"Nay please lah bantuin aku ya"rengek Reva
"gak mau" sahut Naya tegas
"lagian lo aneh deh, itu kan tugas lo buat wawancarai CEO Anderson Company kok malah nyuruh Naya sih" sahut Naura
"ya ampun Naura lo gak ngerasain sih jadi gue, kalian mah enak gak perlu ngikutin pelajaran tambahan dari pak Hendry" ucap Reva
"makanya jangan sering bolos lo" ucap Naura
"udah ah diam deh lo Naura, lagian gue gak ngomong sama lo" ucap Reva kesel
"Naya sahabat gue yang paling baik mau ya, bantuin gue nyelesain tugasnya pak Hendry"rengek Reva
"keputusan aku tetap bulat, gak mau" ucap Naya tegas dan beranjak keluar kelas
"hutang lo lunas semua plus gue tambahin uang buat lo 2 juta won" teriak Reva yang membuat Naya langsung berbalik badan.
"oke aku setuju, mana pertanyaannya" tanya Naya sambil nyengir
"nih, selesai semua ya, Hati-hati katanya CEO di sana galak" ucap Reva
"lo serius Nay?" tanya Naura
"demi uang aku mau" ucap Naya semangat
"soalnya aku capek di marahin terus kalau gak bawa pulang uang, ntar pasti aku di ancam bakal di jual ke om-om" ucap Naya sedih
"ya udah aku pergi dulu ya" ucap Naya yang berlari pergi
"kasian gue sama Naya, udah tantenya jahat, omnya licik, sepupunya pun sialan" ucap Naura
"satu keluarga mata duitan semua, yang jadi korban Naya" ucap Reva lesu
Naya pun pergi ke Anderson Company dengan menggunakan taksi, setelah kurang lebih 20 menit perjalanan akhirnya Naya sampai di depan Anderson Company.
Naya langsung masuk ke dalam dan bertemu dengan resepsionis.
"permisi mbak saya mahasiswi dari Seoul National University ingin bertemu dengan CEO di perusahaan ini" ucap Naya sopan
"mohon maaf sebelumnya, apakah anda sudah ada janji dengan pak Anderson?" tanya resepsionis tersebut
"sudah dari dosen saya pak Hendry Lee"jawab Naya
"kalau begitu tunggu sebentar ya" ucap resepsionis tersebut sambil menekan telpon kantor yang di depan mejanya.
"halo pak Kim, ada mahasiswi dari Seoul National University yang ingin bertemu dengan pak Anderson" ucap resepsionis tersebut di telpon kantor
"baik pak, terimakasih" sahut resepsionis itu lagi setelah mendengar jawaban dari orang yang iya telpon.
"silahkan kamu naik saja ke lantai 18 dan di situ kamu akan langsung bertemu dengan ruang CEO" ucap resepsionis itu
"terimakasih mbak" ucap Naya tersenyum dan pergi menuju lift
beberapa saat kemudian Naya pun sampai ke lantai 18 di gedung tersebut, dia langsung menuju ke ruang CEO, sesampainya dia di ruang CEO, dia langsung mengetuk pintunya.
tok..tok..tok
"permisi" ucap Naya sambil mengetuk pintu
"masuk" ucap seseorang dari dalam
saat Naya masuk ia sangat kaget melihat ada tiga pria tampan di dalam ruangan tersebut, dia sangat bingung memikirkan yang mana pak Anderson
"permisi saya mahasiswi dari Seoul National University datang ke sini ingin mewawancarai pak Anderson" ucap Naya yang sebenarnya gugup tapi ia mencoba minimalisir semua.
"silahkan duduk nona" ucap salah satu pria tersebut yang Naya sendiri belum tau namanya siapa.
"Donny kau membuat gadis kecil ini ketakutan" ucap pria lainnya
"hey gadis manis duduklah, perkenalkan nama saya Johnny Suh" ucap seseorang pria yang bernama Johnny Suh
"saya Donny Kim dan ini adalah orang yang akan kamu wawancarai" ucap Dony
"Hai pak Suh, pak Kim dan pak Anderson"sapa Naya sambil sedikit menundukkan kepala
"kenapa foto dan aslinya berbeda, apakah kamu penggila filter saat foto"ucap Jay tiba-tiba sambil melihat biodata yang telah di kirimkan eh pak Hendry kepada Jay.
