NovelToon NovelToon

Kalandra Elvano

Lahirnya Pewaris Keluarga Wijaya Generasi Ke-2

15 tahun yang lalu

Keluarga Wijaya sudah tidak sabar menunggu kehadiran dari penerus generasi Wijaya ke-2 setelah yang pertama tersemat pada suami Adin, Ardiansyah Ferdinan Wijaya. Kini anak dari Adin dan juga Ardi yang akan menjadi generasi ke-2 di lihat dari hasil USG bahwa anak pertama mereka berjenis kelamin laki-laki.

"Bagaimana nak apa kalian sudah ada rencana untuk nama anak kalian nanti?" tanya bapa Adin.

Adin mengangguk, "sudah pak, semua sudah kita siapkan, sampai baju untuk persalinan nanti juga sudah kita siapkan semua" jawab Adin.

"Allhamdulillah kalau gitu, berarti tinggal nunggu launchingnya si dede bayi aja nih" Ledek Friska.

"Iya nih" jawab Ardi.

Tak lama

"Aah" Keluh Adin.

Mendengar suara lirihan dari Adin, Friska dan keluarga yang lainnya pun melihat ke arah Adin.

"Mba kenapa?" tanya Friska.

"Aduh ko perut aku sakit banget.. Aduh tolong aku " kata Adin.

"Mba ada air di kaki mba" ucap Friska sambil bingung itu air apa.

"Ardi ayo cepat bawa Adin nak, Adin mau melahirkan nak" ucap mama Ardi dengan panik.

Ardi pun langsung mengangkat tubuh Adin dan langsung membawa kerumah sakit milik keluarga Wijaya.

"Mas sakit" lirih Adin ketika di dalam perjalanan.

"Tahan ya sayang, sebentar lagi kita sampai" jawab Ardi menenangkan.

"Dokter cepat istri saya mau melahirkan, Dok" teriak Ardi ketika sudah turun dari mobilnya dengan menggendong tubuh gembul istrinya.

Pihak rumah sakit yang memang sudah mempersiapkan semuanya segera mendorong brankar kosong kehadapan Ardi dan langsung memasukan Adin ke ruang bersalin.

"Sabar nak" ucap mama Adin kepada Ardi sambil mengusap bahu sang menantu.

"iya mah" jawab Ardi lirih.

"Tuan muda Ardi" panggil salah satu perawat dari ruangan Adin.

"Iya sus"

"Apakah anda bisa masuk ke dalam? Istri anda mencari anda"

"Baik sus" jawabnya.

"Mah, pah Ardi masuk dulu ya" pamitnya kepada kedua orang tuanya dan orang tua Adin.

"Iya nak" jawab sang mamah.

Ardi pun masuk ke dalam ruangan Adin, betapa sedihnya ketika Ardi melihat wanita kesayangannya itu kini sedang menahan rasa sakit yang akan berjuang melawan maut untuk melahirkan pewaris pertama keluarga Wijaya.

Ardi mendekat ke arah sang istri, "sabar ya sayang, kamu harus kuat demi anak kita, buah hati kita" ucap Ardi di telinga Adin sambil mengecup kening sang istri.

"Iya mas" jawab Adin sambil tersenyum.

"Semangat sayang, kamu pasti bisa" semangat Ardi lagi sambil menitikan air mata ketika melihat sang istri yang kini sedang berjuang dengan maut.

Dan tak lama kemudian....

Eaaaak....... Eaaakk.... Eaaak... Terdengar suara tangis bayi laki-laki yang sangat keras sedang menangis.

"Selamat tuan muda anak anda seorang laki-laki, tampan seperti anda" ucap dokter Sisil yang membantu persalinan Adin.

Mendengar hal itu Adin dan Ardi pun tak kuasa menahan air matanya, air mata kebahagiaan, Ardi pun tak henti-hentinya mencium wajah sang istri tercintanya itu.

"Sayang, terima kasih kamu udah mau berjuang demi melahirkan buah cinta kita" ucapnya sambil menciumi wajah sang istri.

