"Aku hanya ingin pergi jalan jalan bersamamu Jiaqi. Aku sendirian di rumah." ucapnya.

"Mama dan papa mu kemana emang?" tanya Jiaqi.

"Mereka keluar kota." balasnya tanpa melihat ke arah Jiaqi.

"Berapa lama?"

"Tidak tahu, mereka hanya bilang akan keluar kota tapi tidak bilang kapan akan kembali. Tapi menurut ku mungkin mereka akan kembali 1 atau 2 bulan lagi." ucap Akbar dengan nada sedikit mengecil.

Jiaqi tahu bahwa yang lebih tua sedang bersedih karena di tinggal oleh kedua orang tuanya. Jiaqi juga sangat tahu bahwa orang di depannya ini sangat ingin terus bersama dengan keluarga tercinta serta dirinya.

Maka dari itu Akbar akan merasa sedih saat dirinya di tinggal oleh kedua orang tuanya ataupun dirinya. Jiaqi memegang tangan sang sahabat yang tengah menunduk.

"Hei dengarkan aku! Papa dan mama mu keluar kota juga demi kebaikanmu di masa depan dan mereka bekerja juga demi membuat mu bahagia." Ucap Jiaqi dengan mengelus lembut tangan Akbar.

"Ayo setelah pulang kuliah aku akan menemanimu kemanapun kau pergi. Karena kamu tidak sendiri Bar."sambungnya.

"Terima kasih Jiaqi." ucap Akbar sembari tersenyum kecil.

Akbar sangat bersyukur bisa mendapatkan sahabat seperti Jiaqi. Dirinya juga tidak salah telah menganggap Jiaqi sebagai adiknya sendiri. Setelah mereka selesai menyantap sarapan paginya, mereka pun segera ke kelasnya.

Saat di perjalanan menuju kelas. Banyak para gadis yang memandang keduanya. Mereka memandangi kedua pemuda tampan yang sedang menuju kelas itu tanpa berkedip.

Ketampanan keduanya itu membuat para wanita sangat menggilai mereka. Tidak hanya itu, kesopanan mereka juga yang membuat semua teman²nya menyukai dan menghargai mereka berdua.

.

.

.

...Terimakasih buat kalian semua atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. Meskipun novelku sangatlah membosankan! Sekali lagi mohon dimaafkan ya....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!