Johnny yang mendengar hal tersebut tertawa
"hahahahaha kau terlalu kejam Jay" ucap Johnny
"mo..mohon maaf sebelumnya ta...tapi sebenarnya itu bukan saya" ucap Naya gugup yang membuat ketiga pria itu bingung
"jadi begini pak, saya mengantikan teman saya untuk mewawancarai pak Anderson, karena teman saya sakit" ucap Naya cepat berusaha menjelaskan
"saya gak punya waktu dengan semua ini" ucap Jay yang menutup map yang berisi biodata reva dan melemparkannya ke atas meja
"bilang kepada Hendry bahwa tidak ada mahasiswinya yang datang ke sini" ucap Jay yang membuat Naya langsung melotot
"pak,,pak,, pak saya mohon jangan pak, tolong kasih saya kesempatan untuk melakukan wawancara ini pak, saya mohon" ucap Naya yang berlari kearah Jay Anderson dan memegang tangannya.
johnny dan Dony yang melihat hal tersebut langsung melotot, karena sebelumnya tidak ada yang berani menyentuh Jay Anderson sedikitpun.
Naya yang sadar akan tatapan tajam Jay Anderson langsung menarik tangannya kembali
"suruh teman kamu kesini kalau dia sudah sembuh" ucap Jay
"aduh pak, sebenarnya bu..bukan begitu, eummm pak saya mohon biarkan saya yang mewawancarai pak Anderson" ucap Naya memohon
"telpon Hendry sekarang" perintah Jay pada Dony
"eh pak, pak jangan begitu dong, saya terpaksa melakukan ini untuk melunasi hutang saya sama teman saya ini, dan dia juga akan memberikan saya uang sebanyak 2 juta won" ucap Naya panjang lebar yang membuat Johnny tersenyum
"saya sangat memerlukan uang itu pak, untuk memberikannya kepada om dan tante saya, kalau saya tidak memberikan mereka uang saya akan di jual ke om-om, masa bapak tega sih melihat anak kecil seperti saya dijual ke om-om hidung belang di luar sana" sambung Naya lagi panjang lebar dengan raut wajah memelas
"kau ini memang kucing kecil yang banyak bicara" ucap Johnny yang memegang kepala Naya
"dia hanya bocah Johnny, cari wanita dewasa jika kau ingin bermain" ucap Donny
"enak saja saya bukan kucing, saya manusia, dan pak Kim saya ini emang masih kecil tapi saya bukan bocah" ucap Naya
mendengar ocehan Naya membuat Jay diam sejenak.
"baiklah saya mau kamu wawancarai tapi ada syaratnya" ucap Jay
"syaratnya apa pak?" tanya Naya
"saya kasih waktu 15 menit untuk mewawancarai saya" ucap Jay yang tak menjawab pertanyaan dari Naya
"tapi pak persyaratannya apa?" tanya Naya lagi
"kamu tinggal bilang saja mau atau tidak mewawancarai saya tapi dengan satu syarat" ucap Jay dingin
"ya kan saya perlu tau juga pak apa syaratnya, nanti kalau bapak kasih syarat yang aneh-aneh gimana saya kan harus mikir dulu" ucap Naya
"keluar" ucap Jay dengan tatapan tajam
"ih bapak, saya mau saya mau" ucap Naya buru-buru dan duduk di kursi yang ada di depan mejanya Jay Anderson
"aduh dingin amat ini orang kayak kulkas 10 pintu, eh engga deh lebih pantasnya kayak beruang kutub" ucap Naya pelan namun masih bisa di dengan oleh ke tiga pria tersebut.
"saya tidak tuli" ucap Anderson
"hah, ki..kita mulai wawancaranya ya pak Anderson" ucap Naya mengalihkan topik pembicaraan
"mohon maaf sebelumnya buat dua bapak-bapak tua ini sebaiknya keluar sebentar, untuk membuat saya dan pak Anderson tentunya lebih fokus" ucap Naya yang membuat Jay harus menahan tawanya
"hey kucing kecil aku masih muda, jika kau menganggap ku sudah tua, maka kau harus melihat aksi servis ku yang begitu luar biasa" ucap Johnny dengan senyum nakal
"baik lah pak nanti saya akan melihat servis bapak, dan tolong ajarkan saya juga nanti bagaimana menjadi tukang servis yang baik dan benar" ucap Naya yang tak tau servis apa yang di maksud oleh Johnny dan membuat ketiga pria tersebut salah tingkah
"kita keluar sekarang, silahkan lanjutkan nona" ucap Dony yang menarik Johnny keluar
"eheeummm, silahkan mulai sekarang" ucap Jay yang menetralkan suasana.