"Iya mas"

"Sekali lagi terima kasih sayang" lagi dan lagi ucapan terima kasih dari sang suami untuk sang istri tercintanya.

"Anak anda sudah bisa di adzani, tuan" kata suster yang merawat anak dari Adin dan juga Ardi.

"Iya sus" jawabnya dan Ardi pun mengadzankan anak laki-lakinya itu.

Setelah Ardi mengadzankan anaknya itu, Ardi pun keluar dari ruang bersalin.

"Mamah, terima kasih sudah melahirkan wanita yang cantik dan hebat seperti Adin. Aku sangat bersyukur sudah bertemu dengan anakmu, mah" ucap Ardi kepada mamah Adin sambil menangis di dalam pelukan sang mertua.

"Iya nak, sama-sama" jawab mamah Adin sambil mengusap punggung sang menantunya itu.

"Selamat ya nak kamu sudah menjadi seorang ayah sekarang" lanjut mamah Adin.

"Iya mah terima kasih"

Tak lama Adin dan bayinya pun di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP yang ada di rumah sakit milik keluarga Wijaya, para keluarga dan Ardi pun mengikuti tubuh Adin yang sedang di dorong di brangkar tersebut.

Setelah sampai di ruang VVIP mereka pun duduk sambil memperhatikan cucu pertama mereka.

"Siapa nama anak mu, Ar?" tanya sang papah.

"Kalandra Elvano Prasetya Wijaya, pah"

"Nama yang bagus" ucap mamah Ardi.

"Makasih mah" jawab Ardi.

Seminggu sudah Adin di rumah sakit setelah melahirkan anaknya. Kini Adin sudah di bolehkan untuk pulang ke rumah karena memang kondisi dirinya dan kondisi sang bayi sudah baik dan sudah di perbolehkan untuk pulang.

Kini hanya Ardi yang menjemput Adin di rumah sakit, karena para keluarga yang lain sedang menyiapkan suprise untuk Adin di rumah mereka tanpa Adin ketahui.

"Mas, yang lain kemana? Ko cuma kamu yang jemput aku?" tanya Adin kepada suaminya itu.

"Mungkin mereka lagi sibuk sayang" kilah Ardi.

"Ohh" jawab Adin cuek.

***

Satu jam sudah dalam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di rumah utama keluarga Wijaya.

Tap..

Tap..

Tap..

Ceklek..

"Suprise" Teriak semua orang yang berada di dalam rumah Ardi itu.

"Welcome to baby boy Kalandra Elvano Prasetya Wijaya" Teriak Friska.

Pertemuan Kalan dan Viona

12 tahun sudah berlalu sejak kelahiran pria tampan dan rupawan itu.

Kini cucu sulung dari keluarga Wijaya, sudah mulai memasuki sekolah menengah pertama-nya di SMP SATYA, sekolah milik keluarganya dan usia yang mulai memasuki masa remaja.

Saat umur Kalan memasuki umur 2 tahun, Kalan di karuniai adik kembar perempuan sekaligus, yang bernama Tikha Eleanor Prasetya Wijaya dan Tisha Eleanora Prasetya Wijaya, setelah si kembar berumur 2 tahun, mommy Adin kembali di karuniai anak laki-laki yang di beri nama Nathan Eldhikari Prasetya Wijaya. Jadilah Kalan di usia yang di bilang sangat muda itu sudah memiliki tiga orang adik, dua adik perempuan dan satu adik laki-laki.

Kini usia adik Kalan tidak terpaut begitu jauh, usia si kembar 10 tahun yang sekarang sudah ada di bangku kelas 4 SD dan Nathan berumur 8 tahun di bangku kelas 2 SD.

"Abang udah siap?" Tanya sang daddy kepada anak sulungnya.

Panggilannya memang abang jika di rumah, jika di luar rumah panggilannya adalah kakak.

Kalan mengangguk, "sudah dad"

"Mari kita berangkat" ucap sang daddy krpada anak sulungnya.

Mulai sekarang Kalan yang akan selalu bernagkat bersama dengan sang daddy, sedangkan ketiga adiknya, sang mommy lah yang akan mengantarnya.

"Abang berangkat dulu ya mom" pamitnya kepada sang mommy.

"Hati-hati nak"

"Iya mom"

"Abang berangkat dulu ya, kalian bertiga harus saling menjaga dan hati-hati" pamitnya kepada ketiga adiknya.

"Siap bang" ucap ketiganya secara bersamaan.

...****************...

"Abang, daddy tinggal engga apa-apa?" tanya sang daddy.

Kalan mengangguk, "engga apa-apa dad, abang bisa sendiri" jawabnya.

Sang daddy tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "kalau begitu, abang daddy tinggal ya. Daddy harus ke kantor ada meeting pagi ini" jelasnya.

Kalan kembali mengangguk, "iya dad"

Kalan pun memasuki area lapangan SMP SATYA dan sang daddy pergi meninggalkan sekolah tersebut.

Kalan tetap dengan gaya coolnya berjalan melewati beberapa siswa dan siswi baru SMP satya sama seperti dirinya.

Tiga hari sudah Kalan mengikuti kegiatan masa pengenalan siswa di SMP satya, dan sudah tiga hari pula Kalan menemukan kejadian-kejadian yang tidak mengenakan.

Di hari pertama Kalan menemukan wanita yang kuat, kuat di luar namun di dalam? Ternyata dia sangat lemah.

"Saya sudah memegang nama-nama yang hari ini tidak membawa perlengkapan" ucap kakak senior SMP satya, sepertinya dia dari kelas 9 SMP.

"Oza, Delisa, Reza, Radit dan Viona"

"Untuk nama yang sudah di sebutkan tadi silahkan berdiri di depan sini" perintah ketua OSIS SMP satya.

Mereka berlima pun bangun dari duduknya dan berjalan ke arah ketua osis itu.

"Untuk kalian berlima silahkan ke luar dari ruangan ini, untuk hukuman kalian akan di berikan oleh kakak ketua pelaksana di luar"

Mereka berlima mengangguk, "baik kak" jawabnya serempak.

Kelimanya pun berjalan meninggalkan ruangan tersebut.

"Vio Vio kenapa lo bodoh banget sih, perkara topi doang ketinggalan lo harus terima hukuman ini 'kan" gerutu Viona dalam hati.

Viona salah satu calon siswi SMP satya yang terkena hukuman akibat tidak membawa topi miliknya.

Sedari rumah Viona sangat tergesa-gesa sampai dirinya lupa meninggalkan topi untuk acara hari ini.

Di tengah lapangan yang tidak begitu panas untungnya, mereka berlima di berdirikan tepat di hadapan tiang bendera.

"Baru hari pertama saja kalian sudah tidak taat dengan peraturan yang sudah di buat, bagaimana jika kalian sudah menjadi siswa dan sisi di sekolah ini!" ucap ketua pelaksana dengan tegas.

"Namanya juga lupa kak" jawab Oza.

Oza memang anak nakal, sudah terlihat jelas dari penampilannya juga bahwa dia adalah anak yang so berkuasa.

"Jangan membantah!" tegas kakak ketua pelaksana.

"Hukuman kalian sekarang adalah berdiri setengah jongkok selama 15 menit" lanjut ketua pelaksana tersebut.

"Ba..."

"Saya menolak kak" lagi dan lagi Oza menyangkal.

Keempatnya menarik nafasnya dalam-dalam dan membuangnya secara perlahan.

"Jika kamu masih membantah, hukuman kalian berlima akan saya tambah!"

"Udah jangan di bantah terus, lo mau bikin kita mati karena hukuman ini!" ketus Delis yang sudah ingin kembali ke ruangan.

"Ck" Oza hanya berdecak.

Mereka berlima pun menjalani hukumannya.

"Siapapun diantara kalian yang melakukan kesalahan akan mendapatkan hukuman" akhir dari sambutan ketua OSIS SMP satya.

Acara demi acara pun di mulai, para pemateri dalam masa pengenalan siswa pun silih berganti.

"Kak izin ke toilet" ucap Kalan kepada salah satu kakak panitia.