Naya pun memulai wawancaranya dengan menanyakan beberapa pertanyaan yang sudah di siapkan oleh pak Hendry.
setelah 15 menit tepat Naya pun selesai mewawancarai Jay Anderson
"terimakasih pak Anderson" ucap Naya
"jangan lupa perjanjiannya" ucap Jay
"apa ya pak syaratnya" tanya Naya lagi
"besok Donny akan menghubungi mu, dan besok akan saya kasih tau" ucap Jay
"jika kau membohongiku atau mencoba kabur, kamu taukan apa yang akan saya lakukan" ucap Jay dengan nada mengancam
"ba..baik pak, saya permisi dulu" ucap Naya gugup dan pergi dari ruang tersebut
setelah Naya keluar Johnny fan Dony pun masuk lagi kedalam ruangan Jay
"wah gadis itu benar-benar menarik" ucap Johnny
"cari wanita lain Johnny dan jangan mendekati gadis itu" ucap Jay yang membuat Johnny dan Dony terkejut
"wah apakah ini cinta pada pandangan pertama, kau jatuh hati padanya Jay" ucap Johnny dengan nada mengejek
"sebaiknya kau kembali ke perusahaan mu, dan kau Donny carikan informasi tentang gadis tadi, jika dia berbohong awas saja" ucap Jay yang melepaskan dasinya
"wah kau semakin membenarkan dugaan ku Jay, kau tertarik pada gadis itu" ucap Johnny tersenyum smirk.
Naya pun yang sudah keluar dari Anderson Company menelpon kedua sahabatnya untuk datang ke cafe tempat kerja paruh waktu Naya.
sesampainya di cafe....
Hai guys terimakasih atas dukungan kalian untuk cerita ini, terus dukung author di karya-karya menarik lainnya ya.
Jangan lupa juga ikut mampir ke cerita author yang lainnya dan cerita baru juga yang berjudul ZESHA.
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Hei guys ini cerita baru dari author, jangan lupa tambahkan ke list favorit kalian, like dan komen juga bye..bye...
...****************...
...****************...
...****************...
Naya pun yang sudah keluar dari Anderson Company menelpon kedua sahabatnya untuk datang ke cafe tempat kerja paruh waktu Naya.
Reva dan Naura pun telah sampai di cafe, mereka melihat Naya yang sedang mengelap meja.
"Nay,.." sapa reva yamg heboh sedang Naura berjalan di belakangnya
"gimana udah beres" tanya reva yang sudah duduk di salah satu meja di cafe.
"ntar" udah Naya yang pergi dan mengambil map isi wawancara tadi.
"nih, beres semua" ucap Naya yang ikut duduk dengan reva dan Naura
"wihhhh makasih" ucap reva yang memeluk Naya
"ih lepas Reva, mana uang gue" tanya Naya yang melepaskan pelukan dari Reva.
"sabar uri chingu-ya, aku transfer sekarang"sahut Reva yang membuka ponselnya dan menunjukkan ke Naya.
" sudah "sahut Reva lagi.
"Nay, mending lu keluar aja deh dari rumah tante lu" ucap Naura tiba-tiba
"hah, aku gak bisa Naura, aku harus membalas kebaikan mereka" ucap Naya
"kebaikan apanya, perasaan lu di jadiin pembantu deh di rumah itu, terus lu juga tuh yang bekerja buat mereka, jadi lu harus balas kebaikan apa lagi" sahut Reva.
"ah sudah-sudah, aku mau lanjut kerja" ucap Naya yang langsung pergi ke dapur cafe.
di Anderson Company
"pak saya sudah mengumpulkan data tentang nona itu" ucap Donny
"sudah berapa kali saya bilang Donny, kau boleh memanggil nama saya kalau kita hanya berdua" ucap Jay
"tapi ini masih di kantor pak" ucap Donny sopan
"terserah kau, baca kan datanya" perintah Jay
"nama Kanaya Aruna, umurnya : 20 dan baru saja kemarin, dia yatim piatu sejak umur 8 tahun,dia dan orang tuanya mengalami kecelakaan hebat yang membuat ke-dua orang tuanya meninggal, karena kecelakaan itu membuat dia trauma dengan suara hantaman keras. sekarang dia tinggal bersama tantenya yang memperlakukan dia seperti pembantu, dia bekerja di cafe soul dan setiap gajian uangnya akan di ambil oleh tante dan omnya"ucap Donny yang membaca data tentang Naya
"menurut informasi yang saya dapatkan nona Naya memang sering mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga tantenya, seperti pernah hampir dilecehkan oleh omnya, di kurung di gudang kalau tidak memberikan uang untuk tantenya dan mereka juga tidak akan segan-segan memukul nona Naya jika tidak menuruti perintah dari mereka"sambung Donny lagi.
Jay yang mendengar itupun terdiam
"oh ya bagaimana bisa dia kuliah di fakultas yang sangat terkenal itu" tanya Jay
"itu karena kerja kerasnya dalam belajar" jawab Donny
"Donny urus pertemuan saya dengan gadis itu" ucap Jay
"baik Pak" ucap Donny sopan
"eumm..maaf Pak apa benar apa kata pak Johnny kalau anda menyukai gadis itu" tanya Donny sambil menundukkan sedikit kepalanya
"ini kantor jadi kamu tidak berhak bertanya tentang kehidupan pribadi saya" ucap Jay tegas dan melanjutkan pekerjaannya
malam pun tiba Naya telah selesai melakukan pekerjaannya di cafe dan ia pun pulang. saat sampai rumah ia pun langsung menyerahkan sebagian uang yang ia dapatkan hari ke tantenya.
"kok cuma segini" tanya tante Jessi
"Naya balum gajian tan, itu saja uang di kasih teman karena mau bantuin dia" ucap Naya menundukkan kepalanya
"saya gak peduli, makanya kamu cari kerja yang bisa menghasilkan uang banyak" bentak tante Jessi
"marahin mah, tadi di kampus dia juga marahin aku di depan banyak orang" fitnah Alena yang duduk di meja makan bersama ayahnya
"kurang ajar kamu berani sekali kamu memarahi anak saya satu-satunya" bentak tante Jessi sambil menjambak rambut Naya
"tidak tante semua tidak benar, aku tidak melakukan itu" ucap Naya menangis
"Alena bahkan hari ini kamu tidak masuk kuliah, kita tidak bertemu hari ini" ucap Naya
"bohong mah, orang aku tadi masuk kuliah kok, kamu marahin aku cuma gara-gara aku nanya masalah tugas" fitnah Alena lagi sambil tersenyum sinis
"kurang ajar kamu" ucap tante Jessi yang menjambak dan mendorong Naya
"pah, kamu jual saja dia ke teman-teman mu dengan harga mahal" perintah tante Jessi pada suaminya om Eric.
om Eric pun bangun dan mendekati Naya dengan tersenyum genit
"baiklah ma, saya akan menjual anak ini dengan harga yang mahal" ucap om Eric yang ingin memegangi tangan Naya
"ayok ikut saya"ucap om Eric yang memaksa Naya
"gak mau" teriak Naya yang menendang om Eric dan lari keluar rumah
"kurang ajar kamu" ucap om Eric yang kesakitan
"ya ampun pah, sama gadis kecil aja kalah, kejar dia" ucap tante Jessi
om Eric pun mengambil ponselnya menelpon seseorang
"cepet tangkap keponakan saya" ucap om Eric pada ponselnya dan kemudian langsung mematikannya kembali.
Naya terus berlari dengan penampilan ya acak-acakan, dia menangis ketakutan. ia di kejar oleh omnya sendiri dan beberapa anak buah dari omnya.
Naya terus berlari sampai kejalan raya, sampai Donny yang sedang menyetir pun melihat Naya yang di kejar
"pak, bukan kah itu nona Naya?" ucap Donny yang memelankan mobilnya
"dia dikejar oleh om nya pak" ucap Donny lagi
"itu bukan urusan kita Don, terus jalan saya mau istirahat" ucap Jay
"maaf ini di luar kantor, jadi aku tidak akan mendengar kata-kata kau Jay" ucap Donny lancang
"Donny kau, berani sekali.." ucap Jay yang kesel
Naya yang berlari pun melihat ke dalam mobil yang berjalan mengikutinya
"pak Kim" ucap Naya
"nona masuklah, cepat" ajak pak Kim
Naya pun langsung membuka pintu belakang dan duduk di samping Jay, dia benar-benar ngos-ngosan, rambutnya sangat berantakan dan tubuhnya dipenuhi keringat. Naya terus melihat kebelakang melalui kaca mobil, ia ingin memastikan apakah omnya masih mengejar dia.