"10 menit" ucap kakak panitia yang di mintai izin oleh Kalan. Kalan mengangguk kemudian berjalan menuju toilet.

Kalan mengerutkan keningnya ketika melihat ada salah satu siswi yang sedang di hukum berlari menuju toilet, "kenapa?" tanyanya pada diri sendiri.

Kalan tetap berjalan menuju toilet laki-laki.

"Akhirnya adem juga" ucap Kalan ketika keluar dari toilet.

Brugh...

"Apa tuh?" tanya Kalan ketika mendengar suara seperti benda jatuh.

Kalan melihat ke arah toilet perempuan, melihat kanan kiri takut ada orang yang melihat, "permisi" ucapnya ketika akan masuk ke dalam toilet perempuan.

"Apa ada orang di dalam?" tanya Kalan lagi. Kalan mendekatkan daun telinganya kepada pintu.

Terdengar suara lirihan minta tolong dari dalam toilet.

Mendengar itu, Kalan langsung mendobrak pintu toilet tersebut.

Brak.... Pintu toilet terbuka.

"To... long" lirih wanita yang ada di dalam toilet.

Dengan bodohnya Kalan bertanya, "lo kenapa?"

"To... long"

"Hidung lo mimisan" lanjutnya dan Kalan pun langsung mengangkat tubuh perempuan itu.

"Sialan!" umpat seorang Kalan.

"Tolong bawa gadis ini ke rumah sakit, dan rawat dia!" perintah Kalan kepada anak buahnya.

Selama ini Kalan memang tahu bahwa dirinya selalu di jaga oleh para anak buah daddynya, tetapi Kalan tetap diam, menurut Kalan biarkan saja mereka mengikutinya selagi itu tidak mengganggunya, siapa tahu nanti Kalan akan butuh mereka.

Dan benar saja bukan? pada kesempatan kali ini, Kalan benar-benar membutuhkan para anak buah daddynya untuk membawa gadis ini ke rumah sakit, agar tertolong.

"Baik tuan muda" ucap patuh para pengawal tuan Ardi Wijaya.

"Aku akan kembali masuk, kalian cepatlah" perintahnya dan kembali diangguki oleh anak buah sang daddy.

Setelah kepergian sang anak buah, Kalan kembali ke ruangan yang dimana kini sudah di pastikan akan banyak drama di mulai karena dirinya sudah telat dari waktu yang sudah di tentukan.

Kalan tetap dengan jalan santainya, Kalan tidak takut akan hukuman apapun yang di berikan, menurut Kalan menolong orang itu lebih berarti dari pada harus takut dengan hukuman yang akan di limpahkan kepadanya.

"Nah ini dia nih siswa yang izinnya ke toilet sebentar, tapi malah lama banget ke toiletnya" ucap kakak panitia yang tadi di mintai izin oleh Kalan.

"Kenapa kamu lama sekali hah? Kamu sudah lebih dari 10 menit" ucap kakak panitia satunya lagi.

Kalan menarik nafasnya panjang, "lebih baik lebih dari 10 menit untuk menolong orang yang sakit karena hukuman yang kalian berikan kepada kami dari pada harus mengikuti perintah yang kalian lakukan yang dapat membahayakan nyawa kami!" tegas Kalan dengan sorot mata yang tajam.

Kalan Berada Dalam Masalah

"Maksud lo apa?" tanya sarkas kakak panitia.

Kakak panitia sekarang yang sedang bertanya-tanya kepada Kalan adalah kakak panitia laki-laki.

Mendengar pertanyaan dari sang kakak panitia, Kalan melihat ke arahannya dengan tatapan yang tajam, "apa pantas anda berkata seperti itu kepada saya? Saya yang notabennya adalah adik kelas anda yang selalu mencontoh kakak kelasnya dengan baik? Apa anda tidak berfikir bahwa kata 'Lo' itu sangat tidak pantas di dengar untuk kami?" tegas Kalan dengan sorot mata yang tetap tajam.

Varo, ya kakak panitia yang sedang beradu argumen dengan Kalan saat ini adalah Varo, ketua OSIS SMP satya.