"pak Kim terimakasih" ucap Naya dengan matanya yang sembab dan tanpa peduli ada pak Jay di samping nya
"kau harusnya berterimakasih kepada ku, bukan sama dia" ucap Jay yang melipat kedua tangannya di dada.
"eh pa..pak Anderson, terimakasih pak sudah menolong saya" ucap Naya gugup
"eum" jawab Jay hanya dengan deheman yang membuat Donny tersenyum melihat tingkah bos sekaligus sahabatnya.
"eumm pak Kim boleh tolong antar kan saya ke taman?" tanya Naya
"tolong tanya pada pak Jay nona" sahut Danny
"pa..pak Anderson bo..boleh kah pak Kim mengantar saya ke taman?" tanya Naya gugup
"kenapa kau jadi gagap saat berbicara dengan ku?tanya Jay dengan nada dingin
" bu..bukan begitu pa..pak, sa..say..."ucap Naya masih gugup dan langsung di sela oleh Jay
"antar kan dia ke taman,saya gak mau mendengar orang gagap ngomong" sahut Jay
Naya meminta ke taman karena dia telah mengabari teman-temannya tentang kejadian tadi. Naura dan Reva pun sudah menunggu Naya dengan raut wajah khawatir
"Naya..."teriak Reva yang langsung memeluk Naya yang baru turun dari mobil
"kamu gak apa-apakan" sambung Reva lagi, dengan raut wajah yang sangat khawatir
"Nay mau sampai kapan lo mau diginiin" ucap Naura yang sudah emosi
"Naura udah kasian Naya, dia pasti masih drop" ucap Reva yang melihat Naya yang sangat berantakan
"tapi ini udah berulang Va, pokoknya gue bakal minta papa gue buat nangkap om lo yang sialan itu" sahut Naura yang emosi
"Naura, Naura please jangan, kasian tante Jessi sama Alena" ucap Naya
"lo kasian sama mereka, mereka kasian gak sama lo" bentak Naura yang membuat Naya mengeluarkan air matanya
"Nau udah" ucap Reva yang menenangkan Naura
"lo hampir di perkosa setiap hari, di siksa, di jadiin pembantu, dan mau dijual, masih kasian lo sama mereka?, mereka aja gak kasian sama lo Nay" bentak Naura yang masih kesel
"Naura udah, sekarang biar Naya ikut aku aja ke rumah, dan kamu mending tenangin diri dulu deh, baru besok ketemu Naya lagi" ucap Reva pada Naura
dan Naura pun pergi dengan kesal meninggalkan Naya dan Reva. Jay dan Donny yang masih berada di situ hanya bengong melihat perdebatan antara tiga sahabat ini
"Nay kita balik ya" ucap Reva pada Naya dam di anggukin oleh Naya yang masih menangis
"tuan terimakasih telah membantu sahabat saya" ucap Reva tersenyum manis
"iya nona, kalau begitu kami permisi dulu" ucap Donny sedangkan Jay hanya menatap Naya.
...****************...
...****************...
...****************...
Hei guys ini cerita baru dari author, jangan lupa tambahkan ke list favorit kalian, like dan komen juga bye..bye...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
"iya nona, kalau begitu kami permisi dulu" ucap Donny sedangkan Jay hanya menatap Naya.
Reva pun membawa Naya ke rumah nya, sesampai di rumahnya mama Reva dan papa Reva menyambut Naya dengan kasih sayang
orang tua Reva juga merupakan salah satu pengusaha yang amat di kenal, mereka sangat baik dengan Naya, apa lagi setelah mengetahui latarbelakang kehidupan Naya yang di ceritakan oleh Reva.
"uri Naya-ya" ucap mama Reva yang bernama Mina Qianzy dan memeluk Naya
"mah bawa Naya ke dalam" ucap papa Reva yang bernama Rio Qianzy
"ayok nak masuk" ucap nyonya Qianzy sambil membawa Naya masuk ke dalam rumahnya
"Nay, kamu masuk aja ke kamar aku dan bersih-bersih dulu gih, habis itu kamu makan" ucap Reva sambil tersenyum dan di anggukin oleh ke-dua orang Reva
"makasih ya tante Mina, om Rio, makasih juga Va" ucap Naya dengan raut wajah sedih
"iya mandi ya Naya" sambung tante Mina
Naya pun pergi menuju kamar Reva yang sudah pernah ia inapi. sedangkan Reva dan orang tuanya duduk di sofa, Reva menceritakan semuanya yang terjadi kepada Naya pada orang tuanya yang membuat orang tuanya sedih mendengar nya
"kasian anak itu pah, rasa balas budinya begitu besar sehingga dia selalu bisa menerima perlakuan buruk dari tantenya" ucap nyonya Qianzy
"apa Naya tidak mau tinggal di sini saja va?" tanya tuan Rio pada anaknya
"setelah kejadian ini Reva gak tau pah, tapi sebelumnya Reva sama Naura sudah sering minta Naya buat pindah rumah saja, tapi dia gak mau karena ingin membalas kebaikan tantenya" ucap Reva
"Naura aja tadi emosi sampai ingin melaporkan tante dan om Naya ke papa Naura, namun Naya melarang Naura, sampai Naura tadi marah sama Naya" jelas Reva
beberapa menit kemudian Naya turun kebawa untuk bertemu dengan Reva dan orang tua Reva, Naya mendapatkan perlakuan yang begitu baik dari keluarga Reva yang membuat dia merasa iri.
pagi pun tiba Naya dan Reva berangkat ke kampus bareng. di kampus Naura masih kecewa dengan Naya karena masih membela tante dan om nya.
sampai Alena dan teman-temannya datang dan menganggu Naya di situ lah Naura tak tinggal diam.
"eh kalian tau gak sih, di kampus kita akan ada j****g" ucap Alena pada teman-temannya
"omo..omo.. iya kah siapa ya?" ucap Jenny dengan tertawa mengejek dan melihat ke arah Naya yang duduk di bangkunya
"tuh pembantu gue, kayaknya mau jadi j****g sih, atau emang udah jadi ya hahahaha" ujar Alena dan tertawa
"emang gaji dari keluarga kamu gak cukup ya Na" ejek Geby
"hahahaha j****g" ucap Flora yang sukses memancing emosi Naura
brakkkk suara gebrakan meja yang dilakukan oleh Naura
"yakk, kalian gila?, kalian begitu senang dengan menghina orang lain"bentak Naura pada Alena
"lo gak usah ikut campur,ini urusan gue sama pembantu j****g ini" ucap Alena yang membuat Naura semakin emosi
"mana pembantu j****g?, hah, lo sama orang tua lo sama aja tau gak cuma beban bagi Naya, bapak lo si pemabuk sialan dan ibu lo si penggila harta bajingan yang hanya bisa memaafkan Naya " bentak Naura yang mendorong Alena dan berusaha di pisahkan oleh Naya dan Reva
"diam lo ya, keluarga gue orang kaya, makanya mau mungut dia, dan lo lihat aja ya gue bakal bilang sama mama dan papa gue biar lo di hukum" ucap Alena yang menunjuk kearah Naya kemudian langsung pergi dan diikuti oleh teman-temannya.
"sana ngadu, sialan" ucap Naura yang marah
"Naura udah ini di kampus" ucap Naya
"tapi lo di hina sama dia Nay" ucap Naura dengan suara yang sedikit keras
"Naura udah" ucap Reva yang menenangkan Naura.
tiba-tiba ponsel Naya berbunyi
"annyeong haseyo" ucap Naya
"hah, apa, tapi saya masih di kampus" ucap Naya lagi
"ba..baiklah" ucapnya lagi setelah mendengar orang yang menelponnya
"Naura makasih udah mau belain aku, tapi aku harus pergi sekarang atau masa kuliah ku selesai hari ini" ucap Naya yang membuat Reva dan Naura bingung
"maksudnya apa sih Nay" ucap Reva
"nanti aku jelasin, aku pergi dulu, tolong bilang aku izin hari ini" ucap Naya yang langsung pergi.
Naya pun sampai di restoran mewah, dia langsung di sambut oleh pelanggan restoran dan dibawa ke meja yang sudah ada dua pria di sana, satu pria duduk dan satu lagi berdiri.