Varo mengepalkan tangannya, "engga usah lo ajarin gue! Lo benar-benar adik kelas yang kurang ajar, engga tau sama sopan santun terhadap kakak kelas!" tegas Varo kepada Kalan.

"Eh eh ada apa ini" ucap Tania menengahi.

"Kalau mau ribut jangan disini woy malu, noh banyak yang liatin!" lanjut Tania.

"Saya engga peduli, biar mereka pada tau bahwa ketua OSIS yang seperti ini tidak pantas dikatakan sebagai ketua OSIS dan tidak perlu di jadikan panutan oleh adik kelasnya!" tegas Kalan.

Tahu bukan bagaimana tegasnya Kalan sebagai seorang pria? Sama seperti sangat daddy yang sangat tegas dan tidak takut akan ancaman.

Para calon siswa dan siswi baru kembali di buat fokus oleh ketua pelaksana acara yang sedang berlangsung.

"Lo ikut gue ke ruang OSIS sekarang!" tegas Varo kepada Kalan.

Kalan mengangguk, "baik" jawabnya dan mengikuti Varo untuk ke ruang OSIS.

"Duh gawat nih, kalau Varo udah bawa orang ke ruang OSIS tandanya Varo beneran marah" celetuk Syifa kepada Tania.

Tania menghembuskan nafasnya kasar, "gue ke ruang OSIS dulu" pamitnya kepada Syifa dan juga Dasya.

Dasya dan Syifa mengangguk secara bersamaan, "elo si Fa, kenapa sih harus bilang ke Varo kalau anak baru itu kelamaan di toiletnya" ucap Dasya kepada Sifa.

"Salah gue dimana Dasya? Gue kan ikutin peraturan yang ada disini" jawab Syifa.

"Ya dari pada begini jadinya, Fa"

"Gue kan engga tau kalau bakal kayak gini Dasya"

"Ih pokoknya sebel sama Syifa" lanjut Dasya.

"Ih Dasya suka engga jelas deh" ucap Syifa.

"Permisi kak saya mau izin ke toilet" izin kmbali terlontar dari anak baru SMP satya.

"Silahkan ade" ucap Syifa.

"Jangan lama-lama ya de" timpal Dasya.

Pria itu mengangguk dan tetap melanjutkan perjalanannya.

"Sya Sya" panggil Syifa.

"Hem?"

"Yang tadi ganteng tau"

Dasya melihat ke arah Syifa dan menaikan satu alisnya, "lo, suka sama berondong Fa? Inget Fa kita masih SMP udah cinta-cintaan aja lo!" ketus Dasya.

"Dari pada friendzone" celetuk Syifa yang membuat Dasya melototkan matanya.

"Gue cekek baru tau lo" ucap Dasya membuat Syifa bergidik ngerih melihat itu.

...****************...

"Apa ada yang bisa di hubungi keluarganya?" tanya dokter yang menangani wanita yang dibawa oleh pengawal Kalan.

"Tidak ada dok" jawabnya cepat.

"Ini penyakit yang sangat serius, sepertinya pasien ini sudah mengetahui tentang penyakitnya, namun di biarkan begitu saja"

Dengan sigap pengawal tersebut mengangguk-anggukan kepalanya, "kami hanya di perintahkan oleh tuan muda Kalan untuk membawanya kemari dok, pasien tersebut sudah dalam keadaan pingsan saat tuan muda Kalan menggendongnya" jelas sang pengawal.

Dokter pun menganggukkan kepalanya, "baik saya mengerti"

Terdengar dari saluran earpiece laporan dari anak buah yang tersisa di SMP SATYA bahwa kini tuan mudanya sedang dalam masalah. Pengawal tersebut pun langsung berpamitan kepada sang dokter.

"Dok maaf kami harus kembali ke sekolah, karena ada masalah serius" ucap pengawal tersebut.

"Tolong jaga pasien tersebut, karena ini adalah perintah langsung dari tuan muda" lanjutnya sebelum meninggalkan SATYA MEDICA.

"Baik" jawabnya dengan menganggukkan kepalanya.

Para pengawal pun bergegas agar segera sampai di tempat.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!