"hai pak Kim"sapa Naya
"silahkan duduk nona "ucap Donny
"ha..i..hai pak Anderson" sapa Naya yang grogi
"kenapa kau selalu gagap saat berbicara dengan saya" ujar Jay dengan ekspresi datar
"sa..saya.." ucap Naya yang di sela oleh Jay
"hari ini kita akan membahas syarat yang kemarin" ucap Jay yang memotong perkataan Naya dan membuat Naya kesel
"nih orang ya, ganteng-ganteng kayak beruang kutub, suka banget nyela orang ngomong" ucap Naya pelan dan masih bisa di dengar oleh Donny
"tuan Anderson bukan beruang kutub nona" ucap Donny tegas yang membuat Naya terkejut
"beruang kutub?, kamu mengatai saya?" tanya Jay yang memicingkan matanya dan Donny pun menahan senyumnya.
"ti..ti..tida.."sahut Naya dan di sela lagi oleh Jay
"Donny kasih map nya dan suruh dia membacanya dengan baik" ucap Jay dengan tatapan dingin
"ini nona mohon di baca" ucap Donny dan menyerahkan sebuah map kepada Naya
Naya pun membuka mao tersebut dan membacanya secara perlahan dan teliti.
SURAT KONTRAK KERJA ( SURAT PERJANJIAN UNTUK MEMENUHI SYARAT UNTUK MENUTUPI KEBENARAN )
SAUDARI NAYA ARUNA BEKERJA PENUH WAKTU PADA SAUDARA JAY ANDERSON.
SAUDARA NAYA ARUNA BEKERJA TANPA PAKSAAN DAN MELAKUKAN SEMUANYA ATAS KEMAUAN SENDIRI.
BEKERJA DI MANSION SAUDARA JAY ANDERSON DARI PULANG KULIAH SAMPAI SEPANJANG HARI, DALAM ARTI AKAN TINGGAL DI MANSION JUGA.
TIDAK BOLEH MEMBANTAH KATA DARI SAUDARA JAY ANDERSON.
TIDAK BOLEH BEKERJA DI TEMPAT LAIN.
MENYIAPKAN SEMUA KEPERLUAN SAUDARA JAY ANDERSON, DARI PAKAIAN, MAKAN DAN KEPERLUAN LAIN.
7 PULANG KULIAH HARUS LANGSUNG KE MANSION, DILARANG KERAS PULANG TERLAMBAT.
SELAMA BEKERJA PADA SAUDARA JAY ANDERSON, SAUDARI NAYA ARUNA TIDAK DI PERBOLEHKAN MEMILIKI HUBUNGAN SPESIAL DENGAN LAKI-LAKI LAIN, AGAR FOKUS BEKERJA.
SAUDARI NAYA ARUNA AKAN BEKERJA PADA SAUDARA JAY ANDERSON SAMPAI WAKTU YANG DI TENTUKAN OLEH SAUDARA JAY ANDERSON.
SAUDARI NAYA ARUNA AKAN BEKERJA SELAMANYA PADA SAUDARA ANDERSON, ITULAH WAKTU YANG DI TENTUKAN.
SAUDARI NAYA ARUNA DILARANG MEMBANTAH KATA SAUDARA JAY ANDERSON.
SAUDARI NAYA ARUNA AKAN DI GAJI SEBESAR 10 JUTA WON PERBULAN.
SAUDARI NAYA ARUNA JUGA HARUS MELAKSANAKAN SEMUA ATURAN YANG SUDAH DI BUAT SAUDARA ANDERSON.
14.JIKA MELANGGAR ATURAN ATAU MEMBANTAH KATA DARI SAUDARA JAY ANDERSON AKAN DI POTONG GAJI SEBESAR 5 JUTA WON.
DAN JIKA SAUDARI NAYA ARUNA MEMBATALKAN KONTRAK SEBELAH PIHAK SECARA TIBA-TIBA, MAKA AKAN DIKENAKAN DENDA SEBESAR 500 JUTA WON
SURAT PERJANJIAN INI TIDAK BISA DI TOLAK ATAUPUN DI BANTAH
setelah membaca isi surat tersebut sangat membuat Naya terkejut.
"hah, apa-apaan ini...
...****************...
...****************...
...****************...
Hei guys ini cerita baru dari author, jangan lupa tambahkan ke list favorit kalian, like dan komen juga bye..bye...
...----------------...
...----------------...
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!